Pengaruh Marjin Laba Bersih Dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 - 2010
هتاكربو ه ةمْحرو ْ كْي ع اّسلا
Terima kasih kepada yang terhormat
Dosen pembimbing
Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si.
Dosen penguji
Bapa Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE., MM., MBA.
Ibu Lita Wulantika, SE., M.Si.
(2)
Agus Saepul Rochaman
21208022
(3)
Latar Belakang Penelitian
Struktur Modal
Profitabilitas
(Marjin Laba
bersih)
Struktur
Aktiva
Pendanaan
•
Internal
(4)
Tahun Marjin Laba
Bersih (%)
Struktur
Akitva (%)
Struktur
Modal (%)
2008
10,95
29,79
52
2009
10,16
31,35
51
2010
11,71
29,34
49
Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali)
Nilai Rata-rata Marjin Laba Berih, Struktur Aktiva dan Struktur
Modal (DAR) Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di
(5)
Fenomena
Menurunya rata-rata marjin laba bersih diikuti pula oleh
menurunya struktur modal perusahaan pertambangan dari
0,52% ditahun 2008 menurun menjadi 0,51% ditahun 2009.
Dengan marjin laba bersih yang kecil perusahaan tidak berani
untuk meningkatkan struktur modalnya dengan hutang,
dikarenakan biaya hutang akan lebih besar dari laba yang
dihasilkan
Kenaikan rata-rata struktur aktiva dari 29,79% naik ke
31,35% pada tahun 2009 yang dialamai perusahaan
pertambangan tidak mendorong perusahaan untuk menaikan
proposri struktur modalnya atau mengambil utang baru untuk
pembiayaan perusahaan.
Perusahaan sangat berhati-hati dalam mengambil hutang
sebagai sumber pembiayaan karena dikekhawatirkan
perusahaan tidak bisa memenuhi kewajiban finansialnya
(6)
Masalah yang dapat diidentifikasi adalah stuktur modal yang
kurang optimal tercermin dari rata-rata perusahaan pertambangan
yang menurunkan bauran hutangnya karena dikhawatirkan
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiaban finansial ketika
kondisi ekonomi sedang memburuk dan kecilnya profit yang
diahasilkan perusahaan, ini dapat dilihat dari rata-rata marjin laba
bersih perusahaan yang menurun.
Pada saat bersamaan adanya kenaikan rata-rata struktur aktiva
perusahaan pertambangan, namun sebagian dari perusahaan
pertambangan memiliki tingkat struktur aktiva yang tidak terlalu
tinggi,
yang
sering
kali
menjadi
hambatan
perusahaan
pertambangan dalam melakukan pendanaan eksternal.
(7)
1. Bagaimana perkembangan marjin laba bersih pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2. Bagaimana perkembangan struktur aktiva pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
3. Bagaimana
struktur
modal
pada
perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Seberapa besar pengaruh marjin laba bersih dan
struktur aktiva terhadap struktur modal pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di marjin
laba bersih
(8)
1. Untuk mengetahui perkembangan marjin laba bersih
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui perkembangan struktur aktiva
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui perkembangan struktur modal
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh marjin laba
bersih dan struktur aktiva terhadap struktur modal
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
(9)
Menurut Agus Sartono (2010:123)
“Net
profit margin
merupakan rasio antara laba setelah pajak dibandingkan dengan
penjualan. Semakin tinggi Net Profit Marjin, semakin baik
operasi suatu perusahaan
”
.
Menurut Weston dan Brigham (2003:175)
“
Struktur aktiva
adalah Perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan
total aktiva.
”
Menurut Sutrisno (2009:255)
“
Besarnya struktur modal
mengindikasikan besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan
dibelanjai oleh utang. Mengingat pendanaan tersebut adalah
untuk membiayai setiap aktiva yang dimiliki perusahaan.
”
(10)
Dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2008:297),
“Perusahaan
yang mempunyai laba relatif stabil akan
selalu dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai
akibat penggunaan modal asing. Dan dapat mempunyai
kesempatan yang lebih baik untuk mengadakan
pinjaman atau penarikan modal asing.
”
Hubungan Profitabilitas (Marjin Laba Bersih)
Dengan Sturktur Modal
Yang artinya semakin tinggi kemampuan perusahaan
menghasilkan laba, maka akan semakin tinggi modal
suatu perusahaan yang didanai dari utang
(11)
Dikemukakan Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston
(2001:39), yaitu:
“Perusahaan
yang aktivanya sesuai
untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak
menggunakan banyak utang.
”
Hubungan Struktur Aktiva degan Struktur Modal
Yang artinya semakin tinggi struktur aktiva, maka akan
semakin tinggi perusahaan untuk dapat menjamin utang
jangka panjang.
(12)
Agus Sartono (2010:248), mengemukakan bahwa:
“Struktur
modal dipengaruhi oleh faktor-faktor penting
yaitu tingkat penjualan, struktur asset, tingkat
pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, variabel laba
dan perlindungan pajak, skala perusahaan, dan kondisi
intern perusahaan dan ekonomi makro.
”
Hubungan Marjin Laba Bersih dan Struktur
Aktiva degan Struktur Modal
(13)
Struktur Modal
Total Utang
Total Akiva
Sutrisno (2009:217)
Marjin Laba
Bersih
•
Laba setelah pajak
•
Penjualan
Agus Sartono
(2010:123)
Struktur Aktiva
Aktiva Tetap
Total Aktiva
Weston dan Brigham
(2005:175)
Bambang Riyanto (2008:297)
Agus Sartono (2010:248)
Brigham dan Houston (2001:39)
Paradigma Penelitan
HIPOTESIS: Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara marjin
laba bersih dan sturktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(14)
OBJEK PENELITIAN
•
Marjin Laba Bersih
•
Struktur Aktiva
•
Struktur Modal
Deskriptif verifikatif dengan
pendekatan kuantitatif
Desain Penelitian
1. Mengidentifikasi masalah.
2. Mengumpulkan data-data.
3. Melakukan studi literatur.
4. Membuat hipotesis yang didasarkan pada teori yang dikembangkan.
5. Mengidentifikasi, memberi nama variabel dan membuat definisi
operasional dari masing-masing variabel.
6. Menyusun desain penelitian dan melakukan analisis statistik untuk
menganalisis data-data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran
hipotesis, baik secara manual maupun menggunakan komputer.
7. Membuat kesimpulan terhadap hasil uji hipotesis.
8. Menyusun laporan hasil
Metode
Penelitian
(15)
Variable
Konsep Variable
Indikator
Ukuran Skala
Marjin Laba
Bersih
(Variable
X
1)
“Net
profit margin adalah merupakan
rasio antara laba bersih (Net Profit)
yaitu penjualan sesudah dikurangi
dengan seluruh expense termasuk
pajak
dibandingkan
dengan
penjualan. Semakin tinggi Net Profit
Marjin, semakin baik operasi suatu
perusahaan
”
.
Agus Sartono (2010:123)
Laba Setelah Pajak
Penjualan
Persen
%
Rasio
Struktur
Aktiva
(Variable
X
2)
“
Perimbangan
atau
perbandingan
antara aktiva tetap dan total aktiva.
”
(Weston dan Brigham, 2003:175)
Total Utang
Total Aktiva
Persen
%
Rasio
Struktur
Modal
(Variable Y)
“
Besarnya
struktur
modal
mengindikasikan
besarnya
aktiva
yang dimiliki perusahaan dibelanjai
oleh utang. Mengingat pendanaan
tersebut adalah untuk membiayai
setiap
aktiva
yang
dimiliki
perusahaan.
”
Sutrisno (2009:255)
Total Hutang
Total Akitva
Persen
(16)
SUMBER DATA:
•
Data Sekunder
•
Analisis Regresi Berganda
•
Uji Asumsi Klasik
•
Uji Normalitas
•
Uji Multikolinieritas
•
Uji Heteroskedastisitas
•
Uji Autokorelasi
•
Analisi Korelasi
TEKNIK PEENTUAN DATA:
•
Populasi
•
Sampel
Teknik Sampling
Nonprobability sampling
dengan jenis sampling purposive
RANCANGAN
ANALISIS
(17)
Menyatakan
H
0
dan H
1
H
0:
β
1;
β
2≤
0, Marjin laba bersih dan Struktur Aktiva
berpengaruh
positif
yang
tidak
signifikan terhadap Struktur Modal
H
1:
β
1;
β
2> 0, Marjin laba bersih dan Struktur Aktiva
berpengaruh positif yang signifikan
terhadap Struktur Modal.
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Menentukan
F
hitung
Jika F
hitung≥
F
tabel,maka H
0ada didaerah penolakan,
H
1diterima, artinya antara variable X
1, X
2dan Y ada
hubungannya.
Jika F
hitung≤
F
tabel,maka H
0ada di daerah penerimaan,
H
1ditolak, artinya antara variable X
1, X
2dan Y tidak
ada hubungannya.
(18)
H0
: β
1≤
0 Marjin laba bersih berpengaruh positif
yang tidak signifikan terhadap Struktur
Modal.
H1
: β
1> 0 Marjin laba bersih berpengaruh positif
yang signifikan terhadap Struktur Modal.
H0 :
β
2
≤
0
Struktur Aktiva berpengaruh positif yang
tidak signifikan terhadap Struktur Modal.
H1 :
β
2 > 0
Struktur Aktiva berpengaruh positif yang
signifikan terhadap Struktur Modal.
Menentukan
t
hitung
Jika t
hitung≥
t
tabel,maka H
0ada didaerah penolakan,
H
1
diterima, artinya antara variable X
1
, X
2
dan Y ada
hubungannya.
Jika t
hitung≤
t
tabel,maka H
0ada di daerah penerimaan,
H
1ditolak, artinya antara variable X
1, X
2dan Y tidak
ada hubungannya.
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T)
Menyatakan
H
0
dan H
1
(19)
Hasil Analisis Deskriptif
9
9.5
10
10.5
11
11.5
12
2008 2009 2010
N
il
a
i
M
a
rji
n
La
ba
Bers
ih
(N
P
M
) dal
a
m
%
TahunMarjin Laba Bersih
Perubahan marjin laba bersih yang cukup signifikan terjadi pada tahun
2009 diakibatkan oleh anjloknya harga komoditas pertambangan. Dengan
marjin laba bersih yang kecil perusahaan tidak berani untuk meningkatkan
struktur modalnya dengan hutang, dikarenakan biaya hutang akan lebih
besar dari laba yang dihasilkan.
Perkembangan Rata-Rata Marjin Laba Bersih Pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia Periode 2008-2010
(20)
Perubahan Struktur Aktiva yang cukup signifikan terjadi pada
tahun 2009 diakibatkan oleh belum stabilnya kondisi ekonomi.
sehingga pada akhirnya berdampak pada tingkat struktur aktiva
yang ada diperusahaan.
Perkembangan Rata-Rata Struktur Aktiva Pada Perusahaan Pertambangan
yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia Periode 2008-2010
28
28.5
29
29.5
30
30.5
31
31.5
32
2008
2009
2010
Ni
la
i
St
ru
k
tu
r
Ak
ti
v
a
da
la
m
%
Tahun
Struktur Aktiva
(21)
47
48
49
50
51
52
53
2008
2009
2010
Nil
ai S
tr
u
k
tur
Modal
d
alam
%
Tahun
Struktur Modal
Perubahan Struktur Modal yang cukup signifikan terjadi
disebabkan oleh dampak krisis global yang membuat perusahaan
petambangan merasa enggan untuk mem
e
nuhi pendanaan dengan
dana eksternal karena dikhawatirkan tidak bisa memenuhi
kewajiban atas pendanaan eksternal tersebut.
Perkembangan Rata-Rata Struktur Modal Pada Perusahaan Pertambangan
yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia Periode 2008-2010
(22)
Hasil Analisis Verifikatif
Analisis Regresi Linear Berganda
(23)
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi linier
berganda memnuhi kriteria BLUE (
Based Linear Unbiased
Estimator
). dalam uji asumsi klasik ada beberapa pengujian
untuk memenuhi kriteria BLUE, berikut 4 pengujian asumsi
klasik:
(24)
A. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
51
Normal Parameters
a,,bMean
.0000000
Std. Deviation
14.41932392
Most Extreme Differences
Absolute
.076
Positive
.076
Negative
-.076
Kolmogorov-Smirnov Z
.546
Asymp. Sig. (2-tailed)
.927
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Angka
Asymtotic Significance
pada Uji Kolmogorov Smirnov lebih
besar 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
(25)
pada Uji Normal P Plot titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan
penyebaran mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa penyebaran data mendekati normal atau memenuhi
asumsi normalitas.
(26)
B. Uji Multikolinearitas
dapat dilihat bahwa marjin laba bersih dan struktur aktiva,
menunjukan nilai
tolerance
> 0,10 dan nilai VIF < 10
(27)
C. Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Glejser
Nilai t-statistik Uji Glejser dari seluruh variable penjelas
tidak ada yang signifikan secara statistik atau > dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini tidak
(28)
D. Uji Autokorelasi
Model regresi dikatakan tidak terdapat autokorelasi apabila
nilai asymp sig. pada output runs test > 5% (0,05)
(29)
(30)
Koefisien Determinasi
Diperoleh koefisien determinasi, yaitu sebesar 0,395. Ini berarti
bahwa secara simultan marjin laba bersih (X1) dan struktur
aktiva (X2) mempengaruhi struktur modal (Y) selama tahun 2008
sampai dengan 2010 adalah sebesar 39,5% sedangkan sisanya
sebesar 60,5% di pengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat
pertumbuhan perusahaan, perlindungan pajak, kondisi intern
perusahaan, dan ekonomi makro.
(31)
Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Hasil Uji F Marjin Laba Bersih dan Struktur Aktiva
terhadap Struktur Modal
F
hitung
> F
tabel
(15,654 > 3,19)
dengan nilai sig. 0,000 < 0,05
Maka H
1
diterima dan Ho ditolak.
Dapat disimpulkan bahwa variabel marjin laba bersih dan
struktur aktiva secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap struktur modal. Nilai F positif
menunjukkan bahwa marjin laba bersih dan struktur aktiva
mempunyai hubungan yang searah dengan struktu modal.
(32)
Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Hasil Uji t Marjin Laba Bersih Terhadap Struktur Modal
t
hitung
> t
tabel
(-5,470 > -2,01063)
dengan nilai sig. 0,000 < 0,05
Maka H
1
diterima dan Ho ditolak.
Dapat disimpulkan bahwa variabel marjin laba bersih
secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
struktur modal. Nilai t negatif menunjukkan bahwa marjin
laba bersih mempunyai hubungan yang berlawanan arah
dengan struktu modal.
(33)
Hasil Uji t Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal
t
hitung
< t
tabel
(-1,137 < -2,01063)
Dengan nilai sig. 0,261 > 0,05
Maka H
1
ditolak dan Ho diterima
Dapat disimpulkan bahwa variabel struktur aktiva tidak
memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap struktur
modal. Nilai t negatif menunjukkan bahwa struktur aktiva
mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan struktu
modal
(34)
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa
secara simultan marjin laba bersih dan struktur aktiva mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial marjin laba
berish berpengaruh yang signifikan terhadap sturktur modal dan struktur
aktiva secara parsial tidak berpengaruh yang tidak signifikan terhadap struktur
modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Perkembangan marjin laba bersih mengalami fluktuasi pada tahun 2008-2010
disebabkan oleh menurunnya harga komoditas petambangan. Dengan marjin
laba bersih yang kecil perusahaan tidak berani untuk meningkatkan struktur
modalnya dengan hutang, dikarenakan biaya hutang akan lebih besar dari laba
yang dihasilkan
Perkembangan Struktur aktiva mengalmi fluktuasi pada tahun 2008-2010
disebabkan oleh kondisi ekonomi dunia yang belum stabil
Perkembangan struktur modal mengalami flukstuasi pada tahun 2008-2010
dikarenakan manajemen perusahaan sangat berhati-hati dalam mengambil
pendanaan eksternal pada saat ekonomi sedang krisis, manajemen
mengkhawatirkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban pendanaan
ekternal tersebut
(35)
(36)
(37)
PENGARUH MARJIN LABA BERSIH DAN STRUKTUR
AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008 - 2010
The Effect Of Net Profit Margin And Assets Structure On Capital
Structure Of Mining Companies
Listed
In Indonesian Stock Exchange
For 2008 - 2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
AGUS SAEPUL ROCHMAN
21208022
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(38)
(39)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Marjin Laba Bersih Dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 - 2010 Nama : Agus Saepul Rochman
NIM : 21208022 Jenjang : Strata Satu (S1) Program Studi : Manajemen Fakultas : Ekonomi
Bandung, September 2012 Menyetujui
Dosen Pembimbing
(Linna Ismawati, SE., M.Si.) NIP : 4127.34.02.008
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Manajemen
(Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M. Si.) (Linna Ismawati, SE., M.Si.) NIP: 4127.34.02. 015 NIP : 4127.34.02.008
(40)
iv
ABSTRACT
The Effect Of Net Profit Margin And Assets Structure On Capital
Structure Of Mining Companies
Listed
In Indonesian Stock
Exchange For 2008 - 2010
By : Agus Saepul Rochman
Guide : Linna Ismawati, SE., M.Si
This research aims to determine net profit margin, assets structure and capital structure, also to know the effect of net profit margin and assets structure on capital structure to simultaneously and partially on Minning companies listed in Indonesian Stock Exchange for 2008-2010.
The method used is descriptive method and verifikatif. While the data used are secondary data that is composed of pooled data is financial statements Minning companies listed in Indonesian Stock Exchange for 2008-2010. Statistical test used is multiple linear regression analysis, the classical assumption test, pearson correlation analysis, coefficient of determination and test the hypothesis that counted manually and using SPSS 17.0 application for windows.
The results showed that simultaneous net profit margin and assets structure have a significant effect on capital structure, with the results obtained Fcount > Ftable, is 15,654 > 3,19. Partially, net profit margin is negative effect
significant capital structure, with the results obtained tcount > ttable is, -5,470 > -2,01063. While assets structure is hasn’t negative effect and not significant on capital structure, with the results obtained tcount < ttable, is -1,137 < -2,01063.
(41)
v
ABSTRAK
PENGARUH MARJIN LABA BERSIH DAN STRUKTUR
AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008 - 2010
Oleh : Agus Saepul Rochman Pembimbing : Linna Ismawati, SE., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui marjin laba bersih, struktur aktiva dan struktur modal, juga untuk mengetahui pengaruh marjin laba bersih dan struktu aktiva terhadap struktur modal baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder berupa pooled data yaitu laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010. Pengujian statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, analisis korelasi pearson, koefisien determinasi dan uji hipotesis yang dihitung secara manual dan menggunakan aplikasi SPSS 17.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukan bahwa marjin laba bersih dan struktu aktiva secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih, dengan didapat hasil Fhitung > Ftabel, yaitu 15,654 > 3,19. Secara parsial, marjin laba
bersih berpengaruh negatif secara signifikan terhadap struktur modal, dengan didapat hasil thitung > ttabel, yaitu -5,470 > -2,01063. Sedangkan struktur aktiva
tidak berpengaruh negatif secara tidak signifikan terhadap laba bersih, dengan didapat hasil thitung < ttabel, yaitu -1,137 < -2,01063.
(42)
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat, dan anugrah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini.
Adapun tujuan dari Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh jenjang S1 Program Studi Manajemen di Universitas Komputer Indonesia.
Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik isi maupun bahasa yang digunakan. Hal ini tidak lain karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Selain itu penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat, serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, Sehingga sepatutnya pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor UNIKOM
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M. Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNIKOM
(43)
vii
3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM, selaku Wali Dosen Manajemen 1, dan selaku dosen pembimbing
4. Ibu Sri Herlinawati, selaku staff administrasi Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM)
5. Karyawan-karyawan Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) yang bersedia meluangkan waktunya selama Penulis melakukan Penelitian
6. Yang tercinta kedua orang tua, kakak, adik, dan keluarga besarku yang telah memberikan dorongan dan motivasi baik secara moral maupun materi.
7. Dosen-dosen dan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan kepada Penulis dalam penulisan Skripsi.
Akhirnya semoga Skripsi ini dapat dimanfaatkan dan diberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi Penulis maupun bagi pihak yang berkepentingan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandung, September 2012 Penulis
(44)
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ii MOTTO... iii ABSTRAK ... iv ABSTRACT ... v KATA PENGANTAR ... vi DAFTAR ISI ... viii DAFTAR GAMBAR ... xi DAFTAR LAMPIRAN ... xiv BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1 1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 7 1.2.1 Identifikasi Masalah... 7 1.2.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8 1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8 1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
(45)
ix
1.4.2 Kegunaan Akademisi ... 9 1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 10
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 10 1.5.2 Waktu Penelitian ... 10 BAB II ... 10 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 10 2.1 Kajian Pustaka ... 11 2.1.1 Profitabilitas ... 11
2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas ... 11 2.1.1.2 Net Profit Margin ... 14 2.1.2 Struktur Aktiva ... 17 2.1.2.1 Pengertian Struktur Aktiva... 17 2.1.3 Struktur Modal ... 19 2.1.3.1 Pengertian Struktur Modal ... 19 2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 23 2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 25 2.2 Kerangka Pemikiran ... 28
2.2.1 Hubungan Marjin Laba Bersih, Struktur Aktiva Dan Struktur Modal ... 31 2.2.1.1 Hubungan Profitabilitas (Marjin Laba Bersih) Dengan Sturktur
Modal ... 31 2.2.1.2 Hubungan Struktur Aktiva degan Struktur Modal ... 31 2.2.1.3 Hubungan Profitabilitas (Marjin laba bersih) dan Struktur
(46)
x
2.3 Hipotesis ... 35 BAB III... 36 OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 36 3.1 Objek Penelitian ... 36 3.2 Metode Penelitian ... 36 3.2.1 Desain Penelitian ... 39 3.2.2 Operasionalisasi Variable ... 41 3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data... 44 3.2.3.1 Sumber Data... 44 3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 45 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 48 3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis... 51 3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 51 3.2.5.2 Uji Hipotesis ... 62 BAB IV ... 62 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 68 4.1.1 Sejarah Perusahaan Pertambangan ... 68 4.1.2 Aktivitas Perusahaan Pertambangan... 70 4.2 Analisis Deskriptif ... 75
4.2.1 Perkembangan Marjin Laba Bersih (X1) Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010 ... 75
(47)
xi
4.2.2 Perkembangan Struktur Aktiva (X2) Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010 ... 78 4.2.3 Perkembangan Struktur Modal (Y) Pada Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010... 82 4.3 Analisis Verifikatif ... 85
4.3.1 Pengaruh Marjin Laba Bersih (X1) dan Struktur Aktiva (X2)
Dengan Struktur Modal (Y) Secara Parsial Maupun Simultan ... 85 A. Analisis Regresi Linear Berganda... 85 B. Uji Asumsi Klasik ... 88 C. Analisis Korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation) .... 93 D. Koefisien Determinasi ... 96 E. Pengujian Hipotesis ... 98 BAB V ... 112 KESIMPULAN DAN SARAN ... 112 5.1 Kesimpulan... 112 5.2 Saran ... 114 DAFTAR PUSTAKA ... 116 LAMPIRAN-LAMPIRAN...119
(48)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kondisi perekonomian saat ini ternyata sangat tergantung dengan masalah pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa berhadapan dengan persoalan penambahan modal yang tujuannya mengembangkan skala produksi dan memperluas pasar untuk mencapai tingkat operasional yang lebih efisien. Beberapa pakar sependapat bahwa untuk keluar dari krisis ekonomi ini sektor riil harus digerakkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun demikian banyak hambatan yang dialami oleh dunia usaha salah satunya yang sangat krusial adalah masalah pendanaan.
Dunia usaha mengalami kemunduran yang diakibatkan oleh kemacetan kredit-kredit yang diberikan ke dunia usaha tanpa memperhitungkan batas maksimum pemberian masa kredit dimasa lalu oleh perbankan dan masalah kelayakan kredit yang disetujui.
Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting bagi perusahaan dalam kegiatan perusahaan. Dalam mengelola fungsi keuangan salah satu unsur yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu menentukan struktur modal yang optimal yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya.
(49)
2
Struktur modal atau capital structure merupakan proporsi atau perbandingan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, apakah dengan menggunakan utang, ekuitas, atau dengan menerbitkan saham.
Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal tidak baik, dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya leverage, nilai perusahaan pertama-tama meningkat mencapai maksimum dan kemudian menurun.
Keputusan struktur modal perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan juga berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan meningkatkan leverage maka perusahaan dengan sendirinya akan meningkatkan resiko keuangan perusahaan. Dan sebaliknya perusahaan harus memperhatikan masalah pajak, karena sebagian ahli berpendapat bahwa penggunaan modal yang berlebihan akan menurunkan profitabilitas.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas dapat diukur melalui rasio, rasio merupakan alat untuk menyatakan pandangan terhadap kondisi finansial perusahaan, salah satu ukuran atau indikator dari rasio
(50)
3
profitabilitas adalah marjin laba bersih, rasio ini menunjukkan seberapa besar laba yang dapat disumbangkan kepada perusahaan dari setiap Rp 1,00 tingkat penjualan.
Bambang Riyanto (2008:297), mengemukakan bawha: “Perusahaan yang mempunyai laba relatif stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai akibat penggunaan modal asing. Dan dapat mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk mengadakan pinjaman atau penarikan modal asing.”
Perusahaan yang memiliki profit tinggi, cenderung menggunakan pembiayaan dengan pendanaan eksternal atau hutang, Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik dan perusahaan akan semakin mampu memenuhi kewajibannya finansialnya sebagai akibat penggunaan modal asing, maka di duga semakin besar profitabilitas maka struktur modal perusahaan tersebut juga semakin meningkat, maka profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal.
Struktur aktiva pun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan. Struktur aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva yang tahan lama yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang.
(51)
4
Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:39), mengemukakan bahwa: “Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang.”
Pemilihan alternatif penambahan modal yang berasal dari kreditur (hutang) pada umumnya didasarkan pada pertimbangan: murah, dikatakan murah, karena biaya bunga yang harus ditanggung lebih kecil dari laba yang diperoleh dari pemanfaatan hutang tersebut.
Krisis keuangan global yang berawal di amerika serikat, suka tidak suka akhirnya meyeret industri pertambangan di seluruh dunia menjadi korban berikutnya. Sektor pertambangan indonesia yang sampai kuartal 2008 begitu berjaya, justru mendapat pukulan paling telak sejak saat itu. Indeks bursa saham Indonesia tutup sementara, dan rupiah terdepresiasi ke level Rp. 10.663 per USD, bahkan sempat lebih buruk dari itu, harga komoditi pertambangan pun turun antara 50% - 70% sejak musim panas tahun ini (Sumber: www.worldbank.org). Dampak krisis pun masih dirasakan oleh perusahaan pertambangan di tahun 2009 hal ini tercermin dalam laporan keungan perusahaan sektor pertambangan yang mencatat rata-rata margin laba bersih lebih kecil dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan oleh kewajiban perusahaan pertambangan yang harus memenuhi kontrak jual beli yang sudah disepakti sebelumnya.
Berikut perkembangan marjin laba bersih, struktur aktiva dan struktur modal perusahaan pertambangan
(52)
5
Tabel 1. 1 Nilai Rata-rata Marjin Laba Bersih, Struktur Aktiva dan Struktur Modal (DAR) Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia NO CODE
Marjin Laba Bersih (%)
Struktur Akitva (%)
Struktur Modal (%)
2008 2009 2010 2008 2009 2010 2008 2009 2010 1 BUMI 19,10 5,92 7,12 5,24 15,38 12,46 60 78 75 2 KKGI 11,96 7,87 17,13 10,04 8,67 11,17 45 45 42 3 MEDC 21,78 2,88 8,93 7,95 11,56 11,10 62 64 64 4 ANTM 14,26 6,94 19,25 28,21 29,08 23,98 21 18 22 5 CITA 11,86 7,15 5,52 48,11 61,84 53,73 43 37 44 6 INCO 27,38 22,40 34,27 72,51 67,67 66,87 17 22 23 7 TINS 14,83 4,07 11,37 15,20 26,15 2,32 34 29 29 8 PKPK 7,22 5,08 2,79 54,48 47,43 40,87 61 61 59 9 RUIS 2,55 1,79 1,22 28,59 29,38 24,81 67 63 64 10 MITI 0,002 13,06 3,84 34,57 34,86 33,42 84 85 74 11 ADRO 4,90 16,21 8,94 17,57 17,46 21,70 58 59 54 12 BYAN 0,42 1,76 8,47 28,50 27,32 22,13 70 66 64 13 ITMG 17,84 22,25 12,24 32,20 28,66 31,96 38 34 34 14 PTRO 0,86 0,93 22,60 46,98 55,98 64,17 60 59 46 15 PTBA 23,67 30,48 25,40 6,29 4,60 10,56 33 28 26 16 ELSA 5,26 12,73 1,52 36,57 31,65 35,46 51 54 47 17 CTTH 2,19 11,21 8,38 33,36 35,27 32,05 78 67 62
Rata-rata Marjin laba Bersih,
Struktur Aktiva, dan Struktur Modal
10,95 10,16 11,71 29,79 31,35 29,34 52 51 49
Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali) Data tabel 1.1 diatas menunjukan kenaikan rata-rata struktur aktiva dari 29,79% naik ke 31,35% pada tahun 2009 yang dialamai perusahaan pertambangan tidak mendorong perusahaan untuk menaikan proposri struktur modalnya atau mengambil utang baru untuk pembiayaan perusahaan. Fenomena ini menggambarkan perusahaan sangat berhati-hati dalam mengambil hutang sebagai sumber pembiayaan karena
(53)
6
dikekhawatirkan perusahaan tidak bisa memenuhi kewajiban finansialnya disaat kondisi perekonomian dalam keadaan krisis
Rata-rata margin laba bersih pun lebih kecil dari tahun sebelumnya yaitu dari 10,95% trurun menjadi 10,16%, berdasarkan survey awal, hal ini disebabkan oleh kewajiban perusahaan pertambangan yang harus memenuhi kontrak jual beli yang sudah disepakti sebelumnya, dimana harga komoditi sedang mengalami penurunan hingga mencampai 50%, dengan marjin laba bersih yang kecil perusahaan tidak berani untuk meningkatkan struktur modalnya dengan hutang, dikarenakan biaya hutang akan lebih besar dari laba yang dihasilkan. Dari data tabel 1.1 menunjukan menurunya marjin laba bersih diikuti pula oleh menurunya struktur modal perusahaan pertambangan dari 52% ditahun 2008 menurun menjadi 51% ditahun 2009.
Untuk itu diperlukan pertimbangan variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan dalam hal ini dilihat dari marjin laba bersih dan struktur aktiva sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi struktur modal dalam hal ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 -2010.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh, dan menyajikan dalam bentuk usulan penelitian dengan judul “Pengaruh Marjin Laba Bersih dan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010”
(54)
7
1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi adalah stuktur modal yang kurang optimal tercermin dari rata-rata perusahaan pertambangan yang menurunkan bauran hutangnya karena dikhawatirkan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiaban finansial ketika kondisi ekonomi sedang memburuk dan kecilnya profit yang diahasilkan perusahaan, ini dapat dilihat dari rata-rata marjin laba bersih perusahaan yang menurun.
Pada saat bersamaan adanya kenaikan rata-rata strukut aktiva perusahaan pertambangan, namun sebagian dari perusahaan pertambangan memiliki tingkat struktur aktiva yang tidak terlalu tinggi, yang sering kali menjadi hambatan perusahaan pertambangan dalam melakukan pendanaan eksternal.
1.2.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan marjin laba bersih pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagaimana perkembangan struktur aktiva pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagaimana struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(55)
8
4. Seberapa besar pengaruh marjin laba bersih dan struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di marjin laba bersih
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh dan menganalisis informasi beserta data yang relevan mengenai utang yang berhubungan dengan struktur modal dengan menggunakan marjin laba bersih dan struktur aktiva yang dilakukan perusahaan serta untuk menjawab masalah-masalah tertentu yang ada kaitannya dengan struktur modal.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan marjin laba bersih pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui perkembangan struktur aktiva pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui perkembangan struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh marjin laba bersih dan struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(56)
9
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktisi
Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut :
1) Bagi perusahaan diharapkan dapat menjadi umpan balik bagi perusahaan yang diteliti dan menjadi masukan mengenai marjin laba besih, struktur aktiva dan dampaknya terhadap struktur modal pada pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di masa yang akan datang.
2) Bagi pihak lain sebagai referensi atau tambahan informasi yang diperlukan untuk pengembangan pengetahuan lebih lanjut mengenai pengaruh marjin laba bersih, struktru aktiva dan struktur modal
1.4.2 Kegunaan Akademisi
Adapun kegunaan penelitian ini semoga dapat bermanfaat secara akademis kepada pihak sebagai berikut :
1. Bagi peneliti hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, dan pemahaman tentang marjin laba bersih, struktru aktiva dan struktur modal. 2. Bagi pengembangan ilmu manajemen hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya mengenai pengaruh marjin laba bersih, struktru aktiva dan struktur modal.
(57)
10
1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di 19 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian yang terkait dengan data laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Pengambilan data melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melalui situs
http://www.idx.co.id. 1.5.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai pada Maret 2012 sampai dengan Juli 2012
Tabel 1. 2 Jadwal Kegiatan Penelitian
Jadwal Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni Juli Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pra Survei : Persiapan judul Persiapan teori Pengajuan judul penelitian Menentukan tempat penelitian Usulan Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyusunan LaporanPenelitian
(58)
11 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Profitabilitas
2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas
Menurut Bambang Riyanto (2008 : 35) , mengatakan: “Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama suatu periode tertentu.”
Adapun pendapat Menurut Agus Sartono (2010:122) menyatakan sebagai berikut: “Profitabilitas adalah Kempauan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.”
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:304), mengemukakan bahwa: “Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.”
Sedangkan menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2009:107), menyatakan bahwa: “Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.”
Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah pengukur kemampuan perusahaan atas laba yang dihasilkan dari berbagai aktivitas
(59)
12 perusahaan melalui sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.
Rasio profitabilitas merupakan salah satu alat analisis dari rasio keuangan yang bertujuan untuk melakukan evaluasi bagaimana suatu perusahaan berprestasi dan bagaimana menempatkan posisinya di masa yang akan datang. Rasio profitabilitas yang merupakan salah satu indikator dalam analisis rasio keuangan pun sebaiknya tidak dikerjakan secara mekanistis, akan tetapi harus dengan pertimbangan sebagai bagian dari proses evaluasi yang lebih luas.
Menurut John J. Wild, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey (2004:39), menerangkan bahwa rasio profitabilitas diterapkan pada tiga area penting dalam analisis laporan keuangan, yaitu meliputi:
1. Tingkat pengembalian atas investasi (return on investment) untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang.
2. Kinerja operasi. Untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi.
3. Pemanfaatan aktiva (asset utilization). Untuk menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan, disebut pula perputaran (turnover).
Menurut Lawrence J. Gitman (2009:65), “Terdapat banyak ukuran profitabilitas, yang keseluruhannya merupakan ukuran untuk mengevaluasi keuntungan perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, tingkat aktiva tertentu, atau investasi pemilik. Tanpa laba, perusahaan tidak dapat memperoleh modal dari luar. Pemilik, kreditor, dan kemampuan membayar perusahaan menjadi hal yang
(60)
13 sangat penting dalam meningkatkan laba, dimana hal tersebut akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan.”
Cara-cara pengukuran rasio profitabilitas menurut Agus Sartono (2010:123):
1. Gross Profit margin Ratio
Rasio ini merupakan persentase dari laba kotor dengan penjualan. Semakin besar gross profit margin ratio maka semakin baik keadaan operasi perusahaan karena hal ini menunjukan bahwa cost of good sold lebih rendah dibandingkan sales.
Gross profit margin ini sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun, begitu juga sebaliknya.
2. Net Profit margin
Merupakan rasio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan yang sudah dikurangi seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan dengan penjualannya.
�� ����� ����� =Laba Setelah pajak
Penjualan x 100%
3. Return on Investen atau Return On Assets (ROA)
Return on investment atau return on assets menunjukan kemampuan perusahaan mengahasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
�����������������= Penjualan−Harga pokok penjualan
(61)
14
����� � ������ =Laba Setelah Pajak
Total Aktiva x 100%
4. Return On Equity (ROE)
Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak. Rasio ini dinyatakan sebagai berikut:
����� �������= Laba Setelah pajak
Modal Sendiri x 100%
2.1.1.2 Net Profit Margin
Lukman Syamsuddin (2007:62), mendefinisikan Net Profit margin sebagai berikut: “Net profit margin adalah merupakan rasio antara laba bersih (Net Profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expense termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi Net Profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan”.
Rumus Net Profit margin dapat ditulis sebagai berikut :
�� ����� �����= �� �������� ���������� �� ( � )
����
Menurut Bambang Riyanto (2008:336)., net profit margin diartikan sebagai keuntungan netto per rupiah penjualan. Menurut beliau, rumus perhitungan net profit margin dapat ditulis sebagai berikut :
(62)
15
�� ����� �����= Keuntungan Setelah pajak (EAT) Penjualan ��o
Profit margin digunakan untuk mengukur profitabilitas dari penjualan dan tingkat efisiensi operasi perusahaan, yakni sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya yang ada di perusahaan pada periode tertentu. Rasio ini menunjukkan berapa persen laba yang dapat direalisasikan dari setiap tingkat penjualan tertentu atau dapat pula di interpretasikan seberapa besar laba yang dapat disumbangkan kepada perusahaan dari setiap Rp 1,00 tingkat penjualan.
Tinggi rendahnya profit margin dipengaruhi oleh penjualan dan biaya-biaya operasi (harga pokok penjulan + biaya pemasaran + biaya administrasi dan umun).
Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu yang disebabkan kenaikan tingkat penjualan lebih besar dari pada biaya operasi. Sedangkan profit margin yang rendah menunjukkan rendahnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari tingkat penjualan tertentu yang disebabkan penjualan yang terlau rendah untuk biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum profit margin yang rendah menunjukkan manajemen yang tidak efisien. Setiap perusahaan berkepentingan terhadap profit margin yang tinggi.
Besarnya profit margin pada setiap transaksi penjualan ditentukan oleh dua faktor, yaitu net sales (penjualan bersih) dan net operating income (laba bersih
(63)
16 operasi). Besar kecilnya net operating income (laba bersih operasi) tergantung pada pendapatan dari sales dan besarnya operating expense (biaya operasi). Dengan jumlah
operating expense tertentu profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar sales, atau dengan jumlah sales tertentu profit margin dapat diperbesar dengan memperkecil operating expensenya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2008:39) yang menyatakan bahwa, terdapat dua alternatif usaha untuk memperbesar profit margin, yaitu:
1. Dengan menambah biaya operasi sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain, tambahan sales harus lebih besar dari pada tambahan operating expense. Perubahan besarnya sales dapat disebabkan oleh perubahan harga penjualan per unit apabila volume sales dalam unit sudah tertentu, atau disebabkan karena luasnya penjualan bertambah dalam unit kalau tingkat harga produk per unit sudah tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pengertian meningkatkan sales di sini dapat berarti memperbesar pendapatan dari sales dengan jalan:
a. Memperbesar volume sales unit pada tingkat harga penjualan tertentu b. menaikkan harga penjualan per unit produk pada luas sales dalam unit
tertentu.
2. Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan dari operating expense yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain mengurangi biaya usaha relatif lebih besar dari pada
(64)
17 berkurangnya pendapatan dari sales. Meskipun jumlah sales dari periode tertentu berkurang, tetapi karena disertai dengan berkurangnya operating expense yang lebih sebanding maka akibatnya ialah bahwa profit marginnya makin besar.
2.1.2 Struktur Aktiva
2.1.2.1 Pengertian Struktur Aktiva
Menurut Bambang Riyanto (2008:19), “Struktur aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva yang tahan lama yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap ditambah aktiva lain yang sifatnya permanen. Dan perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan mengutamakan kebutuhan dananya dengan hutang.
Menurut Lukman Syamsuddin (2007:9), struktur aktiva akan nampak pada neraca sebelah debet. Struktur aktiva merupakan susunan penyajian aktiva dalam
(65)
18 rasio tertentu dari laporan keuangan yang nampak pada neraca sebelah debet yang menggolongkan aktiva dalam perbandingan tertentu untuk mengetahui berapa besarnya aktiva tertentu dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki. Penentuan struktur aktiva yang baik bagi suatu perusahaan, bukanlah tugas yang mudah karena hal ini membutuhkan kemampuan manajer untuk menganalisa keadaan-keadaan pada masa lalu, serta estimasi-estimasi masa yang akan datang, yang dihubungkan dengan tujuan jangka panjang perusahaan.
Dalam hal ini, struktur aktiva dihubungkan dengan tujuan jangka panjang perusahaan, sebab untuk perusahaan tertentu, contohnya perusahaan pertambangan, sering menjadikan struktur aktiva perusahaan sebagai jaminan dari penggunaan utang jangka panjang atau pendanaan ektern yang dilakukan perusahaan. Sebagian besar perusahaan industri, modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed asset), sebab aktiva tetap merupakan the earning assets (aktiva yang sesungguhnya menghasilkan pendapatan bagi perusahaan). Perusahaan seperti ini menggunakan aktiva tetap lebih banyak dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja, yang disebut sebagai perusahaan yang “capital intensive”. Sedangkan perusahaan yang mempekerjakan lebih banyak pekerja disebut sebagai perusahan yang “labour intensive”. Artinya, semakin besar rasio aktiva tetap atas total aktiva, maka semakin capital intensive keadaan suatu perusahaan. Namun, aktiva lancar tidak lantas menjadi hal yang tidak penting, karena bagaimana pun, aktiva lancar sangat diperlukan dalam produksi dan penjualan dari apa yang telah dihasilkan oleh aktiva tetap.
(66)
19 Menurut Bambang Riyanto (2008:22), mengemukakan bahwa: “Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antar aktiva lancar dan aktiva tetap.”
Sedangkan menurut Lukman Syamsudin (2007:9) menyatakan bahwa: “Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva yang dapat menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva.
Menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham (2005:175) mengemukakan bahwa:“Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva.”
Adapun rumus perhitungan untuk struktur aktiva tersebut di atas adalah sebagai berikut:
������������� = ������ ����
���������� � 100%
2.1.3 Struktur Modal
2.1.3.1 Pengertian Struktur Modal
Kegiatan operasi perusahaan, seringkali dihadapkan pada masalah dari mana pendanaan diperoleh, dan untuk apa dana tersebut digunakan. Sumber dana suatu
(67)
20 perusahaan dapat di lihat di sisi pasiva dari neraca perusahaan, sedangkan penggunaan dana dapat di lihat pada sisi aktiva dari neraca perusahaan. Untuk setiap penggunaan dana, haruslah ada sumbernya. Dalam arti yang lebih luas, aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan menunjukkan penggunaan bersih dari dana yang dimiliki, sedangkan hutang dan modal sendiri mencerminkan sumber dananya. Hutang yang dimaksudkan disini adalah hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.
Menurut Bambang Riyanto (2008:4), “keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut disebut pembelanjaan perusahaan”.
Perolehan dan penggunaan dana, harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas. Adapun penggunaan dana harus dilakukan secara efisien artinya setiap rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan investasi atau rentabilitas yang maksimal. Efisiensi penggunaan dana secara langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut atau rentabilitas. Sedangkan penggunaan dana harus dilakukan secara efisien, artinya manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan.
Pada prinsipnya, pemenuhan kebutuhan dana suatu perusahaan bersumber dari intern dan ekstern perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2008:5), sumber intern perusahaan yaitu sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam
(68)
21 perusahaan, misalnya dana yang berasal dari keuntungan yang ditahan di dalam perusahaan. Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan dananya dari sumber intern, dikatakan perusahaan itu melakukan pembelanjaan atau pendanaan intern. Sedangkan sumber ekstern yaitu sumber dana yang berasal dari tambahan penyertaan modal dari pemilik atau emisi saham baru, penjualan obligasi, dan kredit dari bank. Apabila perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya dipenuhi dari dana yang berasal dari pinjaman, dikatakan perusahaan itu melakukan pendanaan utang. Jika kebutuhan dana diperoleh dari emisi atau penerbitan saham baru, dikatakan perusahaan itu melakukan pendanaan atau pembelanjaan modal sendiri.
Menurut Bambang Riyanto (2008:6), fungsi pembelanjaan pada dasarnya terdiri atas:
1. Fungsi menggunakan atau mengalokasikan dana yang dalam pelaksanaannya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternatif investasi atau keputusan investasi.
2. Fungsi memperoleh dana atau fungsi pendanaan, yang dalam pelaksanaannya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternatif pendanaan atau keputusan pendanaan.
Berhubungan dengan semua itu, maka pembelanjaan perusahaan dapat diartikan sebagai keseluruhan aktivitas perusahaan dalam usaha mendapatkan dana yang diperlukan, dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan, serta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefektif dan seefisien mungkin.
(69)
22 Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan, maka akan sangat mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Namun, ketika kebutuhan dana sudah semakin meningkat karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik dari utang maupun dengan mengeluarkan saham baru. Proporsi penggunaan utang jangka panjang dan modal sendiri ataupun utang jangka panjang dan aktiva yang didanai dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan yang selanjutnya disebut dengan struktur modal, menjadi sangat penting dalam manajemen keuangan perusahaan mengingat baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan.
Menurut Brigham (2001) “Struktur modal berkaitan dengan pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Struktur modal tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri. Kebijakan struktur modal melibatkan (trade off) antara risiko dan tingkat pengembalian”
Sedangkan Menurut Lawrence J. Gitman (2009:546), rasio utang mengukur proporsi jumlah aktiva yang didanai oleh utang perusahaan.
Menurut Sutrisno (2009:255), besarnya struktur modal mengindikasikan besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan dibelanjai oleh utang. Mengingat pendanaan tersebut adalah untuk membiayai setiap aktiva yang dimiliki perusahaan.
Peneliti menggunakan debt to asset ratio, karena debt to asset ratio
(70)
23 Sehingga dapat diketahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Selain itu, debt to asset ratio dapat mengindikasikan tingkat keamanan dana melalui jaminan dari total aktiva yang dibiayai dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan struktur modal adalah proporsi total utang dengan modal sendiri untuk membiayai setiap aktiva yang dimiliki perusahaan.
Menurut Sutrisno (2009:217), menerangkan bahwa: “Rasio total utang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio utang , mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari utang.”
Adapun rumus untuk menghitung debt to asset ratio adalah sebagai berikut:
Debt to Asset Ratio = Total Hutang Total Aktiva
Sumber: Sutrisno (2009:217)
2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Agus Sartono (2010:248), faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah:
1. Tingkat penjualan. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti memiliki aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan hutang lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil.
2. Struktur aset. Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan karena dari skalanya perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber
(71)
24 dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian, besarnya asset tetap dapat dijadikan sebagai jaminan atau kolateral utang perusahaan.
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan. Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan masa mendatang, maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba.
4. Profitabilitas. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang.
5. Variabel laba dan perlindungan pajak. Variabel ini sangat erat kaitannya dengan stabilitas penjualan. Jika variabilitas atau volatibilitas laba perusahaan kecil, maka perusahaan mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menanggung beban tetap dari utang.
6. Skala perusahaan. Perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula.
7. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro. Sebagai contoh, perusahaan membayar deviden sebagai upaya untuk meyakinkan pasar tentang prospek perusahaan, dan kemudian menjual obligasi. Strategi itu diharapkan dapat meyakinkan investor bahwa prospek perusahaan baik. Dengan kata lain, agar menarik minat investor dalam hal pendanaan.
(72)
25 Sedangkan menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:39-41), menyatakan bahwa: “Faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap struktur modal perusahaan adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian manajemen, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, keadaan pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan”.
Adapun menurut Bambang Riyanto (2008:297), mengemukakan bahwa: “Faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap struktur modal adalah tingkat bunga, stabilitas dari “earning”, susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, sifat manajemen, dan besarnya suatu perusahaan”. 2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya
Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Sebelumnya
No Pengarang Judul Sumber Alat Analisis Kesimpulan 1 Endang
Sri Utami
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur
FENOMENA, Volume 7, Nomor 1, Maret 2009, hal. 39‐47, ISSN
1693‐4296
Ukuran Perusahaan, Standar
deviasi dari Return on Equity,
Tingkat Pertumbuhan, Struktur Aktiva, NPM, DAR
Ukuran perusahaan, risiko bisnis, tingkat pertumbuhan, dan profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di BEI
2 M. Toyib Daulay
Pengaruh Size, Profitability, Dan Growth Ofassets
Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Volume 2 Nomor 2,
Ukuran Perusahaan, NPM, Pertumbuhan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
(73)
26 Terhadap
Struktur Modal Pada
Industrimakanan Dan Minuman Yang Go-Public
di Bursa Efek Indonesia
November 2009, ISSN : 1979 - 5408
Aset, DAR terhadap struktur modal, pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal 3 Mahira
Rafique
Effect Of Profitability & Financial
Leverage On Capital
Structure: A
Case Of
Pakistan’s Automobile Industry
Economics and Finance Review Vol. 1(4) pp. 50 – 58, June, 2011, ISSN: 2047 - 0401
Degree of Financial Leverage, EBT/TA, EBT/EBIT Positive Relationship between capital
structure and financial burden on firm, as is indicated by the co-efficient value (1,48). But taking the significance level of profitability to be 0,1 the p-value of DFL was pound to be 0.96
4 Andiyas Miawan dan Ignatia S Seventi
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2006
Jurnal
PERSPEKTIF EKONOMI, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2008, hal. 135-148
Struktur aktiva, ROA, market to book ratio, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, Uniquness (biaya penjualan/total penjualan), DAR
Ada empat variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal secara parsial, yaitu ROA, ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan Uniquenes 5 Bram
Hadianto dan Pengaruh Risiko Sistetematik, Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 1,
BETA, Struktur aktiva, NPM,
Risiko sistematik, profitabilitas,
(74)
27 Christian
Tayana
Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Jenis Perusahaan Terhadap
Struktur Modal Emiten Sektor Pertambangan: Pengujian Hipotesis Static-Trade Off
Mei 2010, Hal 15-39
Jenis
Perusahaan, DAR
dan jenis perusahaan yang diproksi dengan variabel boneka berpengaruh positif terhadap struktur modal. 6 M. Sienly
Veronica Wijaya dan Bram Hadianto
Pengaruh
Struktur Aktiva, Ukuran,
Likuiditas, dan Profitabilitas Terhadap
Struktur Modal Emiten Sektor Ritel di Bursa Efek Indonesia : Sebuah
Pengujian Hipotesis Pecking Order
Jurnal Ilhmia Akuntansi Vol. 7, No. 1, Mei 2008, Hal 71-84
Struktur aktiva, ukuran perusahaan, CR, NPM, DAR
Struktur aktiva dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal, likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal 7 Masdar
Mas’ud
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dan
Hubungannya Terhadap Nilai Perusahaan
Manajemen dan Bisnis, Volume 7, Nomor 1, Maret 2008, hal. 82-99
ROE, ROA, ROI, ukuran perusahaan, GROWSA, GROWTA, struktur
aktiva, cost of finansial distress, MBV, MBE, PER Profitability berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal, hasil ini
menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahaan besar yang profitable lebih cenderung bersifat konservatif dalam
(75)
28 menggunakan hutang untuk operasi
perusahaannya 8 Valeriy
Sibilkov
Asset Liquidity And Capital Structure
Journal Of Financial And Quantitative Analysis Vol. 44, No. 5, Oct. 2009, Pp. 1173–1196
Liquidity, Size, R&D to Sales, Market to book, PPE, EBIT, Tax rate, adjusted total debt
The liquidity index is positively associated with leverage, and prior changes in the liquidity index are positively associated with subsequent changes in leverage
2.2 Kerangka Pemikiran
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba melalui semua kemampuan, Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik dan perusahaan akan semakin mampu memenuhi kewajibannya melalui pendanaan eksternal. Sehingga perusahaan yang memiliki profit tinggi, cenderung menggunakan pembiayaan dengan oblilgasi, utang bank atau pendanaan eksternalainya, yang selanjutnya akan berpengaruh struktur modal perusahaan.
Bambang Riyanto (2008:297), mengemukakan bawha: “Perusahaan yang mempunyai laba relatif stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai akibat penggunaan modal asing. Dan dapat mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk mengadakan pinjaman atau penarikan modal asing.”
(76)
29 Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva. Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:39), mengemukakan bahwa: “Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang.”
Sehingga perusahaan dengan jumlah aktiva tetap yang besar dapat meminjam kepada kerditur dengan menyediakan keamanan aset-aset perusahaan.
Struktur modal merupakan salah satu keputusan keuangan yang dihadapi manajer keuangan berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen, dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan.
Ketika perusahaan menggunakan hutang, biaya modal akan sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur, sedangkan pada kreditur akan timbul opportunity cost dari dana yang digunakan. Keputusan struktur modal yang tidak cermat akan menimbulkan biaya modal tinggi sehingga berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan
Dalam menentukan struktur modal perusahaan, banyak faktor yang mempengaruhinya, Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:39-41), menerangkan bahwa: Faktor-faktor yang umumnya dipertimbangkan ketika mengambil keputusan mengenai struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan.
(77)
30 Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka dapat digambarkan skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
(78)
31 2.2.1 Hubungan Marjin Laba Bersih, Struktur Aktiva Dan Struktur Modal 2.2.1.1 Hubungan Profitabilitas (Marjin Laba Bersih) Dengan Sturktur Modal
Dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2008:297), “Perusahaan yang mempunyai laba relatif stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai akibat penggunaan modal asing. Dan dapat mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk mengadakan pinjaman atau penarikan modal asing.”
Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas memiliki keterkaitan terhadap struktur modal. Semakin tinggi kemampuan perusahaan menghasilkan laba, maka semakin tinggi modal suatu perusahaan yang didanai dari utang. Dan sebaliknya, semakin rendah kemampuan perusahaan menghasilkan laba, maka semakin rendah pula modal suatu perusahaan yang didanai dari utang. Dengan kata lain, terdapat pengaruh yang positif antara profitabilitas dengan struktur modal.
2.2.1.2 Hubungan Struktur Aktiva degan Struktur Modal
Dikemukakan Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:39), yaitu: “Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang.”
Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva memiliki keterkaitan terhadap struktur modal. Semakin tinggi struktur aktiva, maka semakin tinggi perusahaan untuk dapat menjamin utang jangka panjang yang dipinjamnya. Dan sebaliknya, semakin rendah struktur aktiva suatu perusahaan, maka semakin rendah pula kemampuan perusahaan dalam pembayaran kewajiban
(1)
114
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah penulis lakukan, maka penulis ingin memberikan saran bagi perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010 dan bagi penelitian struktur modal selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1. Variabel independen dalam penelitian ini (marjin laba bersih dan struktur aktiva) hanya mempengaruhi struktur modal sebesar 39,5% dan 60,5% sisanya dipengaruhi variabel lain. oleh sebab itu peneliti memberi saran untuk peneliti struktur modal selanjutnya untuk lebih banyak menggunakan variabel independen (X) dalam mempengaruhi struktur modal, diantaranya tingkat pertumbuhan perusahaan, perlindungan pajak, kondisi intern perusahaan, dan ekonomi makro. peneliti menyadari sampel yang digunakan dalam penelitian masih belum bisa merepresentasikan keseluruhan kondisi struktur modal sektor pertambangaan dikarenakan data penelitian yang digunakan hanya tiga tahun laporan keuangan, untuk itu peneliti memberi saran kepada peneliti struktur modal selanjutnya yang menggunakan sektor pertambangan sebagai unit penelitian untuk lebih banyak mengambil data laporan keuangan lebih dari tiga tahun., dengan data penelitian yang lebih banyak harapan penelitian bisa merepresentasikan keseluruhan kondisi struktur modal sektor pertambangan bisa tercapai.
(2)
2. Sebaiknya, perusahaan dan para tambang tidak terlalu agresif dalam ekspansi bisnis tanpa memperhitungkan permintaan pasar secara riil karena akan berdampak pada meningkatnya risiko di sektor pertambangan. Akibatnya, banyak pasokan produk tambang yang tidak mampu diserap pasar, sehingga target marjin laba bersih atau keuntungan tidak tercapai. Selain itu, perusahaan harus dapat melakukan efisiensi biaya, untuk dapat mencapai laba yang optimal. Karena tanpa adanya laba, tidak mungkin perusahaan memperoleh dana pinjaman. Oleh karena itu, untuk tetap dapat memiliki citra atau reputasi yang baik di mata kreditur, maka perusahaan harus tepat melakukan setiap kebijakan dan keputusan yang berkaitan dengan keuangan perusahaan sehingga laba yang tersedia cukup untuk membayar bunga sebagai balas jasa atas dana yang dipinjamnya.
3. Sebaiknya, bagi perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010, sebelum menetapkan kebijakan struktur modalnya agar terlebih dahulu memperhatikan variabel marjin laba bersih karena variabel tersebut dianggap merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan struktur modal, agar perusahaan dapat memutuskan besarnya struktur modal yang sesuai sehingga dihasilkan kebijakan struktur modal yang optimal bagi perusahaan.
4. Marjin laba bersih dan struktur aktiva mempengaruhi struktur modal, sehingga bagi manajemen perusahaan, variabel-variabel ini dapat dijadikan
(3)
116
pertimbangan dalam menentukan struktur modal agar dihasilkan kebijakan struktur modal yang optimal bagi perusahaan, yaitu mempertimbangkan beberapa hal antara lain berapa besar kebutuhan dana tersebut, dalam bentuk apa sumber dana tersebut, dan berapa lama dana itu digunakan akan berpengaruh pada struktur modal perusahaan yang menunjukkan komposisi perbandingan sumber dana permanen yang digunakan oleh perusahaan dalam membiayai investasinya.
(4)
116
Agus Sartono. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (4th ed.). Yogyakarta: BPFE.
Andiyas Miawan dan Ignatia S Seventi. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta Tahun 2003-2006. Jurnal PERSPEKTIF EKONOMI, Volume 1,
Nomor 2, 135-148
Bambang Riyanto. (2008). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan (4th ed.). Yogyakarta: BPFE.
Bram Hadianto dan Christian Tayana. (2010). Pengaruh Risiko Sistetematik, Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Jenis Perusahaan Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Pertambangan: Pengujian Hipotesis Static-Trade Off. Jurnal Akuntansi, Volume 2, Nomor 1, 15-39
Brigham, Eugene F., & Houston, Joel F. (2009). Dasar-dasar Manajemen Keuangan (10th ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, Eugene F. & Houston, Joel F. (2001). Manajemen Keuangan (8th ed.). Jakarta: Erlangga.
Bursa Efek Indonesia. (2012). Performance Summary of Listed Company. Diakses pada 31 Maret, 2012 dari World Wide Web: http://www.idx.co.id/Home/Publication/PerformanceSummary/tabid/148/langu age/en-US/Default.aspx
Endang Sri Utami. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur. FENOMENA, Volume 7, Nomor 1, 39‐47, ISSN
1693‐4296
Damodar Gujarati. (2005). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Gitman, Lawrence J. (2009). Principles of Managerial Finance. United States: Pearson Prentice Hall.
Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
(5)
117
Lukman Syamsuddin. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
M. Sienly Veronica Wijaya dan Bram Hadianto. (2008). Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran, Likuiditas, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Ritel di Bursa Efek Indonesia : Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal Ilhmia Akuntansi Volume 7, Nomor 1, 71-84
M. Toyib Daulay. (2009). Pengaruh Size, Profitability, Dan Growth Ofassets Terhadap Struktur Modal Pada Industrimakanan Dan Minuman Yang Go-Publicdi Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Volume 2 Nomor 2, ISSN : 1979 – 5408
Mahira Rafique. (2011). Effect Of Profitability & Financial Leverage On Capital Structure: A Case Of Pakistan’s Automobile Industry. Economics and Finance Review Vol. 1(4) pp. 50 – 58, ISSN: 2047 – 0401
Masdar Mas’ud. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
dan Hubungannya Terhadap Nilai Perusahaan. Manajemen dan Bisnis,
Volume 7, Nomor 1, 82-99
Moh. Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sofyan Syafri Harahap. (2008). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: EKONISIA.
Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini., & Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah-Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi Unikom. Bekasi: Genesis.
Umi Narimawati. (2008). Teknik-teknik Analisis Multivariat untuk Riset Ekonomi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Valeriy Sibilkov. (2009). Asset Liquidity And Capital Structure. Journal Of Financial And Quantitative Analysis Vol. 44, No. 5, Pp. 1173–1196
(6)
Wild, John J., Subramanyam K.R., & Halsey, Robert F. (2004). Financial Statement Analysis (8th ed.). Jakarta: Salemba Empat.