2. Profil GKPB jemaat Pniel Blimbingsari
Alamat : desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali. Jumalah anggota : 668 Jiwa
Jumlah KK : 172 Lembaga-lembaga:
1 Sekolah Minggu Duta Kristama
150 anak 2
Guru Sekolah Minggu 7 orang
3 Pemuda Kristiyasa
100 orang Pesekutuan Wanita Dian Kristawati
150 orang Persekutuan Kaum bapak Kristiawinangun
148orang Persekutuan Lansia Kristiajati
120 orang Kelompok Pentakoinonia
27 kelompok Kelompok Wilayah
6 Wilayah Pekabaran Injil
Fun learning center
Blimbingsari 100 orang.
Fun learning center
Tanah Lot 1 : 20 orang
Fun learning center
Tanah Lot 2 : 16 orang
3. Pelayanan dalam jemaat
a. Ibadah rutin
No Jenis
Waktu Peserta
1 Pelayanan sekolah Minggu
07:00-08:30 Anak sekolah Minggu
2 Ibadah Umum
09:00-10:30 Jemaat
3 Pemuda
Sabtu, 19:30 pemuda
4 Kaum Ibu
Rabu, 15:00 Kaum Ibu
5 Kaum Bapak
Selasa, Minggu ke 2 dan 3 Kaum bapak
6 Lansia
Minggu ke 2 dan 3 Lansia
7 Pentakiononia
Minggu ke 5 Setiap 3 keluarga
8 Ibadah Kamis
Kamis, 19:30 Semua Jemaat
b. Ibadah khusus
Ibadah syukuran rumah, kenaikan pangkat, ulang tahun dll Ibadah pemberkatan pernikahan
Ibadah pemakaman dan penghiburan Ibadah perayaan gerejawi Natal, Paskah dan Pentakosta
Diaspora jemaat diaspora adalah jemaat yang berada di luar Blimbingsari karena tugas dan
kepentingan tertentu terpaksa meninggalkan desa Blimbingsari
Jemaat Blimbingsari tersebar di sebagian tempat di wilayah Bali dan beberapa daerah di Indonesia, mereka biasanya hidup di perantauan untuk bekerja atau belajar. Jemaat diaspora
berjumlah kira-kira 500 jiwa.
3
Keinginan untuk mencari pngalaman baru membuat mereka harus meninggalkan tanah kelahiran mereka dan merantau ke daerah lain. Faktor yang menjadi
penyebab mereka meninggalkan desa adalah karena kurangnya lapangan pekerjaan, karena sebagian besar warga jemaat hidup dari berkebun sehingga mereka memilih merantau untuk
mendapatkan pekerjaan lain. Keberadaan sekolah juga menyebabkan mereka harus meninggalkan daerah tempat tinggal mereka, dikarenakan tidak ada universitas terdekat. Ada
banyak orang yang merantau setelah menyelesaikan pendidikan dan sukses dalam pekerjaan memilih menetap di daerah perantauan dan memilih menjadi warga diaspora. Mereka tidak
sering bisa bertemu dengan keluarga yang ada di kampung halaman. Ada kemungkinan mereka bisa bertemu hanya pada saat hari raya gerejawi saja karena pada saat itu mereka mendapatkan
libur. Ada juga yang bisa pulang ke kampung halaman karena ada keluarga yang memiliki upacara pernikahan, kematian dan yang lainnya. Momen hari raya gerejawi adalah momen yang
paling tepat bagi mereka untuk berkumpul bersama dengan keluarga besar. Seperti biasanya pada hari raya Paskah dan Natal, desa Blimbingsari akan dipenuhi dengan warga diaspora sehingga
geraja akan sangat penuh ketika diadakan ibadah.
4. Memunjung