50
dengan biofilia ingin memengaruhi manusia lain melalui cinta, alasan, dan teladan
—tidak dengan pemaksaan. Fromm 1947 percaya bahwa cinta akan hal-hal lain dan diri sendiri adalah
sesuatu yang tidak terpisah, namun cinta terhadap diri harus datang lebih dulu. Lebih lanjut Fromm menyatakan percaya bahwa
orang yang sehat bergantung pada kombinasi dari kelima orientasi karakter yang ada, 1 bertahannya mereka sebagai individu yang
sehat bergantung pada kemampuan mereka untuk menerima sesuatu dari orang lain, 2 mengambil saat sesuai, 3 memelihara
suatu hal, 4 menukar suatu hal, dan 5 untuk bekerja, mencintai, serta berpikir secara produktif Feist dan Feist, 2010.
C. Penelitian Terdahulu
Estu Miyarso, M. Pd 2009 pernah melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang pendidikan politik yang
dilakukan oleh organisasi mahasiswa ormawa intra UNY kepada mahasiswa. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa:
1. Mahasiswa memiliki persepsi yang beragam tentang makna dan arti
politik. Namun demikian, kebanyakan persepsi tersebut lebih terbatas pada “politik” sebagai konflik dan fungsional dibandingkan dengan
perspektif normatif maupun kajian analisis wacana. Hal ini berpengaruh terhadap pemahaman tentang pendidikan politik yang
terjadi di lingkungan kampus.
51
2. Pendidikan politik yang dilaksanakan oleh ormawa intra UNY kepada
mahasiswa pada hakekatnya merupakan istilah lain dari sosialisasi politik atau “kampanye politik” yang bersifat laten atau terselubung
dengan berbagai variasinya. Bentuk atau format yang digunakan adalah indoktrinasi dengan berbagai metode dan teknik propaganda
untuk mendapatkan kader-kader ideologi gerakan maupun parpol, baik secara kuantitas jumlah massa mahasiswa maupun kualitasnya
terutama mahasiswa yang potensial. 3.
Hal yang melatarbelakangi dan yang memotivasi ormawa intra UNY melaksanakan format pendidikan politik seperti itu karena lebih pada
dorongan atau faktor dari luar kampus yaitu adanya agenda dan target ideologi politik gerakan Islam radikal yang diusung oleh aktifis
organisasi gerakan Ikhwanul Muslimin IM melalui ormawa ekstra kampus KAMMI yang berhasil menguasai dan menghegemoni
ormawa intra kampus serta bermuara pada orientasi politik kepartaian PKS.
4. Meskipun ormawa intra secara eksplisit tidak pernah menyatakan
dukungan atau keberpihakannya pada salah satu partai politik tertentu dalam pemilu 2009, namun indikator-indikator keberpihakan yang
dilakukan aktifisnya merupakan fakta dan fenomena nyata. 5.
Pelaksanaan pendidikan politik oleh ormawa UNY dalam bentuk indoktrinasi politik ini sangat berdampak negatif pada pemahaman
52
pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa dan ormawa sehingga menjadi lebih puritan dan partisan.
Estu Miyarso, M. Pd 2009 juga memaparkan perilaku organisasi dalam beberapa aktivitas politik, yaitu: ospek, perkuliahan, forum kajian
formal, forum kajian non-formal, pemilihan umum mahasiswa, kampanye dalam pemilwa, musyawarah besar mahasiswa, rapat kerja pengurus
ormawa, program kerja ormawa, demonstrasi mahasiswa, dan negosiasi kebijakan dengan pimpinan kampus. Peneliti akan mengambil aktivitas
politik yang digunakan dalam tinjauan etnografi dan mendukung penelitian etnografi yaitu Orientasi Studi Pengenalan Kampus Ospek dan
Pemilihan Umum Mahasiswa Pemilwa. Pada penelitian yang dilakukan oleh Estu Miyarso, M. Pd., dapat
disimpulkan bahwa teknik propaganda yang kebanyakan bersifat pervasif komunikasi dengan cara menyebarluaskan pesan serta dilakukan secara
terus menerusberulang kepada komunikan sehingga melakukan imitasi atau menjadi bagian dari yang diinginkan oleh komunikator, koersif
komunikasi dengan cara menimbulkan rasa ketakutan bagi komunikan agar secara tidak sadar bertindak sesuai keinginan komunikator, persuasif
dan tebang pilih. Peneliti menggunakan data dari Estu Miyarso, M. Pd untuk menemukan sebab-sebab subyek informan dalam penelitian
mengalami keterasingan aliensi dan menarik diri dari lingkungan organisasi. Peneliti menggunakan penelitian ini untuk melihat gambaran
pola budaya organisasi dan perilaku organisasi mahasiswa.
53
BAB III METODE PENELITIAN