c. Sejarah Lokal
Sejarah lokal mengandung pengertian suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau dan hanya terjadi di suatu daerah atau
tempat tertentu yang tidak menyebar ke daerah lain di Indonesia. Peristiwa-peristiwa yang muncul hanyalah dari daerah tertentu
dan memuat masalah-masalah yang ada di daerah tertentu itu juga, misalnya, sejarah lokal tentang kampong Minahasa, sejarah
suku Toraja, masyarakat Nias, atau suku Dayak di Kalimantan. Dalam sejarah lokal muncul tokoh-tokoh lokal yang
memperjuangkan wilayahnya, misalnya, perjuangan Imam Bonjol dari Sumatra Barat, perjuangan Teuku Umar dari Aceh,
perjuangan Pangeran Diponegoro dari Jawa Yogyakarta, dan pahlawan-pahlawan lain dari berbagai daerah di Nusantara.
Sejarah lokal merupakan sejarah yang penting, namun sering kali kita justru memperoleh sumber- sumber dari negara
lain misalnya, Belanda, walaupun banyak juga kita temukan bukti-bukti sejarah dari pelosok tanah air.Barang bukti sejarah
yang sudah pindah tangan ke negara lain, misalnya, kitab asli Negara kertagama dan patung Ken Dedes Prajna Paramita yang
berada di negara Belanda. Masyarakat yang dinamis dan berkembang memang terjadi
di mana-mana, namun di sisi lain dampak dari perkembangan ini sangat
menyulitkan pengungkapan
bukti sejarah
lokal dikarenakan adanya percepatan pembangunan, pergantian
generasi, serta perkembangan penduduk yang pesat sehingga menambah semaraknya negeri ini.
Sejarah lokal dapat dikategorikan menjadi sejarah peristiwa masa silam, sejarah mengenai kerajaan-kerajaan di Nusantara,
sejarah yang membentangkan peranan petani dan para priyayi serta kuli kontrak di zaman Belanda, dan sejarah lokal yang
membentangkan keadaan masa kuno sampai sekarang mengenai tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan pada daerah-daerah
tertentu. Oleh karena itu, dapat kita perhatikan bagaimana kenyataan
dalam penulisan sejarah lokal sebagai berikut.
1 Sejarah lokal hanya membicarakan daerah tertentu saja,
misalnya, sejarah kabupaten Madiun, sejarah kabupaten Tegal, atau sejarah Yogyakarta.
2 Sejarah lokal lebih menekankan struktur daripada
prosesnya. 3
Sejarah lokal hanya membicarakan peristiwa tertentu yang dianggap terkenal di suatu daerah.
4 Sejarah lokal hanya membahas aspek tertentu saja.
B. Kegunaan Sejarah
Sejarah begitu populer di tengah masyarakat. Dalam keseharian kita tidak dapat melepaskan diri dari sejarah, karena setiap orang
pastilah memiliki masa lalu. Begitu pentingnya sejarah sehingga mendorong orang-orang terkenal untuk menyusun biografi. Kitapun
pernah diingatkan oleh kata bersayap Bung Karno “
Jangan sekali-kali melupakan sejarah
” Jasmerah. Uraian di atas menyiratkan adanya kegunaan sejarah. Untuk
menjawab apakah kegunaan sejarah itu,
Kuntowijoyo
membedakan kegunaan sejarah menjadi dua:
a. Kegunaan Intrinsik
Kegunaan intrinsik adalah kegunaan yang
terkait dengan keilmuan dan pembinaan profesi kesejarahan
.Sejarah berperan sebagai ilmu yang menjelaskan serangkaian fakta, sehingga kita dapat memahami
jalinan suatu peristiwa. Pada aspek lain kegunaan sejarah terkait dengan pembinaan profesi kesejarahan. Profesi yang dapat
dikembangkan di antaranya penulis sejarah, peneliti sejarah, pengajar sejarah, dan profesi lainnya yang terkait misalnya petugas
museum. Ditambahkan oleh Kuntowijoyo didalam bukunya yang berjudul ”Pengantar Ilmu Sejarah”, kegunaan secara intrinsik
tersebut mempunyai 4 kegunaan tersendiri, yaitu :
1 Sejarah sebagai ilmu
Hal ini terkait dengan sejarah merupakan ilmu yang terbuka, dalam arti keterbukaan itu dapat membuat siapapun mengaku sebagai
seorang sejarawan secara sah, asalkan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan sebagai ilmu.
2 Sejarah sebagai cara untuk mengetahui masa lampau
Karena dengan ilmu sejarah kita dapat mengetahui masa lampau. Untuk mengetahui
masa lampau sejarawan mengandalkan metodologi agar dapat mengolah sumber, bukti, fakta menjadi
sebuah rangkaian peristiwa di masa lampau.