Analisis Frekuensi ANALI SI S KARAKTERI STI K CURAH HUJAN DI DAERAH ALI RAN SUNGAI (DAS) WAY KANDI S

Gambar 2. Cara Ishoyet Cara ini adalah cara yang paling teliti, tetapi membutuhkan jaringan pos penakar yang relatif lebih padat guna memungkinkan untuk membuat garis-garis isohyet. Kesulitan yang dijumpai adalah kesulitan dalam setiap kali harus menggambarkan garis isohyet, dan juga masuknya unsur subjektifitas dalam penggambaran isohyet. Jika titik-titik pengamatan itu banyak dan variasi curah hujan di daerah bersangkutan besar, maka pada pembuatan peta isohyet ini akan terdapat kesalahan pribadi individual error si pembuat peta. Jadi untuk membuat peta yang baik, diperlukan pengetahuankeahlian yang cukup

D. Analisis Frekuensi

Analisis data hidrologi memerlukan perhitungan-perhitungan statistik, terutama yang bersifat probabilistik seperti perhitungan analisis curah hujan dan banjir. Analisis frekuensi digunakan untuk peramalan dalam arti menentukan probabilitas terjadinya suatu peristiwa dengan tujuan perencaan di masa mendatang. Namun, waktu atau saat terjadinya peristiwa itu sebenarnya tidak ditentukan. Karena data- data pengamatan umumnya pendek, maka kita tidak mungkin menentukan distribusi yang sebenarnya yang dapat digunakan bagi probabilitas hujan dan banjir. Oleh sebab itu, digunakan teoritis sebagai pendekatannya Subarkah, 1980. Cara probabilistik mengenalkan konsep probabilistik kejadian suatu besaran tertentu atau frekuensi kejadian dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini, urutan kejadian diabaikan, akan tetapi yang penting adalah bahwa suatu besaran itu akan disamai atau dilampaui sekali dalam sekian tahun. Periode ulang return period yang dihitung tidak mempunyai pengertian periode ulang yang sebenarnya. Analisis frekuensi adalah suatu analisis data hidrologi dengan menggunakan statistika yang bertujuan untuk memprediksi suatu besaran hujan atau debit dengan masa ulang tertentu. Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran disamai atau dilampaui. Sebaliknya , kala ulang return period diartikan sebagai waktu di mana hujan atau debit dengan satuan besaran tertentu rata-rata akan disamai atau dilampaui sekali dalam jangka waktu tersebut. Dalam hal ini tidak berarti bahwa selama jangka waktu ulang itu misalnya T tahun hanya sekali kejadian yang menyamai atau melampaui, tetapi merupakan perkiraan bahwa hujan atau debit tersebut akan disamai atau dilampaui K kalii dalam jangka panjang L tahun, dimana KL kira-kira sama dengan 1T Harto 1993. Analisis frekuensi atas data hidrologi menurut syarat tertentu untuk data yang bersangkutan, yaitu harus seragam homogenous, independent, dan mewakili representative. Data yang seragam berarti bahwa data tersebut harus berasal dari populasi yang sama. Dalam arti lain, stasiun pengumpul data yang bersangkutan, baik stasiun hujan atau stasiun hidrometri harus tidak pindah, DAS tidak akan berubah menjadi DAS perkotaan urban catchment, maupun tidak ada gangguan- gangguan lain yang menyebabkan data yang terkumpul menjadi lain sifatnya. Batasan independent disini berarti bahwa besaran data ekstrim tidak terjadi lebih dari sekali. Syarat lain adalah bahwa data harus mewakili untuk perkiraan kejadian yang akan datang, misalnya tidak terjadi perubahan akibat tangan manusia secara besar-besaran, dibangun konstruksi yang mengganggu pengukuran, seperti bangunan sadap dan perubahan tata guna tanah Harto, 1993. Pengamatan distribusi frekuensi digunakan untuk menduga kejadian-kejadian sebelumnya terulang kembali. Dalam analisis frekuensi tidak dipermasalahkan metode yang digunakan, tetapi yang terpenting adalah lamanya pencatatan data yang digunakan untuk analisa harus menghasilkan hasil akhir yang dapat dipercaya. Kepercayaan terhadap frekuensi akan meningkat dengan bertambah lamanya pencatatan data Noersyachbana, 1984. Perhitungan data hujan maksimum harian rata-rata DAS harus dilakukan secara benar untuk analisis frekuensi data hujan. Dalam praktek sering kita jumpai perhitungan yang kurang pas, yaitu dengan mencari hujan maksimum harian setiap pos hujan dalam satu tahun, kemudian merata-ratakan untuk mendapatkan hujan DAS. Cara ini tidak logis karena rata-rata hujan dilakukan atas hujan masing-masing pos yang terjadi pada hari yang berlainan. Hasilnya akan jauh menyimpang dari yang seharusnya Suripin, 2004. Dalam praktek analisis hidrologi, terdapat empat macam distribusi yang banyak digunakan dalam analisis frekuensi Harto, 1993, yaitu Distribusi Normal Distribusi Log-Normal Distribusi Log-Pearson Type III Distribusi Gumbel Dalam analisis frekuensi data hidrologi baik data hujan maupun data debit sungai terbukti sangat jarang dijumpai seri data yang sesuai dengan distribusi normal. Sebaliknya, sebagian besar data hidrologi sesuai dengan tiga distribusi lainnya. Masing-masing distribusi memiliki sifat-sifat khas sehingga setiap data hidrologi harus diuji kesesuaiannya dengan sifat stastistik masing-masing distribusi tersebut. Pemilihan distribusi yang tidak benar dapat mengandung kesalahan overestimated undersetimated keduanya tidak diingini. Dengan demikian, jelas bahwa pengambilan distribusi secara sembarang untuk analisis tanpa pengujian data hidrologi sangat tidak dianjurkan, meskipun dalam praktek harus diakui bahwa besar kemungkinan banyak dilakukan analisis frekuensi dengan menggunakan analisis tertentu Harto, 1993. Menurut Subarkah 1980, untuk hujan dan banjir banyak digunakan distribusi Gumbel dan distribusi Log-Pearson III. Untuk hujan harian atau hujan tiap jam, biasanya digunakan distribusi Log-Normal, Gumbel, Log-Pearson. Penentuan hujan rencana meliputi : a. Parameter sebaran frekuensi Parameter dengan komponen yang perlu dicari adalah standar deviasi , koefisien variasi Cv, koefisien skewnessCs, dan koefisien kurtosis Ck. Persamaan yang digunakan adalah : Standar deviasi = ................................................2.9 Koefisien variasi Cv = 2.10 Koefisien skewness Cs = 2.11 Koefisien kurtosis Ck = 2.12 Keterangan : X = Curah hujan harian maksimum mm = Curah hujan rata-rata mm n = jumlah tahun data hujan b. Pemilihan jenis sebaran frekuensi hujan Pemilihan jenis sebaran frekuensi disesuaikan dengan nilai parameter yang didapatkan.  Sebaran Normal : digunakan jika Cs = 0 dan Ck = 3  Sebaran Log Normal 2 : digunakan jika nilai Cs = 3Cv atau CslnX = 0 dan CklnX = 3  Sebaran Pearson III : digunakan jika Cs 0 dan Ck = 1,5 Cs 2 + 3  Sebaran Log Pearson III : digunakan jika CslnX 0 dan CklnX = 1,5CslnX 2 +3  Sebaran Gumbel : digunakan jika Cs = 1,4 dan Ck = 5,4

E. Daerah Aliran Sungai