Langkah - Langkah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, se- hingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang berpengaruh. Eksperimen dilaksanakan pada bulan Mei 2015 di laboratorium Metalurgi Teknik Mesin USU dan laboratorium Politeknik Negeri Medan, guna memperoleh data tentang pe- ngaruh arus pengelasan terhadap kekuatan tarik dan ketangguhan las SMAW de- ngan elektroda NSN308.

3.1 Langkah - Langkah Penelitian

Adapun metode langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi kepustakaan
 Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari literatur – literatur yang sesuai, sehingga dapat mempermudah dalam proses penelitian dan analisa data penelitian. 2. Persiapan dimensi benda uji Spesifikasi benda yang diujikan dalam penelitian dan eksperimen ini adalah seba- gai berikut : a. Bahan benda uji yang digunakan adalah plat baja tahan karat atau stainless steel tipe 308. b. Ketebalan plat untuk pengujian tensile dan hardness adalah setebal 5 mm, sedangkan untuk pengujian impact adalah 10 mm. c. Jenis kampuh yang dipakai adalah jenis kampuh V terbuka dengan jarak celah plat 9-10 mm dan sudut kampuhnya sebesar 45º. d. Bentuk spesimen benda untuk pengujian uji tensile mengacu pada standar JIS Z 2201 1981. e. Bentuk spesimen benda untuk pengujian uji ketangguhan mengacu pada standar JIS Z 2202 1980. 35 Universitas Sumatera Utara 2. Persiapan proses pengelasan Untuk melaksanakan proses pengelasan dalam penelitian ini, ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu: a. Penyiapan alat Mempersiapkan alat-alat dan bahan untuk penelitian ini, dimana bahan utamanya adalah mesin las SMAW dengan memakai elektroda NSN308 berdiameter 4 mm. b. Penentuan parameter pengelasan Parameter pengelasan ini meliputi besar arus yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu arus sebesar 120 Ampere, 145 Ampere dan 170 Amper, dengan interval arus 25 Ampere. c. Proses pengelasan Berikut ini, langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengelasan adalah: a. Mempersiapkan mesin las SMAW DC sesuai dengan pemasangan po- laritas terbalik. b. Mempersiapkan benda kerja yang akan dilas pada meja las. c. Posisi pengelasan dengan menggunakan posisi pengelasan mendatar atau bawah tangan dan gerakan elektroda pola zig-zag. d. Posisi pengelasan dengan menggunakan posisi pengelasan atas kepala dan gerakan elektroda pola C. e. Mengatur besar arus pengelasan pada ampere meter yang digunakan untuk mengukur arus pada posisi jarum nol, kemudian salah satu pen- jepitnya dijepitkan pada kabel yang digunakan untuk menjepit elektro- da. Mesin las dihidupkan dan elektroda digoreskan sampai menyala. Ampere meter diatur pada angka 120 A. Selanjutnya mulai dilakukan pengelasan untuk spesimen dengan arus 120 Ampere, bersamaan den- gan hal itu dilakukan pencatatan waktu pengelasan. f. Mengatur besar arus pengelasan pada ampere meter yang digunakan untuk mengukur arus pada posisi jarum nol, kemudian salah satu pen- jepitnya dijepitkan pada kabel yang digunakan untuk menjepit elektro- da. Mesin las dihidupkan dan elektroda digoreskan sampai menyala. Ampere meter diatur pada angka 145 A. Selanjutnya mulai dilakukan pengelasan untuk spesimen dengan arus 145 Ampere, bersamaan den- gan hal itu dilakukan pencatatan waktu pengelasan. 36 Universitas Sumatera Utara g. Mengatur besar arus pengelasan pada ampere meter yang digunakan untuk mengukur arus pada posisi jarum nol, kemudian salah satu pen- jepitnya dijepitkan pada kabel yang digunakan untuk menjepit elektro- da. Mesin las dihidupkan dan elektroda digoreskan sampai menyala. Ampere meter diatur pada angka 170 A. Selanjutnya mulai dilakukan pengelasan untuk spesimen dengan arus 170 Ampere, bersamaan den- gan hal itu dilakukan pencatatan waktu pengelasan. 3. Pelaksanaan pengujian
 Untuk melaksanakan pengujian dalam penelitian ini, ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu: Tensile Test Benda uji dijepit pada ragum uji tarik, setelah sebelumnya diketahui pe- nampangnya, panjang awalnya dan ketebalannya. Langkah pengujian sebagai berikut : 1. Dipersiapkan kertas milimeter dan letakkan pada plotter. 2. Benda uji mulai mendapat beban tarik dengan menggunakan tenaga hidrolik diawali 0 kg hingga benda putus pada beban maksimum yang dapat ditahan benda tersebut. 3. Benda uji yang sudah putus lalu diukur berapa besar penampang dan panjang benda uji setelah putus. 4. Gaya atau beban yang maksimum ditandai dengan putusnya benda uji terdapat pada layar digital dan dicatat sebagai data. 5. Hasil diagram tercatat dan tergmbar pada kertas milimeter block yang ada pada meja plotter. 6. Penghitungan kekuatan tarik, kekuatan luluh, perpanjangan, reduksi penam- pang dari data yang telah didapat dengan menggunakan persamaan yang ada. Impact Test Prosedur dan pembacaan hasil pada pengujian ketangguhan adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan peralatan mesin uji impact Charpy. 2. Mempersiapkan benda uji sesuai standar ukuran yang telah ditetapkan. 37 Universitas Sumatera Utara 3. Meletakkan benda uji pada anvil dengan posisi takikan membelakangi arah 
 ayunan palu Charpy. 4. Menaikkan palu Charpy pada kedudukan 156ºsudut α dengan menggunakan handle pengatur kemudian dikunci. 5. Putar jarum penunjuk sampai berimpit pada kedudukan 156º. 6. Lepaskan kunci sehingga palu Charpy berayun membentur benda uji. 7. Memperhatikan dengan mencatat sudut β dan nilai tenaga patah. Hardness Test Adapun langkah-langkah dalam pengujian kekerasan antara lain : 1. Memasang indentor piramida intan. Penekanan piramida intan 136º dipasang pada tempat indentor mesin uji, kencangkan secukupnya agar penekan intan tidak jatuh. 2. Memberi garis warna pada daerah logam las, HAZ dan logam induk yang akan diuji. 3. Meletakkan benda uji di atas landasan. 4. Menentukan beban utama sebesar 1kgf. 5. Menentukan titik yang akan diuji. 6. Menekan tombol indentor.

3.2 Alat dan Bahan