KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh Fitri Kurnia

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG


(2)

ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X Taman Siswa Teluk Betung Tahun Pelajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat kemapuan menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Tahun Pelajaran 2012/2013.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 160 siswa dalam empat kelas dan terdiri 40 siswa setiap kelasnya. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik random sampling (pengambilah sampel secara acak), Sampel penelitian ini berjumlah 40 siswa. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes tertulis dalam bentuk pemberian tugas karangan argumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi adalah dalam kategori baik, karena memperoleh rata-rata 72.37. Dengan rata-rata per aspek (1) aspek isi karangan 75.5 dengan

kategori “baik”, (2) aspek kalimat 72.5 dengan kategori “baik”, (3)aspek kata 72.5

dengan kategori “baik”, (4) aspek ejaan 71.5 dengan kategori “baik”. Nilai rata-rata menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang dicapai siswa dalam menulis karangan argumentasi adalah pada aspek isi karangan, sedangkan nilai terendah terletak pada aspek penggunaan kalimat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi

dikategorikan “baik”.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemampuan ... 7

2.2 Menulis ... 8

2.3 Menulis Argumentasi ... 9

2.4 Jenis-Jenis Karangan ... 11

2.4.1 Karangan Deskripsi (Pemerian/Lukisan) ... 11

2.4.2 Karangan Narasi (Pencerita atau Pengisahan) ... 13

2.4.3 Karangan Eksposisi (Paparan) ... 14

2.4.4 Karangan Argumentasi (Pembahasan atau Pembuktian) ... 15

2.4.5 Persuasi ... 16

2.5 Langkah-Langkah Menulis Karangan Argumentasi ... 17

2.6 Ciri-Ciri Karangan Argumentasi ... 17

2.7 Unsur-Unsur Karangan Argumentasi ... 17


(7)

2.9 Syarat-Syarat Karangan Yang Baik ... 20

2.9.1 Isi Karangan ... 20

2.9.2 Ketepatan Susunan Kalimat ... 21

2.9.3 Ketepatan Pemilihan Kata/Diksi ... 22

2.9.4 Ketepatan Penggunaan Ejaan ... 23

2.10 Kemampuan Menulis Argumentasi... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 26

3.2 Populasi ... 26

3.3 Sample ... 27

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.5 Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ... 33

4.2 Bahasan Hasil Penelitian ... 36

4.2.1 Kemampuan Menulis Karangan Argumetasi Berdasarkan Lembar Kerja Siswa ... 36

4.2.2 Kemampuan Per Aspek ... 36

4.2.2.1 Kemampuan Aspek Isi Karangan ... 37

4.2.2.2 Kemampuan Aspek Kalimat ... 42

4.2.2.3 Kemampuan Aspek Kata ... 47

4.2.2.4 Kemampuan Aspek Ejaan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 57

5.2 Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan yang disampaikan secara tidak langsung. Tujuan utama pembelajaran bahasa Indonesia adalah melatih siswa untuk terampil dalam berbahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. Terampil berbahasa berarti terampil dalam menggunakan bahasa untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa merupakan tujuan akhir pengajaran bahasa dan keterampilan tersebut harus dimiliki dan dikuasai oleh siswa seperti yang telah ditegaskan oleh Tarigan (1972:20) bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa ialah agar siswa terampil berbahasa: terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, terampil menulis.

Adapun pembelajaran bahasa indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi sehari-hari pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah mengarahkan siswa agar terampil berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan. Terdapat empat keterampilan berbahasa yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah , seperti yang terdapat dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yaitu keterampilan mendengarkan


(9)

(menyimak), keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan ketempilan menulis. Selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, pembelajaran bahasa juga untuk meningkatkan kemampuan berfikir, mengungkapkan gagasan, pendapat, perasaan, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan dan pengetahuan

Kegiatan menulis merupakan cara berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak tatap muka. Berkomunikasi yang baik khususya secara lisan mempunyai hubungan dengan kemampuan menyimak, kemampuan menulis, dan kemampuan membaca. Menulis adalah suatu kegiatan berkomunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain (Suparno, 2002: 1.26). Keterampilan menulis juga merupakan salah satu aspek dari kompetensi produktif yang harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap siswa.

Menulis karangan merupakan salah satu aspek pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan menulis. Menulis karangan sangat penting dimiliki oleh siswa karena melalui karangan siswa akan dapat mengekspresikan atau menginformasikan kekayaan ilmu, pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman, dan imajinasinya kepada orang lain. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, terutama dalam aspek keterampilan menulis, siswa dituntut untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan fakta-fakta dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Demikian kegiatan menulis merupakan kegiatan produktif yang menuntut banyak pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan latihan. Seperti dijelaskan oleh (Tarigan, 1972) bahwa agar seseorang memiliki


(10)

keterampilan berbahasa (khususnya bahasa tulis), maka hendaknya seseorang memiliki beberapa bekal, antara lain:

1. memiliki kosa kata yang memadai; 2. memahami dan mengusai ejaan;

3. mengetahui dan mengusai penggunaan kalimat, klausa, dan frase dengan baik.

Demikian pula untuk terampil menulis argumentasi, seorang siswa perlu memiliki sejumlah pengetahuan, pengalaman, dan berlatih secara intensif. Karangan argumentasi adalah sebuah karangan yang sifatnya meyakinkan dan mempengaruhi pembaca, bahwa apa yang kita sampaikan adalah benar. Kemampuan menulis karangan argumentasi sangat penting bagi siswa untuk menambah pengetahuan. Seperti yang kita ketahui, bahwa dalam pembelajaran di sekolah lanjutan terdapat empat jenis karangan, yaitu (1) narasi, (2) eksposisi, (3) argumentasi, dan (4) deskripsi (Suparni, 2006).

Bagi siswa, mengarang adalah hal yang sulit dan menjenuhkan. Ada sebagian siswa yang apabila ditugaskan untuk mengarang mereka mengerjakan semaunya, kadang berhenti di tengah jalan, atau dengan kata lain tidak selesai, sebagai contoh disaat guru memberikan tugas untuk menulis sebuah karangan seperti karangan argumentasi siswa masih lemah dalam menentukan jenis karangan yang akan ditulis.

Masalah yang sering dilontarkan dalam pengajaran karang-mengarang adalah kurang mampunya siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini terlihat dari pilihan kata yang kurang tepat, kalimat yang kurang


(11)

efektif, sukar mengungkapkan gagasan karena kesulitan memilih kata atau membuat kalimat, bahkan kurang mampu mengembangkan ide secara teratur dan sistematis. Di samping itu, kesalahan dalam penulisan EYD pun sering kita jumpai. Kenyataan ini tidak hanya dialami oleh siswa mengah atas (SMK), tetapi terkadang sampai mahasiswa di perguruan tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, seperti: kemauan berlatih yang kurang, kurang menguasai dalam penyusunan kalimat, paragraf, kemampuan bernalar yang minim, kurang mengusai ejaan yang disempurnakan (EYD), dan rendahnya pengusaan kosa kata.Untuk mengantisipasi timbulnya masalah yang berkelanjutan, maka perlu dilakukan penelitian tentang bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis, khususnya menulis karangan argumentasi.

Dari masalah di atas, penelitian dilakukan dengan harapan dapat mengungkap bagaimana kemampuan menulis karangan argumentasi pada siswa SMK Taman Siswa Teluk Betung Bandar Lampung. Dengan begitu akan diperoleh cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada. sehingga tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dapat terwujud, salah satunya yakni terampil berbahasa Indonesia terutama dalam menulis karangan argumentasi.

Berdasarkan Kurikulum 2006 KTSP mata pelajaraan bahasa Indonesia tahun pelajaran 2012/2013 karangan argumentasi kelas X dipelajari pada semester genap. KTSP tersebut dilampirkan dalam (silabus). Standar kompetensi yaitu menulis informasi dalam berbagai bentuk karangan (deskripsi, eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi). Kompetensi dasar yakni menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk karangan argumentasi. Pada kompetensi


(12)

dasar tersebut terdapat indikator mengidentifikasi jenis teks (narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kemampuan menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung tahun pelajaran 2012/2013.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan masalah yaitu bagaimanakah kemampuan menulis karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung tahun pelajaran 2012/2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan menulis karangan argumentasi pada siswa kelas SMK Taman Siswa Teluk Betung tahun pelajaran 2012/2013

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat antara lain: 1) Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya ilmu mata pelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung tahun pelajaran 2012/2013.


(13)

2) Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberi informasi bagi guru bidang studi bahasa Indonesia khususnya di SMK Taman Siswa Teluk Betung tahun pelajaran 2012/2013, tentang tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi;

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi:

1. subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung tahun pelajaran 2012/2013.

2. objek penelitian ini adalah kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung tahun pelajaran 2012/2013.

Adapun materi yang akan diteliti terdiri atas: a. isi karangan;

b. struktur kalimat; c. pilihan kata/diksi; d. penggunaan ejaan.


(14)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kemampuan

Kemampuan juga diartikan sebagai kesanggupan atau kecakapan (Purwadinata, 1984: 628). Kemampuan dapat juga diartikan sebagai kesanggupan untuk menggunakan unsur-unsur kesatuan bahasa untuk menyampaikan maksud atau pesan tertentu dalam keadaan yang sesuai (Nababan, 1981:39). Kemampuan juga diistilahkan dengan kompetensi (Tarigan, 1981:11). Kompetensi adalah pengetahuan yang dimiliki pemakai bahasa tentang bahasanya. Kemampuan merupakan kesanggupan atau kecakapan serta pengetahuan artinya seseorang memiliki kemampuan apabila si pembicara sanggup menggunakan apa yang dimilikinya dan memahaminya di dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia.

Dalam Penelitian ini peneliti mengacu pada pengertian kemampuan juga diartikan sebagai kesanggupan atau kecakapan(Purwadinata, 1984:628). Penulis mengacu kepada pendapat Purwadinata karena ketika seseorang melakukan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan dan dinilai orang lain, maka dapat diketahui kemampuan orang tersebut. Salah satunya adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menulis karangan argumentasi.


(15)

2.2 Menulis

Menulis merupakan suatu aktivitas yang kompleks yang meliputi aktivitas jasmani dan rohani. Menulis didefinisikan sebagai usaha kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya (Suparno, 2006:1-3). Pendapat lain disebutkan bahwa kegiatan penulisan itu sebagai satu kegiatan tunggal jika yang ditulis ialah sebuah karangan yang sederhana, pendek, dan bahan sudah siap di kepala, akan tetapi kegiatan menulis itu sebenarnya adalah suatu proses yaitu proses penulisan (Mustofa, 2006: 6). Dan menulis adalah (1) membuat huruf dengan pena atau pensil, (2) melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan, (3) mengarang cerita (Depdiknas, 2003: 12). Menulis merupakan sebuah proses kegiatan kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua tulisan tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang berjenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis non ilmiah.

Menulis dan mengarang sebenarnya dua kegiatan yang sama karena menulis berarti mengarang (baca: menyusun atau merangkai bukan menghayal) kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi tulisan kompleks yang membawa pokok persoalan. Pokok persoalan di dalam tulisan tersebut gagasan atau pikiran. Gagasan tersebut menjadi dasar bagi


(16)

berkembangnya tulisan tersebut.gagasan dalam sebuah tulisan bisa bermacam-macam, bergantung pada keinginan penulis. Melalui tulisan, penulis bisa mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, pendapat, kehendak, dan pengalaman. Menulis sebagai keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan dan pikirannya kepada orang atau pihak lain dengan media tulis. Setiap penulis pasti memiliki tujuan dengan tulisannya antara lain mengajak, menginformasikan, menghibur, atau meyakinkan pembaca.

Dalam proses penulisan sendiri terdiri dari beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi (Akhadiah, 1988:2). Pendapat lain di sebutkan bahwa (Tarigan, 1981:1) menulis yaitu suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung (Tarigan, 1981:1). Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengacu pada pengertian menulis yaitu suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung (Tarigan, 1981:1).

2.3 Menulis Argumentasi

Menulis argumentasi merupakan sub bagian pengajaran menulis. Tujuan yang hendak dicapai melalui pengajaran menulis adalah “siswa memahami cara menulis dengan ejaan yang benar dan dapat mengkomunikasikan ide atau pesan

secara tertulis” untuk dapat mencapai tujuan tersebut siswa diberi materi yang

berkaitan dengan keterampilan menulis yang meliputi argumentasi, deskripsi, narasi, dan eksposisi. Menulis argumentasi juga merupakan suatu proses kagiatan pikiran yang berusaha untuk meyakinkan pembaca bahwa apa yang disampaikan oleh penulis benar.


(17)

Argumentasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha meyakinkan atau membujuk pembaca atau pendengar untuk percaya dan menerima apa yang dikatakan penulis (Parera 1983:3). Pendapat lain disebutkan bahwa yang dimaksud dengan argumentasi adalah merupakan jenis karangan yang bertujuan meyakinkan orang, membuktikan pendapat pribadi untuk diterima (Sudjiman, 1984:8). Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai yang diinginkan oleh penulis dan pembaca (Keraf, 1983:3). Djoko Widagdho (1994: 117) karangan argumentasi lebih sukar oleh karena disini pengarang mengemukakan argumentasi (alasan), bukti atau contoh yang dapat meyakinkan, sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan, pendapat, sikap, dan keyakinannya. Dan lebih daripada itu, pembaca akan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengarangnya. Untuk meyakinkan orang lain agar terpengaruh dan bertindak seperti yang diinginkan, tentu ada persyaratannya. Pengarang harus berpikir secara kritis dan logis. Dia harus terbuka menerima pendapat orang lain, lalu menganalisa dan mempertimbangkannya secara baik dan rasional.

Agar dapat mengajukan argumentasi, pengarang sudah pasti harus memiliki pengetahuan dan pandangan yang cukup luas tentang hal yang diperbincangkan. Kelogisan berfikir, keterbukaan sikap dan keluasan pandangan terhadap masalah yang diperbincangkan, akan banyak sekali peranannya untuk memengaruhi orang lain. Maka ini semua merupakan persyaratan yang diperlukan untuk membuat karangan argumentasi. Itulah sebabnya karangan argumentasi dikatakan lebih sukar, karena karangan argumentasi ini berpendapat dan berusaha meyakinkan


(18)

orang lain untuk bersikap dan berpendapat tanpa landasan yang kokoh bagi sikap dan pendapat tersebut tidaklah mampu mempengaruhi dan meyakinkan orang lain.dengan begitu, sikap dan pendapat membutuhka argumentasi yang masuk akal, lengkap dengan pembuktian. Dengan demikian karangan argumentasi dapat berpengaruh dan meyakinkan pembaca.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis mengacu pada pengertian argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai yang diinginkan oleh penulis dan pembaca (Keraf, 1983:3).

2.4 Jenis-Jenis Karangan

Menurut pendapat Yunus Mohammad dan Suparno (2004:4) jenis karangan ada lima yaitu (1) deskripsi, (2) narasi, (3) eksposisi, (4) argumentasi, (5) persuasi. Pendapat lain juga disebutkan bahwa dalam menulis karangan pada umumnya dibedakan menjadi empat jenis, yaitu (1) deskripsi, (2) narasi, (3) eksposisi, (4) argumentasi (Suparni, 2006). Dari beberapa pendapat di atas, penulis mengacu pada Yunus Muhammad dan Suparno yang menyatakan ada 5 Jenis karangan, yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, persuasi. Dari lima jenis karangan tersebut, berikut uraian secara rinci:

2.4.1 Karangan Deskripsi ( Pemerian/Lukisan)

Dari istilah deksripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitra (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. Deskripsi tidak hanya terbatas pada apa yang dapat dilihat, tetapi juga


(19)

segala sesuatu yang dapat dirasakan (Suparni, 2006). Karangan jenis ini bermaksud kesan-kesan tentang sesuatu dengan sifat dan gerak-geriknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca. Misalnya, deskripsi tentang pasar tradisional yang hiruk pikuk atau tentang susana malam yang sunyi senyap. Sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas pada apa yang kita lihat, tetapi juga apa yang dapat kita pikir, seperti rasa takut, haru, dan kasih sayang.

Ciri-ciri karangan deskripsi menurut Keraf (1983: 98) adalah sebagai berikut: 1. berisi perincian-perincian sehingga objeknya seolah-olah terpancang di depan

mata pembaca;

2. dapat menimbulkan kesan dan daya khayal pembaca;

3. berisi penjelasan yang menarik minat serta perhatian orang lain atau pembaca; 4. menyampaikan sifat dan perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek; 5. menggunakan bahasa yang cukup hidup dan bersemangat serta konkret. Contoh karangan deskripsi

Rumah kuno it sunyi, ruang tengah senantiasa ada dalam suasana remang-remang karena jendela-jendela dipinggir pada diambil oleh kamar-kamar dikanan kirinya. Meja marmer yang dengan kaki rampingnya berdiri seperti kijang kena pesona dewa-dewa, terletak tepat dibawah mahkota lampu minyak yang sudah tak ada lampunnya lagi. Cahaya sedikit yang ada dalam ruangan itu datanganya dari sumber dipenjuru lain: sebuah baol batu yang dipasang diatas lubang pintu, lebih

atas lagi ada lukisan huruf arab yang berbunyi “Allah” dan seuntai kulit ketupat

yang sudah kering.

(Nurgroho Notosusanto, Tayuban) Contoh pengggalan karangan di atas termasuk jenis karangan deskripsi karena menggambarkan atau melukiskan suatu ruangan di sebuah rumah dengan penjelasan-penjelasan yang ada di dalamnya. Rincian penjelasan gambaran tersebut dapat menimbulkan daya khayal sehingga seperti melihat langsung tempat tersebut di depan mata pembaca. Ruang tengah dengan cahaya


(20)

remang-remang yang memiliki sebuah meja marmer dengan kaki meja yang ramping dan kokoh seperti kaki seekor kijang dan sisi lainnya terdapat sebuah lukisan huruf

arab berbunyi “Allah” juga kulit ketupat yang sudah yang sudah mengering. Berdasarkan gambaran tersebut, pembaca seolah-olah bias merasakan berada di dalam ruang tengah itu walaupun hanya dengan membaca.

2.4.2 Karangan Narasi (Pencerita atau Pengisahan)

Narasi adalah karangan yang menceritakan atau mengisahkan kehidupan manusia dengan perbuatan dan tindakannya yang terjadi dalam suatu kurun waktu atau karangan narasi berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberikan arti kepada sebuah atau serangkaian kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari kejadian tersebut. Ragam karangan tulis yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasaranya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya mengenai langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.

Contoh Karangan Narasi

Pasar baru meninggalkan kenangan yang indah tentang masa kecilku belasan tahun yang lalu. Beberapa hari menjelang lebaran ibu membawaku kepasar berbelanja kebutuhan dapur. Dan pakaian terbaruku untuk menyambut hari raya. Namun kini setelah aku dewasa cerita tentang pasar itu lebih menarik, karena berbagai cerita tentang hantu yang menunggu los daging.

Beberapa pedagang konon pernah melihat penampakan. Tetapi penjaga pasar belum pernah melihat, kecuali mendengar suara-suara aneh dimalam hari. Pak satpam memang pemberani, ia tak terpengaruh dengan gosip sejenis itu. Baginya pasar adalah sumber rezeki untuk menghidupi anak dan istri.


(21)

Contoh di atas termasuk jenis karangan narasi karena memiliki proses rangkaian kejadian dari suatu peristiwa. Dari contoh di atas juga mengandung suatu unsur alur cerita, misalnya tokoh dan latar yang merupakan ciri karangan narasi.

2.4.3 Karangan Eksposisi (Paparan)

Eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamnya mengklarifikasi, mejelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan (Alwasilah Suzanna dan Alwasilah Chaedar, 2005: 111). Dalam karangan eksposisi, masalah yang dikomunikasikan terutama berupa informasi. Penulis berniat untuk memeberkan informasi atau memberi petunjuk kepada pembaca sehingga memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan seasuatu tanpa ada maksud memengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas dari yang akan disampaikan. Eksposisi juga termasuk sebuah karangan yang dimaksudkan untuk menjelaskan, menyampaikan, atau menerangkan suatu peristiwa, atau suatu keadaan dengan sejelas-jelasnya. Dengan menulis karangan eksposisi kita ingin memberi keterangan atau ingin mengembangkan gagasan kita. Contoh Karangan Eksposisi

Kawasan kebon sirih Jakarta pusat mulai awal juni 2001, dijadikan objek wisata malam. Lokasinya teretak sepanjang Jalan Jaksa dan Jalan Wahid Hasyim hingga didepan Hotel Cemara. Wisata malam ini dijadwalkan setiap sabtu malam, mulai pukul 18.00-02.00 WIB. Kegiatan yang akan digelar berupa pertunjukan seni, penjajakan makanan, dan cindera mata. Para pengusaha hotel dan restoran setempat akan terlibat dalam kegiatan wisata malam tersebut.

(Suparno, 2002) Contoh penggalan karangan di atas termasuk jenis karangan eksposisi karena memberikan penjelasan atau informasi kepada pembacanya. Dalam contoh tersebut menyampaikan informasi mengenai suatu tempat objek wisata.


(22)

2.4.4 Karangan Argumentasi (Pembahasan atau Pembuktian)

Karangan argumentasi adalah tulisan yang mengemukakan suatu pendapat tentang suatu hal disertai alasan, contoh dan bukti-bukti yang kuat serta meyakinkan sehingga pembaca terpengaruh dan akhirnya akan berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulis (Yunus Mohammad dan Suparno, 2004:1.12). Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis, bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikan sehingga dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis. Pada setiap karangan argumentasi selalu didapati alasan atau bantahan yang memeperkuat ataupun menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan sehingga memengaruhi keyakinan pembaca untuk berpihak atau sependapat dengan penulis karangan. Bentuk argumentasi dapat dijumpai pada tulisan-tulisan ilmiah seperti makalah, esai, artikel, dan lain-lain.

Contoh Karangan Argumentasi

Kebijakan komunikasi yang dibangun pemerintah selama 30 tahun lebih melalui komunikasi top-down, telah membuat masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan hasratnya dengan baik. Lembaga komunikasi yang ada, tidak sepenuhnya mampu menyalurkan inspirasi masyarakat, terutama dipedesaan. Selama ini pemerintah hanya mengeluarkan izin bagi radio pemerintah dan swasta yang program-programnya kerap berbeda dengan aspirasi yang berkembang dimasyarakat luas. Masyarakat perlu mendapat kesempatan untuk memiliki sarana penyampaian aspirasinya, dan radio komunikasi akan dapat menyalurkan keinginan itu. Suparno, (Dimodifikasi dari Republika, 28-05-2001, hal 8).

Contoh karangan di atas termasuk jenis karangan argumentasi karena bermaksud meyakinkan pembaca mengenai hal yang diungkapkan penulis.


(23)

2.4.5 Persuasi

Persuasi adalah karangan ditujukan untuk memengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai suatu hal yang disampaikan penulisnya. Karangan persuasi bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar memelakukan sesuatu hal yang dikehendaki penulis. Untuk mencapai tujuan tersebut, karangan persuasi kadang menggunakan alasan-alasan yang tidak rasional. Seperti halnya karangan argumentasi, persuasi, juga menggunakan bukti atau fakta. Hanya saja perbedaannya dalam persuasi bukti-bukti itu digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk meninbulkan kepercayaan pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis adalah benar.

Contoh karangan Persuasi

Makanan supplemen ini mengandung serat berkadar tinggi sehingga dengan mengkonsumsi satu bungkus per hari, dijamin kebutuhan tubuh kita akan serat tercukupi. Dengan tercukupinya kebutuhan akan serat, proses metabolism dan buang air besar akan lancer dan kita akan terhindar dari serangan penyakit wasir atau embeien dan penyakit-penyakit lain sebagai akibat dari gangguan pencernaan. Oleh karena itu, demi menjaga kesehatan, kami anjurkan agar anda sekeluarga makan-makan yang cukup dan supplemen ini merupakan salah satu alternative yang terjamin kualitasnya.

Contoh di atas adalah jenis karangan persuasi karena mencoba memengaruhi sikap dan pendapat pembaca. Dalam contoh tersebut penulisan menawarkan suatu produk makanan suplemen dengan menyampaikan manfaat dari makanan tersebut. Lewat penawaran ini penulis mencoba meyakinkan pembaca bahwa produk yang disampaikan benar-benar baik untuk kesehatan sehingga diharapkan pembaca menjadi ingin untuk mengonsumsinya.


(24)

2.5 Langkah-Langkah Menulis Karangan Argumentasi

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menulis karangan argumentasi adalah sebagai berikut:

1. menentukan tema atau objek yang akan ditulis;

2. melakukan pengamatan yang berhubungan dengan tema; 3. membuat perincian hal-hal yang mendukung tema; 4. menyusun kerangka karangan yang logis dan sistematis;

5. mengembangkan kerangka karangan dengan mengungkapkan kesan panca indera sehingga menjadi suatu karangan (Tanjung, 1987:7).

2.6 Ciri-Ciri Karangan Argumentasi

Ciri-ciri karangan argumentasi menurut pendapat Suparno (2006:91) adalah sebagai berikut:

1. argumentasi bertujuan untuk memengaruhi pembaca, sehingga pembaca akhirnya menyetujui bahwa gagasan/pendapat/sikap yang dikemukakan itu benar;

2. menarik perhatian pembaca pada persoalan yang dikemukakan;

3. memberikan contoh, bukti, grafik, statistik, gambar, potret, untuk membuktikan bahwa apa yang dikemukakan penulis itu benar;

4. menyimpulkan data yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya.

2.7 Unsur-Unsur Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi terdapat tiga unsur dalam menulis sebuah karangan (Akhadiah, 1996). Sekurang-kurangnya memenuhi unsur-unsur yang berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut:


(25)

2.7.1 Isi Karangan

Judul sebuah karangan akan menggambarkan sebuah isi keseluruhan. Dengan demikian, sebaliknya dapat dikatakan bahwa uraian yang diungkapkan dibentuk kalimat atau paragraf dalam suatu karangan yang bila dikaitkan dengan judul, hendaklah dapat ditarik suatu hubungan langsung. Sebab jika tidak dapat berarti, tidak terdapat kesesuaian isi karangan dengan judul karangan.Isi karangan merupakan gagasan yang mendasari keseluruhan karangan. Gagasan yang baik didukung oleh:

a. pengoperasian gagasan, yaitu kepaduan hubungan antar paragraf; b. kesesuaian isi dengan tujuan penulisan;

c. kemampuan mengembangkan topik. Pengembangan topik yang baik adalah pengembangan secara tuntas, dan rinci.

2.7.2 Aspek Kebahasaan

Unsur kebahasaan yang dapat dijadikan petunjuk penyajian bahasa yang baik dalam karangan adalah:

a. kejelasan informasi sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca;

b. ejaan dalam penulisan yang dipakai berpedoman pada ejaan yang disempurnakan (EYD);

c. pemakaian diksi/kata yang tepat dalam kebakuan kata yang dipilih;

d. ketepatan unsur-unsur yang membangun suatu kalimat akan sangat menentukan kejelasan pikiran yang dimuat dalam sebuah kalimat. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam karangan hendaknya Kalimat-kalimat yang efektif;


(26)

e. penggunaan teknik penulisan yang baik, yang dapat dilihat dari kerapian karangan, keterkaitan isi karangan, kesan umum yang menarik bagi pembaca serta karangan yang kohesif.

2.7.3 Ketepatan Ide dalam Paragraf

Topik suatu karangan diuraikan di dalam tiap paragraf berupa satu pokok dan beberapa ide penjelasan. Suatu paragraf yang baik haruslah memenuhi tiga syarat berikut:

a. kesatuan isi; yaitu semua kalimat yang ada di dalam paragraf secara bersama-sama membangun suatu pokok pikiran;

b. kepaduan isi; yaitu kekompakan hubungan antara satu kalimat yang lain dalam membangun sebuah paragraf;

c. pengembangan; yaitu adanya keteraturan dalam merinci dan menyusun pokok-pokok pikiran.

2.8 Bagian-bagian Utama Karangan

Karangan yang tersusun secara baik dan sempurna, panjang atau pendeknya karangan selalu mengandung tiga unsur bagian utama, yaitu (1) pendahuluan, (2) isi, (3) penutup (Tarigan, 1981:7). Setiap bagian pada karangan tersebut

mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Fungsi dari bagian-bagian utama karangan tersebut adalah sebagai berikut:

1) bagian pendahuluan berfungsi untuk a. menarik minat pembaca;

b. mengarahkan perhatian pembaca;


(27)

2) bagian fungsi sebagai jembatan yang berhubungan antara bagian pendahuluan dengan bagian penutup

3) bagian penutup berfungsi memberikan a. kesimpulan ;

b. penekanaan bagian-bagian tertentu; c. klimaks;

d. melengkapi; sertamerangsang pembaca mengerjakan sesuatu tentang sesuatu tentang apa yang sudah dijelaskan atau diceritakan (Tarigan, 1981:7).

2.9 Syarat-syarat Karangan yang Baik

Akhadiah (1996) Suatu karangan dikatakan kurang baik bila sekurang-kurangnya memenuhi unsur-unsur yang berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut:

1) isi karangan;

2) ketepatan susunan kalimat; 3) ketepatan pemilihan kata/diksi; 4) ketepatan penggunaan ejaan. 2.9.1 Isi Karangan

Isi dalam sebuah karangan akan menggambarkan secara keseluruhan (Akhadiah, 1996:10). Pendapat lain disebutkan bahwa tema hendaknya menyebutkan ciri-ciri utama atau diungkapkan dari karangan sehingga para pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan di dalam karangan itu.

Contoh karangan argumentasi dalam pada topik “patuhi rambu-rambu lalu lintas


(28)

Banyak hal yang harus diperhatikan saat berada dijalan raya, diantaranya adalah memahami rambu-rambu lalu lintas.Pengguna jalan harus mematuhi rambu-rambu lalu lintas agar aman dan selamat selama dalam perjalanan. Kecelakaan dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.Oleh karena itu, disetiap jalan raya disediakan trotoar dan jembatan penyeberangan untuk para pejalan kaki.

Pengendara sepeseda motor harus menggunakan helm untuk melindungi kepala karena kepala adalah bagian yang paling rawan. Jika terjadi kecelakaan dan pengendara sepeda motor terlempar, helm akan melindungi bagian kepala dari benturan. Itulah sebabnya setiap pengendara sepeda motor diwajibkan menggunakan helm yang menutupi bagian kepala saat berkendaraan.

Para pengemudi mobil dianjurkan untuk menggunakan sabuk pengaman selama di perjalanan. Jika terjadi kecelakaan, sabuk pengaman akan menahan tubuh agar tidak terlempar keluar mobil atau terbentur kaca. Apabila semua jalan raya mematuhi rambu-rambu lalu lintas, maka setiap orang kan menggunakan jalan raya dengan nyaman dan kecelakaan pun akan dapat dihindari. (Darisman, 2004:32).

2.9.2 Ketepatan Susunan Kalimat

Ketepatan unsur-unsur yang membangun suatu kalimat akan sangat menentukan kejelasan pikiran yang dimuat dalam kalimat itu. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam karangan hendaknya kalimat efektif. Kalimat efektif itu dapat mewakili isi pikiran dan perasaan pengarang sehingga menarik perhatian pembaca serta dapat menimbulkan kembali gagasan pembaca yang sesuai dengan gagasan pengarang (Suparno, 2002).

Contoh menulis argumentasi dalam kalimat efektif

Dalam pemilihan presiden tahun 1952, 60,27% orang amerika yang dapat dipilih benar-benar dapat terpilih. Dalam pemilihan tahun 1956 persentase adalah 60,4%. Dan dalam tahun 1960 adalah 63,8%. Dari penyajian data statistik tersebut ternyata cukup besar golongan orang amerika yang berhak memilih tidak menggunakan hal pilihnya dengan sungguh-sungguh.

Contoh di atas terdiri atas 4 kalimat berurutan yang mewadahi argumentasi sebagai berikut:

1. bagian pertama: dalam pemilihan presiden tahun 1952, 60,27% orang Amerika yang dapat dipilih benar-benar terpilih (kalimat);


(29)

2. serangkaian pernyataan: dalam pemilihan tahun 1956 persentase adalah 60,4% dan dalam tahun 1960 adalah 63,8%. (kalimat 2 dan 3);

3. kesimpulan: dari penyajian data statistik tersebut ternyata cukup besar golongan orang Amerika yang berhak memilih tidak menggunakan hak pilihnya dengan sungguh-sungguh. (kalimat 4).

2.9.3 Ketepatan Pemilihan Kata/Diksi

Susunan kata dalam kalimat sangat berguna untuk menjaga kontunuitas (Caraka, 199:54). Pernyataan ini berkaitan dengan pemilihan kata yang tepat dalam membangun gagasan akan menjaga kesinambungan dan kekompakan dalam karangan.

(Akhadiah, 1996:32) dalam memilih kata harus diperhatikan dua persyaratan pokok, yaitu:

a) ketepatan : berkaitan dengan makna, aspek logika kata-kata. Kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan pengertian yang disampaikan. b) kesesuaian : berkaitan dengan kecocokan antara kata yang digunakan dengan

kesempatan, situasi, dan keadaan pembaca.

Contoh menulis argumentasi dengan tema “kepasar pagi” pada aspek pilihan kata atau diksi

Hari ini adalah hari minggu, jadi pagi-pagi aku nggak susah berangkat ke sekolah. Aku dan Mama berencana untuk memasak masakan Favoritku yaitu capcai. Untuk mendapatkan bahan-bahannya kami harus kepasar pagi, aku berencana ikut mama kepasar pagi.

Pasar pagi di daerah tempat aku tinggal terletak dipinggir pelabuhan, untuk menuju kesana membutuhkan waktu lima menit menggunakan kendaraan bermotor, pagi-pagi pukul tujuh, aku dan mama berangkat kepasar pagi menggunakan sepeda motor.


(30)

Pasar pagi itu terdiri dari 2 jalur jalan sepanjang 20 meter. Sepanjang jalan, banyak banget orang-orang lalu lalang, ada yang mau belanja, ada yang mau pulang, dan ada juga mobil pengangkut barang milik pedagang yang sedang menurunkan barang dagangannya berupa sayur mayor. Setelah deretan sayur mayor, mulai berjejeran kios-kios yang menjual daging ayam dan daging sapi. Setelah membeli bahan-bahan untuk membuat capcai, aku dan Mamapun akhirnya pulang.

Berdasarkan contoh menulis argumentasi di atas pada aspek pilihan kata atau diksi pada tema tulisan argumentasi tentang pasar pagi diksi yang digunakan telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia sehingga kata-kata atau kalimat yang ditulis mudah untuk dimengerti dan dipahami pembaca.

2.9.4 Ketepatan Penggunaan Ejaan

Ejaan artinya kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf serta penggunaan tanda baca, (Moeliono, 1999:250). Dari pengertian ejaan di atas yang termasuk di dalamnya ialah penulisan huruf, kata, kalimat, dan tanda-tanda baca.

Ejaan memegang peranan penting dalam karangan, oleh karena itu dalam mengarang hendaknya berpedoman pada ketentuan yang berlaku, yaitu buku pedoman ejaan yang disempurnakan.

Contoh menulis argumentasi dengan tema liburan sekolah pada aspek penggunaan ejaan

Liburan sekolah tahun kemarin saya tidak pergi kmana-kemana karena kebetulan ibu sedangkan sakit. Untuk liburan sekolah tahun ini, kami sekeluarga memustuskan untuk berlibur keyogya. Yogya merupakan sebuah daerah yang secara geografis letaknya berbatasan dengan jawa tengah.yogya yang pemimpin pemerintahnya seorang Sultan ini merupakan sebuah daerah yang kaya akan tempat wisata dan kuliner. Yogya juga merupakan kota pelajar karena ada banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi disini sehingga Yogya banyak dihuni oleh para pendatang yang menuntut ilmu disini.

Kami berada di Yogya selama 3 hari. Selama 3 hari tersebut kami mengunjungi banyak tempat. Mulai dari Ujung utara Yogya, kami mengunjungi wisata erupsi merapi, suasana hawa sejuk kaliurang, menyambingi museum Ulen


(31)

Sentalu, sampai keujung selatan Yogya yang untuk urusan kuliner, kami juga mencoba banyak kuliner khas Yogya. Mulai dari pecel depan pasar bringharjo. Aneka gudeg di Wijilan, bakmi jowo di alun-alun utara, sampai mencoba belalang goring khas Wonosari Gunung Kidul.

Banyak kenangan serta pengalaman seru yang kami dapat selama kami berada di Yogya. Hilang sudah penat dan stress sekembalinya kami dari Yogya. Berbagai macam oleh-oleh siap kami bagikan ke keluarga, temen, dan kerabat. Berdasarkan contoh menulis argumentasi di atas pada aspek penggunaan ejaan pada tema tulisan argumentasi tentang liburan sekolah aspek penggunaan ejaaan yang digunakan telah sesuai dengan penggunaan ejaan yang disempurnakan dan telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia ejaan yang digunakan seperti huruf kapital, tanda baca, telah sesuai dengan penggunaan bahasa yang baik dan baik. 2.10 Kemampuan Menulis Argumentasi

Karangan argumentasi adalah bentuk bacaan yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan (Keraf 1983:3). Pendapat lain disebutkan bahwa yang dimaksud dengan karangan argumentasi adalah suatu bentuk karangan yang meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap dan tingkah-laku (Natawijaya, 1987:99).

Karangan argumentasi adalah suatu bentuk karangan yang khusus, dan pengarang berusaha meyakinkan atau membujuk pembaca atau pendengar supaya percaya dan menerima apa yang dikatakan Jos Daniel Parera (1984). Karangan argumentasi disebut sebagai karangan bebas yang memuat suatu pendapat dengan disertai suatu alasan-alasan sehingga pendapat yang disampaikan penulis dapat meyakinkan pembaca (Suparno, 2006: 14).


(32)

Berdasarkan pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat Suparno bahwa karangan argumentasi adalah karangan yang berusaha memengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka percaya dan menyetujui pendapat penulis, sehingga pembaca akan terpengaruh atas bujukan yang disampaikan oleh penulis. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karangan argumentasi adalah tulisan yang mengemukakan suatu pendapat tentang suatu hal disertai alasan, contoh dan bukti yang kuat dan meyakinkan sehingga pembaca terpengaruh dan akhirnya akan berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulis.

Contoh karangan argumentasi

Kenakalan Remaja dan Cara Mengatasinya

Pada tahun 2000-an kenakalan remaja hangat dibicarakan dalam kaitannya dengan pemakaian dan pengedaran narkoba. Peningkatan jumlah remaja sebagai tindak kejahatan, pelanggaran norma-norma susila, kekerasan oleh kelompok remaja, dan, sebagainya tetap menonjol sebagai gejala sosial yang mengundang perhatian semua pihak. Sebagai perwujudan reaksi sosial terhadap perilaku tersebut selama ini dikenal sebagai rumusan. Badan Koordinasi Nasional untuk

kesejahteraan keluarga dalam penerbitan buku yang berjudul, “Pola Penanggulangan Kenakalan Remaja di Indonesia” mendefinisikan kenakalan remaja sebagai kelainan dalam tingkahlaku dan perbuatan remaja yang bersifat sosial bahkan anti sosial dan merupakan pelanggaran atas norma sosial, agama, dan hukum.

Selanjutnya, mengapa terjadi kenakalan remaja? Tentu ada banyak faktor yang menjadi latar belakang meningkatnya kenakalan remaja, diantaranya; broken home, krisis kewibawaan orang tua dan guru, hubungan yang tidak komunikatif di dalam keluarga. Ketidak percayaan terhadap hukum, kurangnya kontrol dari orang tua, putus sekolah, dan kurangnya lapangan kerja.

Hal yang perlu dicari sekarang adalah bagaimana cara penanggulangan kenakalan remaja tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan upaya-upaya preventif bagi yang belum terlanjur dan upaya-upaya-upaya-upaya kuratif bagi yang sedang atau yang sudah terlanjur. Penanganan kenakalan remaja memang memerlukan kerja sama berbagai pihak yang masing-masing mempunyai fungsi dan peranan yang sangat besar dalam rangka mengatasi persoalan tersebut, (Anton Moeliono).


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberi, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Arikunto, 2010: 3). Hal yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis karangan argumentasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.2 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di SMK Taman Siswa Teluk Betung. Populasi penelitian ini terdiri dari empat kelas, masing-masing kelas berjumlah 40 orang, yang berjumlah 160 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.


(34)

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas X SMK Taman Siswa Tahun Pelajaran 2012/2013.

No Kelas Jumlah Siswa

1. 2. 3. 4.

X. A X. B X. C X. D

40 siswa 40 siswa 40 siswa 40 siswa

Jumlah 160 siswa

3.3 Sampel

Mengingat populasi yang akan diteliti terlalu banyak yaitu 160 siswa, oleh sebab itu peneliti mengambil sampel dari populasi tersebut. Pengambilan sampel mengacu pada pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa apabila subjeknya lebih dari 100, sampel dapat diambil antara 10%--15% atau 20%--25%. Berdasarkan ketentuan tersebut penulis mengambil sampel 20%. Jadi 25% x 160: 100 = 40 siswa.

Tabel 2. Jumlah Siswa yang Menjadi Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel

1. X. A 40 10

2. X. B 40 10

3. X. C 40 10

4. X. D 40 10

Jumlah 40

Dalam penentuan sampel, penulis menggunakan Random Sampling (pengambilan sampel secara acak) dengan cara diundi, dengan masing-masing kelas sebanyak 25% dari keseluruhan kelas yang diundi melalui gulungan kertas yang dikeluarkan


(35)

pada tiap-tiap kelas. Dengan demikian setiap siswa yang menjadi anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Mengingat banyaknya populasi, maka untuk memudahkan pengambilan anggota sampel penelitian, undian dilakukan disetiap kelas. Hal ini juga dimaksudkan agar anggota sampel untuk masing-masing kelas seimbang jumlahnya dan menyebar di semua kelas, sehingga cukup representatif.

Langkah-langkah pengambilan sampel tersebut adalah sebagai berikut: 1. mempersiapkan kertas kosong yang dipotong-potong sesuai keperluan;

2. menuliskan nama-nama anggota populasi (per kelas) kedalam masing-masing kertas yang telah dipotong-potong, kemudian digulung;

3. gulungan kertas tadi dimasukkan kedalam kaleng/wadah (masing-masing kelas) lalu dikocok dsan diaduk supaya acak;

4. gulungan kertas tadi dikeluarkan satu persatu sesuai dengan keperluan, dan nama yang terdapat pada gulungan kertas tersebut dicatat;

5. nama-nama yang terpilih dari gulungan kertas yang keluar, kemudian dicatat dan selanjutnya dijadikan sampel penelitian. Hal ini dilakukan pada setiap kelas.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes. Jenis tes yang digunakan yaitu tes tertulis dalam bentuk pemberian tugas, yaitu siswa diberi tugas membuat karangan argumentasi. Berdasarkan instrument tes kemampuan yang telah ditentukan, teks karangan argumentasi yang dibuat siswa akan dinilai 4 aspek, yaitu isi karangan (skor maksimal 5), kalimat (skor


(36)

maksimal 5), kata (skor maksimal 5), ejaan (skor maksimal 5). Teknik pokok yang digunakan adalah teknik pemberian tugas, yakni menulis karangan argumentasi.

Petunjuk

(1) Tulislah terlebih dahulu nama dan kelas anda. (2) Buatlah sebuah karangan argumentasi.

(3) Pilihlah salah satu tema dibawah ini; a. pentingnya air bagi kehidupan b. pentingnya sekolah

c. pasar

(4) Tulisan hendaknya memperhatikan sistematika penulisan karangan argumentasi; isi karangan, kalimat, kata, ejaan yang disempurnakan.

(5) Waktu yang disediakan 2x 45 menit (2 jam pelajaran)

Topik atau tema yang penulis berikan, yaitu pentingnya air bagi kehidupan, pentingnya sekolah, pasar.Penulis memilih tema tersebut karena tema tersebut mungkin merupakan tema yang tidak asing lagi bagi siswa SMK Taman Siswa sehingga mereka dapat dengan mudah menulis argumentasinya.Dari ketiga judul tersebut siswa dapat memilih salah satunya dari judul di atas, waktu yang diberikan dalam menulis karangan selama 90 menit.

3.5Teknik Analisis Data

Teknik analisis data bertujuan untuk mengetahui data tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Tahun Pelajaran


(37)

2012/2013. Penulis menganalisnya menggunakan teknik analisis kualitatif, maksudnya data yang telah dipresentasekan akan ditafsirkan dengan kata-kata yang bersifat kualitatif. Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. mengoreksi hasil tes menulis karangan argumentasi pada seluruh sampel terpilih;

2. memberi skor per siswa sesuai dengan indikator penilaian dan bobot penilaian kemampuan menulis karangan argumentasi. Skor diberikan setelah tahap pengoreksian yang telah dilakukan oleh penelitian.

Tabel 3. Aspek Penilaian Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Aspek yang

Dinilai

Skor Deskripsi Penilaian

A. Isi Karangan 5

4

3

2

1

Isi karangan ditulis bertujuan meyakinkan orang lain, berusaha membuktikan suatu kebenaran, dapat mengubah pendapat pembaca, dapat menganalisis data-data dan informasi yang bisa meyakinkan pembaca.

Isi karangan ditulis bertujuan untuk meyakinkan orang lain, berusaha membuktikan suatu

kebenaran, dapat mengubah pendapat pembaca tetapi kurang dapat menganalisis data-data dan informasi yang bisa meyakinkan pembaca. Isi karangan ditulis bertujuan meyakinkan orang lain, kurang berusaha membuktikan kebenaran, dapat mengubah pendapat pembaca, tetapi kurang dapat menganalisis data-data dan informasi yang bisa meyakinkan pembaca.

Isi karangan ditulis bertujuan meyakinkan orang lain, kurang berusaha membuktikan suatu kebenaran, tidak dapatmengubah pendapat

pembaca, dan kurang dapat menganalisis data-data dan informasi yang kurang meyakinkan pembaca. Isi karangan ditulis tidak bertujuan meyakinkan


(38)

orang lain, kurang berusaha membuktikan suatu kebenaran, tidak dapat mengubah pendapat

pembaca, dan kurang dapat menganalisis data-data dan informasi yang bisa meyakinkan pembaca. B. Ketepatan susunan kalimat 5 4 3 2 1

Kalimat yang digunakan pada tulisan karangan argumentasi baik sekali sehingga menjadi kalimat efektif dan tidak terdapat kesalahan.

Kalimat yang digunakan pada tulisan karangan argumentasi baik sehingga menjadi kalimat efektif dan hanya terdapat kesalahan 2 kalimat.

Kalimat yang digunakan pada tulisan karangan argumentasi cukup efektif dan terdapat kesalahan antara 3-5 kalimat.

Kalimat yang digunakan pada tulisan karangan argumentasi kurang efektif dan terdapat kesalahan antara 6-8 kalimat.

Kalimat yang digunakan pada tulisan karangan argumentasi sangat tidak efektif dan terdapat kesalahan 10 kalimat.

C.Penggunaan kata/diksi 5 4 3 2 1

Pilihan kata yang digunakan tepat dan tidak terdapat kesalahan.

Pilihan kata yang digunakan sudah tepat dan hanya terdapat kesalahan 5 kata.

Pilihan kata yang digunakan cukup tepat dan hanya terdapat kesalahan antara 6-10 kata. Pilihan kata yang digunakan kurang tepat dan hanya terdapat kesalahan antara11-15 kata.

Pilihan kata yang digunakan tidak tepat dan hanya terdapat kesalahan 16 kata.

D.Penggunaan ejaan

5

4

Penggunaan dan penulisan ejaan baik sekali tidak terdapat kesalahan sehingga isi tulisan telah sesuai dengan penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar

Penggunaan dan penulisan ejaan baik, telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dan terdapat kesalahan ejaan 5 kata.


(39)

3

2

1

Penggunaaan dan penulisan ejaan cukup telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dan terdapat kesalaha ejaan antara 6 - 10 kata.

Penggunaaan dan penulisan ejaan kurang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dan terdapat kesalahan ejaan antara 11 – 15 kata.

Penggunaaan dan penulisan ejaan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dan terdapat kesalahan ejaan 16 kata. A. Menjumlah skor kemampuan dalam menulis karangan argumentasi.

B. Menghitung rata-rata kemampuan, baik per aspek maupun menyeluruh dengan rumus:

X

= ∑X

X 100%

N

Keterangan: X = Skor rata-rata

∑X = Jumlah skor hasil kemampuan menulis karangan argumentasi N = Jumlah sampel

Tabel 4. Tolok Ukur Penilaian Karangan Argumentasi Interval Persentase Tingkat

Kemampuan

Keterangan

85% −− 100%

69% −− 84%

53% −− 68%

37% −− 52%

0% −− 36%

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Gagal (Nurgiantoro, 1995: 393).


(40)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah memperoleh hasil penelitian dan analisis data pada bab IV, penulis menyimpulkan pernyataan sebagai berikut:

a. Jumlah nilai rata-rata keseluruhan siswa dari hasil tes kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 adalah 72.37. berada pada kategori baik.

b. Jumlah nilai rata-rata siswa pada kemampuan menulis karangan argumentasi pada kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Bandar Lampung untuk tiap-tiap aspek adalah sebagai berikut

1. pada aspek isi karangan, tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi berdasarkan teks pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 termasuk dalam kategori baik (75.5);

2. pada aspek kalimat, tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi berdasarkan teks pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 termasuk dalam kategori


(41)

3. pada aspek kata, tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi berdasarkan teks pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 termasuk dalam kategori

baik (72.5);

4. pada aspek ejaan, tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi berdasarkan teks pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 termasuk dalam kategori

baik (71.5).

5.2 Saran

1. Kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Taman Siswa Teluk Betung diharapkan lebih memfokuskan pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran mengenai penulisan karangan dan memberi pemahaman terhadap EYD di dalam pembelajaran kelas sehingga siswa dapat menulis karangan dengan baik .

2. Siswa diharapkan lebih banyak memahami penggunaan EYD dalam menulis karangan dan dapat menggunakannya pada penulisan-penulisan lainya.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Subarti. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Glora Aksara Pratama.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Caraka, CiptaLoka. 1993. Teknik Mengarang. Yogyakarta: Karnisius.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Sekolah Menengah Atas.

Widagdho, Djoko. 1994. Pengantarkemahiranberbahasa di perguruantinggi. Jakarta: PT Rajagrafindo.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: PT Angkasa.

Keraf, Gorys. 1982. Argumentas idan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Keraf, Gorys. 1979. Komposisi. Jakarta: PT Ikrar Mandiri abadi.

Mustofa, Ali. 2006. Diktat KeterampilanMenulis. Bandar Lampung: Unila. Nababan, P. W. J. 1981. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia. Natawijaya, Suparman. 1987. Bimbingan Cakap Menulis. Jakarta: DPK Gunung

Mulia

Nurgiantoro, Burhan. 2001. PenelitiandalamPengajaranBahasadanSastra. BPFE. Yogyakarta: 446 hlm.

Parera, Jos Daniel. 1988. BelajarMengemukakanPendapat. Jakarta: Erlangga. Purwadinata. 1984. Bahasa Indonesia Untuk Karang Mengarang. Yogyakarta:

UP. Indonesia.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.


(43)

Suparno. 2007. Materi Pokok Keterampilan Dasar Menulis. Universitas Terbuka. Jakarta: 340 hlm.


(1)

orang lain, kurang berusaha membuktikan suatu kebenaran, tidak dapat mengubah pendapat

pembaca, dan kurang dapat menganalisis data-data dan informasi yang bisa meyakinkan pembaca. B. Ketepatan susunan kalimat 5 4 3 2 1

Kalimat yang digunakan pada tulisan karangan argumentasi baik sekali sehingga menjadi kalimat efektif dan tidak terdapat kesalahan.

Kalimat yang digunakan pada tulisan karangan argumentasi baik sehingga menjadi kalimat efektif dan hanya terdapat kesalahan 2 kalimat.

Kalimat yang digunakan pada tulisan karangan argumentasi cukup efektif dan terdapat kesalahan antara 3-5 kalimat.

Kalimat yang digunakan pada tulisan karangan argumentasi kurang efektif dan terdapat kesalahan antara 6-8 kalimat.

Kalimat yang digunakan pada tulisan karangan argumentasi sangat tidak efektif dan terdapat kesalahan 10 kalimat.

C.Penggunaan kata/diksi 5 4 3 2 1

Pilihan kata yang digunakan tepat dan tidak terdapat kesalahan.

Pilihan kata yang digunakan sudah tepat dan hanya terdapat kesalahan 5 kata.

Pilihan kata yang digunakan cukup tepat dan hanya terdapat kesalahan antara 6-10 kata. Pilihan kata yang digunakan kurang tepat dan hanya terdapat kesalahan antara11-15 kata.

Pilihan kata yang digunakan tidak tepat dan hanya terdapat kesalahan 16 kata.

D.Penggunaan ejaan

5

4

Penggunaan dan penulisan ejaan baik sekali tidak terdapat kesalahan sehingga isi tulisan telah sesuai dengan penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar

Penggunaan dan penulisan ejaan baik, telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dan terdapat kesalahan ejaan 5 kata.


(2)

32

3

2

1

Penggunaaan dan penulisan ejaan cukup telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dan terdapat kesalaha ejaan antara 6 - 10 kata.

Penggunaaan dan penulisan ejaan kurang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dan terdapat kesalahan ejaan antara 11 – 15 kata.

Penggunaaan dan penulisan ejaan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dan terdapat kesalahan ejaan 16 kata. A. Menjumlah skor kemampuan dalam menulis karangan argumentasi.

B. Menghitung rata-rata kemampuan, baik per aspek maupun menyeluruh dengan rumus:

X

= ∑X

X 100%

N

Keterangan: X = Skor rata-rata

∑X = Jumlah skor hasil kemampuan menulis karangan argumentasi N = Jumlah sampel

Tabel 4. Tolok Ukur Penilaian Karangan Argumentasi Interval Persentase Tingkat

Kemampuan

Keterangan

85% −− 100% 69% −− 84% 53% −− 68% 37% −− 52% 0% −− 36%

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Gagal (Nurgiantoro, 1995: 393).


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah memperoleh hasil penelitian dan analisis data pada bab IV, penulis menyimpulkan pernyataan sebagai berikut:

a. Jumlah nilai rata-rata keseluruhan siswa dari hasil tes kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 adalah 72.37. berada pada kategori baik.

b. Jumlah nilai rata-rata siswa pada kemampuan menulis karangan argumentasi pada kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Bandar Lampung untuk tiap-tiap aspek adalah sebagai berikut

1. pada aspek isi karangan, tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi berdasarkan teks pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 termasuk dalam kategori baik (75.5);

2. pada aspek kalimat, tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi berdasarkan teks pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 termasuk dalam kategori


(4)

58

3. pada aspek kata, tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi berdasarkan teks pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 termasuk dalam kategori

baik (72.5);

4. pada aspek ejaan, tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi berdasarkan teks pada siswa kelas X SMK Taman Siswa Teluk Betung Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 termasuk dalam kategori

baik (71.5). 5.2 Saran

1. Kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Taman Siswa Teluk Betung diharapkan lebih memfokuskan pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran mengenai penulisan karangan dan memberi pemahaman terhadap EYD di dalam pembelajaran kelas sehingga siswa dapat menulis karangan dengan baik .

2. Siswa diharapkan lebih banyak memahami penggunaan EYD dalam menulis karangan dan dapat menggunakannya pada penulisan-penulisan lainya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Subarti. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Glora Aksara Pratama.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Caraka, CiptaLoka. 1993. Teknik Mengarang. Yogyakarta: Karnisius.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Sekolah Menengah Atas.

Widagdho, Djoko. 1994. Pengantarkemahiranberbahasa di perguruantinggi. Jakarta: PT Rajagrafindo.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: PT Angkasa.

Keraf, Gorys. 1982. Argumentas idan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Keraf, Gorys. 1979. Komposisi. Jakarta: PT Ikrar Mandiri abadi.

Mustofa, Ali. 2006. Diktat KeterampilanMenulis. Bandar Lampung: Unila. Nababan, P. W. J. 1981. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia. Natawijaya, Suparman. 1987. Bimbingan Cakap Menulis. Jakarta: DPK Gunung

Mulia

Nurgiantoro, Burhan. 2001. PenelitiandalamPengajaranBahasadanSastra. BPFE. Yogyakarta: 446 hlm.

Parera, Jos Daniel. 1988. BelajarMengemukakanPendapat. Jakarta: Erlangga. Purwadinata. 1984. Bahasa Indonesia Untuk Karang Mengarang. Yogyakarta:

UP. Indonesia.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.


(6)

Sudjiman, Panuti. 1984. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Angkasa.

Suparni. 2006. Materi Pembelajaran Bahasa indonesia. Bandung: Aditya.

Suparno. 2007. Materi Pokok Keterampilan Dasar Menulis. Universitas Terbuka. Jakarta: 340 hlm.