yang mapan dan misioner. Sehingga, gereja ini mampu mengaplikasikan berbagai macam pelayanan terhadap jemaatnya
bahkan keluar dalam hal membantu jemaat dari gereja lain.
6. Banyak Aset Gereja ini memiliki cukup banyak aset yang dapat menunjang
peayanannya dalam berbagai bidang. Selain aset materil, juga aset sumber daya manusia yang sangat baik. Rata-rata anggota jemaat
berpendidikan tinggi dan memiliki skill tinggi dalam bidangnya masing-masing.
Itulah beberapa kekuatan yang tampak pada gereja Korea Canaan. Jemaat gereja ini menjadi suatu jemaat yang cukup maju walaupun umurnya tidak
terlalu tua, yakni kurang lebih 16 tahun sejak berdirinya.
B. Kelemahan Weaknesses
Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumber daya. Gereja Canaan sebagai suatu organisasi juga memiliki sisi-sisi lemah, misalnya:
1. Jemaat Gereja Korea Canaan adalah Komunitas Korea Saja Sebagai suatu gereja komunitas bangsa Korea yang berada di
Indonesia tentu saja memiliki kesulitan, terutama dalam menginteraksikan dirinya dengan jemaat gereja lain dan lingkungan
sekitarnya. Oleh karena itu, jemaat rentang mengalami penurunan jumlah anggota, kemudian, orang-orang dari bangsa yang lain sulit
masuk karena faktor bahasa. Dikatakan hal ini sebagai kelemahan,
apabila masa izin tinggal di Indonesia telah habis dan tidak dapat diperpanjang, maka secara otomatis warga jemaat tersebut harus
pulang ke negara asalnya, dengan demikian maka jemaat sedikit-demi sedikit dapat menurun kuantitasnya.
2. Mayoritas Jemaat Gereja Canaan adalah Pekerja Swasta Sebagai pengusaha atau pekerja, serta Tenaga Kerja Asing, tentu saja
jemaat gereja ini sewaktu-waktu dapat dipindah tugaskan, habis kontrak serta mengalami pengurangan tenaga kerja. Dampaknya bagi
gereja adalah pada aspek penurunan kuantitas dan juga menurunnya kontributor secara moril maupun materil yang dapat men-support-
gereja. Karena itu, gereja komunitas semacam ini dianggap sebagai kelemahan menurut pandangan penulis.
3. Jumlah pemuda yang minim Minimnya jumlah jemaat usia pemuda diakibatkan karena anak-anak
jemaat yang sebelumnya tinggal dan bersekolah di Indonesia sebagian besar akan memutuskan melanjutkan pendidikan tingkat
universitas di Negara asalnya yaitu Korea Selatan. Hal ini menjadi kelemahan menurut pengamatan penulis karena gereja kehilangan
generasi yang telah dididik sejak dini.
4. Bahasa Sebagai Saran Komunikasi Tidak dapat dielakkan lagi bahwa faktor Bahasa adalah kelemahan
yang juga tampak dalam gerejajemaat ini, karena berkomunikasi sangat sulit, orang-orang dari luar juga sulit masuk karena tembok
bahasa tersebut, kesulitan juga dapat terjadi saat warga jemaat
melakukan urusan-urusan dengan pihak dalam negeri orang Indonesia.
C. Peluang opportunity