12
Nilai Kredit Rasio BOPO = Nilai Faktor BOPO = NK Rasio BOPO x Bobot Rasio BOPO
5. Likuiditas
a. Nilai kredit Cash Ratio dihitung dengan formulasi sebagai berikut:
Nilai Kredit Rasio Cash Ratio = Nilai Faktor = NK Rasio Cash Ratio x Bobot Rasio Cash Ratio
b. Nilai kredit rasio LDR dihitung dengan formulasi sebagai berikut:
Nilai Kredit Rasio LDR = Nilai Faktor LDR = NK Rasio LDR x Bobot Rasio LDR
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif
Tabel 4 berisi statistik deskriptif untuk menjelaskan gambaran data yang digunakan dalam penelitian ini berupa nilai minimum, nilai maximum,
nilai rata-rata dan nilai standar deviation dari rasio CAR, NPL, PPAP, NPM, ROA, BOPO, Cash Ratio dan LDR.
13
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif 2010
– 2011 dalam prosentase
Variabel Minimum
Maximum Mean
Std.Dev Panel A: CAR
2010 -21,4
85,69 30,96
17,73 2011
6,73 74,2
24,98 21,01
2010-2011 -21,4
85,69 27,97
19,59 Panel B: NPL
2010 0,17
27,19 7,03
4,90 2011
0,15 26,81
6,72 5,41
2010-2011 0,15
27,19 6,87
5,14 Panel C: PPAP
2010 9,12
158,72 53,29
31,30 2011
6,32 134,96
49,01 29,49
2010-2011 6,32
158,72 51,15
30,36 Panel D: NPM
2010 -86,91
42,29 10,71
19,75 2011
-24,62 57,19
16,21 10,92
2010-2011 -24,62
57,19 13,46
16,13 Panel E: ROA
2010 -24,52
16,37 2,94
6,00 2011
-21,98 36,04
4,47 6,09
2010-2011 -21,98
36,04 3,70
6,07 Panel F: BOPO
2010 49,73
188,29 87,96
22,86 2011
39,66 125,33
81,34 12,59
2010-2011 39,66
188,29 84,65
18,68 Panel G: Cash Ratio
2010 0,04
190,53 21,53
31,97 2011
0,23 118,64
20,87 25,27
2010-2011 0,04
190,53 21,20
28,70 Panel H: LDR
2010 36,44
130,65 83,83
16,51 2011
48,62 98,6
78,85 11,81
2010-2011 36,44
130,65 81,34
14,51
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 4, rasio CAR pada BPR di Jawa Tengah selama
tahun 2010 – 2011 mengalami penurunan. Dapat dilihat dari rata-rata rasio
CAR dari tahun 2010 sebesar 30,96 dan menurun di tahun 2011 menjadi 24,98. Standar minimum untuk rasio CAR yaitu 8, semakin tinggi rasio
CAR yang dimiliki bank maka semakin baik kinerja bank dan semakin kecil probabilitas suatu bank mengalami kebangkrutan dikarenakan bank mampu
14
menyediakan modal dalam jumlah yang besar. Meskipun mengalami penurunan sebesar 5,98 dan terdapat nilai minimum negatif pada tahun
2010, rata-rata BPR di Jawa Tengah selama tahun 2010 – 2011 mampu untuk
menjaga posisi CAR diatas standar minimum yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hal ini menandakan bahwa BPR di Jawa Tengah masih memiliki
peluang yang luas dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat karena berdasarkan data yang diperoleh masih memiliki kelebihan modal yang dapat
dilihat dari ATMR yang cukup baik dan modal minimum yang lebih kecil dari modal. Namun, dengan kondisi tersebut BPR di Jawa Tengah harus lebih
berhati-hati lagi dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat dari tabungan maupun deposito untuk menghindari terjadinya kredit bermasalah.
Berdasarkan Tabel 4, rasio NPL pada BPR di Jawa Tengah selama tahun 2010
– 2011 mengalami penurunan. Dapat dilihat dari rata-rata NPL dari tahun 2010 sebesar 7,03 lalu menurun sebesar 0,31 menjadi 6,72 di
tahun 2011. Standar rasio NPL yaitu ≤ 5, semakin tinggi rasio NPL
menandakan bahwa semakin tinggi risiko bank memiliki aktiva produktif yang bermasalah dan menandakan bahwa menurunnya laba yang diterima oleh bank
karena NPL sendiri memiliki hubungan yang negatif dengan perubahan laba, sehingga apabila rasio NPL meningkat maka laba yang dihasilkan justru
menurun. Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata BPR di Jawa Tengah selama periode penelitian mengalami peningkatan pada kualitas aktiva tidak
produktif kredit bermasalah, sehingga kualitas aktiva produktif juga akan menghasilkan nilai yang tinggi karena komponen ini terdiri dari kredit
bermasalah dan kredit lancar. Apabila nilai kredit bermasalah yang merupakan komponen kualitas aktiva produktif bermasalah sudah tinggi maka nilai aktiva
produktif yang dihasilkan juga akan tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
selama periode penelitian masih ada beberapa BPR di Jawa Tengah yang belum menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit karena
rasio NPL masih melebihi dari standar yang ditetapkan Bank Indonesia. Berdasarkan Tabel 4, rasio PPAP pada BPR di Jawa Tengah selama
tahun 2010 – 2011 mengalami penurunan. Dapat dilihat dari rata-rata PPAP