Spesimen 2 : E = P × D cos β - cos ɑ
= 251,3 × 0,6496 cos 44º - cos 147º = 163,219 [0,719 - -0,839]
= 254,34 J Spesimen 3 :
E = P × D cos β - cos ɑ = 251,3 × 0,6496 cos 11º - cos 147º
= 163,219 [0,982 - -0,839] = 297,16 J
4.3.1.2 Hasil Pengujian Impact Dengan Arus 145 Ampere
Berikut ini adalah hasil dari pengujian impact dengan spesimen yang dilas dengan variasi arus 145 Ampere :
Gambar 4.10 Hasil Uji Impak Spesimen 2 Arus 145 Ampere Tabel berikut ini adalah tabel hasil pengamatan dari spesimen 145 Ampere
yang diuji impak : Tabel 4.8 Hasil Uji Impak Spesimen 145 Ampere
Spesimen 145 A Kondisi Awal
Kondisi Akhir Energi Diserap
Joule 1
147 º 2 º
300
2
147 º 5,5 º
299,41
3
147 º 4 º
299,76 Rata-rata
299,723
64
Universitas Sumatera Utara
Untuk penghitungan besar energi yang diserap dalam uji impak ini, meng- gunakan rumus :
dimana : E = Energi yang diserap
P = 251,3 N Berat bandul D = 0,6496 m Panjang lengan bandul
ɑ = Sudut pemukulan awal 147º β = Sudut pemukulan akhir
Maka, penghitungan besar energi yang diserap spesimen 145 Ampere : Spesimen 1 :
E = P × D cos β - cos ɑ = 251,3 × 0,6496 cos 2º - cos 147º
= 163,219 [0,999 - -0,839] = 300 J
Spesimen 2 : E = P × D cos β - cos ɑ
= 251,3 × 0,6496 cos 5,5º - cos 147º = 163,219 [0,995 - -0,839]
= 299,41 J Spesimen 3 :
E = P × D cos β - cos ɑ = 251,3 × 0,6496 cos 4º - cos 147º
= 163,219 [0,998 - -0,839] = 299,76 J
65
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.3 Hasil Pengujian Impact Dengan Arus 170 Ampere
Berikut ini adalah hasil dari pengujian impact dengan spesimen yang dilas dengan variasi arus 170 Ampere :
Gambar 4.11 Hasil Uji Impak Spesimen 3 Arus 170 Ampere Tabel berikut ini adalah tabel hasil pengamatan dari spesimen 170 Amper
eyang diuji impak : Tabel 4.9 Hasil Uji Impak Spesimen 170 Ampere
Untuk penghitungan besar energi yang diserap dalam uji impak ini, meng- gunakan rumus :
dimana : E = Energi yang diserap
P = 251,3 N Berat bandul D = 0,6496 m Panjang lengan bandul
Spesimen 170 A Kondisi Awal
Kondisi Akhir Energi Diserap
Joule 1
147 º 44,5 º
253,35
2
147 º 41,3 º
259,55
3 147 º
56,5 º 227,01
Rata-rata 246,637
66
Universitas Sumatera Utara
ɑ = Sudut pemukulan awal 147º β = Sudut pemukulan akhir
Maka, penghitungan besar energi yang diserap untuk spesimen 170 Am- pere adalah :
Spesimen 1 : E = P × D cos β - cos ɑ
= 251,3 × 0,6496 cos 44,5º - cos 147º = 163,219 [0,713 - -0,839]
= 253,35 J Spesimen 2 :
E = P × D cos β - cos ɑ = 251,3 × 0,6496 cos 41,3º - cos 147º
= 163,219 [0,751 - -0,839] = 259,55 J
Spesimen 3 : E = P × D cos β - cos ɑ
= 251,3 × 0,6496 cos 56,5º - cos 147º = 163,219 [0,552 - -0,839]
= 227,01 J Dari hasil pengujian impak yang telah dilakukan, tampak bahwa spesimen
dengan arus pengelasan 145 Ampere lebih kuat dan ulet daripada spesimen den- gan arus pengelasan 120 Ampere dan 170 Ampere, karena dari ketiga spesimen
145 Ampere tersebut 2 diantaranya hanya mengalami deformasi, dan tidak patah, dan besar nilai energi yang diserap lebih besar daripada spesimen 120 Ampere dan
170 Ampere.
67
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian impak untuk semua spesimen 120 Ampere, 145 Ampere, dan 170 Ampere, ini dapat dilihat dari grafik berikut ini :
Gambar 4.12 Hasil Pengujian Impak Spesimen 120 Ampere, 145 Ampere serta 170 Ampere
Dari hasil analisa data untuk pengujian impak di atas, dapat diambil kes- impulan bahwa arus pengelasan yang terlalu kecil dan terlalu besar, akan mem-
pengaruhi nilai ketangguhan suatu spesimen. Dari grafik di atas terlihat jelas un- tuk arus pengelasan 120 Ampere yang kecil dan 170 Ampere yang terlalu besar,
membuat nilai hasil uji impak menjadi kecil, berbeda dengan spesimen yang memakai arus pengelasan 145 Ampere yang memperoleh nilai hasil uji impak
yang lebih tinggi.
4.4 Hasil Foto Mikrostruktur
Setelah spesimen baja tahan karat atau stainless steel ini dibentuk dan di- las dengan kampuh las V terbuka menggunakan las SMAW dengan variasi arus
120 Ampere, 145 Ampere dan juga 170 Ampere, spesimen-spesimen tersebut yang berjumlah 3 buah dilakukan penelitian atau pengamatan terhadap foto
mikrostruktur di bagian lasan dan batas lasan dari permukaan spesimen tersebut.
68
1 2
3
Universitas Sumatera Utara
Sebelum dilakukan pengematan, permukaan setiap spesimen tersebut di- lakukan penghalusan permukaan dengan melakukan polishing terlebih dahulu
dengan 4 kali proses polishing dengan ukuran kertas pasir 240, 800, 1200 dan 1500. Lalu setelah dihaluskan, permukaan dari spesimen tersebut dilakukan
pengetsaan kimia dengan campuran zat kimia khusus untuk bahan baja tahan karat, yaitu 50 ml HCl liquid, 5 gram serbuk FeCl
3
, H
2
O dan untuk pembersihan permukaan akhir menggunakan larutan Alkohol. Maka setelah itu, lalu diamati
permukaan spesimen tersebut dengan memakai mikroskop dengan pembesaran 500 kali. Berikut ini adalah hasil pengamatan struktur mikro dari baja tahan karat
tipe SAE 308 yang dilas dengan kampuh V terbuka yang diberikan variasi arus
120 Ampere, 145 Ampere dan 170 Ampere. 4.4.1 Hasil Foto Mikrostruktur Arus 120 Ampere
Gambar hasil pengamatan struktur mikro dari baja tahan karat spesimen dengan arus pengelasan 120 Ampere adalah sebagai berikut :
Gambar 4.13 Foto struktur mikro daerah las, batas las dan daerah HAZ dari spesimen arus las 120 Ampere
Dari hasil pengamatan di atas, terlihat bahwa pada daerah lasan dari spes- imen dengan arus las 120 Ampere tersebut memiliki struktur ferit-perlit. Struktur
mikro pada gambar di atas didominasi butir-butir ferit yang berwarna putih terang, sedangkan fasa perlit lebih sedikit berwarna gelap. Butir ferit cen-
derung lebih halus sedangkan butir perlit lebih kasar. Butir perlit cenderung keras karena mengandung karbon, sedangkan butir ferit cenderung lunak.
69 50 µm
Daerah HAZ
Daerah Logam
Induk
50 µm Daerah
Las
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan perlit meliputi pertumbuhan ferit dan sementit sekaligus se- cara besamaan. Pertumbuhan dimulai dengan terjadinya pengintian sementit pada
batas-batas butir austenite. Sementit ini kemudian tumbuh dengan didahului oleh difusi atom-atom karbon. Sehingga di sekitar pelat atau lapisan sementit meru-
pakan daerah kekurangan karbon, maka bagian ini terjadi pelat-pelat ferit yang mempunyai kelarutan karbon maksimum 0.025 . Pertumbuhan sementit terjadi
di mana-mana yang diikuti oleh pertumbuhan ferit, sehingga akhirnya seluruhnya berubah menjadi perlit.
4.4.2 Hasil Foto Mikrostruktur Arus 145 Ampere