Praktik Ihdad Wanita Karier Studi Kasus Pada Dua Responden di Desa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id single parent yang harus mengurus kedua anaknya sendirian. Kehidupan seperti ini awalnya menjadi beban bagi Bu Mawar, tetapi jika dia hanya berdiam diri dan tidak bekerja, siapa lagi yang harus mengurus kedua anaknya dan orangtua nya sehingga Bu Mawar harus mengobankan masalah yang berkecamuk dihatinya demi mempertahankan hidup. Alasan yang diungkapkan Bu Mawar adalah: ‚bekerja sebagai teller di bank itu sangat membantu mbak, dalam artian sangat menunjang untuk memperbaiki taraf ekonomiku serta keluarga setelah mas sigit meninggal, tapi mohon maaf mbak aku nggak bisa menyebutkan berapa besar gajiku. Disisi lain alasanku untuk kembali bekerja adalah mertuaku atau keluaga dari almarhun mas sigit sudah tidak mau menanggung nafkahku dan anakku, mereka wes nggak mau ikut campur mbak.‛ 5 Dan Bu Mawar memperkuat argumennya ketika ketentuan ihdad itu dilanggar dan dia lebih mendahulukan bekerja daripada ber ihdad setelah kematian suaminya karena posisi dia sebagai teller bank yang bertugas melayani penarikan uang, transfer dan penyetoran uang serta melakukan pemeriksaan kas dan menghitung transaksi harian menggunakan komputer atau mesin penghitung uang. Semua tugas kesehariannya adalah bergelut dengan dunia uang dan dia harus benar-benar manjaganya secara benar dan teliti karena tugas ini tidak bisa dialihkan oleh sembarang orang meskipun teller di bank bukan hanya dia seorang. 5 Mawar nama samaran, Wawancara , Nganjuk: Minggu, 27 November 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Bu Mawar memahami jika dirinya ada di dalam masa berkabung atau yang disebut dengan ketentuan ihdad di dalam masa ‘iddah, namun hal ini ia lakukan karena kondisinya darurat supaya dia bisa menjaga keturunannya hifzdun nasb dan tidak merugikan pihak bank serta para nasabah. Dari uraian kasus diatas jelas bahwa Bu Mawar yang kembali bekerja setelah kematian suaminya apalagi masih di hari ke tiga bisa dibilang Bu Mawar masih dalam keadaan yang sangat berduka. Dan alasan kembali bekerja sebagai teller di bank dengan seperangkat bersoleknya merupakan keterpaksaan untuk mempertahankan hidup dan memperbaiki ekonomi keluarga. Kasus Bu Mawar menjadi menarik karena alasan dia bekerja adalah selain dia harus menafkahi dirinya dan anaknya serta kedua orangtuanya, Bu Mawar juga tidak mendapatkan dukungan nafkah dari keluarga almarhum suaminya dan keluarganya. Keadaan yang dialami oleh Bu Mawar sangat darurat dan sangat mendesak, jika Bu Mawar tidak melanjutkan bekerja setelah kematian suaminya maka hal ini akan mengancam keberlangsungan hidupnya dan orangtuanya, karena kedua orangtuanya sudah tidak sanggup lagi bekerja, selain sudah rapuh termakan oleh usia, orangtuanya juga sering sakit-sakitan. 6 2. Bu Yuni nama asli 6 Mawar nama samaran, Wawancara , Nganjuk 27 November 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Yuni merupakan responden kedua dari peneliti, dia berkarier di dunia pendidikan sejak tahun 2011 dan memulainya dengan mengajar di sebuah Lembaga Pendidikan Islam, setelah 2 tahun dan lulus S2 beliau diterima kerja sebagai dosen di IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk. Baru setahun Bu Yuni berkarier di dunia pendidikan sebagai guru honorer dan dosen, Bu Yuni harus menghadapi kenyataan pahit, suaminya yang menemani hidupnya selama 4 tahum meninggal akibat sakit asma, hal ini membuatnya dikenai ketentuan agama yaitu masa ‘iddah dan kewajiban ihdad. Bu Yuni mengetahui apa saja kewajiban seorang istri yang ditinggal mati oleh suaminya, dia harus menjalani masa ‘iddah selama 4 bulan 10 hari dan kewajiban ihdad yang ada di dalamnya. Tapi disisi lain Bu Yuni mempunyai tanggungjawab terhadap dunia pendidikannya, hal ini membuatnya dilema karena sebagai wanita yang paham tentang ‘iddah dan ketentuan-ketentuan ihdad, ia pun lebih memilih tidak keluar rumah hanya 7 hari, dan setelah 7 hari kematian suaminya Bu Yuni kembali bekerja. Kembalinya Bu Yuni menjalankan aktivitas mengajarnya karena mempunyai tanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan anaknya, meskipun sebagian nafkahnya masih di tanggung oleh keluarga suaminya setelah suami Bu Yuni meninggal dunia. Tetapi Bu Yuni merasa tidak enak hati jika sepenuhnya digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menumpang di rumah mertua dan tidak bekerja lagi, karena sesungguhnya sebagian nafkah yang ditanggung oleh keluarga almarhum suaminya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan pendidikan putrinya. Dalam hal ini Bu Yuni menceritakan sebagai berikut: ‚saya mengetahui apa itu ihdad mbak, tapi aku punya kewajiban mengajar dan malanjutkan dalam mencari nafkah. Mas zaki ninggali satu anak dan harus tak ramut, tapi alhamdulillah keluarga e ibuk mertuaku masih welcome\ mbak, nafakahku sama putri sebagian masih ditanggung, tapi aku ya nggak enak kalau terus-terusan numpang, mergine nafkah e belum cukup. Akhirnya aku tetap masuk ngajar, itu untuk memenuhi tanggungane putri sama ibukku di rumah.‛ 7 Bu Yuni mempunyai peran ganda untuk anaknya, sebagai ayah dan sebagai ibu karena statusnya single parent dan ini membuatnya sedikit beban, dia harus bekerja tanpa adanya suami karena setiap pergi mengajar Bu Yuni selalu diantar oleh suaminya. Awalnya Bu Yuni merasa berat karena tidak dapat menjalankan ihdad sepenuhnya, tetapi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan putinya dan untuk membantu ekonomi kedua orangtuanya Bu Yuni hanya menjalankan masa ‘iddah selama 1 minggu. Oleh karena itu Bu Yuni lebih mementingkan berkarier karena kebutuhan yang sedikit mendesak. Sebelum Bu Yuni kembali bekerja setelah wafatnya suami, orangtua Bu Yuni sebenarnya masih berat untuk memberikan izin keluar rumah, tetapi Bu Yuni dengan sikap santunnya memberikan 7 Yuni nama asli, Wawancara , Nganjuk: Kamis, 01 Desember 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id alasan yang mampu membuat hati ibunya luluh untuk memberinya izin dalam bekerja. Karena ibunya menuturkan bahwa bekerja sebagai seorang guru atau tenaga pendidik adalah pekerjaan yang mulia meskipun Bu Yuni sedikit melanggar apa yang dilarang dalam masa berkabung. Meskipun Bu Yuni masih melanjutkan bekerja di luar rumah dalam masa ‘iddah, Bu Yuni tetap menjalankan aturan ihdad yang lain yaitu Bu Yuni dalam bekerja tidak bersolek karena bersolek tidak menjadi aturan dalam dunia kerjanya. Dan ia membatasi dalam berinteraksi dengan lawan jenis, meskipun dalam keadaan terpaksa Bu Yuni tetap menghormati dan menunujukkan rasa dukanya atas kematian suaminya. Dalam paparan diatas Bu Yuni menceritakan sebagai berikut: ‚sebenarnya aku masih berat mbak untuk masuk, tapi aku nggak bisa terus-terusan larut dalam kesedihan, akhire aku nyuwun izin nak ibuk untuk kembali ngajar, aslinya ibuk juga masih berat soale aku masih dalam masa ‘iddah, tapi mau gimana lagi, seng penting ibuk ridho. Tapi alhamdulillah, meskipun aku masuk kerja tapi aku berusaha menjalankan ihdad yang lain mbak, aku nggak dandan dan meminimalisir berinteraksi dengan lawan jenis.‛ 8 Dari uraian kasus Bu Yuni, kembalinya Bu Yuni mengajar setelah 1 minggu kepergian suaminya karena ia harus bekerja demi menafkahi sebagian kebutuhan hidupnya bersama putrinya yang sekarang masih tinggal di rumah almarhum suaminya, meskipun sebagian nafkah masih di tanggung, namun itu semua dirasa belum 8 Yuni nama asli, Wawancara , Nganjuk: Kamis, 01 Desember 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id cukup dan Bu Yuni juga mempunyai tanggungjawab merawat orangtuanya. 9 9 Yuni nama asli, Wawancara , Nganjuk 1 Desember 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 57 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK IHDAD WANITA KARIER DI DESA KALIANYAR KABUPATEN NGANJUK

A. Praktik Ihdad Wanita Karier Di Desa Kalianyar Kabupaten Nganjuk Ditinjau

Dari Pandangan 4 Madzhab Seperti yang sudah disebutkan oleh penulis pada Bab II mengenai definisi ihdad menurut 4 Madzhab adalah sebagai berikut: ih}dad menurut Imam Hanafi yang dikutip Wahbah Zuhaili adalah menjahuinya seorang perempuan dari memakai harum-haruman, memakai celak, berhias, tidak boleh menyisir rambutnya dan lainnya. Imam Maliki mendefinisikan ih}dad yang juga dikutip Wahbah Zuhaili adalah meninggalkan semua hiasan termasuk juga cincin, yang dibuat berhias oleh seorang perempuan seperti minter, celak wangi-wangian dan baju yang di warnai. Sedangkan Imam Ahmad Bin Hanbal mendefinisikan i h}dad adalah seorang perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya untuk menjauhi berhias diri baik dari pakaian maupun dari wangi-wangian. 1 Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapat dari 4 Madzhab mengenai batasan ihdad adalah sama yaitu meninggalkan berhias serta memakai harum-haruman yang berkaitan dengan tubuh. 1 Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adilatuhu Jilid VII , Diterjemahkan oleh Abdul Hayyie al- Katani Jakarta: Gema Insani, 1985, 659. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Para ulama umumya sepakat bahwa para perempuan yang dalam masa ‘iddah tidak diperkenankan keluar rumah. Menurut pendapat Al- Malikiyah dan Al-Hanabilah membolehkannya keluar rumah karena uzur atau adanya kepentingan. Salah satu contoh misalnya takut adanya perampok, runtuhnya bangunan, bahaya banjir dan seterusnya. Sebagian mengatakan bahwa perempuan yang dalam ` ’iddah boleh keluar rumah di siang hari untuk memenuhi kebutuhannya. 2 Dalam hubungannya dengan wanita karier, karena pendapat Hanafiyah mengatakan wanita dengan kematian suami boleh keluar rumah, maka tidak ada permasalahan bagi wanita karier untuk keluar rumah mencari nafkah dan meningkatkan kariernya. Wanita yang ditinggal mati oleh suami boleh keluar rumah untuk mengurus keperluannya, terutama keperluan mencari nafkah. Dengan demikian, bukanlah masalah yang esensial, apalagi di zaman kontemporer ini, lahan pekerjaan sangat membeludak dan umumnya membutuhkan tenaga seorang wanita. Menurut penulis, dalam kasus Bu Mawar nama samaran jika ditinjau menggunakan perspektif Madzhab Hanafi ia tidak melanggar ketentuan ihdad karena Madzhab Hanafi membolehkan seorang wanita yang sedang dalam masa ‘iddah keluar rumah untuk bekerja jika tidak ada lagi orang yang menopang hidupnya, meskipun Bu Mawar menggunakan seperangkat bersoleknya seperti berhias dan memakai parfum itu dilakukannya semata- mata karena untuk menunjangnya dalam berkarier dimana posisinya dalam 2 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Madzhab , Diterjemahkan oleh masykur A.B Jakarta: PT. Lentera Basritama, 1996, 472. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id bekerja adalah sebagai seorang teller bank yang diharuskan berpenampilan menarik. Dan dalam bekerja tidak menutup kemungkinan Bu Mawar menjalin interaksi dengan lawan jenis, karena dilihat dari realitanya, Bu Mawar adalah seorang teller di bank yang setiap harinya harus menghadapi berbagai macam nasabah atau orang yang berkeperluan dengan bank, itu tidak hanya seorang wanita. Sedangkan untuk kasus Bu Yuni juga tidak bisa dihukumi melanggar karena Bu Yuni bekerja juga untuk memenuhi kebutuhan pendidikan putrinya serta kebutuhan ekonomi keluarganya, meskipun sebagian nafkah masih ditanggung oleh pihak keluarga dari almarhum suaminya namun ternyata nafkah itu masih belum cukup. Jika ditinjau dari perspektif Madzhab Syafi’i, Bu Mawar juga tidak bisa dikenai pasal melanggar ketentuan ihdad karena keadaanya sangat darurat dan terpaksa, selain Bu Mawar harus menghidupi kebutuhan kedua anaknya, Bu Mawar juga tidak mendapatkan nafkah dari keluarga suaminya dan keluarganya sendiri, sehingga Bu Mawar harus berjuang sendiri mencari nafkah demi menyambung hidupnya dan keluarganya. Atas dasar ini syariat Islam membolehkan wanita untuk bekerja menjadi wanita karier dan mencari nafkah untuk dirinya sendiri atau keluarganya, jika memang sudah tidak ada sama sekali orang yang menafkahinya, dan bekerja adalah jalan satu-satunya agar dia bisa tetap hidup dan juga bisa menghidupi anak-anaknya. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Praktik Ihdad Wanita Karier Di Desa Kalianyar Kabupaten Nganjuk Ditinjau

Dari Perspektif Maqashid al-Shari’ah Sebagaimana yang telah dikemukakan uraian pada bab II tentang ihdad dan pada bab III tentang wanita karier yang ditinggal mati oleh suaminya dan problematika praktik-praktik yang nampak melanggar aturan ihdad, maka aturan ihdad atau masa berkabung telah diatur dalam KHI pasal 170. Ihdad masa berkabung bagi wanita yang ditinggal mati oleh suami telah jelas diatur dalam Kompilasi Hukum Islam Bab XIX Pasal 170 ayat 1 dimana ‚isteri yang ditinggal mati oleh suaminya, wajib melaksanakan masa berkabung selama masa ‘iddah sebagai tanda turut berduka cita dan sekaligus menjaga timbulnya fitnah. 3 \ Batasan atau kadar fitnah yang dimaksudkan adalah sebatas orang yang berkabung terhindar dari terjadinya khitbah atau menimbulkan gangguan serta godaan dari laki-laki sebelum masa berkabung usai. Teori masa berkabung yang dijelaskan dalam KHI secara garis besar menunjukkan bahwa seorang wanita istri yang ditinggal mati oleh suami memiliki kewajiban menjalankan masa ‘iddah yang di dalamnya diikuti oleh ketentuan-ketentuan ihdad selama 4 bulan 10 hari. Ketentuan tersebut sama dengan ketentuan dalam nash yang telah jelas tercantum dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Athiyah Sahabat Nabi, beliau berkata : 3 Kompilasi Hukum Islam, Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2013, 51. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id َُلح ْك َا َا شع َ شاَ عب ََج َى عَاِإَ اثَ فَتِيمَى عَ ح َْ أَى َا ُك َا بصعَاب ثَاإَاع صمَاب ثَس ْ َا َبيط َ َا ا حِإَت س عَا ِإَِ طلاَ عَا لَصخ َ ق َ. . ا ْظأ َطسُقَ مَ َيفَا ضيحمَ م Kami dicegah oleh Nabi Muhammad SAW untuk berkabung untuk kematian seseorang lebih dari tiga hari melainkan kepada suami. Wajib berkabung untuk kematian suami selama empat bulan sepuluh hari. Selama itu kami tidak boleh bercelak, tidak memakai minyak wangi, tidak boleh pakai pakaian yang dicelup dengan warna melainkan pakaian ‘as}ab sejenis kain dari yaman. Kami telah dibenarkan untuk meletakkan secalit wangian setangki qust} dan az}far setelah kami mandi wajib selepas habis keluar darah haid. HR. Muslim. 4 Menurut analisis penulis, atas dasar hadits tersebut, menunjukkan bahwa syar’i telah memberikan ketentuan ihdad yang disebabkan oleh kematian suami bukan yang lain, hal ini menunjukkan ketaatan seorang istri pada suaminya sebagaimana yang dilakukannya ketika masih hidup. Oleh karena itu pensyariatan ihdad adalah untuk ta’abbudi yaitu mempertahankan syari’at Allah, sehingga bagi siapapun yang menjalankannya maka akan bernilai ibadah dan memperoleh kemaslahatan serta bentuk rasa hormat seorang istri terhadap suaminya. Wanita adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang tergolong unik. Disepanjang sejarah manusia pun wanita selalu memegang peran yang unik dan strategis dalam kehidupan masyarakat, bahkan ia selalu disejajarkan dengan pria dalam segala aktivitas masing-masing. Setiap peranan positif dalam masyarakat biasanya akan mendapatkan penghargaan, demikian pula 4 Syekh Faishol Ibnu Abdul Aziz Almubarok, Terjemah Nailul Authar Jilid 5 , Diterjemahkan oleh Mu’ammal Hamidy Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993, 2422.