Sumber belajarpembelajaran AlatMedia dan Sumber Belajar :

yang berkuasa di Cina, sepertikronik dinasti Chou, Chin, Tang, Ming, Sung, dan dinasti-dinasti lainnya. Kronik itu merupakan suatu kumpulan tulisan tentang perjalanan seorang musafir atau seorang pujangga dan juga seorang pendeta. Para musafir atau pujangga akan menulis seluruh peristiwa atau kejadian maupun hal-hal yang baru ditemukan ketika melakukan perjalanannya. Kronik tersebut dapat dijadikan sebagai sumber sejarah dari suatu bangsa atau negara yang pernah dilalui oleh para musafir, pujangga atau pendeta tersebut. Para musafir, pujangga maupun pendeta mencatat segala peristiwa yang pernah dilihat atau dialaminya pada daerah yang pernah dilalui dan disinggahinya. Dimana pun mereka singgah maka daerah dan kehidupan masyarakatnya menjadi titik tolak penulisannya. Contoh dari kronik misalnya Fa-Hien adalah seorang pendeta Cina yang terdampar di pantai utara Jawa sekembalinya dari India menuju negeri asalnya. Dalam tulisannya, Fa-Hien menyatakan bahwa di daerah pantai utara pulau Jawa bagian barat, ia berhasil menemukan kehidupan masyarakat yang telah mendapat pengaruh India atau menganut agama Hindu. Para ahli memperkirakan bahwa masyarakat yang dijumpai oleh Fa-Hien merupakan masyarakat dari Kerajaan Tarumanegara Tulisan Hui-Ning murid I-Tsing bersama pembantunya yang bernama Yun-Ki datang Kerajaan Holing dalam rangka memperdalam ajaran agama Budha. Dalam tulisannya, Hui-Ning menyatakan bahwa masyarakat kerajaan Holing hidup aman dan tentram. Juga banyak terdapat kronik-kronik dinasti Cina yang menuliskan tentang keberadaan kerajaan-kerajaan dan kehidupan masyarakat Indonesia baik dalam segi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan kepercayaan terhadap agama yang dimuat oleh masyarakat Indonesia 2. Historiografi Penulisan adalah puncak segala-galanya. Apa yang dituliskan, itulah sejarah yaitu histoire-recite , sejarah sebagaimana ia dikisahkan, yang mencoba mengungkap dan memahami histoire-realite , sejarah sebagaimana terjadinya. Dan penulisan sejarah inilah yang disebut historiografi. Historiografi bermula dari pernyataan dan berkembang menuju peningkatan kematangan pertanyaan historis yang diajukan. Tetapi hal itu pun belum mencakup semua aspek permasalahan. Penulisan sejarah dalam historiografi lebih merupakan ekspresi budaya daripada usaha untuk merekam masa lalu. Oleh karena itu, historiografi adalah ekspresi budaya dan pantulan dari kepribadian sosial masyarakat atau kelompok sosial yang menghasilkannya. Historiografi yang dihasilkan oleh para literator yang dipelihara oleh penguasa tentu saja dapat memperkuat legitimasi serta mempertahankan dasar nilai yang menjadi sandaran ideologi kekuasaan.

F. ModelStrategiMetode Pembelajaran

1. Ceramah 2. Diskusi, Tanya jawab materi

G. Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran

No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Alokasi Waktu 1. Kegiatan Awal:  Guru membuka pembelajaran dengan berdo’a  Guru melakukan presensi  Guru melakukan apersepsi  Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini. Bersahabat komunikatif 5 Menit 2. Kegiatan Inti: a. Eksplorasi 1 Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang Kronik dan Historiografi 2 Guru memperlihatkan contoh Kronik dan Historiografi b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi: 1 Siswa diberikan contoh mengenai Kronik serta penjelasan mengenai isi dari beberapa kronik seperti kronik perjalanan Fa-Hien, 2 Tanya jawab tentang Kronik dan Historiografi. nilai yang ditanamkan: Jujur, disiplin, kerja keras, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, peduli lingkungan, tanggung jawab.; c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa: 1 Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui 2 Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Tanggung jawab dan kerjasama 25 Menit