X-Ray Diffraction XRD SINTESIS SUPERKONDUKTOR Bi-2223 TANPA DOPING Pb (BSCCO-2223) DENGAN KADAR Ca = 2,10 PADA BERBAGAI SUHU SINTERING (SYNTHESIS OF Bi-2223 SUPERCONDUCTOR WITHOUT DOPING Pb (BSCCO-2223) WITH LEVELS OF Ca = 2,10 AT VARIOUS TEMPERATURE OF S

kedokteran dan biologi. SEM dapat membentuk bayangan permukaan spesimen secara mikroskopik. Kemampuan analisis SEM melebihi mikroskop optik Sutiani, 2009. Teori SEM didiskripsikan oleh fisikawan Jerman Dr. Max Knoll pada 1935. Tetapi fisikawan Jerman lainnya Dr. Manvred von Ardenne mengklaim telah melakukan penelitian prinsip-prinsip SEM dan interaksinya terhadap sampel pada tahun 1937. Pada 1942 tiga orang ilmuwan Amerika yaitu Dr. Vladimir Kosma Zworykin, Dr. James Hillier dan Dr. Snijder, benar-benar membangun sebuah mikroskop elektron pemindaian SEM dengan resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000 kali. Sebagai perbandingan, SEM modern sekarang ini mempunyai resolusi hingga 1 nm atau pembesaran 400.000 kali Hadiyanti, 2012. Menurut Gabriel 1985 SEM mempunyai kemampuan daya pisah atau resolusi yang sangat tinggi, hingga orde 100 Å. Daya pisah SEM dihasilkan oleh berkas elektron sebagai sumber cahaya dengan panjang gelombang yang jauh lebih pendek daripada panjang gelombang cahaya tampak. Hubungan daya pisah d dengan panjang gelombang λ dirumuskan oleh Reyleigh: 4 d engan β adalah celah efektif lensa objektif. Makin besar panjang gelombang, maka daya pisahnya semakin baik. Selain daya pisah yang baik, SEM mampu memperlihatkan bayangan relief yang ditimbulkan oleh kontras elektron sekunder dan kedalaman fokus depth of field sehingga menampilkan gambar dengan pola dua dimensi. Secara lengkap prinsip kerja SEM dapat dilihat pada Gambar 9. Backscattered electron detector Specimen Secondary electron detector Gambar 9. Prinsip Kerja Scanning Electron Microscopy SEM. Prinsip kerja SEM adalah menembak permukaan sampel dengan berkas elektron berenergi tinggi yang dihasilkan electron gun. Elektron ditembakkan ke arah sampel yang melalui anoda dan magnetic lens, kemudian dipantulkan kembali oleh permukaan sampel. Berkas elektron elektron sekunder yang dipantulkan oleh sampel akan diterima oleh detektor. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam pola gelap terang pada layar monitor Cathode Ray Tube CRT. Pada layar CRT ini gambar struktur sampel diperbesar dan bisa dilihat Rahmat, 2011. Electron gun Electron beam Magnetic lens Anode Stage

J. Celref Cell Refinement

Celref adalah perangkat lunak yang digunakan untuk memperbaiki parameter kisi dengan metode least-square yang dibuat oleh Jean Laugier dan Bernard Bochu di Laboratorium des Materiaux et du Genie Physique Ecole Nationale Superieure de Physique de Grenoble. Celref dapat digunakan untuk membantu menetapkan space group dari data XRD hasil pengukuran. Perangkat lunak ini sangat berguna untuk menyelesaikan data yang memiliki puncak overlap karena banyak puncak kecil yang muncul dari hasil XRD. Berdasarkan data tersebut dipilih kurang dari 20 puncak tertinggi dan terorientasi Janghorban, 2009. Jika proses refine menggunakan puncak tertinggi tidak sesuai dengan jumlah puncak yang berlaku dalam program, maka akan dicari model yang tepat sehingga sesuai dengan data awal yang diukur. Misalnya mengukur data XRD hanya dalam satu puncak, yaitu puncak maksimum sudut theta daripada menggunakan banyak puncak. Apabila menggunakan banyak puncak akan menghasilkan koreksi kesalahan yang lebih banyak Laugier dan Bochu, 1999. III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung dan Laboratorium Kimia Instrumentasi FMIPA Universitas Lampung. Sedangkan untuk karakterisasi XRD X-Ray Diffraction dan SEM Scanning Electron Microscopy dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan P3GL.

B. Alat dan Bahan

Bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan oksida dan karbonat dengan tingkat kemurnian yang tinggi yaitu: Bi 2 O 3 99,9, SrCO 3 99,9, CaCO 3 99,95, dan CuO 99,999. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: neraca sartorius digital, pipet, spatula, mortar, pastle keramik, cetakan sampel die, tungku furnace, alat pressing, crucible, X-Ray Diffraction XRD, dan Scanning Electron Microscopy SEM.

C. Komposisi Bahan

Komposisi bahan awal yang dibutuhkan untuk membuat 3 gram sampel superkonduktor BSCCO-2223 tanpa doping Pb, dengan kadar CaCO 3 = 2,10 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi bahan Bi-2223 dengan CaCO 3 = 2,10 Bahan Awal Fraksi Massa hitung untuk setiap 3 gram sampel Bi 2 O 3 2 1,1553 SrCO 3 2 0,7320 CaCO 3 2,10 0,5211 CuO 3 0,5916 Total 3,0000

D. Preparasi Sampel

Secara umum metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode reaksi padatan solid state reaction method yang terdiri dari penggerusan, peletisasi pressing dan pemanasan kalsinasi dan sintering. Prosedur penelitian secara garis besar dijelaskan pada Gambar 10.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PELONGGARAN KEBIJAKAN LOAN TO VALUE (LTV) TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY DI BURSA EFEK INDONESIA: PENDEKATAN EVENT STUDY (Analysis of Policy Easing of Loan To Value (LTV) Against Abnormal Return and Trading Volume Activity I

0 24 7

SINTESIS BAHAN SUPERKONDUKTOR BSCCO-2223 TANPA DOPING Pb PADA BERBAGAI KADAR CaCO3

2 13 51

Variasi Kadar CaCO3 dalam Pembentukan Fase Bahan Superkonduktor BSCCO-2223 dengan Doping Pb (BPSCCO-2223)

0 23 44

VARIASI SUHU SINTERING DALAM SINTESIS SUPERKONDUKTOR Bi-2212 DENGAN DOPING Pb (BPSCCO-2212) PADA KADAR Ca=1,10 (VARIATION OF SINTERING TEMPERATURE IN THE SYNTESIS OF Bi-2212 SUPERCONDUCTOR WITH Pb DOPANT (BPSCCO-2212) ON THE CONTENT OF Ca=1,10)

7 68 53

PEMBENTUKAN FASE BAHAN SUPERKONDUKTOR Bi-2223 DENGAN DOPING Pb (BPSCCO-2223) PADA KADAR Ca = 2,10 DENGAN VARIASI SUHU SINTERING (PHASE FORMATION OF BSCCO-2223 SUPERCONDUCTING MATERIALS WITH Pb DOPING (BPSCCO-2223) ON THE LEVEL OF Ca = 2,10 WITH VARIATION

5 37 47

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MICROSUPER KONDUKTOR BSCCO FASA 2223 DENGAN DOPING SN DAN PB.

2 13 16

EFEK DOPING Pb RENDAH PADA SUPERKONDUKTOR SISTEM BSCCO–2223 | Santosa | Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika 7717 16531 2 PB

0 0 4

KARAKTERISASI SUPERKONDUKTOR BSCCO-2223 YANG DISINTESIS DENGAN METODE REAKSI PADATAN

0 0 15

PENGARUH VARIASI PERLAKUAN DOPING Pb PADA Bi DALAM SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO TERHADAP EFEK MEISSNER DAN SUHU KRITIS

0 0 37

Analisa Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Capital Gain dan Trading Volume Activity Pada Perusahaan Non Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta.

0 0 13