Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik Oleh Mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU Medan

(1)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN

KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK OLEH MAHASISWA

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS

EKONOMI USU MEDAN

TESIS

Oleh

M. SIMBA SEMBIRING

077017086/Akt

S

E K O L AH

P A

S C

A S A R JA

NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN

KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK OLEH MAHASISWA

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS

EKONOMI USU MEDAN

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

M. SIMBA SEMBIRING

077017086/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul Tesis : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK OLEH MAHASISWA DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI USU MEDAN

Nama Mahasiswa : M. Simba Sembiring Nomor Pokok : 077017086

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.) (Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si.) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 30 April 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. Anggota : 1. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak.

2. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak. 3. Drs. Rasdianto, M.Si., Ak.


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK OLEH MAHASISWA DEPARTEMEN

AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI USU MEDAN”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan benar dan jelas.

Medan, 28 Maret 2009 Yang membuat pernyataan:

(M. Simba Sembiring) NIM. 077017086


(6)

ABSTRAK

M. Simba Sembiring, 2009. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik oleh Mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU Medan, dengan Komisi Pembimbing : Ade Fatma Lubis (Ketua) dan Hasan Sakti Siregar (Anggota).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor–faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan profesi/karir Akuntan Publik bagi mahasiswa/mahasiswi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU.

Sampel penelitian ditentukan secara purposive sampling dengan kriteria mahasiswa Akuntansi yang sudah melaksanakan Seminar Skripsi. Jumlah sampel berdasarkan purposive sampling sebesar 31 responden. Data yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan data sekunder. Pengolahan data dilakukan denganmenggunakan teknik analisis Regresi Berganda.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas berpengaruh terhadap minat menjadi akuntan publik secara simultan dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam Adjusted R2 sebesar 31,7 % variabel penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas berpengaruh positif terhadap pemilihan profesi/karir menjadi Akuntan Publik. Sedangkan sisanya sebesar 68,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Secara parsial variabel pengakuan profesional berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan karir menjadi Akuntan Publik, sedangkan finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan karir menjadi Akuntan Publik. Dengan demikian Pengakuan profesional merupakan pengakuan terhadap prestasi. Pengakuan profesional meliputi kemungkinan bekerja dengan ahli lain, kesempatan untuk berkembang, dan pengakuan akan prestasi.

Kata kunci: Penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, personalitasdan Karir Akuntan Publik.


(7)

ABSTRACT

M. Simba Sembiring, 2009. Factors Influence on Career Choice as Public Accountant by The Accounting Department Student of Faculty of Economic at University of North Sumatera, with supervisor commission ; Ade Fatma Lubis, (Chief) and Hasan Sakti Siregar (Member).

The aim of this research is to know and analysis effected by various factors such as toward career on Public Accountant The Accounting Department Student of Faculty of Economic at University of North Sumatera.

The research sample is purposive sampling with criterion that is the students who is still taking accounting Seminar. The amount of sample is based on purposive sampling about 31 respondents. The data collected is classified as primary data which is obtained by questionnaires distribution and secondary data. Data processing is conducted by using Multiple Regression Analysis.

The result of this research indicate that financial respect, profesional training, profesional recognation, social value, work accupation, consideration of market employ and personality to career choice on Public Accounting either it is partially and simultaneously influence with explained by variation the expressed in Adjusted R-2 equal to 31,7 % meanwhite the rest is equal to 68,3% influenced by other variables which is not explained by this research model, but partially professional recognation has the significant influence on career choice of Public Accounting, while financial respect, profesional training, social value, work accupation, consideration of market employ and personality not have the significantly influence on career choice of Public Accounting. Profesional recognition constitute likely of work with other expert, opportunity of branching and recognition of achievement.

Keywords : Financial respect, profesional training, profesional recognation, social value, work accupation, consideration of market employ, personality and Public Accounting career.


(8)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang dilakukan penulis adalah : ” Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik oleh Mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU Medan”.

Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H., Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU, dan juga selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan hingga selesainya penulisan Tesis ini.

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan hingga selesainya penulisan Tesis ini.

5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak., Bapak Drs. Rasdianto, M.Si.Ak., dan Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan untuk perbaikan tesis ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Pegawai di Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


(9)

7. Kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda H. Emar Sembiring dan Ibunda H. Barusiah Barus.

8. Istri tercinta Hj. Eli Hanum Nasution serta ketiga anakku yang tersayang M. Nur Maghribi, Sisi Mahfirah Rahmah, dan Atikah Marhamah atas kesabaran, motivasi, dan do’a yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan penulisan tesis ini.

9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Beasiswa Departemen Pendidikan Nasional (Diknas) di Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis menempuh studi dan penulisan tesis ini.

Penulis menyadari tesis ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh pembaca. Semoga kiranya Allah SWT selalu memberikan taufik dan rahmatnya kepada kita semua. Amin.

Medan, 28 Maret 2009 Penulis,

M. Simba Sembiring


(10)

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : M. Simba Sembiring

Tempat/Tgl.lahir : Deli Serdang/ 16 Desember 1964 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Setia Budi Pasar I Gang Pribadi III Tanjung Sari Medan

Telepon/ HP : 08163502091

Pendidikan

2007 – 2009 : S-2 Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU

1988 – 1990 : S-1 STIE Nusa Bangsa Jurusan Manajemen

1984 – 1987 : Diploma – III Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi USU

1981 – 1984 : SMA Negeri Tanjung Morawa

1977 – 1981 : SMP Karyawan Tanjung Morawa


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... . i

ABSTRACT... . ii

KATA PENGANTAR... . iii

RIWAYAT HIDUP ... . v

DAFTAR ISI... . vi

DAFTAR TABEL ... . ix

DAFTAR GAMBAR... . xi

DAFTAR LAMPIRAN ... . xii

BAB I PENDAHULUAN... . 1

1.1. Latar Belakang ... . 1

1.2. Rumusan Masalah ... . 6

1.3. Tujuan Penelitian ... . 6

1.4. Manfaat Penelitian ... . 6

1.5. Originalitas Penelitian... . 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... . 10

2.1. Landasan Teori... . 10

2.1.1. Pengertian Persepsi ... . 10

2.1.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi... . 11

2.1.3. Pengertian Motivasi ... . 13

2.1.4. Teori-teori Motivasi Kerja ... . 14

2.1.5. Pengertian Karir ... . 21

2.1.6. Tahap-tahap Pengembangan Karir Individu ... . 24

2.2. Review Penelitian Terdahulu ... . 25


(12)

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... . 30

3.1. Kerangka Konseptual ... . 30

3.2. Hipotesis... . 32

BAB IV METODE PENELITIAN ... . 33

4.1. Jenis Penelitian... . 33

4.2. Lokasi Penelitian... . 33

4.3. Populasi dan Sampel ... . 33

4.4. Metode Pengumpulan Data ... . 35

4.5. Jenis dan Sumber Data ... . 35

4.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian... . 36

4.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... . 40

4.8. Metode Analisis Data... . 42

4.9. Pengujian Hipotesis... . 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... . 48

5.1. Hasil Penelitian ... . 48

5.1.1. Deskriptif Data ... . 48

5.1.2. Analisis Instrumen/Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur.. 54

5.2. Uji Asumsi Klasik ... . 67

5.2.1. Pengujian Normalitas Data ... . 67

5.2.2. Uji Multikolinearitas ... . 68

5.2.3. Uji Heteroskedastisitas... . 69

5.2.4. Uji Autokorelasi ... . 70

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... . 71

5.3.1. Pengujian Hipotesis... . 71


(13)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... . 80

6.1. Kesimpulan ... . 80

6.2. Keterbatasan... . 81

6.3. Saran... . 81


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... . 28

4.1 Jumlah Populasi ... . 34

4.2 Defenisi Operasionalisasi Variabel ... . 39

4.3 Alternatif Jawaban Setiap Pertanyaan... . 40

5.1 Distribusi Frekuensi Penghargaan Finansial (X1) ... . 48

5.2 Distribusi Frekuensi Pelatihan Profesional /X2 ... . 49

5.3 Distribusi Frekuensi Pengakuan Profesional (X3)... . 49

5.4 Distribusi Frekuensi Nilai-Nilai Sosial (X4)... . 50

5.5 Distribusi Frekuensi Lingkungan Kerja (X5) ... . 51

5.6 Distribusi Frekuensi Pertimbangan Pasar Kerja/X6 ... . 52

5.7 Distribusi Frekuensi Personalitas/X7 ... . 52

5.8 Distribusi Frekuensi Profesi Angkutan Publik/Y ... . 53

5.9 Uji Validitas Instrumen Penghargaan Finansial... . 55

5.10 Uji Reliabilitas dengan Nilai Cronbach’s Alpha ... . 56

5.11 Uji Validitas Instrumen Pelatihan Profesional... . 57

5.12 Nilai Cronbach’s Alpha ... . 58

5.13 Uji Validitas Instrumen ... . 58

5.14 Nilai Cronbach’s Alpha ... . 59

5.15 Uji Validitas Instrumen ... . 60

5.16 Nilai Cronbach’s Alpha ... . 61

5.17 Uji Validitas Instrumen ... . 62

5.18 Nilai Cronbach’s Alpha ... . 63

5.19 Uji Validitas Instrumen ... . 64

5.20 Nilai Cronbach’s Alpha ... . 65


(15)

5.22 Nilai Cronbach’s Alpha ... . 67

5.23 Hasil Pengujian One Sample kolmogorov Smirnov Test ... . 67

5.24 Uji Multikolinearitas ... . 68

5.25 Nilai Durbin-Watson... . 70

5.26 Pengujian Godness of Fit ... . 72

5.27 Hasil Regresi Uji F... . 72

5.28 Hasil Regresi Uji T ... . 73


(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi... . 12

2.2 Hierarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow ... . 16

2.3 Proporsi Kebutuhan yang Terpuaskan ... . 17

2.4 Tahap-tahap Karir dan Kebutuhan Individu ... . 24

3.1 Kerangka Konseptual ... . 32

5.1 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas... . 69


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Kuesioner ... 86

2 Tabulasi Data Penelitian ... 89

3 Uji Validitas & Reliabilitas X1 ... 90

4 Uji Validitas & Reliabilitas X2 ... 92

5 Uji Validitas & Reliabilitas X3 ... 95

6 Uji Validitas & Reliabilitas X4 ... 98

7 Uji Validitas & Reliabilitas X5 ... 103

8 Uji Validitas & Reliabilitas X6 ... 107

9 Frequencies X7... 109

10 Uji Validitas& Reliabilitas... 110


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap manusia pada dasarnya mempunyai keinginan dan keyakinan bahwa pada saatnya nanti akan mencapai apa yang dicita-citakannya. Bekerja dan mendapatkan kompensasi juga didasarkan pada keyakinan bahwa dengan bekerja seseorang yakin dapat memenuhi berbagai kebutuhannya. Selain itu, setiap individu selalu berkeinginan agar kebutuhan itu akan meningkat sejalan peningkatan karirnya atau jenjang jabatannya dalam perusahaan.

Sebagai seorang individu yang ingin maju dan berkembang mereka perlu memotivasi diri untuk mau bekerja keras, penuh tanggung jawab, selalu ingin maju dan tidak mudah menyerah, serta selalu meningkatkan kualitas diri sebagai upaya antisipasi menghadapi persaingan yang semakin berat di antara sesama tenaga kerja.

Pesatnya perkembangan dunia bisnis memberikan lapangan kerja yang beragam untuk angkatan kerja. Salah satu yang tergolong dalam angkatan kerja adalah sarjana ekonomi khususnya lulusan dari departemen akuntansi universitas negeri maupun swasta. Perkembangan dalam dunia bisnis harus selalu direspon oleh sistem pendidikan akuntansi agar dapat menghasilkan sarjana akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia kerja. Agar dapat mencapai tujuan tersebut maka desain pendidikan akuntansi harus relevan terhadap dunia kerja, dalam hal ini dunia kerja bagi sarjana akuntansi.


(19)

Fakultas Ekonomi sebagai salah satu fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara (USU) setiap periode wisuda menghasilkan lulusan dalam bidang akuntansi yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang ilmunya yang berorientasi pasar, sehingga para lulusan di bidang akuntansi mampu bekerja secara profesional dan bersaing di dunia kerja.

Dewasa ini minat masyarakat terhadap profesi akuntansi cukup tinggi. Hal ini tampak dari semakin banyaknya jumlah lembaga pendidikan akuntansi dari tahun ke tahun, yang memberikan layanan pendidikan akuntansi pada berbagai jenjang, termasuk pendidikan tinggi strata satu (S1). Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi dapat memilih alternatif pilihan karir antara profesi akuntansi umum dan profesi akuntan. Bagi yang memilih profesi akuntan mereka harus meraih gelar Akuntan terlebih dahulu, melalui Pendidikan profesi Akuntansi (PPA). Selanjutnya mereka dapat memilih pilihan karir profesi akuntan, baik sebagai Akuntan Publik, Akuntan Manajemen, Akuntan Pemerintah, maupun Akuntan Pendidik. Perencanaan pemilihan karir merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam berkarir. Perencanaan tersebut meliputi pertimbangan terhadap beberapa faktor yang dominan dalam pemilihan karir.

Karir merupakan suatu akumulasi dan pengetahuan yang tertanam pada skill,

expertise, dan jaringan hubungan kerja yang diperoleh melalui serangkaian

perkembangan pengalaman kerja yang lebih luas (Bird, 1994 dalam Deasy: 2000). Sebaliknya, Greenberg dan Baron (2000: 215) menyatakan bahwa karier tersebut meliputi urutan pengalaman pekerjaan seseorang selama jangka waktu tertentu.


(20)

Pilihan karier mahasiswa dipengaruhi oleh stereotype yang mereka bentuk tentang berbagai macam karier (Holland, 1995 dalam Friedland, 1996 dalam Deasy, 2002). Jadi, persepsi dan stereotype karier merupakan hal penting untuk menentukan pilihan karier karena persepsi mahasiswa umumnya dipengaruhi oleh pengetahuan pribadi mengenai lingkungan kerja, informasi dari lulusan terdahulu, keluarga, dosen, dan text book yang dibaca ataupun digunakan (Stole, 1976 dalam Felton et al., 1994). Secara global pengajaran akuntansi di perguruan tinggi cenderung mengarahkan mahasiswa untuk bekerja sebagai akuntan publik (Widhinugroho, 1999). Minat dan rencana karier mahasiswa yang jelas akan sangat berguna dalam penyusunan program agar materi kuliah dapat disampaikan secara efektif bagi mahasiswa yang memerlukannya. Perencanaan karier merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai sukses (Berry, 1997; Messmer, 1997; dan Paolillo et al., 1982 dalam Rasmini, 2007). Oleh karena itu, diperlukan suatu stimulasi untuk membuat mahasiswa mulai memikirkan secara serius tentang karier yang diinginkan sejak masih di bangku kuliah agar mahasiswa dapat memanfaatkan waktu dan fasilitas kampus secara optimal. Peran akuntan pendidik sebagai stimulator untuk hal ini dirasa sangat penting.

Dalam studi ini diteliti beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Faktor-faktor tersebut adalah nilai intrinsik pekerjaan, gaji, jumlah lowongan pekerjaan, lingkungan kerja, persepsi mahasiswa tentang benefit profesi akuntan publik, persepsi mahasiswa tentang pengorbanan (cost) profesi akuntan publik, persepsi mahasiswa tentang pengorbanan


(21)

(cost) profesi akuntan publik, dengan mengembangkan instrumen kuesioner yang digunakan oleh Astami (2001) dan Rahayuningsih (2002).

Terdapat beberapa jenis karir yang dapat dipilih oleh mahasiswa akuntansi yang telah menjadi sarjana, yaitu sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik dan akuntan pemerintah. Berdasarkan dari berbagai jenis karir yang dapat dipilih oleh sarjana akuntansi tersebut menunjukkan bahwa setiap sarjana akuntansi bebas untuk memilih karir apa yang akan dijalaninya.

Dalam memilih karir yang akan dijalaninya, mahasiswa akuntansi memiliki berbagai pertimbangan untuk memilih karir apa yang akan dijalaninya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terdiri dari penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas (Rahayu dkk., 2003)

Dengan mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mereka dalam memilih karir, maka setiap mahasiswa akuntansi yang akan terjun ke dalam dunia bisnis dapat dengan tepat memilih karir yang akan dijalankannya dan pendidikan akuntansi juga dapat merencanakan kurikulum yang sesuai dan relevan dengan tuntutan dunia kerja, sehingga mahasiswa akuntansi yang sudah lulus dan siap terjun dalam dunia kerja lebih mudah menyesuaikan kemampuan yang dimilikinya dengan tuntutan dalam pekerjaan, apalagi profesi akuntan pada masa yang akan datang menghadapi tantangan yang semakin berat, maka kesiapan yang menyangkut profesionalisme profesi mutlak diperlukan.


(22)

Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2001), menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi akan memilih satu diantara empat karir, yaitu sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, atau akuntan pemerintah. Dalam memilih karir tersebut, mahasiswa akuntansi mempertimbangkan faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional, dan nilai-nilai sosial. Selain itu, hasil penelitiannya juga menemukan bahwa karir yang paling banyak diminati oleh mahasiswa akuntansi adalah karir sebagai akuntan perusahaan, kemudian akuntan pemerintah, akuntan publik, dan akuntan pendidik.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Andrianti (2001), menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi mengenai faktor intrinsik, penghasilan, dan pertimbangan pasar kerja dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non publik, namun terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi mengenai faktor persepsi dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non publik. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik oleh Mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU Medan”.


(23)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas secara simultan dan secara parsial berpengaruh terhadap minat menjadi akuntan publik?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas berpengaruh terhadap minat menjadi akuntan publik.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi lembaga yang telah

mempekerjakan tenaga akuntan, sehingga mereka dapat mengerti apa yang diinginkan calon akuntan dalam memilih karir/profesi dan untuk lebih memotivasi mereka yang sudah bekerja di lembaganya.


(24)

2. Sebagai bahan masukan dan nilai tambah bagi kalangan akademik, khususnya Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dalam rangka menambah mutu lulusan sebagai pekerja intelektual yang siap pakai sesuai kebutuhan pasar dan membantu membuat kurikulum dalam sistem pendidikan akuntansi yang relevan dalam dunia kerja saat ini.

3. Sebagai menambah dan memperkaya khasanah penelitian ilmiah di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara pada umumnya, dan Program Studi Magister Ilmu Akuntansi pada khususnya.

4. Sebagai menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam memahami persepsi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir di pekerjaannya sesuai dengan profesi yang dimilikinya.

5. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji masalah yang sama di masa yang akan datang.

1.5. Originalitas Penelitian

Originalitas penelitian yang dilakukan pada penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya, antara lain adalah :

Felton et al. (1994) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan mahasiswa sekolah bisnis untuk memilih profesi sebagai akuntan publik. Faktor-faktor yang diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan


(25)

karier pada penelitian ini meliputi lima hal, yaitu nilai intrinsik pekerjaan, gaji, jumlah tawaran lowongan kerja, persepsi mahasiswa tentang benefit profesi akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan profesi akuntan publik. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa yang memilih untuk berprofesi sebagai akuntan publik lebih mempertimbangkan gaji jangka panjang dan kesempatan kerja yang lebih menjanjikan. Mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik percaya bahwa penghargaan dari profesi ini lebih besar daripada pengorbanannya.

Rahayu, dkk. (2003), meneliti tentang persepsi mahasiswa akuntansi di beberapa universitas negeri dan swasta yang ada di wilayah Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.

Wijayanti (2001), meneliti tentang perbedaan pandangan di antara mahasiswa akuntansi di beberapa universitas negeri dan swasta di Yogyakarta dalam memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah. Andriati (2001), meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi di Jawa dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non publik.

Ni Ketut Rasmini (2007) meneliti Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Keputusan Pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Nonakuntan Publik Pada Mahasiswa Akuntansi di Bali. Hasil penelitian menunjukkan Terdapat perbedaan yang signifikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa dan mahasiswi S1 Akuntansi di Bali.


(26)

Perbedaan yang mendasar antara penelitian ini dengan 5 (lima) penelitian sebelumnya adalah pada objek atau lokasi penelitian, yakni penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswa Departemen Akuntansi yang telah mengajukan proposal penelitian untuk penulisan tugas akhir (skripsi). Dalam penelitian ini menggunakan alat uji Regresi Berganda (multiple

regression analysis) dimana pada penelitian sebelumnya menggunakan alat uji

Diskriminan (Discriminant Analysis). Selain itu peneliti menggunakan variabel dependen profesi Akuntan Publik karena profesi Akuntan Publik merupakan karir yang spesifik dan memiliki wadah organisasi yang mengatur praktik akuntan publik didalam penugasannya dan berpengaruh terhadap akuntabilitas pelaksanaan tata kelola perusahaan dan memiliki dampak pada Pasar Modal dan perekonomian Indonesia seperti halnya di Amerika Serikat pasca kasus Enron.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Persepsi

Pengertian persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungan melalui panca indera. Dengan demikian persepsi dapat diartikan sebagai proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungannya melalui panca inderanya (melihat, mendengar, mencium, menyentuh dan merasakan).

Hammer dan Organ dalam Sofyandi dan Garniwa (2007) menyatakan bahwa persepsi adalah “the process by which people organize, interpret, experience, and

process cues or material (inputs) received from the external environment”, yang

artinya persepsi adalah suatu proses dengan mana seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami, dan mengolah pertanda atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.


(28)

Menurut Walgito (1997) agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu : 1) adanya obyek yang dipersepsikan (fisik), 2) alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus (fisiologis), dan 3) adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi (psikologis).

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Sofyandi dan Garniwa (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut :

1. Pelaku Persepsi

Bila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sarat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individual itu. Di antara karakteristik pribadi yang lebih relevan mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan.

2. Target

Karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Orang-orang yang keras suaranya lebih mungkin untuk diperhatikan dalam suatu kelompok daripada mereka yang pendiam. Demikian pula individu-individu yang luar biasa menarik atau luar biasa tidak menarik. Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target membentuk cara seseorang memandang.


(29)

3. Situasi

Situasi adalah hal penting dalam setiap individu melihat objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi-persepsi individu.

Gambar 2.1 berikut ini meringkaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi.

Faktor pada Pelaku Persepsi :

- Sikap - Motif - Kepentingan - Pengalaman - Pengharapan

Faktor dalam Situasi :

- Waktu

- Keadaan/Tempat Kerja - Keadaan Sosial

Persepsi

Faktor pada Target :

- Hal Baru - Gerakan - Bunyi - Ukuran

- Latar Belakang - Kedekatan

Sumber : Sofyandi dan Garniwa (2007)


(30)

2.1.3. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin ”movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi sangat penting dimiliki setiap individu dalam dirinya karena motivasi menyebabkan indidividu mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.

Rivai (2006) menyatakan bahwa ”Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan”.

Dorongan individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan tersebut terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu : arah perilaku (kerja untuk mencapai tujuan), dan kekuatan perilaku (seberapa kuat usaha individu dalam bekerja).

Sedangkan Hasibuan (2003) menyatakan bahwa ”Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.

Menurut Peterson dan Plowman dalam Hasibuan (2003) mengatakan bahwa orang mau bekerja karena faktor-faktor berikut ini :

a. The Desire to Live (keinginan untuk hidup)

Keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari setiap orang, manusia bekerja untuk dapat makan dan makan untuk dapat melanjtkan hidupnya.


(31)

b. The desire for Position (keinginan untuk suatu posisi)

Keinginan untuk suatu posisi dengan memiliki sesuatu merupakan keinginan manusia yang keduadan ini salah satu sebab mengapa manusia mau bekerja. c. The Desire for Power (keinginan akan kekuasaan)

Keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah di atas keinginan untuk memiliki, yang mendorong orang mau bekerja.

d. The Desire for Recognation (keinginan akan pengakuan)

Keinginan akan pengakuaan, penghormatan, dan status social merupakan jenis terakhir dari kebutuhan yang mendorong orang untuk bekerja. Dengan demikian setiap pekerja mempunyai motif keinginan (want) dan kebutuhan (needs) tertentu dan mengharapkan kepuasan dari hasil kerjanya.

2.1.4. Teori-Teori Motivasi Kerja 1. Maslow’s Need Hierarchy Theory

Menurut Maslow dalam Mangkunegara (2007), kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Abraham Maslow menyatakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.

b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebuthan akan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.


(32)

c. Kebutuhan untuk rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.

d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain.

e. Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi penilaian dan kritik terhadap sesuatu.


(33)

Self Actualization (Doing your thing)

Esteem (Self and peer value)

Belongingness (Friendship. Affiliation, love)

Safety and Security (Freedom physical, and mental

Feelings of being secure) Physiological Needs

(Food, dringk, sex, shetter from pain)

Sumber : Mangkunegara (2007)

Gambar 2.2 Hierarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow

Selanjutnya Maslow mengemukakan bahwa orang dewasa secara normal memuaskan kira-kira 85% kebutuhan fisiologis, 70% kebutuhan rasa aman, 50% kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, 40% kebutuhan harga diri, dan hanya 10% dari kebutuhan aktualisasi diri. Hal ini dapat diperhatikan pada Gambar 2.3. berikut ini.


(34)

Self-Actualization (10%) Esteem (40%)

Belongingnees (50%)

Safety and Security (70%) Physiological (85%)

Note shaded area respresent percentage of each need Category satisfied by the average adult

Sumber : Mangkunegara (2007).

Gambar 2.3 Proporsi Kebutuhan yang Terpuaskan

Dalam studi motivasi lainnya, McClelland dalam Mangkunegara (2007) mengemukakan adanya tiga macam kebutuhan manusia, yaitu :

a. Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan

refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah. Seorang individu yang mempunyai kebutuhan akan berprestasi tinggi cenderung untuk berani mengambil risiko. Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan pekerjaan lebih baik daripada sebelumnya, selalu berkeinginan mencapai prestasi yang lebih tinggi.


(35)

b. Need for affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.

c. Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari

dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain. McClelland dalam Mangkunegara (2007) mengemukakan 6 (enam) karakteristik orang yang mempunyai motif berprestasi kerja tinggi, yaitu :

1) Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi. 2) Berani mengambil dan memikul risiko.

3) Memiliki tujuan yang realistik.

4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. 5) Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan. 6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

2. Herzberg Two Factor Theory

Teori dua faktor dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Ia menggunakan teori Abraham Maslow sebagai titik acuannya. Herzberg melakukan penelitian tentang motivasi terhadap 200 akuntan dan insinyur yang dipekerjakan di berbagai perusahaan di sekitar Pittsburgh, Pensylvania. Masing-masing responden diminta menceritakan kejadian yang dialami oleh mereka baik yang menyenangkan(memberikan kepuasan) maupun yang tidak menyenangkan atau tidak memberikan kepuasan. Kemudian, hasil wawancara tersebut dianalisis dengan


(36)

analisis isi (content analysis) untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan atau ketidakpuasan.

Dua faktor yang menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas menurut Herzberg, yaitu faktor pemeliharaan (maintenance factors) dan faktor pemotivasian (motivational factors). Faktor pemotivasian disebut pula dissatisfiers, hygiene

factors, job context, extrinsic factors yang meliputi administrasi dan kebijakan

perusahaan, kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawas, hubungan dengan

subordinate, upah, keamanan kerja, kondisi kerja, dan status. Sedangkan faktor

pemotivasian disebut pula satisfier, motivators, job content, intrinsic factors yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan (advancement), work it self, kesempatan berkembang, dan tanggung jawab.

3. ERG Theory (Existence, Relatedness, Growth) dari Alderfer

Teori ERG alderfer merupakan perluasan dari teori Maslow dan Herzberg. Teori ERG tidak terlalu berbeda dengan teori Maslow yang mengetengahkan tingkatan-tingkatan kebutuhan manusia. Teori ERG merupakan refleksi dari tiga dasar kebutuhan, yaitu :

a. Existence Needs (kebutuhan eksistensi)

Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi individu, seperti makan, minum, pakaian, bernafas, gaji, keamanan kondisi kerja, fringe benefits.

b. Relatedness Needs (kebutuhan keterhubungan)

Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam berinteraksi dalam lingkungan kerja.


(37)

c. Growth Needs (kebutuhan pertumbuhan)

Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan yang dimiliki setiap individu.

4. Theory X and Theory Y dari Dauglas McGregor

Dauglas McGregor mengajukan dua pandangan yang berbeda tentang manusia: negatif dengan tanda label X dan positif dengan tanda label Y. McGregor merumuskan asumsi-asumsi dan perilaku manusia dalam organisasi sebagai berikut : a. Teori X (negatif) merumuskan asumsi seperti :

1) Manusia sebenarnya tidak suka bekerja dan jika ada kesempatan maka ia akan menghindari atau bermalas-malasan dalam bekerja.

2) Pada saat manusia tidak suka atau tidak menyukai pekerjaannya, mereka harus diatur dan dikontrol bahkan mungkin ditakuti untuk menerima sanksi hukum jika tidak bekerja dengan sungguh-sungguh.

3) Manusia akan menghindari tanggung jawabnya dan mencari tujuan formal sebisa mungkin.

4) Kebanyakan manusia menempatkan keamanan di atas faktor lainnya yang berhubungan erat dengan pekerjaan dan akan menggambarkannya dengan sedikit ambisi.

b. Teori Y (positif) merumuskan asumsi seperti :

1) Manusia dapat memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang wajar, lumrah dan alamiah baik tempat bermain atau beristirahat, dalam artian berdiskusi atau sekedar teman bicara.


(38)

2) Manusia akan melatih tujuan pribadi dan pengontrolan diri sendiri jika mereka melakukan komitmen yang sangat objektif.

3) Kemampuan untuk melakukan keputusan yang cerdas dan inovatif adalah tersebar secara meluas di berbagai kalangan tidak hanya selalu dari kalangan top manajemen atau dewan direksi.

2.1.5. Pengertian Karir

Hampir semua orang bertanya tentang siklus hidup pekerjaan seseorang, dan ternyata jawabannya tidak membantu mengidentifikasi berbagai tindakan yang dibutuhkan untuk pengembangan karir orang tersebut. Karir terdiri dari semua pekerjaan yang ada selama seseorang bekerja, atau dapat pula dikatakan bahwa karir adalah seluruh jabatan yang diduduki seseorang dalam kehidupan kerjanya. Untuk orang-orang tertentu jabatan-jabatan ini merupakan tahapan dari suatu perencanaan yang cermat, sedangkan bagi yang lain, karir merupakan bentuk keberuntungan.

Gomes (2000) menyatakan bahwa ”Karir adalah suatu rangkaian kegiatan kerja yang terpisahkan tetapi berkaitan, yang memberikan kesinambungan, ketentraman, dan arti dalam hidup seseorang”.

Menurut Simamora (2004), ”Karir adalah urutan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi-aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut”.


(39)

Selanjutnya Soeprihanto (2000), menyatakan bahwa ”Karir adalah perkembangan para karyawan secara individu dalam jenjang jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan”.

Menurut Rivai (2006) konsep-konsep dasar perencanaan karir, yakni : a) Karir

Karir merupakan seluruh posisi kerja yang dijabat selama siklus kehidupan pekerjaan seseorang.

b) Jenjang Karir

Jenjang karir merupakan model posisi pekerjaan berurutan yang membentuk karir seseorang.

c) Tujuan Karir

Tujuan karir merupakan posisi mendatang yang diupayakan pencapaiannya oleh seseorang sebagai bagian karirnya. Tujuan-tujuan ini berperan sebagai benchmark sepanjang jenjang karir seseorang.

d) Perencanaan Karir

Perencanaan karir merupakan proses dimana seseorang menyeleksi tujuan karir dan jenjang karir menuju tujuan-tujuan tersebut.

e) Pengembangan Karir

Pengembangan karir terdiri dari pengkatan pribadi yang dilakukan oleh seseorang dalam mencapai rencana karir pribadinya.


(40)

Dengan demikian karir adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh individu selama masa hidupnya. Karir merupakan pola dari pekerjaan dan sangat berhubungan dengan pengalaman (posisi, wewenang, keputusan, dan interpretasi subjektif atas pekerjaan), dan aktivitas selama masa kerja individu. Pengertian ini menekankan bahwa karir tidak berhubungan dengan kesuksesan atau kegagalan, namun lebih kepada sikap dan tingkah laku, dan kontinuitas individu dalam aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaannya.

Tujuan karir adalah posisi di masa mendatang yang ingin dicapai oleh individu dalam pekerjaannya. Jadi keberhasilan karir tidak lagi diartikan sebagai penghargaan institusional dengan meningkatnya kedudukan dalam suatu hierarki formal. Apalagi pada saat ini karir telah mengalami pergeseran menuju karir tanpa batas (the boundaryless career). Kunci keberhasilan karir pada masa yang akan datang lebih dicerminkan dari pengalaman hidup seseorang daripada posisi yang dimilikinya.


(41)

2.1.6. Tahap-tahap Pengembangan Karir Individu

Penelitian mengenai tahapan-tahapan karir menyimpulkan bahwa kebutuhan dan ekspektasi individu berubah melalui tahapan. Hubungan antara tahapan-tahapan karir dan kebutuhan individu dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini.

Kebutuhan

Utama Keamanan,

Jaminan Pencapaian, Harga Diri, Kebebasan Harga Diri, Aktualisasi Diri Aktualisasi Diri Usia Fase Awal Pegawai Kontrak Fase Lanjutan Promosi Fase Mempertahankan Mempertahankan Posisi Fase Pensiun Berpikir Strategis

Sumber : Rivai (2006)

Tahap Akhir

Gambar 2.4 Tahap-tahap Karir dan Kebutuhan Individu

Menurut Rivai (2006), tahapan-tahapan karir dan kebutuhan individu dapat dibedakan atas 4 (empat) tahapan, yaitu :

1. Fase Awal

Fase awal atau fase pembentukan menekankan pada perhatian untuk memperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan dalam tahun-tahun awal pekerjaan.

2. Fase Lanjutan

Fase lanjutan di mana pertimbangan jaminan keamanan sudah mulai berkurang, namun lebih menitikberatkan pada pencapaian, harga diri, dan kebebasan.


(42)

3. Fase Mempertahankan

Pada fase mempertahankan, individu mempertahankan pencapaian keuntungan atau manfaat yang telah diraihnya sebagai hasil pekerjaan di masa lalu. Individu telah merasa terpuaskan, baik secara psikologis maupun finansial.

4. Fase Pensiun

Pada fase pensiun, individu telah menyelesaikan satu karir, dan akan berpindah ke karir yang lain, dan individu memiliki kesempatan untuk mengekspresikan aktualisasi diri yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Felton et al. (1994) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan mahasiswa sekolah bisnis untuk memilih profesi sebagai akuntan publik. Faktor-faktor yang diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan karier pada penelitian ini meliputi lima hal, yaitu nilai intrinsik pekerjaan, gaji, jumlah tawaran lowongan kerja, persepsi mahasiswa tentang benefit profesi akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan profesi akuntan publik. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa yang memilih untuk berprofesi sebagai akuntan publik lebih mempertimbangkan gaji jangka panjang dan kesempatan kerja yang lebih menjanjikan. Mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik percaya bahwa penghargaan dari profesi ini lebih besar daripada pengorbanannya.


(43)

Rahayu, dkk. (2003) dalam penelitiannya menemukan bahwa mahasiswa dan mahasiswi akuntansi dari universitas negeri dan universitas swasta banyak yang berminat untuk memilih karir sebagai akuntan perusahaan. Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pandangan mengenai penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, lingkungan kerja, dan pertimbangan pasar kerja, sedangkan untuk faktor nilai-nilai sosial dan personalitas tidak terdapat perbedaan pandangan. Berdasarkan gender-nya, maka perbedaan persepsi/pandangan mahasiswa akuntansi terlihat pada faktor pelatihan profesional dan lingkungan kerja, sedangkan untuk faktor penghargaan finansial, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas tidak terdapat perbedaan pandangan.

Wijayanti (2001), dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa akuntansi menunjukkan bahwa dari 7 (tujuh) faktor yang diteliti, yaitu penghargaan finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, pengakuan profesional, lingkungan kerja, keamanan kerja, dan tersedianya lapangan kerja, hanya faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional, dan nilai-nilai sosial yang dipertimbangkan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir. Sedangkan faktor pengakuan profesional, lingkungan kerja, keamanan kerja, dan akses lowongan kerja tidak dipertimbangkan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir.


(44)

Andriati (2001), meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi di Jawa dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non publik. Hasil penelitiannya menunjukkan ada perbedaan pendapat mengenai personalitas diantara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik dan akuntan non publik.

Rasmini (2007) meneliti faktor-faktor yang Berpengaruh pada keputusan pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Non akuntan Publik pada Mahasiswa Akuntansi di Bali. Hasil penelitian menunjukkan Terdapat perbedaan yang signifikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa dan mahasiswi S1 Akuntansi di Bali.

Variabel-variabel yang membedakan pemilihan profesi antara mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik dengan mahasiswa yang memilih profesi nonakuntan publik adalah (a) pekerjaan yang memberikan tantangan secara intelektual, memperoleh tunjangan-tunjangan, (b) pekerjaan yang aman dari PHK, (c) lingkungan kerja yang menyenangkan, (d) dapat menjadi konsultan yang dinamis pada perusahaan, (e) dapat menjadi konsultan bisnis yang terpercaya, (f) dapat menjadi direktur perusahaan, (g) dapat memperluas wawasan dan kemampuan sehingga lebih profesional dalam akuntansi, (h) mudah mendapat promosi, (i) imbalan yang diperoleh sesuai dengan upaya yang diberikan, (j) bahwa kepuasan pribadi dapat dicapai atas tahapan karier, (k) akuntan publik memberi keamaan kerja lebih terjamin, (l) berkarier di kantor akuntan publik memperoleh penghargaan tinggi dari masyarakat. Berdasarkan nilai discriminant loading, faktor yang paling dominan


(45)

mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa akuntansi adalah adanya persepsi bahwa karier di akuntan publik memberikan keamanan kerja lebih terjamin (tidak mudah kena PHK).

Pada Tabel 2.1 berikut ini ditunjukkan matriks dari beberapa penelitian terdahulu.

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Kesimpulan

1. Felton, Sandra, Nola Buhr, and Margot Northey (1994).

Factors Influencing the Business Student’s Choice of a Career in Chartered Accountancy

Nilai intrinsik pekerjaan, gaji, jumlah tawaran lowongan kerja, persepsi mahasiswa tentang benefit profesi akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan profesi akuntan publik.

Hasil penelitian menunjukkan

mahasiswa yang memilih untuk berprofesi sebagai akuntan publik lebih mempertimbangkan gaji jangka panjang dan kesempatan kerja

yang lebih menjanjikan.

Mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik percaya bahwa penghargaan dari profesi ini lebih besar daripada pengorbanannya.

2. Rahayu, dkk. (2003)

Persepsi mahasiswa akuntansi di beberapa universitas negeri dan swasta yang ada di wilayah Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir sebagai akuntan publik, akuntan peru-sahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.

Penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, ling-kungan kerja, pertim-bangan pasar kerja dan personalitas.

Mahasiswa dan maha-siswi akuntansi dari uni-versitas negeri dan swas-ta banyak yang berminat untuk memilih karir sebagai akuntan perusa-haan.

3. Wijayanti (2001)

Faktor-faktor yang mempeng-aruhi pemilihan karir maha-siswa akuntansi di Yogyakarta.

Penghargaan finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, peng-akuan profesional, ling-kungan kerja, keaman-an kerja, dan tersedia-nya lapangan kerja.

Faktor penghargaan finansial, pelatihan pro-fesional, dan nilai-nilai sosial yang dipertim-bangkan

mahasiswa akuntansi dalam memilih karir.


(46)

4. Andrianti (2001)

Faktor-faktor yang mempeng-aruhi mahasiswa akuntansi di Jawa dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non publik.

Faktor intrinsik, peng- hasilan, pertimbangan pasar kerja, dan per-sonalitas.

Ada perbedaan pendapat mengenai personalitas diantara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik dan akuntan non publik. 5. Rasmini (2007) Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Keputusan Pemilihan Profesi Akuntan Publik Dan Nonakuntan Publik Pada Mahasiswa Akuntansi di Bali

Jenis Pekerjaan, Gaji, Jumlah Lowongan Pekerjaan, Lingkungan Kerja, Persepsi Benefit Akuntan Publik,

Terdapat perbedaan yang signifikan

pada faktor-faktor yang mempengaruhi

pemilihan profesi akuntan publik dan

nonakuntan publik pada mahasiswa dan

mahasiswi S1 Akuntansi di Bali.


(47)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Setiap individu yang ingin maju dan berkembang perlu memotivasi dirinya untuk mau bekerja keras, penuh tanggung jawab, selalu ingin maju dan tidak mudah menyerah, serta selalu meningkatkan kualitas diri sebagai upaya antisipasi menghadapi persaingan yang semakin berat di antara sesama tenaga kerja.

Menurut Herzberg sesuai dengan teori yang dikembangkannya yang dikenal dengan teori ”Model dua faktor” dari motivasi, yaitu motivasional dan faktor higine atau pemeliharaan. Menurut teori ini yang dimaksud dengan faktor motivasional adalah hal-hal yang pendorong berprestasi yang bersifat instrinsik, yang bersumber dari dalam diri seseorang, antara lain adalah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan berkembang, kemajuan dalam karir dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor higine mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang karyawan dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijaksanaan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku (Siagian, 2008) .


(48)

Selanjutnya Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul ”Work and

Motivation” mengemukakan suatu teori yang disebutnya sebagai ”Teori Harapan”.

Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin dicapai oleh seseorang dari perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan nampaknya terbuka untuk memperolehnya, maka yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.

Berdasarkan teori motivasi yang dikemukakan oleh dua ahli tersebut di atas, maka merupakan hal yang logis dan wajar apabila seseorang dalam memilih karir atau pekerjaannya sangat perlu mempertimbangkan jenjang karir dan prospek perkembangan karirnya di masa yang akan datang. Rivai (2006) menyatakan bahwa ”Karir merupakan seluruh posisi kerja yang dijabat selama siklus kehidupan pekerjaan seseorang”.

Akuntan merupakan salah satu profesi dalam dunia kerja yang dapat dijalani oleh mahasiswa akuntansi. Secara garis besar bidang pekerjaan yang dapat dilakukan oleh akuntan dapat digolongkan dalam 4 (empat) kategori, yaitu akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah, seperti di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), BPKP, Departemen Keuangan, dan instansi pemerintah lainnya.


(49)

Menurut Rahayu dkk. (2003) bahwa mahasiswa akuntansi dalam memilih karir yang akan dijalaninya memiliki berbagai pertimbangan antara lain adalah penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir

Akuntan Publik :

1. Penghargaan Finansial (X1)

2. Pelatihan Profesional (X2)

3. Pengakuan Profesional (X3)

4. Nilai-nilai sosial (X4)

5. Lingkungan kerja (X5)

6. Pertimbangan pasar kerja (X6)

7. Personalitas (X7)

Minat Menjadi Akuntan Publik (Y)

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

3.2. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : Penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas berpengaruh terhadap minat menjadi Akuntan Publik.


(50)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hubungan kausal (causal effect). Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh fakta dan fenomena serta mencari keterangan keterangan secara factual yaitu penelitian yang bersifat menjelaskan mengenai faktor-faktor yang menentukan pemilihan profesi Akuntan Publik bagi mahasiswa Departemen Akuntansi FE USU Medan.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ekonomi USU yang beralamat di Jalan Prof. T.M. Hanafiah, SH Medan.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Departemen Akuntansi Program Strata – I Reguler Angkatan 2005, 2006 sebanyak 147 orang mahasiswa. Data mengenai jumlah mahasiswa Departemen Akuntansi Program Strata – I Reguler dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.


(51)

No. Program Strata – 1 Jumlah (orang)

1. 2.

Angkatan 2005 Angkatan 2006

75 72

Jumlah 147

Sumber : Departemen Akuntansi FE-USU, Februari 2009.

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriterianya sebagai berikut :

1. Mahasiswa Departemen Akuntansi Program Strata – I Reguler USU yang sudah mengajukan proposal penelitian skripsi. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa mahasiswa yang sudah mengajukan proposal penelitian skripsi diperhitungkan dalam waktu yang tidak lama lagi mereka akan menyelesaikan studinya dan segera akan bekerja.

2. Mahasiswa stambuk 2005 dan 2006. Dengan kriteria tersebut maka dapat diperoleh mahasiswa yang telah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,00 dan telah menyelesaikan 110 SKS.

3. Mahasiswa stambuk 2007 disisihkan karena pada periode penelitian belum ada yang mencapai 110 SKS.

Berdasarkan 3 (tiga) kriteria diatas maka terpilih sebanyak 31 (tiga puluh satu) orang.


(52)

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Wawancara (interview) yang dilakukan responden untuk memberikan informasi

dan keterangan sehubungan penelitian yang dilakukan.

b. Daftar pertanyaan (questionaire) yang diberikan kepada mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU yang menjadi responden dalam penelitian ini. c. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari

dokumen-dokumen yang diperoleh dari Fakultas Ekonomi USU sebagai pendukung penelitian ini.

4.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara (interview) dan menyebarkan daftar pertanyaan (questionaire).

b. Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi berupa dokumen-dokumen resmi yang diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi USU.

4.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian


(53)

1. Penghargaan Finansial (X1)

Penghasilan atau gaji merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya. Penghargaan finansial diuji dengan 3 (tiga) butir pernyataan yaitu gaji awal yang tinggi, potensi kenaikan gaji dan tersedianya dana pensiun.

2. Pelatihan Profesional (X2)

Pelatihan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian. Pelatihan profesional diuji dengan 4 (empat) pernyataan mengenai pelatihan sebelum mulai bekerja, pelatihan profesional, pelatihan kerja rutin dan pengalaman kerja.

3. Pengakuan Profesional (X3)

Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi. Pengakuan profesional diuji dengan 4 (empat) pernyataan mengenai kemungkinan bekerja dengan ahli lain, kesempatan untuk berkembang, dan pengakuan prestasi.

4. Nilai-nilai Sosial (X4)

Nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang menunjukkan kemampuan seseorang di masyarakat, atau nilai seseorang yang dapat dilihat dari sudut


(54)

pandang orang-orang lain di lingkungannya. Nilai-nilai sosial diuji dengan 6 (enam) pernyataan mengenai cara untuk naik pangkat, kesempatan untuk melakukan pelayanan sosial, kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, kepuasan pribadi, kesempatan untuk menjalankan hobi di luar pekerjaan, perhatian terhadap perilaku individu dan gengsi pekerjaan di mata orang lain. 5. Lingkungan Kerja (X5)

Lingkungan kerja merupakan sesuatu yang berkaitan dengan sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan banyaknya tekanan kerja. Lingkungan kerja diuji dengan pernyataan mengenai sifat pekerjaan (rutin, atraktif, sering lembur).

6. Pertimbangan Pasar Kerja (X6)

Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan kerja dan tersedianya lapangan kerja atau kemudahan mengakses lowongan kerja. Keamanan kerja merupakan faktor dimana karir yang dipilih dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Karir diharapkan bukan pilihan karir sementara, tetapi dapat terus berlanjut sampai seseorang pensiun. Pertimbangan pasar kerja diuji dengan 2 (dua) pernyataan mengenai keamanan kerja, dan kemudahan mengakses lowongan kerja.

7. Personalitas (X7)

Personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap perilaku individu saat berhadapan dengan situasi/kondisi tertentu. Hal ini membuktikan bahwa personalitas berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Personalitas diuji


(55)

dengan satu pernyataan mengenai kesesuian pekerjaaan dengan kepribadian yang dimiliki seseorang.

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen yaitu minat menjadi Akuntan Publik yaitu minat menjadi praktisi individual atau anggota Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien. Minat menjadi Akuntan Publik diukur dengan indikator Akuntan Publik dapat menjadi Konsultan Bisnis yang terpercaya, Akuntan Publik dapat menjadi direktur perusahaan, Akuntan Publik dapat memperluas wawasan dan kemampuan akuntansi, Akuntan Publik dapat menjanjikan lebih profesional dalam bidang akuntansi, bekerja pada Akuntan Publik mudah untuk mendapat promosi jabatan, Imbalan yang diperoleh sesuai dengan upaya yang diberikan. Kepuasan pribadi dapat dicapai atas tahapan karir, keamanan kerja lebih terjamin dan memperoleh penghargaan yang tinggi dimasyarakat. (Felton, 1994). Adapun Tabel Operasionalisasi Variabel sebagai berikut :

Tabel 4.2: Defenisi Operasionalisasi Variabel

Jenis

Variabel Nama Variabel Definisi Instrumen

Skala Pengukuran

Independen Penghargaan

Finansial (X1)

Penghasilan atau gaji merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar


(56)

bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya.

Independen Pelatihan

Profesional (X2)

Pelatihan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian

Kuesioner Interval/Likert

Independen Pengakuan

Profesional (X3)

Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi

Kuesioner Interval/Likert

Independen Nilai-nilai

Sosial (X4)

Nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang menunjukkan kemampuan seseorang di masyarakat, atau nilai seseorang yang dapat dilihat dari sudut pandang orang-orang lain di lingkungannya

Kuesioner Interval/Likert

Independen Lingkungan

Kerja (X5)

Lingkungan kerja merupakan sesuatu yang berkaitan dengan sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan banyaknya tekanan kerja. Lingkungan kerja diuji dengan pernyataan mengenai sifat pekerjaan (rutin, atraktif, sering lembur)

Kuesioner Interval/Likert

Independen

Pertimbangan Pasar Kerja

(X6)

Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan kerja dan tersedianya lapangan kerja atau kemudahan mengakses lowongan kerja

Kuesioner Interval/Likert

Independen Personalitas

(X7)

Determinan yang potensial terhadap perilaku individu saat berhadapan dengan situasi/kondisi tertentu Kuesioner Interval/Likert Dependen Minat menjadi Akuntan Publik(Y)

minat menjadi praktisi individual atau anggota Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa

auditing profesional kepada klien

Kuesioner Interval/Likert

Setiap pernyataan dari variabel yang diteliti menggunakan skala Likert dan masing-masing butir pernyataan diberi skor 1 sampai 5. Alternatif jawaban pada setiap pernyataan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. Alternatif Jawaban Setiap Pernyataan

No. Alternatif Jawaban Skor


(57)

1. 2. 3. 4. 5.

Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju

Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali

1 2 3 4 5

4.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan realibilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan pada 70 orang mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan perkataan lain, instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan peneliti.

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Correlated Item-Total Correlation pada setiap butir pertanyaan dengan nilai r tabel. Jika nilai Correlated Item-Total Correlation (rhitung) > nilai rtabel

dan nilainya positif, maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan valid (Ghozali, 2005). Untuk melakukan pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS).

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel


(58)

atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten.

Ghozali (2005) menyatakan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Repeated Measure atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara memberikan

kuesioner (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya.

2. One Shot atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekali saja

kuesioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Pengujian reliabilitas kuisioner dalam penelitian ini menggunakan one shot atau pengukuran sekali saja dan untuk pengujian reliabilitasnya digunakan uji statistik

Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai Cronbach Alpha > 0,60.

Untuk melakukan pengujian reliabilitas kuisioner dilakukan dengan menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16.

4.8. Metode Analisis Data 4.8.1. Uji Kualitas Data

Ada dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data, yaitu :


(59)

a. Uji reliabilitas, yaitu untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran suatu kuesioner jika diulangi beberapa kali. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpa> 0,60 (Nunally,1978 dalam Ghozali,2005:133). b. Uji Validitas, dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah instrumen penelitian

yang telah disusun benar-benar akurat sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang diteliti). Uji tersebut dimaksud untuk mengetahui sejauhmana instrumen yang digunakan sudah memadai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cara meminta pendapat atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah yang sedang diteliti. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada koesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

c. Jika r hitung (untuk r butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali,2005:135)

4.8.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang mengunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi :

a. Uji normalitas, yaitu bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005:27)


(60)

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilihat melalui normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang mengambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnnya (Ghozali, 2005:74)

b. Uji Multikolinieritas, diperlukan untuk mengetahui apakah ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Selain itu deteksi terhadap multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap varibel dependen. Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance =1/10=0,1.

c. Uji heteroskesdastisitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain, atau homokesdastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskesdastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut (Ghozali, 2005:62).


(61)

d. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya. (Ghozali,2005:62). Dalam beberapa penelitian uji autokorelasi jarang dilakukan karena autokorelasi jarang terjadi pada data yang bersifat cross section, jika terjadi maka cara menggunakannya hanya dengan merubuh posisi sampel.

4.9. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen disebut regresi berganda. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi ( ) 0,05 atau 5 %. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan cara menguji secara simultan melalui uji signifikansi simultan (uji statistik F), yang bermaksud untuk dapat menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan untuk menguji


(62)

masing-masing variabel secara parsial digunakan uji t statistik yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Data yang terkumpul melalui hasil penyebaran kuesioner ditabulasi kemudian dihitung dengan statistik analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk menentukan signifikansi pengaruh penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas terhadap minat menjadi akuntan publik. Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2+ b2X2 +b3X3 +b4X4 +b5X5++b6X6+b7X7+e

Dimana:

Y : Minat Menjadi Akuntan Publik X1 : Penghargaan Finansial

X2 : Pelatihan Profesional,

X3 : Pengakuan Profesional,

X4 : Nilai-nilai sosial,

X5 : Lingkungan kerja,

X6 : Pertimbangan pasar kerja,

X7 : Personalitas


(63)

b1, b2 : Koefisien regresi

e : Error/Residual

Untuk menunjukkan kuat lemahnya pengaruh variabel bebas secara simultan (R) dan secara parsial (r) terhadap variabel terikat diperlukan analisis koefisien korelasi (R) dan (r), dimana nilai ini terletak antara -1 sampai 1. Hubungan secara simultan berarti semua variabel bebas digabungkan menjadi satu dan dilihat pengaruhnya terhadap informasi asimetris. Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F, dimana jika Fhitung > Ftabel maka semua variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, dan begitu pula sebaliknya.

Bila nilai r = 0 atau mendekati 0, maka pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat sangat lemah atau tidak ada pengaruh, dan demikian pula sebaliknya. Korelasi ini adalah korelasi parsial, dimana korelasi yang terjadi dengan hanya melibatkan satu per satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai tertinggi dari r ini berarti variabel bersangkutan mempunyai pengaruh tertinggi dengan variabel terikat. Pengujian secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji t, dimana jika thitung > ttabel atau-thitung < ttabel maka variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.


(64)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskriptif Data

Tanggapan responden terhadap kuisioner yang diberikan adalah untuk mengetahui pengaruh penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas berpengaruh terhadap pemilihan profesi akuntan publik oleh Mahasiswa Departemen Akuntansi FE USU. Agar terlihat lebih sistematis berikut ini disajikan data-data yang telah dikumpulkan ke dalam distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi merupakan penyajian data skor ke dalam bentuk Tabel. Adapun bentuk frekuensi jawaban responden sebagai berikut :

Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Penghargaan Finansial (X1)

Tanggapan Responden

Tidak Setuju (1)

Kurang

Setuju (2) Setuju (3)

Sangat Setuju (4)

Sangat Setuju Sekali (5)

Item No. F % F % F % F % F %

Q1 0 0 3 9.7 21 67.7 4 12.9 3 9.7 Q2 1 3.2 2 6.5 15 48.4 9 29 4 12.9 Q3 0 0 1 3.2 15 48.4 7 22.6 8 25.8

Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 3a).

Berdasarkan Tabel 5.1 diatas untuk pertanyaan ke 1 (satu) penghargaan finansial menunjukkan frekuensi tertinggi 67,7 % (satuju) dan paling rendah adalah 0.00 % (tidak setuju). Pertanyaan ke 2 (dua) menunjukkan penghargaan finansial tertinggi sebanyak 48,4 % (satuju) dan terendah 1 % (tidak setuju). Pertanyaan ke 3


(65)

menunjukan frekuensi tertinggi 48,4 % (setuju) dan paling rendah adalah 0 % (tidak setuju).

Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk variabel Pelatihan Profesional terdapat pada Tabel 5.2. berikut :

Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Pelatihan Profesional /X2

Tanggapan Responden

Tidak Setuju (1)

Kurang

Setuju (2) Setuju (3)

Sangat Setuju (4)

Sangat Setuju Sekali (5)

Item No. F % F % F % F % F %

Q1 1 3.2 0 0 15 48.4 5 16.1 10 32.3 Q2 0 0 1 3.2 13 41.9 10 32.3 7 22.6

Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 3b)

Berdasarkan Tabel 5.2 diatas untuk pertanyaan ke 1 (Q1) frekuensi jawaban variabel Pelatihan Profesional menunjukkan frekuensi tertinggi 48,4 % (setuju) dan paling rendah adalah 0 % (kurang setuju). Pertanyaan ke 2 (Q2) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Pelatihan Profesional tertinggi sebanyak 41,9 % (setuju) dan terendah 0 % (tidak setuju).

Untuk frekuensi jawaban responden untuk variabel pengakuan profesional terdapat pada Tabel 5.3. berikut :

Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Pengakuan Profesional (X3)

Tanggapan Responden

Tidak Setuju (1)

Kurang

Setuju (2) Setuju (3)

Sangat Setuju (4)

Sangat Setuju Sekali (5)

Item No. F % F % F % F % F %

Q1 1 3.2 0 0 0 0 3 9.7 27 87.1

Q2 1 3.2 0 0 0 0 8 25.8 19 61.3

Q3 0 0 0 0 4 12.9 19 61.3 8 25.8

Q4 0 0 1 3.2 8 25.8 15 48.4 7 22.6


(66)

Berdasarkan Tabel 5.3 diatas untuk pertanyaan ke 1 (Q1) frekuensi jawaban variabel Pengakuan Profesional menunjukkan frekuensi tertinggi 53,33 % (sangat setuju sekali) dan paling rendah adalah 0 % (kurang setuju). Pertanyaan ke 2 (Q2) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Pengakuan Profesional tertinggi sebanyak 61,33 % (sangat setuju sekali) dan terendah 0 % (kurang setuju dan setuju). Pertanyaan ke 3 (Q3) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Pengakuan Profesional tertinggi sebanyak 61,33 % (sangat setuju) dan terendah 0 % (tidak setuju kurang dan setuju). Pertanyaan ke 4 (Q4) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Pengakuan Profesional tertinggi sebanyak 48,4 % (sangat setuju) dan terendah 0 % (tidak setuju).

Untuk frekuensi jawaban responden untuk variabel Nilai-Nilai Sosial terdapat pada Tabel 5.4. berikut :

Tabel 5.4 : Distribusi Frekuensi Nilai-Nilai Sosial (X4)

Tanggapan Responden

Tidak Setuju (1)

Kurang

Setuju (2) Setuju (3)

Sangat Setuju (4)

Sangat Setuju Sekali

(5)

Item No. F % F % F % F % F %

Q1 3 9.7 7 22.6 8 25.8 8 25.8 5 16.1

Q2 2 6.5 2 6.5 8 25.8 12 38.7 7 22.6

Q3 1 3.2 5 16.1 10 32.2 8 25.8 7 22.6

Q4 1 3.2 0 0 11 35.5 12 38.7 7 22.6

Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 3c).

Berdasarkan Tabel 5.4 diatas untuk pertanyaan ke 1 (Q1) frekuensi jawaban variabel Nilai-Nilai Sosial menunjukkan frekuensi tertinggi 25,8 % (sangat setuju dan setuju) dan paling rendah adalah 3 % (tidak setuju). Pertanyaan ke 2 (Q2) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Nilai-Nilai Sosial tertinggi sebanyak 38,7 % (sangat setuju) dan terendah 2 % (kurang setuju dan tidak setuju). Pertanyaan ke 3


(67)

(Q3) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Nilai-Nilai Sosial tertinggi sebanyak 32,2 % (setuju) dan terendah 1 % (tidak setuju). Pertanyaan ke 4 (Q4) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Nilai-Nilai Sosial tertinggi sebanyak 38,7 % (sangat setuju) dan terendah 0 % (kurang setuju).

Untuk frekuensi jawaban responden untuk variabel Lingkungan Kerja terdapat pada Tabel 5.5. berikut :

Tabel 5.5 : Distribusi Frekuensi Lingkungan Kerja (X5)

Tanggapan Responden

Tidak Setuju (1)

Kurang

Setuju (2) Setuju (3)

Sangat Setuju (4)

Sangat Setuju Sekali (5)

Item No. F % F % F % F % F %

Q1 2 6.5 7 22.6 11 35.5 8 25.8 3 9.7

Q2 1 3.2 6 19.4 7 22.6 12 38.7 5 16.1

Q3 2 6.5 0 0 13 41.9 12 38.7 4 12.9

Q4 1 3.2 2 6.5 9 29.0 7 22.6 12 38.7

Q5 3 9.7 12 38.7 7 22.6 5 16.1 4 16.1

Q6 0 0 13 41.9 9 29.0 7 22.6 2 6.5

Q7 2 6.5 9 29.0 7 22.6 7 22.6 6 19.4

Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 3c).

Berdasarkan Tabel 5.5 diatas untuk pertanyaan ke 1 (Q1) frekuensi jawaban variabel Lingkungan Kerja menunjukkan frekuensi tertinggi 35,5 % (setuju) dan paling rendah adalah 2 % (tidak setuju).Pertanyaan ke 2 (Q2) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Lingkungan Kerja tertinggi sebanyak 38,7 % (sangat setuju) dan terendah 1% (tidak setuju). Pertanyaan ke 3 (Q3) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Lingkungan Kerja tertinggi sebanyak 41,9 % (setuju) dan terendah 0 % (kurang setuju). Pertanyaan ke 4 (Q4) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Lingkungan Kerja tertinggi sebanyak 38,7 % (sangat setuju sekali) dan terendah 1 % (tidak setuju). Pertanyaan ke 5 (Q5) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Lingkungan Kerja tertinggi sebanyak 38.7 % (kurang setuju) dan terendah 3 % (tidak


(68)

setuju). Pertanyaan ke 6 (Q6) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Lingkungan Kerja tertinggi sebanyak 41.9 % (kurang setuju) dan terendah 0 % (tidak setuju). Pertanyaan ke 7 (Q7) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Lingkungan Kerja tertinggi sebanyak 29 % (kurang setuju) dan terendah 0 % (tidak setuju).

Untuk frekuensi jawaban responden untuk variabel Pertimbangan Pasar Kerja terdapat pada Tabel 5.6. berikut :

Tabel 5.6 : Distribusi Frekuensi Pertimbangan Pasar Kerja /X6

Tanggapan Responden

Tidak Setuju (1)

Kurang

Setuju (2) Setuju (3)

Sangat Setuju (4)

Sangat Setuju Sekali (5)

Item No. F % F % F % F % F %

Q1 0 0 2 6.5 6 19.4 8 25.8 15 48.4 Q2 0 0 7 22.6 12 38.7 8 25.8 4 12.9

Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 3b).

Berdasarkan Tabel 5.6 diatas untuk pertanyaan ke 1 (Q1) frekuensi jawaban variabel Pertimbangan Pasar Kerja menunjukkan frekuensi tertinggi 48,4 % (sangat setuju sekali) dan paling rendah adalah 0 % (tidak setuju). Pertanyaan ke 2 (Q2) menunjukkan frekuensi jawaban variabel Pertimbangan Pasar Kerja tertinggi sebanyak 38,7 % (setuju) dan terendah 0 % (tidak setuju).

Untuk frekuensi jawaban responden untuk variabel Personalitas terdapat pada Tabel 5.7. berikut :

Tabel 5.7 : Distribusi Frekuensi Personalitas/X7

Tanggapan Responden

Tidak Setuju (1)

Kurang

Setuju (2) Setuju (3)

Sangat Setuju (4)

Sangat Setuju Sekali (5)

Item No. F % F % F % F % F %

Q1 2 6.5 2 6.5 15 48.4 5 16.1 7 22.6


(1)

4 17 54.8 54.8 64.5

5 11 35.5 35.5 100.0

Total 31 100.0 100.0

VAR0006

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

2 1 3.2 3.2 3.2

3 6 19.4 19.4 22.6

4 13 41.9 41.9 64.5

5 11 35.5 35.5 100.0

Valid

Total 31 100.0 100.0

VAR0008

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

2 3 9.7 9.7 9.7

3 4 12.9 12.9 22.6

4 18 58.1 58.1 80.6

5 6 19.4 19.4 100.0

Valid


(2)

Lampiran 11 : Hasil Uji Regresi Berganda Variables Entered/Removedb Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Person_X7,

Salary_X1, Latih_X2, Link_Kerja_X5 , Nilai_Sos_X4, Pasar_X6, Prof_X3a . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: AP_Y

Model Summaryb

Change Statist Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate R Square Change F Change df1

1 .690a .476 .317 2.15989 .476 2.987 7

a. Predictors: (Constant), Person_X7, Salary_X1, Latih_X2, Link_Kerja_X5, Nilai_Sos_X4, Pasar_X6, b. Dependent Variable: AP_Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 97.541 7 13.934 2.987 .022a

Residual 107.298 23 4.665

1

Total 204.839 30

a. Predictors: (Constant), Person_X7, Salary_X1, Latih_X2, Link_Kerja_X5, Nilai_Sos_X4, Pasar_X6, Prof_X3


(3)

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficient s 95% Confidence Interval for B

Model B Std. Error Beta t Sig. Lower Bound Bound Upper Zero-order

(Constant) 19.675 4.964 3.963 .001 9.406 29.944

Salary_X1 .064 .269 .044 .239 .813 -.491 .620 .25

Latih_X2 -.430 .266 -.275 -1.619 .119 -.979 .119 -.28

Prof_X3 .554 .215 .530 2.581 .017 .110 .999 .54

Nilai_Sos_

X4 -.212 .196 -.192 -1.082 .291 -.617 .193 .10

Link_Kerja

_X5 .316 .182 .315 1.738 .096 -.060 .691 .32

Pasar_X6 -.246 .340 -.135 -.722 .478 -.950 .458 -.12

1

Person_X7 .047 .514 .019 .092 .927 -1.016 1.111 -.14

a. Dependent Variable: AP_Y

Collinearity Diagnosticsa

Variance Proporti Model

Dimen

sion Eigenvalue

Condition

Index (Constant) Salary_X1 Latih_X2 Prof_X3 Nilai_Sos_

1 7.767 1.000 .00 .00 .00 .00

2 .093 9.128 .00 .01 .00 .01

3 .055 11.838 .00 .00 .39 .00

4 .028 16.564 .00 .28 .02 .05

5 .025 17.752 .00 .07 .23 .07

6 .017 21.293 .02 .11 .00 .00

7 .010 27.287 .12 .42 .35 .22

1

8 .004 42.370 .86 .11 .00 .64

a. Dependent Variable: AP_Y


(4)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 19.4319 29.5255 26.1935 1.80315 31

Std. Predicted Value -3.750 1.848 .000 1.000 31

Standard Error of

Predicted Value .647 1.792 1.066 .264 31

Adjusted Predicted Value 22.5900 29.1518 26.3410 1.60307 31

Residual -4.68978 3.16894 .00000 1.89119 31

Std. Residual -2.171 1.467 .000 .876 31

Stud. Residual -2.505 1.635 -.026 1.014 31

Deleted Residual -6.24183 4.26997 -.14744 2.59395 31

Stud. Deleted Residual -2.873 1.702 -.041 1.064 31

Mahal. Distance 1.725 19.674 6.774 3.933 31

Cook's Distance .000 .388 .051 .089 31

Centered Leverage Value .057 .656 .226 .131 31

a. Dependent Variable: AP_Y


(5)

(6)

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 31

Mean .0000000

Normal Parametersa

Std. Deviation 1.89119066

Absolute .110

Positive .057

Most Extreme Differences

Negative -.110

Kolmogorov-Smirnov Z .611

Asymp. Sig. (2-tailed) .849


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK OLEH MAHASISWA AKUNTANSI PTS Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik Oleh Mahasiswa Akuntansi Pts Se-Surakarta.

2 14 24

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK OLEH MAHASISWA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik Oleh Mahasiswa Akuntansi Pts Se-Surakarta.

5 19 17

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik Oleh Mahasiswa Akuntansi Pts Se-Surakarta.

0 2 9

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR AKUNTAN PUBLIK Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Akuntan Publik (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 2 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi (Studi Kasus Pada Universitas Sebelas Maret Surakarta).

0 1 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi (Studi Kasus Pada Universitas Sebelas Maret Surakarta).

0 1 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK.

1 3 82

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK.

1 3 90

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi Memilih Karir Menjadi Akuntan Publik

0 1 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK

0 2 25