Kerangka Pemikiran KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1.5 Hubungan sunset policy dengan tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi Dari pengertian-pengertian tentang sunset policy dan kepatuhan diatas, maka dapat dilihat bahwa sunset policy berhubungan dengan tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini juga didukung oleh Siti Kurnia Rahayu 2009:342 yang menyebutkan bahwa : “Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak dari wajib pajak yang tidak patuh, maka pemerintah membuat suatu kebijakan yaitu kebijakan sunset policy. Pelaksanaan kebijakan sunset policy berdasarkan undang-undang memberikan motivasi dan kesadaran dari wajib pajak untuk melakukan pelaporan atas pembetulan SPT Tahunan atas penghasilannya sendiri sebelum tahun 2008. Dengan melakukan pembetulan atas pajak kurang bayarnya maka tidak akan dikenakan sanksi dan tidak dilakukan pemeriksaan. Langkah pemerintah dalam menerapkan kebijakan ini adalah sebagai salah satu bentuk tax law enforcement pelaksanaan pajak. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

2.2 Kerangka Pemikiran

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.. Adapun pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro dan Dewi Kania Sugiharti 2004:14 adalah: “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Dari pengertian diatas dapat dilihat kalau pajak bersifat memaksa dengan tanpa mendapat timbal balik secara langsung tapi timbal balik pajak dapat dirasakan dengan adanya pembangunan yang dibiayai dari pembayaran pajak tersebut. Karena pajak merupakan penerimaan terbesar untuk negara dan merupakan salah satu sumber yang diutamakan maka dalam pelaksanaan pemungutannya dilakukan pembaharuan sistem dari Official Assesment System menjadi Self Assesment System. Dalam sistem ini pemerintah khususnya pihak Dirjen pajak memberikan kepercayaan sepenuhnya pada Wajib Pajak untuk melakusanakan kegiatan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Pengertian Self Assessment System menurut Waluyo dan Wirawan B Ilyas 2003:18 adalah : “Self Assessment System adalah pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercyaan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang harus dibayar.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Self Assessment System merupakan salah satu sistem pemungutan pajak dimana Wajib Pajak dapat menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang harus dibayar, sehingga dapat memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan pembayaran pajak. Dengan sistem tersebut maka ada kemungkinan Wajib Pajak untuk tidak patuh. Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak dari Wajib Pajak yang tidak patuh, maka DJP mengeluarkan kebijakan sunset policy. Pengertian sunset policy menurut Siti Kurnia Rahayu 2009:344 adalah : “Pemberian fasilitas penghapusan sanksi administrasi berupa bunga sebagaimana diatur dalam Pasal 37A Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.” Pengertian Wajib Pajak menurut Mardiasmo 2006:20 adalah : ”Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tersebut.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Wajib Pajak harus melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan perpajakan. Pengertian kepatuhan ditulis oleh Safri Nurmantu dan dikutip oleh Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu 2006:10 adalah : ”Kepatuhan wajib pajak yaitu kepatuhan perpajakan yang didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.” Adapun jenis-jenis kepatuhan Wajib Pajak menurut Siti Kurnia Rahayu 2009:138 adalah: ”Jenis-jenis kepatuhan adalah: 1. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang perpajakan. 2. Kepatuhan material adalah suatu keadaan diamana wajib pajak secara substantifhakikatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan yaitu sesuai isi dan jiwa Undang-undang pajak kepatuhan material juga dapat meliputi kepatuhan formal. ” Kepatuhan pajak merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan dalam pemungutan pajak dengan menggunakan Self Assesment System karena dengan adanya kepatuhan maka kewajiban perpajakan akan terlaksana dengan lancar dan akan berdampak pada optimalnya penerimaan pajak negara. Untuk membedakan hasil penelitian penulis dengan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penulis mencantumkan beberapa hasil penelitian peneliti lain yang berkaitan dengan penerapan sunset policy terhadap kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi. Tabel 2.1 Penelitian dan Referensi yang Berkaitan dengan penerapan sunset policy dalam meningkatkan kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi. No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Hubungan Sunset Policy terhadap penerimaan pajak. Fahmi, Universitas Widyatama:2009 Berdasarkan penelitian ini disarankan agar DJP untuk bekerjasama dengan instansi pemerintah, lembaga, asosiasi dan pihak lainnya dalam menghimpun data perpajakan dan untuk memberikan data kepada DJP. Ketentuan ini memungkinkan DJP Variable dependen yang diteliti sama yaitu mengenai sunset policy Variable dependen yang diteliti tidak dikaitkan dengan tingkat kepatuhan formal wajib pajak OP untuk mengetahui ketidakbenaran pemenuhan kewajiban perpajakan oleh masyarakat. 2 Pengaruh penerapan sanksi administrasi terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada kantor pelayanan pajak pratama Bandung Cicadas Risnawati, Universitas Komputer Indonesia:2008 Dari hasil penelitian didapat besarnya koefisien korelasi Pearson sebesar 0,610 maka hubungan ini menurut aturan kriteria guilford termasuk hubungan yang cukup dan besarnya pengaruh variabel X penerapan sanksi administrasi terhadap variabel Y tingkat kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi adalah sebesar 37,2 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain misalnya kejelasan isi peraturanUU perpajakan maupun perubahannya, Pelayanan Perpajakan, dan kesadaran Wajib Pajak untuk membayar Pajak Persamaan variabel independen yang diteliti yaitu kepatuhan wajib pajak Perbedaaannya terletak pada variable dependen peneliti terdahulu membahas kepatuhan secara luas. Tax Amnesty Policy the Framework Perspective of Sunset Policy Implementation Tax compliance only increasing after voting, when people get the opportunity to discuss prior or Persamaan ada di variabel independen yaitu sunset policy Perbedaannya adalah peneliti terdahulu menggunakan tax compliance sebagai Based on the act no. 28 of 2007 Bintoro Wardiyanto, Universitas Airlangga:2008 ballots. If overall can be understood and hold of individual or institutional actor in policy making, we predict that possibilities have successful implementation tax amnesty or sunset policy base on UU No 282007. variabel dependen Pengaruh tingkat pengetahuan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi memenuhi kewajiban perpajakan Sahrul Alam, Universitas Indonesia:2005 Hasil penelitian menununjukan terdapat hubungan positif antara tingkat pengetahuan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam memenuhi kewjiban perpajakannya. Hal ini terlihat dari nilai t hitung sebesar 14,152 yang nilainya lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,304 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Persamaannya ada di variabel dependen Perbedaannya ada di variabel independen, peneliti terdahulu mengaitkan pengetahuan fiskus dengan kepatuhan WPOP Penjelasan-penjelasan tersebut di atas dapat dituangkan dalam suatu skema kerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Analisis Penerapan Sistem Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 83 63

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

3 109 60

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Baru Atas Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.03/2002 Pada KPP Pratama Medan Belawan

1 55 84

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 61 59

Analisis Kualitas Pelayanan Pajak Dan Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur

2 38 124

Pengaruh Kebijakan Penghapusan Sanksi Adminstrasi (Sunset Policy) Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang pribadi (studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang)

0 17 1

PERANAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIAMIS

1 2 10