Pada umumnya petani skala kecil cenderung tidak akan berani menanggung resiko kegagalan yang besar akibat kondisi iklim
Faktor curah hujan yang tinggi merupakan salah satu faktor utama penyebab banjir. Wilayah Indonesia yang merupakan benua maritim di daerah tropis
mempunyai curah hujan yang sangat tinggi. Dengan didominasi oleh adanya awan-awan konvektif dan orografik maka intensitas curah hujan yang terjadi
sangat besar. Curah hujan yang tinggi, lereng yang curam di daerah hulu disertai dengan perubahan ekosistem dari tanaman tahunan atau tanaman keras berakar
dalam ke tanaman semusim berakar dangkal mengakibatkan berkurangnya air yang disimpan dalam tanah, memperbesar aliran permukaan serta menyebabkan
terjadinya tanah longsor. Curah hujan yang tinggi dalam kurun waktu yang singkat dan tidak dapat diserap tanah akan dilepas sebagai aliran permukaaan
yang akhirnya menimbulkan banjir Nugroho, 2002 Menurut Asdak 1995, pemahaman proses-proses hidrologi menjadi penting
dalam perencanaan konservasi tanah dan air untuk menentukan 1 perilaku hujan dalam kaitannya dengan proses terjadinya erosi dan sedimentasi; 2 hubungan
curah hujan dan air larian run off; 3 debit puncak peak flow untuk keperluan merancang bangunan-bangunan banjir; 4 hubungan karakteristik suatu DAS
dengan debit puncak yang terjadi di daerah tersebut, sehingga dapat diambil langkah pengendalian terhadap arus debit tersebut.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui konsentrasi curah hujan di DAS Way Kandis, mengetahui nilai periode ulang di DAS Way Kandis.
C. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui nilai curah hujan bulanan, tahunan dan luasan thiessen sehingga dari nilai-nilai tersebut dapat diketahui konsentrasi
hujan sehingga dapat digunakan untuk pemanfaatannya dan nilai-nilai curah hujan rancangan untuk berbagai periode ulang sehingga nantinya dapat digunakan dalam
perencanaan konstruksi bangunan air di DAS Way Kandis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi dan Siklus Hidrologi
Ilmu hidrologi berhubungan dengan keterdapatan dan pergerakan air di atas dan melalui permukaan bumi. Ilmu itu berhubungan dengan berbagai bentuk
kelengasan yang ada, dan beralihnya wujud zat cair, zat padat dan bentuk gas itu di udara dan di lapisan permukaan darat. Ilmu itupun menyangkut lautan,
sumbernya dan kumpulan semua air yang member hidup di planet ini Hadiwidjoyo, 1993.
Menurut Asdak 1995, hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuk cairan, gas, padat pada, dalam, dan di atas permukaan tanah termasuk di
dalamnya adalah penyebaran, daur dan perilakunya, fisik dan kimianya serta hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri.
Menurut Sosrodarsono dan Takeda 1999, hidrologi adalah ilmu yang mempelajari presipitasi precipitation, evaporasi dan transpirasi evaporation,
aliran permukaan surface stream flow dan air tanah ground water. Sedangkan menurut Seyhan 1990, hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi,
terjadinya, peredarannya, dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisikanya, dan reaksi dengan lingkungannya termasuk hubungannya dengan makhluk-makhluk
hidup.
Siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya
mengalir ke laut kembali Soemarto, 1986. Air yang kita gunakan sehari-hari berasal dari hasil daur hidrologi yang juga
melibatkan hujan. Bila terjadi hujan, air akan tertahan oleh tajuk vegetasi sebelum sampai ke permukaan tanah, sebagian akan tersimpan di permukaan tajuk
dan sebagian lainnya akan jatuh ke permukaan tanah melalui sela-sela daun throughfall atau mengalir ke bawah melalui permukaan batang pohon
stemflow. Namun, sebagian kecil air hujan tidak akan pernah sampai ke permukaan tanah karena terevaporasi kembali ke atmosfer interception. Air
hujan yang sampai ke permukaan tanah, sebagian akan mengalami infiltrasi. Sedangkan air hujan yang tidak terinfiltrasi akan tertampung sementara dalam
cekungan-cekungan permukaan tanah surface detention untuk kemudian mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah runoff menuju ke
sungai. Air hujan yang terinfiltrasi akan bergerak secara horizontal untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan ke luar lagi ke permukaan tanah subsurface
flow dan akhirnya mengalir ke sungai. Air hujan yang terinfiltrasi dapat pula bergerak vertical ke tanah yang lebih dalam menjadi bagian air tanah
groundwater yang akhirnya mengalir ke sungai. Namun, tidak semua air infiltrasi mengalir ke sungai, melainkan sebagian tetap tinggal dalam lapisan tanah
bagian atas top soil untuk kemudian diuapkan kembali ke atmosfer melalui permukaan tanah evaporation dan melalui permukaan tajuk vegetasi
transpiration Asdak, 1995.
B. Curah Hujan