Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

14 menyediakan modal dalam jumlah yang besar. Meskipun mengalami penurunan sebesar 5,98 dan terdapat nilai minimum negatif pada tahun 2010, rata-rata BPR di Jawa Tengah selama tahun 2010 – 2011 mampu untuk menjaga posisi CAR diatas standar minimum yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hal ini menandakan bahwa BPR di Jawa Tengah masih memiliki peluang yang luas dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat karena berdasarkan data yang diperoleh masih memiliki kelebihan modal yang dapat dilihat dari ATMR yang cukup baik dan modal minimum yang lebih kecil dari modal. Namun, dengan kondisi tersebut BPR di Jawa Tengah harus lebih berhati-hati lagi dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat dari tabungan maupun deposito untuk menghindari terjadinya kredit bermasalah. Berdasarkan Tabel 4, rasio NPL pada BPR di Jawa Tengah selama tahun 2010 – 2011 mengalami penurunan. Dapat dilihat dari rata-rata NPL dari tahun 2010 sebesar 7,03 lalu menurun sebesar 0,31 menjadi 6,72 di tahun 2011. Standar rasio NPL yaitu ≤ 5, semakin tinggi rasio NPL menandakan bahwa semakin tinggi risiko bank memiliki aktiva produktif yang bermasalah dan menandakan bahwa menurunnya laba yang diterima oleh bank karena NPL sendiri memiliki hubungan yang negatif dengan perubahan laba, sehingga apabila rasio NPL meningkat maka laba yang dihasilkan justru menurun. Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata BPR di Jawa Tengah selama periode penelitian mengalami peningkatan pada kualitas aktiva tidak produktif kredit bermasalah, sehingga kualitas aktiva produktif juga akan menghasilkan nilai yang tinggi karena komponen ini terdiri dari kredit bermasalah dan kredit lancar. Apabila nilai kredit bermasalah yang merupakan komponen kualitas aktiva produktif bermasalah sudah tinggi maka nilai aktiva produktif yang dihasilkan juga akan tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama periode penelitian masih ada beberapa BPR di Jawa Tengah yang belum menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit karena rasio NPL masih melebihi dari standar yang ditetapkan Bank Indonesia. Berdasarkan Tabel 4, rasio PPAP pada BPR di Jawa Tengah selama tahun 2010 – 2011 mengalami penurunan. Dapat dilihat dari rata-rata PPAP 15 dari tahun 2010 sebesar 53,29 lalu menurun sebesar 4,28 menjadi 49,01 di tahun 2011. Standar rasio PPAP yaitu ≥ 81, semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik posisi aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi. Rata-rata PPAP pada BPR di Jawa Tengah selama tahun 2010 termasuk kurang sehat dan tahun 2011 termasuk tidak sehat karena berada dibawah standar yang ditetapkan Bank Indonesia. Berdasarkan Tabel 4, rasio NPM pada BPR di Jawa Tengah selama tahun 2010 – 2011 mengalami peningkatan. Dapat dilihat dari rata-rata rasio NPM dari tahun 2010 sebesar 10,71 dan meningkat sebesar 5,5 pada tahun 2011 menjadi 16,21. Semakin besar nilai rasionya, mengindikasikan tingkat kesehatan bank semakin baik. Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata BPR di Jawa Tengah selama periode penelitian mengalami peningkatan pada laba bersih dan pendapatan operasional yang menjadikan rasio selama periode penelitian mengalami peningkatan. Angka NPM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak net income ditinjau dari sudut pendapatan operasinya sebesar 10,71 pada tahun 2010 dan 16,21 pada tahun 2011. Hal tersebut menandakan bahwa selama periode penelitian menunjukkan peningkatan dalam kinerja manajemen BPR di Jawa Tengah. Berdasarkan Tabel 4, rasio ROA pada BPR di Jawa Tengah selama tahun 2010 – 2011 mengalami peningkatan. Dapat dilihat rata-rata rasio ROA pada tahun 2010 sebesar 2,94 dan meningkat sebesar 1,53 menjadi 4,47 di tahun 2011. Standar rasio ROA yaitu 1,215, semakin besar rasio ROA bank maka menunjukkan tingkat keuntungan laba yang dicapai bank membesarmeningkat. Hal ini menandakan bahwa semakin baik posisi bank dari segi penggunaan dan pemanfaatan aset yang dimilikinya. Meskipun terdapat nilai minimum negatif yang mengindikasikan adanya bank yang mengalami kerugian, rata-rata rasio ROA selama periode penelitian memperlihatkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan relatif tinggi. Hal ini menunjukkan BPR di Jawa Tengah selama periode penelitian semakin baik dalam penggunaan asetnya.