VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perkembangan pembangunan wilayah yang meliputi aspek fisik ruang,
fisik ekonomi, dan fisik sosial di Kota Bandar Lampung termasuk kedalam kategori mengalami perkembangan baik.
2. Perekonomian di Kota Bandar Lampung telah mengalami transformasi
dari prmer kepada sekunder dan tersier. Sektor primer pertanian tergolong sektor dengan perkembangan yang lamban. Sedangkan sektor
perekonomian yang berkembang maju dan mempunyai daya saing adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan adalah : 1.
Pembangunan ruang wilayah harus tetap mendapat dukungan Pemerintah Kota Bandar Lampung berupa kebijakan dan program pengembangan
wilayahnya. Hal tersebut karena dinamika penduduk dan aktifitasnya di perkotaan yang kian pesat perkembangannya sementara sumberdaya
lahan yang tersedia di perkotaan adalah tetap sifatnya.
2. Pengembangan sektor pertanian harus tetap diupayakan meskipun sektor
pertanian merupakan sektor non basis di Kota Bandar Lampung. Hal yang harus dilakukan masyarakat perkotaan misalnya dengan
berpatisipasi dan turut andil dalam mengembangkan konsep pertanian di perkotaan, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan akan bahan-bahan
pertanian di wilayahnya sendiri.
3. Perubahan sektor-sektor perekonomian yang terjadi di Kota Bandar
Lampung dapat dijadikan acuan bagi para investor dalam menginvestasikan modalnya. Sehingga dapat meningkatkan
pendapatannya di masa yang akan datang.
4. Untuk penelitian selanjutnya, penggunaan variabel pembangunan
wilayah dan analisa shift share dapat dikembangkan lagi dengan indikator lain misalnya indikator tenaga kerja, sehingga dapat lebih
terlihat lagi perubahan-perubahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R. 2006. Pembangunan Pedesaan Dan Perkotaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Adisasmita, R. 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. PT Graha Ilmu. Yogyakarta.
Agustono. 2013. Analisis Sektor Pertanian Ditinjau Dari Peran Terhadap Pertumbuhan Dan Stabilitas Produk Domestik Regional Bruto Di Provinsi
Jawa Tengah. Jurnal Universitas Sebelas Maret. SEPA : Vol. 9 No. 2 Februari 2013 : 283 – 296.
Antariksa. 2004. Pendekatan Sejarah dan Konservasi Perkotaan Sebagai Dasar Penataan Kota. Tesis. Jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional.
Malang. Malang.
Arsyad. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. BPFE. Yogyakarta.
Arya. R.P. 2003. Pertanian Dalam Kota. http:romypradhanaarya.wordpress.com20110511pertanian-dalam
kota-urban-farming. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2014.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2013. Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kota Bandar Lampung Tahun 2010. Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Bandar Lampung.
Badan Pusat Statistik. 2013. Bandar Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung.
Badan Pusat Statistik. 2013. Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.
Bandar Lampung News. 2012. Warga Diminta Optimalkan Lahan Tidur di Sekitar Rumah.
http:www.bandarlampungnews.commindex.php?ctn=1k=politiki=1 1491. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2014.
Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE. Yogyakarta. Budiharjo, E. 1997. Tata Ruang Perkotaan. PT Alumni. Bandung.
Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. PT Pradnya Paramita. Jakarta.
Darwanto. 2000. Mekanisme Pengelolaan Penataan Ruang Wilayah Pesisir Laut dan Pulau-Pulau Kecil. Publikasi. Departemen Kelautan dan Perikanan.
Jakarta.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. 2013. Jumlah Pemeluk Beragama di Kota Bandar Lampung. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Bandar Lampung.
Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan. 2013. Profil Pertanian Kota Bandar Lampung. Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan Kota Bandar
Lampung.
Faridah. 2011. Analisis Perkembangan Perekonomian Wilayah Kota Cirebon Tahun 2001-2008. Skripsi. Departemen Ilmu Ekonomi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Harun, U. R. 2006. Analisis LQ Shift LQ Share Untuk Mengukur Dampak Perluasan Kota Terhadap Kinerja Ekonomi Regional Studi Kasus:
Perluasan Kota Manado Terhadap Perekonomian Wilayah Sulawesi Utara. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 17No.21, Agustus
2006, hlm.21-40.
Herliana, D. 2003. Analisis Komponen Pertumbuhan Pendapatan dan Basis Ekonomi Wilayah Dalam Pengembangan Agropolitan di Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Tanggamus. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Hiyata, M. Y. 2012. Urban Farming: Rekonstruksi Lahan Minimalis Menjadi Lahan Produktif Pada Daerah Perkotaan. http:beranda-miti.comurban-
farming-rekonstruksi-lahan-minimalis-menjadi-lahan-produktif-pada- daerah-perkotaan.html. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2014.
Irawan dan M. Suparmoko. 2002. Ekonomika Pembangunan. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Jhingan, M. L. 2002. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kementrian Pekerjaan Umum. 2012. Sumatera Utara Kembangkan Pedesaan Melalui Konsep
Agropolitan.http:www.pu.go.idindex.asp?link=Humasnews2003ppw30 1205ind.htm. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2014.
Koestoer, R. H. 2001. Dimensi Keruangan Kota. Lembaga Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Kurniawan, H. 2010. Analisis Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Pergeseran Penggunaan Lahan di Kota Metro. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian. Universitas Lampung. Lampung.
Mursidah, dkk. 2013. Analisis Pengembangan Kawasan Andalan Di Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 1, No. 1, Februari 201.
Nugroho, I. dan Rokhmin D. 2004. Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. LP3ES. Jakarta.
Nuzir, F. A. 2012. Kota Hijau : Konsep dan Aksi “Hijau” dalam Ber-Kota. http:fritztory.wordpress.com20120626kota-hijau-konsep-dan-aksi-
hijau-dalam-berkota. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2014.
Oktarika, Y. 2002. Analisa Keterkaitan Pusat Pelayanan, Komponen Pertumbuhan Pendapatan, dan Pusat Ekonomi Wilayah Dalam
Pengembangan Sektor Pertanian di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung Studi Perbandingan Antar Subsektor dan Antar Kecamatan.
Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Pemerintah Kota Bandar Lampung. 2007. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Tahun 2005-2025. Sekretariat Pemerintah Kota
Bandar Lampung.
Pemerintah Kota Bandar Lampung. 2010. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Tahun 2010-2015. Sekretariat Pemerintah
Kota Bandar Lampung.
Restina, N. 2009. Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Dan Arahan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.
Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rustiadi, E., Saefulhakim, S., Panuju, D.R. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Sitorus, S. R. P. 1998. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito. Bandung. Situbondo. K. 2012. Mau Memanfaatkan Pekarangan dengan Beragam Jenis
Sayuran ?. http:epetani.pertanian.go.idpasarmau-memanfaatkan- pekarangan-dengan-beragam-jenis-sayuran-sedia-benih-versi-hemat-4173.
Diakses tanggal 31 Agustus 2014.
Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah Dan Perkotaan. Rajawali Pers. Jakarta. Sujarto, D. 1998. Perkembangan Teori Perencanaan. Jurusan Teknik Planologi.
FTSP. Institut Teknologi Bandung. Bandung.