Deskripsi Teoretik KAJIAN TEORI

7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoretik

1. Minat Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu Syah, 2006: 151. Minat sebagai salah satu syarat utama dalam mempelajari suatu hal atau objek, karena setiap individu mempunyai kecenderungan yang tinggi terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan keinginannya. Ketertarikan yang tinggi tersebut membuat seseorang bersungguh-sungguh dalam mengenal dalam mempelajari suatu hal atau objek. Disampaikan juga oleh Wicaksono 2009: 3 bahwa minat adalah suatu keadaan ketika seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut. Selanjutnya Wicaksono 2009: 3 menjelaskan bahwa: “pengertian tersebut secara tidak langsung memberikan indikasi bahwa di dalam unsur minat terdapat perhatian yang mendalam terhadap suatu objek. Minat mempunyai unsur perhatian, keinginan, dan kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif terhadap suatu objek. Minat yang timbul pada diri seseorang terhadap suatu objek menjadikan orang tersebut akan lebih dekat dan aktif berhubungan dengan objek yang dimaksud”. Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang dikemukakan Sardiman 1988: 76 bahwa minat diartikan sebagai “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri- 8 ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan- keinginan atau kebutuhannya sendiri”, sedangkan menurut Pasaribu dan Simanjuntak 1983: 52, minat sebagai suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menariknya. Sementara itu Sabri 1995: 84 menjelaskan minat adalah: “kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu”. Minat siswa merupakan faktor yang cukup menentukan keaktifan siswa dalam proses belajar-mengajar, karena minat merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri siswa yang menjadikan siswa menyenangi pelajarannya. Timbul rasa senang dikarenakan siswa mempunyai tujuan. Siswa yang menyenangi pelajarannya nampak dari usaha keras siswa dalam belajarnya. Menurut Wicaksono 2009: 3 minat mempunyai ciri-ciri seperti adanya perasaan senang pada suatu objek, adanya perhatian terhadap suatu objek dan hal yang berkaitan dengan objek tersebut, dan adanya kemauan untuk berbuat atau dorongan untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan objek. Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang mengakibatkan kecenderungan seseorang terhadap objek atau sesuatu kegiatan yang digemari, disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian, 9 dan keaktifan berbuat karena adanya ketertarikan terhadap suatu hal yang baru. Minat bukan hanya sekedar perhatian seseorang terhadap suatu objek melainkan disertai dengan keinginan untuk mengetahui lebih jauh tentang objek tersebut terhadap kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif terhadap objek tersebut. Dapat dikatakan juga karena adanya perasaan senang terhadap objek yang menjadi sasaran. Minat merupakan dorongan seseorang untuk mencapai objek tertentu, dorongan tersebut berasal dari dalam diri dan dari luar diri individu. Disimpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat Crow, 1973:22, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1 The Factor Inner Urge : Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan. 2 The Factor Of Social Motive : Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatuhal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status social yang tinggi pula. 3 Emosional Factor : Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang. 10 2. Belajar Belajar merupakan kebutuhan bagi setiap orang, maka tidaklah heran bila semua orang merasa berkepentingan untuk mempersoalkan apa itu berlajar. Banyak pendapat mengulas tentang belajar, hingga dari hasil pemikiran para ahli muncul paham dan teori-teori belajar. Belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Suryabrata 2011: 230 apa yang disebut perbuatan belajar itu adalah bermacam-macam. Dikatakan juga, banyak aktivitas-aktivitas yang oleh hampir setiap orang dapat disetujui kalau disebut perbuatan belajar, seperti misalnya mendapat perbendaharaan kata-kata baru, menghafal syair dan menghafal nyanyian. Belajar menurut bahasa adalah “usaha berlatih dan sebagai upaya mendapatkan kepandaian” Poerwadarminta, 1976: 965, sedangkan menurut istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli, di antaranya oleh Fauzi 2004: 44 belajar adalah suatu proses di mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi rangsang yang terjadi Hal lain yang dikemukakan oleh Anni 2004: 2, bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dari suatu kehidupan manusia dalam usahanya mengembangkan hidup dan mempertahankan diri 11 dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Jadi proses belajar itu dilakukuan baik sadar maupun tidak sadar”. Belajar merupakan proses pembentukan yang terjadi dalam pikiran manusia dan upaya pemecahan masalah yang terjadi dalam diri manusia sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku. Belajar merupakan pembinaan dan pertukaran keterkaitan antar pikiran manusia dan antar pikiran yang bermakna, perubahan kemampuan yang diperoleh manusia bukan karena pertumbuhan fisik. Selain itu, belajar merupakan perubahan, pandangan, harapan atau pola pikir manusia. Faktor-faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses belajar adalah kematangan, penyesuaian atau adaptasi, menghapal atau mengingat, pengertian berpikir dan latihan. Faktor-faktor lain yang dapat mendorong seseorang untuk belajar seperti yang dikemukakan oleh Arden N. Fransen dalam Suryabrata 2011: 236 adalah sebagai berikut : 1 Adanya sifat ingin tahu dan menyelidiki dunia yang lebih luas. 2 Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju. 3 Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman. 4 Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik denga koperasi maupun dengan kompetis. 5 Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran. 6 Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu ke yang lebih baik dari hasil pengalaman dan latihan. 12 Perubahan tingkah laku tersebut, menekankan adanya perubahan secara keseluruhan, baik dalam aspek pengetahuannya kognitif, keterampilannya psikomotor, maupun sikapnya afektif. Proses belajar dipengaruhi oleh banyak sekali faktor-faktor. Pendidik harus mengatur faktor-faktor tersebut supaya berpengaruh dan menguntungkan bagi belajarnya anak didik. Dari pengertian minat dan pengertian belajar seperti yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. 3. Unsur-Unsur Minat dan Fungsi Minat dalam Belajar a. Unsur-unsur minat Menurut Suryabrata 2010:14 perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas kana memberikan perhatian yang besar. Perasaan menurut Winkel 2004:273 merupakan aktivitas psikis yang didalamnya menghayati nilai-nilai dari suatu objek. Perasaan senang akan menimbulkan minat, hal tersebut diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam belajar, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam belajar. Seseorang melakukan aktifitas belajar karena ada yang mendorongnya, dimana motivasi adalah perasaan atau fikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan 13 terutama dalam berperilaku Nursalam, 2002:93. Secara garis besar motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap suatu objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar. Maka dapat disimpulkan unsur-unsur minat meliputi perhatian, perasaan dan motivasi. 1 Perhatian Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan hal yang lain. Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat terhadap pelajaran seni musik, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya. Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Menurut Suryabrata 2011: 14, perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek, banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Kemudian Sumanto 1984: 32 berpendapat bahwa, perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas. 14 Semakin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin berarti semakin intensiflah perhatiannya. Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Oleh karena itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkannya. Menurut Suryabrata 2011: 15, atas dasar cara munculnya, perhatian dibedakan menjadi : 1 Perhatian spontan perhatian tak-sekehendak, perhatian tak disengaja. Perhatian ini datang begitu saja seakan-akan tanpa usaha dan tanpa disengaja. 2 Perhatian sekehendak perhatian disengaja, perhatian refleksif. Perhatian yang datng karena usaha ataupun dengan kehendak. Perhatian spontan atau perhatian tak disengaja cenderung untuk berlangsung lebih lama dan lebih intesif dari pada perhatian yang disengaja Suryabrata, 2011: 18. Alangkah baiknya apabila pelajaran-pelajaran dapat diterima oleh peserta didik dengan perhatian yang spontan. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang siswa yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar. 15 2 Perasaan Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari anak didik terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Menurut Suryabrata 2011: 66, perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala- gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf. Tiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu,yang dimaksud dengan perasaan di sini adalah perasaan senang dan perasaan tertarik. Menurut Winkell 1983: 30, perasaan merupakan aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu objek. Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang. Perasaan melatarbelakangi dan mendasari aktivitas-aktivitas manusia. Perasaan-perasaan tertentu sangat jelas perkembangan pada 16 saat remaja. Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif, sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam mengajar, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam belajar. 3 Motivasi Menurut Sardiman 2007 : 73, motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan, sedangkan menurut Suryabrata 2011: 70, motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencari suatu tujuan. Berdasarkan atas munculnya suatu motivasi, maka motivasi oleh Suryabrata 2011: 72 dibedakan menjadi dua macam antara lain: 1 Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berfungsi karena adanya perangsangan dari luar, misalnya orang belajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada ujian. 2 Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang tidak usah dirangsang dari luar. Memang dalam diri individu sendiri telah ada dorongan itu. Misalnya orang yang gemar membaca tidak usah ada yang mendorongnya telah mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya. Dari keterangan tersebut menurut Suryabrata 2011: 74, aktivitas yang didorong oleh motivasi intrinsik ternyata lebih sukses daripada yang didorong oleh motif ekstrinsik, karena itu alangkah baiknya kalau dapat ditimbulkan seluas mungkin motif intrinsik itu pada anak-anak didik kita. 17 b. Fungsi minat dalam belajar Keberhasilan dalam belajar tidak lepas dari adanya minat. Dengan adanya minat akan membuat konsentrasi lebih mudah dilakukan sehingga materi yang dipelajari akan mudah dipahami. Dilihat dari pengertiannya, dapat dikatakan minat datang dari dalam diri sendiri dan dari luar dirinya. Minat yang timbul dari dalam diri muncul berdasarkan bakat atau potensi yang dimiliki. Dengan kata lain seseorang yang mempunyai bakat tertentu, maka minatnya akan menyesuaikan. Minat yang datang dari luar dirinya, muncul karena adanya pengaruh dari lingkungan di sekitarnya, bisa dari teman pergaulan, keluarga dan karena kebutuhan. Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Wahid 1998: 109 – 110 menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagai berikut: 1 Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga maka cita- citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita- citanya menjadi dokter. 2 Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan. 3 Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas. Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain 18 mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka. 4 Minat yang terbentuk sejak kecilmasa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan. Minat menjadi guru yang telah terbentuk sejak kecil akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela, dan apabila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa seumur hidup. Minat adalah suatu keadaan ketika seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut Walgito, 1997: 38. Pengertian tersebut secara tidak langsung memberikan indikasi bahwa di dalam unsur minat terdapat perhatian yang mendalam terhadap suatu objek. Minat mempunyai unsur perhatian, keinginan, dan kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif terhadap suatu objek. Minat yang timbul pada diri seseorang terhadap suatu objek menjadikan orang tersebut akan lebih dekat dan aktif berhubungan dengan objek yang dimaksud. Dalam dunia pendidikan, minat dapat diartikan sebagai kecenderungan yang timbul apabila individu tertarik terhadap sesuatu yang akan dipelajari dan bermakna bagi dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa minat sangat berkaitan dengan kebutuhan seseorang. Selain itu, intensitas minat pada diri seseorang juga 19 dapat dilihat melalui seberapa keras usahanya dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan objek yang menjadi perhatiannya. Pada dasarnya minat adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat yang timbul. Siswa yang berminat terhadap objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut. Hal ini diperkuat oleh Marimba 1980: 79 yang mengatakan minat adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu. Apabila seorang siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika siswa tidak berminat, maka perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya akan malas untuk dikerjakan. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sudah dapat dipastikan siswa tersebut tidak akan dapat belajar dengan baik. Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi penyebab kenapa anak didik tidak mempunyai keinginan untuk mencatat apa-apa yang telah disampaikan oleh guru. Itulah sebagai pertanda bahwa anak didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Oleh karena itu, guru harus bisa membangkitkan minat anak didik, sehingga anak didik yang pada mulanya tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Dalam proses belajar, motivasi 20 sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya, dan segala sesuatu yang menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu membangkitkan minatnya sejauh apa yang di lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Jadi motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar. Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai kekuatan motivasi yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran. mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar. Dalam hal ini minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang dikatakan oleh Nasution 1998: 58, bahwa 21 pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat. 2. Teknik Dasar Bermain Gitar Gitar merupakan alat musik yang mudah untuk dipelajari, baik dengan mengikuti kursus gitar maupun secara otodidak. Dengan mengikuti kursus siswa diberi pembekalan ilmu yang tepat sasaran sesuai dengan kemampuan. Berbeda dengan belajar secara otodidak dimana pembelajar mencari dan mempelajari materi sendiri, sehingga apa yang dipelajari kurang tepat sasaran Beberapa hal penting yang harus diperhatikan ketika mempelajari instrumen gitar meliputi: a. Posisi Bermain Posisi duduk pada saat bermain gitar perlu diperhatikan. Posisi duduk yang benar adalah selalu tegak, sedangkan posisi yang salah dalam bermain gitar dapat mengakibatkan lekas pegal dan berakhir dengan permainan yang kurang bagus karena tangan dan jari akan mudah pegal dan kaku Hakim, 2014:15. 22 Gambar I. Posisi duduk dalam bermain gitar Hakim, T, 2004:15 b. Posisi tangan Posisi tangan dalam bermain gitar terdiri atas 2 bagian, yaitu posisi tangan kanan dan posisi tangan kiri. 1 Posisi Tangan Kanan Ibu jari dan tiga jari lainnya pada tangan kanan digunakan untuk memetik senar, dan posisi yang baik dan benar adalah seperti saat memegang bola secara leluasa dengan pergelangan tangan sedikit melengkung. Sementara itu, lengan bawah bersanda pada gitar bagian atas, dan jari-jari dekat dengan senar dan lubang suara. Hal ini seperti terlihat pada gambar II. 23 Gambar II. Posisi tangan kanan Hakim, T, 2004:16 2 Posisi Tangan Kiri Hal ini merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung suatu permainan gitar menjadi baik. Ibu jari di tempatkan di belakang jari 2 dan di posisikan pada sekitar 13 jarak antara bawah dan atas dari fretboard. Hal ini seperti terlihat pada gambar III. Gambar III. Posisi ibu jari pada tangan kiri Hakim, T, 2004:16 24 c. Penjarian Sama halnya seperti pada posisi tangan, perjarin dalam bermain gitar juga terdiri dari 2 bagian, aitu penjarian pada tangan kanan dan penjarian pada tangan kiri 1 Penjarian Pada Tangan Kanan Dalam permainan gitar, jari-jari pada tangan kanan dan tangan kiri memiliki nama atau kode yang berbeda. Adapun nama-nama jari tersebut dapat dilihat pada gambar IV. Gambar IV. Nama-nama jari pada tangan kanan Hakim, T, 2004:12 Pengkodean jari pada tangan kanan dalam bahasa Spanyol anatar lain : a Kode untuk ibu jari →→ p pulgar : jempol b Kode untuk telunjuk →→ i indice : jari telunjuk c Kode untuk jari tengah →→ m medio : jari tengah d Kode untuk jari manis →→ a anular : jari manis e Kode untuk kelingking →→ ch chico : jari kelingking 25 2 Penjarian Pada Tangan Kiri Jari-jari pada tangan kiri diberi simbol dengan angka. Adapun nomor-nomor jari tersebut dapat dilihat pada gambar V. Gambar V. Nomer-nomer jari pada tangan kiri Hakim, T, 2004:13 Sebelum mempelajari instrumen gitar dengan benar maka perlu dikenalkan pengkodean jari dalam gitar. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah proses pembelajaran tersebut. Pengkodean jari sangat membantu pada saat memaninkan lagu karena pengkodean menjelaskan dengan jari apa seseorang harus memetik atau menekan senar – senar gitar tersebut.Pengkodean jari baik tangan kiri maupun tangan kanan sebisa mungkin dihafal untuk memperlancar teknik bermain gitar, teknik yang benar akan menetukan hasil akhirnya.

B. Kerangka Pikir