59
berikutnya. Pada data cross section silang waktu, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi  karena  gangguan  pada  observasi  yang  berbeda  berasal  dari  individu  atau
kelompok  yang  berbeda.  Model  regresi  yang  baik  adalah  regresi  yang  bebas  dari autokorelasi Ghozali, 2005.
Pengujian  ada  tidaknya  masalah  autokorelasi,  peneliti  akan  menggunakan  uji Run  test  dengan  alat  bantu  SPSS.  Menurut  Ghozali  2005,  jika  nilai  signifikasni
0,05 maka tidak terjadi autokorelasi baik positif atau negatif.
C. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi hubungan linier antara  dua  variabel.Korelasi  juga  tidak  menunjukkan  hubungan  fungsional.  Dengan
kata  lain,  analisis  korelasi  tidak  membedakan  antara  variabel  dependen  dengan variabel  independen.  Dalam  analisis  regresi,  analisis  korelasi  yang  digunakan  juga
menunjukkan  arah  hubungan  antara  variabel  dependen  dengan  variabel  independen selain mengukur kekuatan asosiasi hubungan.
Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X
1
dan Y, variabel X
2
dan Y,  sebagai berikut: ��
1
� = ∑
1
− ∑
1
∑ �[� ∑
1 2
− ∑
1
][ � ∑
2
− ∑
2
]
60
��
2
� = ∑
2
− ∑
2
∑ �[� ∑
2 2
− ∑
2
][ � ∑
2
− ∑
2
]
��
1
�
2
y = ∑
1 2
− ∑
1
∑
2
�[� ∑
1
∑
2
− ∑
1 2
][ � ∑
2 2
− ∑
2
] Sumber Sugiyono 2005:268
Langkah-langkah  perhitungan  uji  statistik  dengan  menggunakan  analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Koefisien Korelasi Parsial Koefisien korelasi parsial antar X
1
terhadap Y, bila X
2
dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
��
1
� = ∑
1
− ∑
1
∑ �[� ∑
1 2
− ∑
1
][ � ∑
2
− ∑
2
] Koefisien korelasi parsial antar X
2
terhadap Y, bila X
1
dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
��
2
� = ∑
2
− ∑
2
∑ �[� ∑
1 2
− ∑
1
][ � ∑
2
− ∑
2
]
2 Koefisien Korelasi Simultan Koefisien  korelasi  simultan  antar  X
1
dan  X
2
terhadap  Y  dapat  dihitung  denga menggunakan rumus sebagai berikut:
61
��
1
�
2
y = ∑
1 2
− ∑
1
∑
2
�[� ∑
1
∑
2
− ∑
1 2
][ � ∑
2 2
− ∑
2
] Besarnya Koefisien Korelasi adalah -
1 ≤ r ≤ 1: a.  Apabila - berarti terdapat hubungan negative
b.  Apabila + berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai kefisien korelasi
a.  Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variable kuat dan mempunyai  hubungan  yang  berlawanan  jika  X  niali  maka  Y  turun  atau
sebaliknya. b.  Kalau r = +1 atau  mendekati  +1,  maka  hubungan  yang kuat antara variable X
dan Variable Y dan hubungan searah. Sedangkan  harga  r  akan  dikonsultasikan  dengan  table  interprestasi  nilai  r
sebangai berikut
Tabel 3. 2 Interperstasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono 2008: 184
62
3 Koefisien Determinasi Analisis Koefisiensi Determinasi KD digunakan untuk melihat seberapa besar
variabel  independen  X  berpengaruh  terhadap  variabel  dependen  Y  yang dinyatakan dalam persentase.
Besarnya  koefisien  determinasi  dihitung  dengan  menggunakan  rumus  sebagai berikut:
� = �
2
. 100 Keterangan :
KD = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X R² = Kuadrat koefisien korelasi
Tujuan  metode  koefisien  determinasi  berbeda  dengan  koefisien  korelasi berganda.Pada  metode  koefisien  determinasi,  kita  dapat  mengetahui  seberapa  besar
pengaruh  nilai  marjin  laba  bersih  dan  struktur  aktiva  terhadap  struktur  modal  tapi bukan taraf  hubungan  seperti pada koefisien  berganda lebih  memberikan gambaran
fisik  atau  keadaan  sebenarnya  dari  kaitan  marjin  laba  bersih  dan  struktur  aktiva terhadap struktur modal.
3.2.5.2 Uji Hipotesis
Rancangan  pengujian  hipotesis  ini  dinilai  dengan  penetapan  hipotesis  nol  dan hipotesis  alternatif,  penelitian  uji  statistik  dan  perhitungan  nilai  uji  statistik,
perhitungan  hipotesis,  penetapan  tingkat  signifikan  dan  penarikan  kesimpulan.
63
Hipotesis  yang  akan  digunakan  dalam  penelitian  ini  berkaitan  dengan  ada  tidaknya pengaruh  variabel  bebas  terhadap  variable  terikat.  Hipotesis  nol  Ho  tidak  terdapat
pengaruh yang signifikan dan hipotesis alternatif Ha menunjukkan adanya pengaruh antara  variabel  bebas  dan  variabel  terikat.  Rancangan  pengujian  hipotesis  penelitian
ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independen X yaitu marjin laba  bersih  X
1
dan  struktur  aktiva  X
2
terhadap  struktur  modal  sebagai  variabel dependen Y, hipotesis yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji Statistik F
Untuk menguji secara simultan ada tidaknya hubungan variabel independen X terhadap variabel dependen Y, maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji
statistik F dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel independen yaitu marjin laba  bersih  dan  struktur  aktiva  terhadap  variabel  dependen  yaitu  struktur  modal.
Rumusan Hipotesis Secara Simultan H
: β
1
; β
2
≤ 0   Marjin  laba  bersih dan struktur aktiva  berpengaruh positif  yang tidak signifikan terhadap struktur modal secara simultan.
H
1
: β
1
; β
2
Marjin  laba  bersih  dan  struktur  aktiva  berpengaruh  positif  yang signifikan terhadap struktur modal secara simultan.