II. GEREJA KOREA CANAAN-INDONESIA
Pada bagian ini penulis akan memaparkan secara spesifik mengenai Gereja Korea Canaan-Indonesia mulai dari sejarah berdirinya sampai dengan segala konsep
penatalayanan yang diterapkan. Segala informasi yang penulis muat dalam bagian ini bersumber dari hasil pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan dengan pendeta,
vikaris dan jemaat gereja.
1. Sejarah Singkat
10
Gereja Korea Canaan Cikarang mulai berdiri tahun 1999, pertama kali dibawadidirikan oleh Pdt. Kim Hyung Suk.
11
Gereja ini didirikan atas dasar keinginan untuk mengakomodir para pekerja asal Korea Selatan yang berada
di Indonesia secara khusus di Lippo Cikarang. Pada awalnya, gereja ini melaksanakan kegiatan peribadatan maupun operasional pelayanannnya di
Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang,
12
dengan menyewa salah satu ballroom di hotel ini.
Kegiatan peribadatan gereja Canaan di Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang berlangsung cukup lama, yakni sekitar 4 empat tahun kemudian pindah ke
Ruko Roxy D-1 Lippo Cikarang.
13
Pada awalnya, yakni pada tahun 2002 keberadaan di Ruko Roxy D 1 ini juga masih dengan status menyewa. Pada
saat itu Tahun 2002 Ruko ini berdiri dengan 2 lantai. Lantai 1 dijadikan sekretariat dan lantai 2 sebagai ruang kebaktian. Beberapa waktu kemudian,
Gereja Canaan tidak lagi dengan status menyewa namun membeli Ruko Roxy D 1 kemudian membeli lagi Ruko Roxy D 1 dan D 2 sebagai tempat kegiatan
pelayanan. Baik untuk sekretariat maupun untuk pelayanan kebaktian dan
10 Informasi menegai sejarah gereja Korea Canaan Cikarang ini penulis himpun dari Wawancara dengan: Ibu Kim Suja dan Ibu Kim Eja, yang merupakan Majelis Jemaat Gereja Korea Canaan serta dari Vik. Hendri
Vikaris GKE yang telah bertugas selama ± 1,5 tahun di gereja Korea Canaan Cikarang. 11Pdt. Kim Hyung Suk merupakan pendeta pertama yang mendirikan gereja Korea Canaan Cikarang. Pdt.
Kim dikirim langsung oleh badan misi Comitte Mission Presbyterian Church of Korea dari Korea Selatan. 12Hotel ini beralamat di Jl. Moh Thamrin Kav. 103, Lippo Cikarang, Jawa Barat.
13 Ruko Roxy Blok D1 beralamat di Jl. MH. Thamrin Komplek PT. Lippo Cikarang yang merupakan alamat Gereja Canaan hingga saat ini.
diakonia kegiatan lainnya. Setelah memiliki gedung sendiri, gereja Korea Canaan ini terus mengalami perkembangan. Jemaatnya semakin hari semakin
bertambah jumlahnya. Hal ini terjadi karena semakin banyaknya orang-orang Korea yang tinggal di Lippo Cikarang. Gereja ini juga merupakan gereja
Korea yang pertama ada di Lippo Cikarang, oleh karena itu kegiatannya cukup padat dan perkembangannya pun sangat pesat.
Gereja Korea Canaan kemudian mengalami transisi kepemimpinan pada Tahun 2007. Pendeta sebelumnya, yakni Pdt. Kim Hyung Suk, kembali pulang
ke Korea Selatan. Kemudian digantikan oleh Pdt. Lee Byeng Woo. Pendeta Lee Byeng Woo masuk ke Indonesia pada tahun 2007 tepatnya tanggal 1 Juli.
Sejak itu beliau menjadi Pendeta yang melayani di Gereja Korea Canaan Cikarang hingga bulan desember 2015, itu berarti Pdt. Lee Byeng Woo telah
melayani di Gereja Korea Canaan Cikarang selama kurang-lebih 8 tahun. Pada masa pelayanan Pdt. Lee Byeng Woo inilah Gereja Korea Canaan di
Cikarang membeli Ruko Roxy D-3 sebagai upaya perluasan tempat kebaktian dan ruang berkumpul, serta ruang bagi sekolah hari minggu untuk anak-anak.
Pada Desember 2015 Pdt. Lee Byeng Woo memutuskan untuk pindah tugas ke Gereja Korea di Kosta Rika, Pdt. Lee Byeng Woo digantikan oleh
Pdt. Park Hye Sung yang melayani di gereja Canaan di Cikarang hingga saat ini. Itulah sejarah singkat mengenai keberadaan dan kepemimpinan Gereja
Korea Canaan di Cikarang.
2. Sistem Organisasi
Sistem pemerintahankepelayanan gereja di Canaan Korean ChurchGereja Korea Canaan adalah sistem Presbyterian.
14
Dalam pemerintahan gereja sistem presbiterian ini, setiap gereja lokal adalah independen satu dengan dan
dari yang lain, tetapi mereka diikat oleh suatu “ketentuan normatif peraturan gerejatata gereja yang sama dan pengakuan iman yang sama.”
14
Istilah presbyterian berasal dari kata Yunani presbuteros yang berarti “penatua”. Dalam pemerintahan gereja sistem presbiterian ini, setiap gereja lokal adalah independen satu dengan dan dari yang lain, tetapi mereka
diikat oley suatu “ketentuan normatif yang sama dan pengakuan iman yang sama.” Bdk. Harry Andrew Rhodes, Arch Campbell: Chosen mission Presbyterian Church U. S. A., 1934. 393-395. Sistem ini memberikan kebebasan
bahwa setiap Jemaat baca: gereja otonom dapat melakukan pelayanannya sendiri yang dipimpin oleh pendetanya, termasuk memanggil pendeta yang dikehendakinya dari Sinode yang sama yang mengikat gereja tersebut dalam
suatu norma umum, yakni semacam himpunan peraturannya. Inilah pola yang diterapkan dalam sistem organisasi Gereja Korea Canaan Cikarang. Wawancara : Vik. Hendri, tanggal 07 Juli 2016.
Sistem ini dipakai karena Gereja Korea Canaan Cikarang merupakan bentukan didirikan oleh seorang pendeta yang merupakan misionaris utusan
the Presbyterian Church of Korea PCK yang berpusat di Seoul Korea Selatan. Gereja Korea Canaan mengatur rumah tangganya sendiri secara
otonom, namun tetap terikat secara kultur dengan gereja Sinode Gereja Presbyterian yang ada di Korea.
3. Data Statistik Bangunan dan Aset
1 Bangunan Nama Gereja
1 Nama Gereja : Canaan Church
Indonesia 가나안
교희 =Canaan Gyuhwe
2 Aset-aset berupa Barang
Inventaris Gereja --
1. Ruko 3 pintu dan 3 lantai dengan luas 425M² yang
digunakan sebagai Gedung gereja dan sekretariat gereja
Canaan.
2. Tanah matang siap bangun seluas 312,00M2
yang terletak di Jln. Danau Kerinci
No.010,
Kecamatan Cikarang
Selatang, Kabupaten
Bekasi, Provinsi Jawa Barat, dengan No. Sertifikat
Hak Milik:
10031901308515. Tanah tersebut dikenal dengan
nama Perumahan Vassa Residence, Lippo Cikarang.
3. 1 Unit Mobil Toyota Kijang
Innova 4. 1 Unit Mobil Susuzu ki
APV 5. 1 Unit Sepeda Motor
6. Barang pecah-belah lain yang tidak dapat penulis
paparkan satu per satu secara rinci. Barang-barang
tersebut berupa komputer, labtop, peralatan dapur,
peralatan kebaktian seperti sound system, piano,
Alkitab, dll.
Anggota Jemaat dan Majelis Jemaat 1
Anggota Jemaat 191 Jiwa
Terdiri Dari :
Laki-laki Dewasa : sudah menikah : 79
Perempuan Dewasa: 43
sudah menikah
Duda : 1
Janda : -
Balita 8-13 Tahun : 28
Anak-anak 0-7 tahun : 5
Remaja 11-18 tahun : 27
Pemuda 19- menikah : 8
2 Kepala Keluarga
63 KK
3 PendetaVikaris
3 1. Pendeta Senior Senior
Pastor 1 orang 2. Pendeta Pendamping
3. Vikaris
4 Guru SHA
9 Guru SHA adalah warga jemaat
yang terdiri dari ibu-ibu yang telah dilatih
5 PenatuaDiakon
13 orang 안수집사
권사 an su jib sa
15
gon sa
16
6 BPH Majelis Jemaat
3 Orang
4. Penatalayanan
17
a. Nama-Nama dan Jumlah PekerjaPelayan Gereja Pendeta dan Vikaris
Adapun pekerjapelayan full time di Gereja Korea Canaan berjumlah 3 tiga orang, yaitu: a. Pendeta
담 임 목사 Dam Im Moksanim= Senior Pastor Pdt. Park Hye Sung
b.
부 목사 Bu Moksanim = Pdm. 잔 남 욱 Pdt. Jun Nam Wook
c. Vikaris:
핸드리 전 도 사 Jon Do Sa = Vikaris Vik. Hendri, S.Th b. Jumlah dan Nama-nama Majelis Jemaat
Adapun Majelis Jemaat yang membantu berjumlah 13 tiga belas orang, sebagai berikut: 1. Mr. KWON SUN GAK
2. Mr. KIM YONG GIL 3. Mr. KIM JIN HWAN
4. Mr. ROH SUNG KWAN 5. Mr. AHN KHUNG SOOK
6. Mrs. KIM MI JUNG 7. Mrs. KIM EJA
8. Mrs. MUN KYUNG JA 9. Mrs. JONG MI GYONG
10. Mrs. LEE SUK HE 11. Mrs. LEE JAE DONG
12. Mrs. KIM SU JA 13. Mrs. WOO JIN SUK
c. Kebaktian dan Kegiatan 1. Kebaktian Hari Minggu
주일예배 Ju il Yebe
Ruangan untuk kebaktian hari minggu, terdapat dilantai dua ruko. Suasana pada kebaktian hari minggu tidak jauh berbeda dengan suasana
ibadah gereja-gereja arus utama. Setiap jemaat memasuki ruang ibadah dengan disambut oleh para majelis jemaat dan akan langsung menuju
15 Majelis Jemaat yang berjenis kelamin laki-laki, bertugas membantu Pendeta dalam hal pelayanan Ibadah Minggu dan juga menentukan kebijakan gereja.
16Majelis Jemaat berjenis kelamin perempuan, mereka bertugas membantu dalam hal kepengurusan keuangan dan pelayanan diakonia gereja.
17 Informasi penatalayanan ini penulis dapatkan dari hasil observasi dan wawancara- wawancara dengan berbagai pihak gereja selama penulis melaksanakan tugas PPL 2
kotak persembahan, memasukkan amplop persembahannya, lalu menduduki kursi-kursi pada ruang ibadah.
Kebaktian hari minggu sebagian besar dipimpin langsung oleh senior pastor, biasanya akan ada satu orang Majelis Jemaat laki-laki
mendampingi yang bertugas untuk berdoa semacam doa syafaat dan seorang lainnya yang bertugas untuk mengantarkan persembahan jemaat
dari kotak persembahan yang berada dibaris belakang kursi jemaat kepada senior pastor untuk didoakan.
Kebaktian dimulai pukul 10.00 wib dan berakhir pukul 11.00 wib, pada ruangan kebaktian tidak ada anak-anak usia 10 tahun kebawah
karena anak-anak berada di lantai satu pada ruang perpustakaan atau ruang sekolah minggu. Biasanya mereka akan bermain disana dengan
ditemani anak remaja untuk mengawasi, selama penulis melaksanakan tugas PPL 2 penulis beberapa kali tidak mengikuti kebaktian karena
diminta untuk mengawasi anak-anak selama kebaktian berlangsung. Kepada jemaat yang memiliki bayi akan mengikuti ibadah disebuah
ruangan tersendiri yang berada tepat disamping ruang ibadah dengan menggunakan lcd tv yang dapat menampilkan suasana ibadah didalam
ruangan ibadah. Ketika ibadah selesai, akan diadakan makan bersama untuk semua jemaat. Hal ini dilaksanakan pada setiap minggunya.
2. Kebaktian Hari Rabu 수요예배
삼일예배 Su Yo Yebe
Kebaktian hari rabu tidak jauh berbeda dengan kebaktian hari minggu namun lebih singkat. Kebaktian dilaksanakan setiap hari rabu,
pukul 09.00 – 10.00 wib. Kebaktian ini biasanya akan lebih banyak dihadiri oleh ibu-ibu dikarenakan para bapak-bapak berada pada waktu
kerja saat itu, sedangkan ibu-ibu tidak bekerja.
3. Kebaktian Hari Sabtu Pemuda dan Remaja 학 생 부 예 배 Hak
Seng Boo Yebe
Pemuda dan remaja dilayani oleh Bu Moksanimpendeta muda. Kebanyakan yang mengikuti ibadah ini adalah para remaja yang sedang
“duduk” pada sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas,
hal ini diakibatkan oleh sebagian besar anak-anak Korea yang sekolah di Indonesia akan kembali ke Korea ketika memasuki universitas.
4. Kebaktian Pagi-pagi 새벽예배
Sebyok Yebe
Kebaktian ini akan dimulai pada pukul 05.20 wib namun biasanya jemaat akan mulai berdatangan pada pukul 05.00 wib untuk melakukan
doa pribadi. Dalam doa bersama, senior pastor atau pendeta akan mengarahkan jemaat berdoa untuk kesatuan negara Korea Selatan dan
Korea Utara, para pekerja gereja, orang sakit, anak sekolah, dll. Dalam kebaktian ini juga ada khotbah singkat yang disampaikan senior
pastorpendeta.
5. Sekolah Hari Minggu SHM kelas kecil 1-7 Tahun 유치부예배 Yu
Ji Boo Yebe
Dilaksanakan disebuah ruangan khusus dilantai satu ruko, kebaktian ini dilaksanakan setiap hari minggu pukul 08.30 – 09.30 wib.
Dilayani oleh empat orang ibu-ibu yaitu majelis jemaat dan jemaat, juga dibantu oleh beberapa orang remaja. Meskipun anak-anak jemaat pada
tingkatan ini tak banyak yaitu hanya berkisar pada 5-10 orang saja tetapi SHM selalu disiapkan dengan maksimal.
6. Sekolah Hari Minggu SHM kelas besar 8-13 Tahun 아동부예배
An Kong Boo Yebe
Seperti halnya SHM usia 1-7 tahun, SHM ini juga dilaksanakan setiap hari minggu pada pukul 08.30 – 09.30 wib. Bertempat di ruangan
ibadah utama gereja. SHM ini dilayani langsung oleh pendeta muda untuk bagian pemberitaan firman, pada bagian lain seperti puji-pujian
dipimpin oleh ibu-ibu yang adalah majelis dan jemaat gereja. Ibadah diiringi dengan alat musik band yang dimainkan oleh anak-anak remaja.
Setiap pukul 07.30 wib atau sebelum ibadah SHM ini dimulai akan diadakan pertemuan antara pendeta dan para majelis dan jemaat yang
melayani di ruang perpustakaan hal ini dilakukan untuk
mengkoordinasikan segala persiapan sebelum memulai ibadah. Pada hari sabtu malam setelah ibadah pemuda dan remaja, biasanya juga
dilaksanakan latihan musik untuk ibadah SHM ini.
7. Kebaktian Hari Jumat Gereja Rumah kom. Sel 구 역 예 배
Khuyok Yebe
Terdapat 5 lima kelompok untuk kebaktian ini yaitu kelompok Bandung, Kelompok Meadow Green, kelompok Singoraja, dan
kelompok Dago. Biasanya kebaktian ini akan dilaksanakan 1 kali dalam 2 minggu, 1 kali dalam 3 bulan yang akan dilaksanakan digereja menjadi
semacam kom. Sel gabungan. Dalam kom. Sel ini setiap anggota dapat berbagi persoalannya dan saling menguatkan juga membantu.
8. Kebaktian Doa untuk Orang Sakit
Kebaktian ini sifatnya situasional. Saat penulis melaksanakan tugas PPL kebaktian ini penulis ikuti di bulan juni setiap pukul 09.00 WIB pada
hari selasa, kamis, jumat, dan sabtu. Kebaktian ini dilaksanakan karena dilatar belakangi oleh seorang warga jemaat gereja Korea Canaan yang
mengalami kecelakaan saat sedang dalam tugas pekerjaan di Rusia. Kecelakaan yang dialami cukup parah sehingga seluruh jemaat
melaksanakan kebaktian dengan dipimpin oleh senior pastor dan mendoakan jemaat itu sekaligus juga mendoakan warga jemaat lainnya
yang sedang dalam keadaan sakit. Menurut informasi yang penulis dapatkan dari para jemaat kebaktian ini telah dilaksanakan selama kurang
lebih tiga bulan dan memang telah disepakati sebelumnya bahwa kebaktian itu akan dilaksanakan sampai akhir bulan juni.
9. Senam dan Futsal
Senam diikuti oleh ibu-ibu setiap hari kamis pukul 07.30 wib di ruangan yang pada hari minggu digunakan untuk SHM kelas kecil.
Sedangkan futsal dilaksanakan dua kali dalam satu minggu yaitu hari sabtu untuk anak-anak dan pada hari minggu untuk para bapak-bapak.
Hal menarik dari kegiatan senam dan futsal yang diadakan oleh gereja
Korea Canaan ini adalah kegiatan ini dibuka untuk umum, biasanya akan ada beberapa orang korea yang bukan jemaat gereja atau bahkan tidak
beragama kristen mengikuti kegiatan ini. Bagi penulis ini adalah strategi misi gereja yang baik sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan ini
dapat menarik perhatian dan minat untuk ikut bergabung ke dalam gereja.
d. Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan 1. Tradisional Persembahan
Sebagaimana gereja secara umum, Gereja Korea Canaan juga mengedepankan sumber keuangan gereja dari persembahan atau
kolekte warganya. Adapun metodenya adalah dengan amplop yang tersedia di depan ruangan kebaktian. Disana terdapat Amplop
persembahan Minggu, Perpuluhan, Hari Besar, juga untuk Dana Pembangunan, Misi, khusus untuk STT GKE, dan juga amplop untuk
Hamba Tuhan. Amplop-amplop persembahan itu akan langsung dimasukkan oleh warga jemaat kedalam sebuah kotak khusus
sebelum kebaktian dimulai, sehingga tidak ada bagian khusus memberikan persembahan oleh jemaat didalam liturgi kebaktian yang
ada hanya seorang majelis jemaat yang mengantarkan amplop- amplop persembahan itu kepada senior pastor untuk didoakan. Dalam
hal memberikan persembahan, tingkat kesadaran jemaat dalam memberi relatif sangat tinggi. Sehingga nilai nominal yang diterima
gereja setiap Minggunya juga cukup banyak.
2. Usaha Mandiri Gereja
Gereja juga memiliki usaha mandiri yakni mengolah kopi Arabica Aceh Gayo. Usaha ini dikelola oleh dua orang diakon, yang memang
bertugas untuk itu. Uang hasil usaha tersebut dipisahkan dari kas Jemaat yang didapatkan dari warga gereja melalui persembahan Uang
hasil usaha mandiri ini pula yang dipakai untuk biaya apabila ada
kunjungan, misalnya ke STT GKE atau ke tempat yang lain. Dana dari hasil ini pula yang diputar sebagai modal usaha.
3. Bantuan Pihak Ketiga
Jemaat Gereja Canaan merupakan jemaat yang terbentuk untuk melakukan pelayanan terhadap para pekerja Korea yang ada di
Indonesia. Rata-rata jemaat bekerja di suatu perusahaan atau Perseroan. Ada pula beberapa anggota jemaat yang menjadi owner
dari suatu Perusahaan atau usaha Rumah Makan, beberapa dari perusahaan atau bidang usaha itulah yang juga turut membantu
keuangan gereja. Misalnya PT. Keo San, PT. BSK, PT. EHWA Indonesia serta yang lainnya. Mereka ini membantu sebagai donatur
bagi gereja dengan jumlah yang tidak ditentukan sesuai kerelaan dari donatur.
18
e. Sistem Pemberian Beasiswa kepada STT GKE
Pada laporan mengenai penatalayanan gereja Korea Canaan ini penulis menambahkan satu bagian khusus yang berisi tentang sistem pemberian
beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswi STT GKE. Hal ini penulis anggap perlu untuk mendapat bagian dalam laporan ini.
Beasiswa yang diberikan kepada STT GKE oleh gereja Korea Canaan adalah beasiswa langsung yang diberikan oleh jemaat. Sistem yang diterapkan
adalah gereja menyampaikan kepada warga jemaat banyaknya mahasiswa yang membutuhkan bantuan dan jemaat secara pribadi akan mengajukan diri untuk
memberikan beasiswa kepada satu orang mahasiswa ataupun lebih dan warga jemaat yang telah mengambil bagian sebagai pemberi beasiswa akan
mendapatkan amplop khusus untuk STT GKE dengan nama mahasiswa yang dibantunya tertera pada amplop itu. Amplop diisi oleh warga jemaat pada setiap
kebaktian minggu dan akan ditampung oleh perbendaharaan gereja pada akhir
18 Wawancara dengan Kim Jin Hwan, seorang Penatua, pada tanggal 17 juli 2016.
semester barulah gereja Korea Canaan akan memberikan uang beasiswa itu kepada STT GKE.
Pada umumnya warga jemaat yang memberikan beasiswa memiliki kartu keterangan beserta foto dari mahasiswa yang dibantunya, hal ini penulis ketahui
karena saat berada disana para warga jemaat mempertanyakan kepada penulis tentang mahasiswa yang dibantunya dengan memperlihatkan kartu itu. Penulis
beranggapan bahwa beasiswa yang diberikan oleh warga jemaat sebenarnya adalah beasiswa pribadi kepada pribadi yang seharusnya akibat hal itu ada suatu
hubungan yang terjadi diantara pemberi dan penerima, gereja Korean Canaan secara kelembagaan gereja hanya menjadi jembatan penghubung yang
mempertemukan mereka.
III. KEGIATAN DAN PELAYANAN SELAMA PPL II