4 sebanyak 16 dari 20 siswa merasa tertarik dengan pembelajaran berbasis
IT. Dengan demikian, dari hasil data yang telah diperoleh dapat dikatakan
bahwa, pembelajaran dengan menggunakan modul interaktif berbasis TIK pada materi Pembisan Cahaya dengan Setrategi Inkuiri dapat
dikembangkan di SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo. Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan modul interaktif berbasis TIK pada
materi Pembisan Cahaya dengan Setrategi Inkuiri diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara lebih optimal.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk Modul Interaktif berbasis TIK Materi
Pembiasan Cahaya dengan Strategi Inkuiri? 2.
Apakah Modul Interaktif berbasis TIK Materi Pembiasan Cahaya dengan Strategi Inkuiri di SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo yang
dikembangkan efisien sebagai suatu sumber belajar? 3.
Apakah Modul Interaktif berbasis TIK Materi Pembiasan Cahaya dengan Strategi Inkuiri di SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo yang
dikembangkan efektif sebagai suatu sumber belajar?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1.
Membuat Modul Interaktif berbasis TIK Materi Pembiasan Cahaya dengan Strategi Inkuiri
2. Mengungkapkan keefisienan Modul Interaktif berbasis TIK Materi
Pembiasan Cahaya dengan Strategi Inkuiri di SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo yang dikembangkan sebagai suatu sumber belajar.
3. Mengungkap keefektifan Modul Interaktif berbasis TIK Materi
Pembiasan Cahaya dengan Strategi Inkuiri di SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo yang dikembangkan sebagai suatu sumber belajar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini
diantaranya:
1. Memberikan alternatif pemecahan masalah dalam kurangnya media
pembelajaran di SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo dalam mempelajari konsep Pembiasan Cahaya terutama pada submateri
Pembentukan Bayangan pada Lensa sehingga dapat diperoleh sifat- sifat bayangan yang terbentuk berdasarkan Hukum Snellius.
2. Menyediakan alternatifpilihan sumber belajar yang efisien bagi siswa
dalam mengembangkan pengetahuan dan pengalaman serta meningkatkan motivasi untuk terus belajar, baik secara mandiri
maupun berkelompok.
6 3.
Menyediakan alternatifpilihan sumber belajar yang dapat meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran fisika pada meteri
pembiasan cahaya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari berbagai macam perbedaan penafsiran tentang
penelitian ini maka diberikan batasan sebagai berikut:
1. Pengembangan adalah proses menerjemahkan spesifikasi desain ke
dalam suatu wujud fisik tertentu. 2.
Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan Modul Interaktif dengan berbasiskan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK serta
dengan menggunakan Strategi Inkuiri. 3.
Materi yang disajikan dalam modul ini adalah materi pembiasan cahaya terutama pada submateri pembentukan bayangan pada lensa
SMP yang disesuaikan dengan standar isi dari BSNP dan alur penyajian disesuaikan dengan strategi Inkuiri terbimbing.
4. Program yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Office
Power Point 2007, Macromedia Flash 8, Photoshop CS4, Pinnacle
Studio 12, Format Factory, dan iSpring Pro.
5. Keefektifan dan keefisienan Modul Interaktif Materi Pembiasan
Cahaya dengan Strategi Inkuiri yang dibuat dapat dilihat dari hasil tes dan kuisioner.
6. Uji keefisienan mencakup uji kemenarikan, uji kemudahan, dan uji
kemanfaatan
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Modul
Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur yang merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Menurut
Purwanto 2007: 9, modul ialah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk
satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu. Selanjutnya, pengertian modul juga
dikemukakan oleh Suprawoto 2009: 2 sebagai berikut: Modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertuliscetak
yang disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau
indikator pencapaian kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri self instructional, dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul tersebut.
Sementara itu, dalam sebuah modul menurut Sanjaya 2009: 156, minimal berisi tentang:
1. Tujuan yang harus dicapai, yang biasanya dirumuskan dalam
bentuk perilaku yang spesifik sehingga keberhasilannya dapat diukur.
2. Petunjuk penggunaan, yakni petunjuk bagaimana siswa
mempelajari modul. 3.
Kegiatan belajar, berisi tentang materi yang harus dipelajari oleh siswa.
4. Rangkuman materi, yakni garis-garis besar materi pelajaran.
5. Tugas dan latihan.
8 6.
Sumber bacaan, yakni buku-buku bacaan yang harus dipelajari untuk mempelajari untuk memperdalam dan memperkaya
wawasan. 7.
Item-item tes, soal-soal yang harus dijawab untuk melihat keberhasilan siswa dalam penguasaan materi pelajaran.
8. Kriteria keberhasilan, yakni rambu-rambu keberhasilan siswa
dalam mempelajari modul. 9.
Kunci jawaban.
Kutipan di atas merupakan penjelasan dari isi modul dalam bentuk cetakan. Berdasarkan kutipan di atas, modul adalah media instruksional
yang dibuat dengan tujuan siswa dapat belajar mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing, tanpa terikat oleh waktu, tempat, dan hal-hal
lain di luar dirinya sendiri. Modul memiliki manfaat bagi pelaku pendidikan, yaitu peserta
didik dan pendidik. Manfaat modul ini bagi peserta didik, yaitu: 1.
peserta didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri,
2. belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar
kelas dan di luar jam pembelajaran, 3.
berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya,
4. berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan
mengerjakan latihan yang disajikan dalam modul, 5.
mampu membelajarkan diri sendiri, 6.
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.
Sedangkan, bagi pendidik penyusunan modul ini berguna untuk: 1.
mengurangi ketergantungan terhadap ketersediaan buku teks, 2.
memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai referensi,
3. menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman dalam
menulis bahan ajar, 4.
membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dengan peserta didik karena pembelajaran tidak harus berjalan secara
tatap muka, 5.
menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi bukumultimedia dan diterbitkan. Suprawoto 2009: 2