Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

t = Kelompok perlakuan n = Jumlah sampel untuk 1 kelompok perlakuan 4 –1n–1≥15 3n –1≥15 3n –3≥15 3n≥18 n≥6 Besar sampel N = txn = 4x6 = 24 ekor tikus Jadi dalam penelitian ini, dibutuhkan 24 tikus putih Rattus norvegicus jantan galur Sprague dawley yang terbagi dalam 4 kelompok masing – masing kelompok terdiri dari 6 ekor, yaitu: a. Kelompok normal A yaitu tikus yang tidak diberikan ibuprofen suspensi maupun madu Bee pollen. Hanya diberikan pakan biasa dengan ukuran sama seperti 3 kelompok lainnya. b. Kelompok kontrol negatif B hanya diberikan Ibuprofen suspensi tiap 5 ml mengandung 100 mg ibuprofen. Dosis pemberian ibuprofen suspense untuk setiap kali pemberian adalah 6 mlkgBBkali pemberian. t –1n–1≥15 Pemberian ibuprofen dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari selama 7 hari Febrianti et al., 2013. c. Kelompok C diberikan Ibuprofen suspensi tiap 5 ml mengandung 100 mg ibuprofen. Dosis pemberian ibuprofen suspense untuk setiap kali pemberian adalah 6 mlkgBBkali pemberian. Pemberian ibuprofen dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari selama 7 hari dan 7 hari berikutnya diberikan madu Bee pollen yang tersertifikasi oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan merek dagang Bee pollen Plus. Dosis yang digunakan dalam perlakuan adalah setengah dari dosis anjuran yaitu 0.77 mlKg BB tikus. Dilanjutkan dengan metode pengenceran dengan perbandingan 1:3 dengan aquades untuk mempermudah administrasi madu secara peroral. d. Kelompok D diberikan Ibuprofen suspensi tiap 5 ml mengandung 100 mg ibuprofen. Dosis pemberian ibuprofen suspense untuk setiap kali pemberian adalah 6 mlkgBBkali pemberian. Pemberian ibuprofen dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari selama 7 hari dan 7 hari berikutnya diberikan madu Bee pollen yang tersertifikasi oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan merek dagang Bee pollen Plus. Dosis yang digunakan dalam perlakuan adalah 1,54 mlKg BB tikus. Dilanjutkan dengan metode pengenceran dengan perbandingan 1:3 dengan aquades untuk mempermudah administrasi madu secara peroral.

Dokumen yang terkait

Uji Antifertillitas Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) pada Tikus Jantan Strain Sprague Dawley Secara In Vivo

4 11 134

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

6 25 78

EFEK EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa acuminata) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ULKUS GASTER TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI ASPIRIN

4 31 82

PENGARUH EKSTRAK ETANOL 96% BIJI JENGKOL (Pithecollobium Jiringa) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GASTER DAN BERAT GASTER TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 14 68

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ARTERI KORONARIA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 13 66

EFEK PROTEKTIF THYMOQUINONE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

1 12 70

EFEK PROTEKTIF THYMOQUINONE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

2 35 76

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 26 71

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116