8
“Segala sesuatu atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang sedang dilaksanakan
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau hasil yang dikehendaki serta sesuai dengan segala
ketentuan dan kebijaksanaan yang berlaku”.
2.3 Pengertian Kecelakaan Kerja
Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Pasal 1 ayat 6, yaitu:
“Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul
karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju
tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa
atau wajar dilalui.”
2.3.1 Ruang Lingkup Kecelakaan Kerja
Ruang lingkup pada kecelakaan kerja yang penulis ambil berdasarkan dari 4 sumber yaitu menurut Undang-Undang
No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang- Umdang No 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja, Maulana Ihsan dan Vida Hasna Farida. Ruang lingkup kecelakaan kerja tersebut meliputi:
1. Tempat Kerja
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Pasal 1 ayat 1 menyatakan
bahwa: “Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
9
sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; Termasuk tempat kerja ialah
semua ruangan,
lapangan, halaman
dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian
atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut
”.
2. Cacat
Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Pasal 1 ayat 7, yaitu:
“Cacat adalah
keadaan hilang
atau berkurangnya fungsi anggota badan yang secara
langsung atau tidak langsung mengakibatkan hilang atau berkurangnya kemampuan untuk
menjalankan pekerjaan ”.
3. Tipe Kecelakaan
Menurut Maulana Ihsan 2011:7 menyatakan bahwa “Tipe kecelakaan adalah cara kontak dari korban
dengan sumber kecelakaan, atau proses gerakan
korban sehingga mendapat cedera atau sakit ”.
4. Kondisi Berbahaya Menurut Maulanan Ihsan 2011:7 menyatakan bahwa:
“Kondisi berbahaya ialah keadaan yang tidak aman dari suatu sumber kecelakaan dimana
keadaan tersebut pada hakekatnya dapat
diamankan atau diperbaiki”.
5. Aman
Menurut Maulana Ihsan 2011:7 menyatakan bahwa “Aman adalah kondisi dimana tidak ada kemungkinan
suatu malapetaka yang dapat menimbulkan kerugian
atau bebas dari bahaya ”.
10 6. Alat Pelindung Diri APD
Menurut Maulana Ihsan 2011:45 menyatakan bahwa: “Alat pelindung diri APD, yaitu suatu bentuk
pemberian isolasi yang diterapkan kepada manusia dalam hal ini pekerja yang dilindungi,
contoh: pemberian topi pengaman safety helmet, pemberian sepatu pengaman safety
shoes, pemberian sumbattutup telinga ear muffplug, dan pemberian kacamata pengaman
safety goggles
”.
7. Kejadian Kecelakaan