14
pada 1 dan 2, jikalau yang diwakili berkedudukan di luar Indonesia”.
2.3.4 Dokumen-dokumen yang Digunakan
Apabila terjadi kecelakaan kerja, terdapat beberapa dokumen yang mendukung kelancaran proses penanganan
kecelakaan kerja, diantaranya:
1. Laporan Kecelakaan Kerja
Pengertian Laporan menurut Khaerul Umam 2014:174 adalah:
“Kegiatan komunikasi secara tertulis dan lisan untuk memberikan gambaran tentang apa yang
terjadi, di mana, bagaimana, mengapa hal itu terjadi, siapa yang bertanggung jawab terhadap
kejadian tersebut, dan bagaimana kejadiannya”. Sedangkan Kecelakaan didefinisikan oleh Gunawan
dan Waluyo 2015:8 menyatakan bahwa: “Suatu kejadian yang tidak direncanakan dan
tidak diharapkan yang dapat mengganggu proses
produksioperasi, merusak
harta bendaasset,
mencederai manusia,
atau merusak lingkungan”.
Berdasarkan pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa laporan kecelakaan kerja adalah
presentasi data yang telah terformat dan terorganisasi dengan baik sehingga dapat digunakan untuk:
a. Mencatat kejadian beserta kronologis kecelakaan kerja baik itu terhadap tempat, waktu, pekerjaan,
15
alatmesin, bahan, serta hal-hal terkait kecelakaan kerja;
b. Mencatat kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja; dan
c. Mencatat korban-korban kecelakaan kerja beserta tindakan penanganannya serta keparahan yang
diderita akibat kecelakaan kerja serta banyaknya hari hilang akibat kecelakaan kerja tersebut.
2. Jaminan Kecelakaan Kerja
Menurut Susatyo Herlambang 2016:59 menerangkan bahwa:
“Jaminan kecelakaan kerja adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan
santunan uang tunai apabila ia mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat
kerja
”. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan
tanggung jawab pengusaha sehingga pengusaha atau peserta memiliki kewajiban untuk membayar iuran
jaminan kecelakaan kerja.
Menurut PP Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian, Pasal 16 ayat 1, yaitu: “Iuran JKK bagi Peserta penerima Upah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 2, dikelompokkan dalam 5 lima kelompok tingkat
rsisiko lingkungan kerja, meliputi:
16
a. Tingkat risiko sangat rendah: 0,24 nol koma dua puluh empat persen dari upah sebulan;
b. Tingkat risiko rendah : 0,54 nol koma
lima puluh empat persen dari upah sebulan; c. Tingkat risiko sedang
: 0,89 nol koma delapan puluh Sembilan persen dari upah
sebulan; d. Tingkat risiko tinggi
: 1,27
satu koma dua puluh tujuh persen dari upah
sebulan; dan e. Tingkat risiko sangat tinggi :
1,74 satu
koma tujuh puluh empat persen dari upah sebulan”.
2.3.5 Penyelidikan Kecelakaan