adalah mulut, gusi, paru-paru, kulit, kaki, kandung kemih dan alat kelamin. Kadar glukosa darah yang tinggi juga merusak sistem saraf
sehingga mengurangi kepekaan penderita terhadap adanya infeksi.
2.1.5. Pencegahan
Menurut Suyono 2006, upaya pencegahan pada diabetes ada 3 tahap, yaitu :
Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya diabetes melitus pada individu yang berisiko melalui modifikasi gaya hidup pola makan
sesuai, aktivitas fisik, penurunan berat badan dengan didukung program edukasi yang berkelanjutan. Pencegahan primer merupakan cara yang
paling sulit karena yang menjadi sasaran adalah orang-orang yang belum sakit artinya mereka yang masih sehat. Semua pihak harus
memprogandakan pola hidup sehat dan menghindari pola hidup berisiko. Kendati program ini tidak mudah, tetapi sangat menghemat biaya. Oleh
karena itu dianjurkan untuk dilakukan di negara-negara dengan sumber daya terbatas Suyono, 2006.
Pencegahan sekunder merupakan tindakan pencegahan terjadinya komplikasi akut maupun jangka panjang. Syarat untuk mencegah
komplikasi adalah kadar glukosa darah harus selalu terkendali mendekati angka normal. Dalam upaya pengendalian kadar glukosa darah harus
diutamakan cara-cara non-farmakologis terlebih dahulu secara maksimal agar tidak terjadi resistensi insulin, misalnya dengan aktivitas fisik,
edukasi makanan, dan lain-lain. Bila tidak berhasil baru menggunakan obat, baik oral maupun insulin.
Pencegahan tersier adalah upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan yang timbul akibat komplikasi. Pencegahan ini meliputi 3 tahap
yaitu : •
mencegah timbulnya komplikasi diabetes, yang pada consensus dimasukkan sebagai pencegahan sekunder
Universitas Sumatera Utara
• mencegah berlanjutnya progresi komplikasi untuk tidak
menjurus kepada penyakit organ •
mencegah terjadinya kecacatan disebabkan oleh karena kegagalan organ atau jaringan
Langkah pertama dalam mengelola diabetes melitus selalu dimulai dengan pendekatan non-farmakologis, yaitu berupa perencanaan makanan
terapi nutrisi medik, aktivitas fisik, dan penurunan berat badan jika didapati berat badan lebih atau obesitas. Bila dengan langkah-langkah
tersebut sasaran pengendalian diabetes belum tercapai, maka dilanjutkan dengan penggunaan obat atau intervensi farmakologis.
Tujuan terapi untuk pasien diabetes adalah Soegondo, b 2007 : 1
mengurangi gejala yang disebabkan hiperglikemi. 2
mengurangi komplikasi makrovaskular dan non mikrovaskular dari DM.
3 membuat pasien menjalani pola makan dan gaya hidup yang normal.
Untuk mencapai target ini maka dokter harus mengindentifikasi target penurunan kadar gula darah untuk setiap pasien, memberikan pengobatan
yang sesuai, dan mengontrol ketat komplikasi yang mungkin dialami pasien.
2.2. PENGETAHUAN 2.2.1. Pengertian