Kondisi Sosial Budaya Kondisi Sosial-Agama

Ditinjau dari topografinya, Kecamatan Cikarang Selatan berada pada ketinggian ± 28 meter dari permukaan laut, yang berarti menggolongkannya termasuk pada daerah dataran rendah. Kecamatan Cikarang Selatan memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan suhu udara antara 28ºC –32ºC. Curah hujan tertinggi dan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari-Februari. 3

2. Kondisi Sosial Kemasyarakatan

Berdasarkan catatan badan pusat statistik BPS Kabupaten Bekasi dalam data tahun 2014, penduduk Cikarang Selatan berjumlah 86.092 jiwa dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin, laki-laki 43.755 jiwa dan perempuan 42.337 jiwa. 4

a. Kondisi Sosial Budaya

Kondisi masyarakat lokal hidup dalam kebudayaan asli yakni kebudayaan Sunda. Kebudayaan Sunda sangat terasa, misalnya saja ketika berada pada pusat-pusat perbelanjaan pasar tradisional maupun pasar modern para pedagang akan menyapa pembelinya dengan panggilan- panggilan dalam bahasa Sunda yakni “teh” yang merupakan singkatan dari kata “teteh” digunakan sebagai panggilan terhadap pembeli perempuan dan “kang” singkatan dari “akang” digunakan sebagai panggilan untuk pembeli laki-laki. “teh” dan “kang” sebenarnya berarti panggilan yang diberikan terhadap perempuanlaki-laki yang usianya lebih tua dari si pengguna kata tetapi dalam komunikasi pasar sudah lajim digunakan oleh pedagang kepada para pembelinya. Kondisi sosial budaya pada Kecamatan Cikarang Selatan juga cukup dilestarikan tidak hanya melalui penggunaan bahasa, hal ini juga ditandai dengan adanya beberapa sanggar dan group musik daerah

b. Kondisi Sosial-Agama

Masyarakat yang tinggal dan menetap di kawasan Cikarang Selatan merupakan masyarakat majemuk mengingat di kawasan ini terdapat banyak perusahaan yang secara langsung juga menyebabkan banyaknya pekerja datang dari luar daerah dalam maupun luar negeri. 3 Laporan Kerja Tahunan Pemerintah Kecamatan Cikarang Selatan Tahun 2014, hal 13 4 https:bekasikab.bps.go.idlinkTableDinamisviewid9 Dalam kondisi seperti telah dipaparkan diatas sepertinya kawasan Cikarang Selatan cukup terbuka dengan adanya pendatang dan seharusnya juga dengan adanya perbedaan, misalnya saja pada perbedaan etnis dan budaya. Namun, tidak begitu halnya dengan keagamaan. Masyarakat yang mayoritas menganut agama Islam dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya memang terlihat bersahabat saja dengan masyarakat yang beragama non-Islam tetapi ada beberapa kejadian yang dijumpai sebagai bentuk fanatisme warga ‘religius setempat’ yakni maraknya kelompok yang radikal seperti ormas Front Pembela Islam FPI. Ormas ini cukup besar di Cikarang Selatan, pusat pergerakan mereka di Kabupaten Bekasi juga berkantor di Desa Ciantra Kecamatan Cikarang Selatan. Ormas ini sangat sering melakukan sweeping maupun demonstrasi di jalan-jalan.

c. Kondisi Perekonomian Masyarakat