Alat Penelitian Bahan Penelitian

Pemberian ibuprofen dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari selama 7 hari Febrianti et al., 2013. c. Kelompok C diberikan Ibuprofen suspensi tiap 5 ml mengandung 100 mg ibuprofen. Dosis pemberian ibuprofen suspense untuk setiap kali pemberian adalah 6 mlkgBBkali pemberian. Pemberian ibuprofen dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari selama 7 hari dan 7 hari berikutnya diberikan madu Bee pollen yang tersertifikasi oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan merek dagang Bee pollen Plus. Dosis yang digunakan dalam perlakuan adalah setengah dari dosis anjuran yaitu 0.77 mlKg BB tikus. Dilanjutkan dengan metode pengenceran dengan perbandingan 1:3 dengan aquades untuk mempermudah administrasi madu secara peroral. d. Kelompok D diberikan Ibuprofen suspensi tiap 5 ml mengandung 100 mg ibuprofen. Dosis pemberian ibuprofen suspense untuk setiap kali pemberian adalah 6 mlkgBBkali pemberian. Pemberian ibuprofen dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari selama 7 hari dan 7 hari berikutnya diberikan madu Bee pollen yang tersertifikasi oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan merek dagang Bee pollen Plus. Dosis yang digunakan dalam perlakuan adalah 1,54 mlKg BB tikus. Dilanjutkan dengan metode pengenceran dengan perbandingan 1:3 dengan aquades untuk mempermudah administrasi madu secara peroral.

3.4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.3.1 Kriteria Inklusi :

a. Sehat tikus dengan bulu yang tidak kusam, bergerak aktif, konsumsi pakan dalam jumlah normal. b. Memiliki berat badan sekitar 150–250 gram. c. Berjenis kelamin jantan. d. Berusia sekitar 3−4 bulan.

3.4.3.2 Kriteria Eksklusi :

a. Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10 setelah masa adaptasi di laboratorium. b. Sakit tampakan tikus dengan rambut kusam, rontok dan aktivitas kurang atau tidak aktif, keluar eksudat yang abnormal dari mata, mulut, anus, genital. c. Tikus Mati

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas Independent variable

Variabel bebas pada penelitian ini adalah Madu Bee pollen

3.5.2 Variabel Terikat Dependent variable

Histopatologi mukosa gaster tikus putih galur Sprague dawley yang diinduksi ibuprofen suspensi.

Dokumen yang terkait

Uji Antifertillitas Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) pada Tikus Jantan Strain Sprague Dawley Secara In Vivo

4 11 134

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

6 25 78

EFEK EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa acuminata) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ULKUS GASTER TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI ASPIRIN

4 31 82

PENGARUH EKSTRAK ETANOL 96% BIJI JENGKOL (Pithecollobium Jiringa) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GASTER DAN BERAT GASTER TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 14 68

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ARTERI KORONARIA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 13 66

EFEK PROTEKTIF THYMOQUINONE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

1 12 70

EFEK PROTEKTIF THYMOQUINONE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

2 35 76

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 26 71

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116