Studi Penatalaksanaan Pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik September sampai Desember 2009
STUDI PENATALAKSANAAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H.ADAM MALIK
SEPTEMBER SAMPAI DESEMBER 2009
SKRIPSI
OLEH :
RIRIS HELENA SITINJAK NIM 050804077
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
STUDI PENATALAKSANAAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H.ADAM MALIK
SEPTEMBER SAMPAI DESEMBER 2009 SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
OLEH :
RIRIS HELENA SITINJAK NIM 050804077
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(3)
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
STUDI PENATALAKSANAAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H.ADAM MALIK
SEPTEMBER SAMPAI DESEMBER 2009 OLEH :
RIRIS HELENA SITINJAK 050804077
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Pada Tanggal : September 2010
Pembimbing I, Panitia Penguji,
Drs. Wiryanto, MS., Apt. Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 195110251980021001 NIP 195311281983031002
Pembimbing II,
Drs. Wiryanto, MS., Apt. NIP 195110251980021001 Poppy Anjelisa Z.Hsb, S.Si., M.Si., Apt.
NIP 197506102005012003
Drs. Rasmadin Mukhtar, MS., Apt. NIP 194909101980031002
Drs. Saiful Bahri, MS., Apt. NIP 195208241983031001
Dekan,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra., Apt. NIP 195311281983031002
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan anugerah dan kemurahanNya serta kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Penatalaksanaan Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan
September sampai Desember 2009”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Wiryanto, MS., Apt., dan Ibu Poppy Anjelisa Z. Hasibuan, S.Si.,
M.Si., Apt. yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan selama
penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung.
3. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., Bapak Drs. Rasmadin Mukhtar,
MS., Apt., dan Bapak Drs. Saiful Bahri, MS., Apt. selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Panal Sitorus, M.Si., Apt. selaku penasehat akademik yang selalu
memberikan bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan, Seluruh
Staff Pengajar dan Administrasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak kepala Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di instansi yang
(5)
Kepala Bidang Litbang RSUP H.Adam Malik Medan, Ibu Kepala Poksa
Pengolahan Data dan Penyimpanan, Ibu Kepala Bagian Keuangan RSUP
H.Adam Malik Medan, Ibu Marbun/br. Bapak Tri, Ibu Ester dan seluruh staff
di RSUP H.Adam Malik Medan yang telah memberikan bantuan dan fasilitas
bagi penulis selama melakukan penelitian.
6. Teman-teman dan sahabat penulis yang banyak membantu dengan ikhlas
Anggelia, Susanti, Siska, Elis, Ernita, Intan, Juniar, Dian, Hermin, Rianti,
Ester, Yuliari, Tagor, Andi, Januar, Harry, Viktor, Sandri, Iwanto, Bang
Parna, Bang Lambok, Rico, Rina, Risa, Roni, Uni, Jandri dan semua
teman-teman seangkatan yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan
penghargaan yang tulus kepada kedua orang tua Ayahanda K.Sitinjak dan Ibunda
N.Simanjuntak yang telah banyak memberikan dukungan baik moril, materil,
cinta, kasih sayang dan do`a. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
kakak dan abang-abang saya Nancy D.R.Sitinjak, SP., Charles Silalahi, ST.,
Reymond M. Sitinjak, S.Si., Reynold J. Sitinjak, ST., Ricky Ch. Sitinjak, ST.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
menjadi sumbangan yang berarti bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu
farmasi pada khususnya.
Medan, September 2010 Penulis,
(6)
Studi Penatalaksanaan Pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
September sampai Desember 2009 Abstrak
Diabetes Mellitus tipe 2 adalah salah satu tipe Diabetes Mellitus yang disebabkan karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal. Secara umum, penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 2 meliputi penyuluhan (edukasi), perencanaan makanan, latihan jasmani dan obat hipoglikemik. Apabila perencanaan makanan dan latihan jasmani tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah, perlu ditambahkan obat hipoglikemik misalnya kombinasi Obat Hipoglikemik Oral (OHO) dan diet, atau penggunaan kombinasi OHO dan insulin yang dapat menurunkan nilai HbA1c secara bermakna atau dengan penggunaan insulin dan diet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penatalaksanaan pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 khususnya pengobatan pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
Pengamatan dilakukan terhadap rekam medik pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 rawat inap dimana terkhusus kepada penatalaksanaan yang menggunakan obat hipoglikemik. Penelitian ini dilakukan pada salah satu rumah sakit di Medan secara retrospektif dengan menggunakan 94 data rekam medik yg diambil dari bulan September sampai Desember 2009.
Hasil penelitian terhadap pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dimana yang ditujukan terhadap pasien laki-laki sebesar 48,94% dan pasien perempuan sebesar 51,07%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengobatan yang dilakukan pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dengan OHO sebesar 9,57%, dengan insulin sebesar 59,58%, kombinasi OHO dan insulin sebesar 7,45%, sedangkan yang tidak menggunakan OHO dan insulin sebesar 23,40%. Untuk penggunaan OHO 17,02% menggunakan OHO dari golongan biguanida. Sedangkan untuk penggunaan insulin 3,19% kombinasi OHO dengan insulin kerja pendek, 4,26% kombinasi OHO dan insulin kerja campuran (pre-mixed).
Kata kunci : studi penatalaksanaan, pasien Diabetes Mellitus Tipe 2, pengobatan pasien DM Tipe 2, rumah sakit H.Adam Malik Medan
(7)
Study of treatment of Type 2 Diabetes mellitus in General Central H.Adam Malik Hospital
September until Desember 2009 Abstract
Type 2 Diabetes Mellitus is one type of Diabetes Mellitus is caused by insulin target cells fail or are unable to respond to insulin normally. In general, the treatment of Type 2 Diabetes Mellitus includes education, food planning, physical exercise and hypoglycemic drugs. When planning the food and physical exercise can not control blood glucose levels, should be added eg a combination of oral hypoglycemic drugs (OHD) and diet, or use a combination of OHD and insulin can significantly lower HbA1c values or with the use of insulin and diet. This study aims to determine treatment in patients with Type 2 diabetes mellitus treatment especially in patients with Type 2 Diabetes Mellitus.
Observations were done on the medical records of patients with Type 2 Diabetes Mellitus particularly in view of the inpatient treatment where the use of hypoglycemic drugs. This research was conducted at one hospital in Medan in 94 retrospectively using medical records who were taken from September to December 2009.
The study of patients with Type 2 Diabetes Mellitus which is directed against the male patients of 48.94% and 51.07% for female patients. The results also showed that the treatment is performed in patients with Type 2 Diabetes Mellitus with OHD at 9.57%, amounting to 59.58% with insulin, insulin and OHD combination of 7.45%, while those not using the OHD and insulin for 23.40%. To use by OHD, 17.02% using OHD from biguanida class. While for the use of insulin with 3.19% OHD combination of short acting insulin, 4.26%, the combination of OHD and insulin mixed employment (pre-mixed).
Keywords: management studies, patients with Type 2 diabetes mellitus, treatment of patients with Type 2 diabetes mellitus, H. Adam Malik hospital in Medan
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Hipotesis ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum ... 6
2.2 Gejala Diabetes mellitus ... 7
2.3 Patofisiologi ... 8
2.4 Penggolongan Diabetes ... 9
(9)
2.7 Penatalaksanaan Diabetes mellitus tipe 2 ... 13
2.7.1 Penyuluhan (Edukasi) ... 14
2.7.2 Perencanaan Makanan ... 15
2.7.3 Latihan Jasmani ... 15
2.7.4 Obat Hipoglikemik ... 15
2.8 Terapi Obat Hipoglikemik ... 16
2.8.1 Terapi Insulin ... 16
2.8.2 Terapi Obat Hipoglikemik Oral (OHO) ... 18
2.8.3 Terapi Kombinasi ... 19
2.9 Rekam Medis ... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 21
3.2 Populasi Penelitian ... 21
3.3 Rancangan Penelitian ... 21
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 21
3.3.2 Pengumpulan Data ... 21
3.3.3 Pengolahan Data ... 22
3.4 Variabel Penelitian ... 22
3.5 Langkah Penelitian ... 23
3.6 Defenisi Operasional ... 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendataan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 ... 24
4.1.1 Distribusi penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan jenis kelamin dan usia ... 24
(10)
4.1.2 Karakteristik penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan cara pembiayaan di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 26
4.1.3 Karakteristik penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan kelengkapan rekam medik di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 28
4.2 Penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 ... 30
4.2.1 Distribusi pengobatan pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik .... 30
4.2.2 Frekuensi golongan insulin yang dikombinasikan dengan OHO pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 32
4.2.3 Distribusi pola penggunaan OHO pada pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 33
4.2.4 Distribusi pola penggunaan Insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 35
4.2.5 Frekuensi penggunaan jumlah insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 37
4.3 Penggunaan obat-obat lain ... 38
4.3.1 Frekuensi obat-obat lain yang diberikan bersamaan dengan OHO dan insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 42
5.2 Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Distribusi penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan jenis kelamin dan usia ... 25
2. Karakteristik penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan cara pembiayaan di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 27
3. Karakteristik penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan kelengkapan rekam medik di Rumah Sakit Umum H.Adam Malik ... 29
4. Distribusi pengobatan pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 31
5. Frekuensi golongan insulin yang dikombinasikan dengan OHO pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan ... 32
6. Distribusi pola penggunaan OHO pada pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 34
7. Distribusi pola penggunaan insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 36
8. Frekuensi penggunaan jumlah insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 37
9. Frekuensi obat-obat lain yang diberikan bersamaan dengan OHO dan insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 40
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Kerja Insulin / The Role Insulin ... 14 2. Distribusi penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2
berdasarkan jenis kelamin dan usia ... 26
3. Karakteristik penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan cara pembiayaan di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 27
4. Karakteristik penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan kelengkapan rekam medik di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 29
5. Distribusi pengobatan pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 31
6. Frekuensi golongan insulin yang dikombinasikan dengan OHO pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 33
7. Distribusi pola penggunaan OHO pada pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 35
8. Distribusi pola penggunaan insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 36
9. Frekuensi penggunaan jumlah insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik .. 38
10. Frekuensi obat-obat lain yang diberikan bersamaan dengan OHO dan insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ... 41
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1 Contoh Rekam Medik yang pengobatannya menggunakan
insulin dan contoh Rekam Medik yang menggunakan insulin
reguler ... 46
2 Contoh Rekam Medik yang pengobatannya menggunakan OHO dan contoh Rekam Medik yang menggunakan OHO golongan biguanida ... 47
3 Contoh Rekam Medik yang menggunakan kombinasi insulin dan OHO ... 48
4 Contoh Rekam Medik yang menggunakan insulin campuran dan contoh rekam medik yang merupakan pasien askes (asuransi kesehatan) ... 49
5 Contoh Rekam Medik yang menggunakan lebih dari 1 jenis insulin ... 50
6 Contoh Rekam Medik pasien umum ... 51
7 Contoh Rekam Medik pasien Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) ... 52
8 Contoh Kelengkapan Identitas Pasien dan Diagnosis ... 53
9 Contoh Kelengkapan Anamnesis ... 54
10 Contoh Kelengkapan Riwayat Penyakit, Observasi Klinis ... 55
11 Contoh Kelengkapan Hasil Pemeriksaan Laboratorium ... 56
12 Contoh Kelengkapan Persetujuan Tindakan Medis atau Catatan dan Instruksi Dokter ... 57
13 Contoh Kelengkapan Tindakan/Pengobatan dan Evaluasi Pengobatan ... 58
14 Contoh Kelengkapan Catatan Perawat ... 59
15 Contoh Kelengkapan Resume Akhir dan Hasil Pengobatan ... 60
16 Contoh Lembaran Konsultasi dan Pendapat Konsulen ... 62
(14)
Studi Penatalaksanaan Pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
September sampai Desember 2009 Abstrak
Diabetes Mellitus tipe 2 adalah salah satu tipe Diabetes Mellitus yang disebabkan karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal. Secara umum, penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 2 meliputi penyuluhan (edukasi), perencanaan makanan, latihan jasmani dan obat hipoglikemik. Apabila perencanaan makanan dan latihan jasmani tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah, perlu ditambahkan obat hipoglikemik misalnya kombinasi Obat Hipoglikemik Oral (OHO) dan diet, atau penggunaan kombinasi OHO dan insulin yang dapat menurunkan nilai HbA1c secara bermakna atau dengan penggunaan insulin dan diet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penatalaksanaan pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 khususnya pengobatan pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
Pengamatan dilakukan terhadap rekam medik pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 rawat inap dimana terkhusus kepada penatalaksanaan yang menggunakan obat hipoglikemik. Penelitian ini dilakukan pada salah satu rumah sakit di Medan secara retrospektif dengan menggunakan 94 data rekam medik yg diambil dari bulan September sampai Desember 2009.
Hasil penelitian terhadap pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dimana yang ditujukan terhadap pasien laki-laki sebesar 48,94% dan pasien perempuan sebesar 51,07%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengobatan yang dilakukan pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dengan OHO sebesar 9,57%, dengan insulin sebesar 59,58%, kombinasi OHO dan insulin sebesar 7,45%, sedangkan yang tidak menggunakan OHO dan insulin sebesar 23,40%. Untuk penggunaan OHO 17,02% menggunakan OHO dari golongan biguanida. Sedangkan untuk penggunaan insulin 3,19% kombinasi OHO dengan insulin kerja pendek, 4,26% kombinasi OHO dan insulin kerja campuran (pre-mixed).
Kata kunci : studi penatalaksanaan, pasien Diabetes Mellitus Tipe 2, pengobatan pasien DM Tipe 2, rumah sakit H.Adam Malik Medan
(15)
Study of treatment of Type 2 Diabetes mellitus in General Central H.Adam Malik Hospital
September until Desember 2009 Abstract
Type 2 Diabetes Mellitus is one type of Diabetes Mellitus is caused by insulin target cells fail or are unable to respond to insulin normally. In general, the treatment of Type 2 Diabetes Mellitus includes education, food planning, physical exercise and hypoglycemic drugs. When planning the food and physical exercise can not control blood glucose levels, should be added eg a combination of oral hypoglycemic drugs (OHD) and diet, or use a combination of OHD and insulin can significantly lower HbA1c values or with the use of insulin and diet. This study aims to determine treatment in patients with Type 2 diabetes mellitus treatment especially in patients with Type 2 Diabetes Mellitus.
Observations were done on the medical records of patients with Type 2 Diabetes Mellitus particularly in view of the inpatient treatment where the use of hypoglycemic drugs. This research was conducted at one hospital in Medan in 94 retrospectively using medical records who were taken from September to December 2009.
The study of patients with Type 2 Diabetes Mellitus which is directed against the male patients of 48.94% and 51.07% for female patients. The results also showed that the treatment is performed in patients with Type 2 Diabetes Mellitus with OHD at 9.57%, amounting to 59.58% with insulin, insulin and OHD combination of 7.45%, while those not using the OHD and insulin for 23.40%. To use by OHD, 17.02% using OHD from biguanida class. While for the use of insulin with 3.19% OHD combination of short acting insulin, 4.26%, the combination of OHD and insulin mixed employment (pre-mixed).
Keywords: management studies, patients with Type 2 diabetes mellitus, treatment of patients with Type 2 diabetes mellitus, H. Adam Malik hospital in Medan
(16)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Secara global WHO (World Health Organization) memperkirakan PTM
(Penyakit Tidak Menular) menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan
di seluruh dunia. Perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri dan
perubahan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang melatarbelakangi
prevalensi PTM, sehingga kejadian penyakit tidak menular semakin bervariasi.
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
prevalensi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes mellitus sering
disebut juga the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ
tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Selain itu Diabetes mellitus
disebut the great imitator karena Diabetes mellitus adalah penyakit yang
menyebabkan komplikasi pada bagian tubuh yang jika penanganannya tidak
dilakukan dapat menyebabkan kematian (Sam, 2007).
Sebagai salah satu rumah sakit umum di kawasan Medan, Rumah Sakit
Umum Pusat H.Adam Malik Medan berusaha meningkatkan standar dan mutu
pelayanannya di segala bidang dalam rangka menghadapi berbagai masalah
kesehatan yang banyak ditemui di masyarakat luas. Salah satu permasalahan yang
muncul di masyarakat luas adalah penyakit Diabetes mellitus (DM) yang
merupakan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat di negara berkembang,
ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi karena tubuh tidak dapat
(17)
atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
sebagai akibat kurangnya hormon insulin, reseptor pada membran sel kurang
afinitas terhadap insulin, kurangnya reseptor insulin (Yudy, dkk, 2006).
DM terbagi atas DM tipe 1 jika pankreas hanya menghasilkan sedikit/sama
sekali tidak menghasilkan insulin sehingga penderita selamanya tergantung
insulin dari luar atau insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme
karbohidrat di dalam tubuhnya dapat berjalan normal, sedangkan DM tipe 2
adalah keadaan pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang lebih tinggi dari
normal. Walaupun sebagian besar penderita DM Tipe 2 tidak memerlukan terapi
insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan terapi insulin disamping terapi
hipoglikemik oral. Menurut penelitian Cochrane menunjukkan bahwa untuk
penderita diabetes mellitus tipe 2 yang kadar glukosa darahnya tidak dapat
dikendalikan dengan kombinasi Oral Antidiabetes (OAD) dan diet saja,
penggunaan kombinasi OAD (Biguanida atau Sulfonilurea) dan insulin (NPH atau
Mixtard) dapat menurunkan nilai HbA1c dibandingkan dengan penggunaan insulin dan diet (Tjokroprawiro, dkk, 1986).
Dalam pengelolaan pasien Diabetes Mellitus secara umum ada 4 pilar
utama untuk penetalaksanaannya yaitu :
1. Penyuluhan (edukasi)
Penyuluhan (edukasi) merupakan bagian integral asuhan perawatan
diabetes. Penyuluhan (edukasi) diabetes adalah pendidikan dan latihan mengenai
pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan diabetes yang diberikan kepada
(18)
kepada anggota keluarganya, kelompok masyarakat berisiko tinggi dan
pihak-pihak perencana kebijakan kesehatan.
2. Perencanaan Makanan
Karena penting bagi pasien untuk pemeliharaan pola makan yang teratur,
maka penatalaksanaan dapat dilakukan dengan perencanaan makanan. Tujuan
perencanaan makanan dan dalam pengelolaan diabetes adalah sebagai berikut :
- Mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid dalam batas-batas normal
- Menjamin nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan anak dan remaja, ibu
hamil dan janinnya
- Mencapai dan mempertahankan berat badan idaman
3. Latihan Jasmani
Dalam pengelolaan diabetes, latihan jasmani yang teratur memegang peran
penting terutama pada DM tipe 2. Manfaat latihan jasmani yang teratur pada
diabetes adalah memperbaiki metabolisme atau menormalkan kadar glukosa darah
dan lipid darah, meningkatkan kerja insulin, membantu menurunkan berat badan,
meningkatkan kesegaran jasmani dan rasa percaya diri, mengurangi risiko
kardiovaskuler.
4. Obat hipoglikemik
Jika pasien telah melaksanakan program makan dan latihan jasmani
teratur, namun pengendalian kadar glukosa darah belum tercapai, perlu
ditambahkan obat hipoglikemik baik oral maupun insulin. Obat hipoglikemik oral
(OHO) dapat dijumpai dalam bentuk golongan sulfonilurea, golongan biguanida
(19)
Yang termasuk jenis insulin adalah Insulin masa kerja singkat
(Short-acting Insulin), disebut juga insulin reguler, Insulin masa kerja sedang
(Intermediate-acting), Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat (Insulin
campuran/Pre-mixed), Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)
(Anonim, 2008).
Secara umum, pengelolaan diabetes dimulai dengan perencanaan makan
dan latihan jasmani yang dipertahankan sampai 4-8 minggu. Apabila setelah itu
kadar glukosa darah masih belum terkendali baik, perlu ditambahkan obat
hipoglikemik oral (OHO) atau suntikan insulin sesuai dengan indikasi (Waspadji,
dkk, 2002).
Dalam penelitian ini penulis mengkhususkan pada penatalaksaan pasien
DM Tipe 2 dengan menggunakan obat hipoglikemik dimana yang diamati adalah
rekam medik pasien DM Tipe 2. Rekam medik adalah berkas yang berisikan
catatan, dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan, untuk itu
rekam medik ini harus dijaga dan dipelihara dengan baik.
Berdasarkan uraian bahwa Diabetes mellitus adalah the great imitator
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Studi Penatalaksanaan Pasien
Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik September
(20)
1.2Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apa sajakah
penatalaksanaan yang dilakukan terhadap pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di
Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik September sampai Desember 2009?”.
1.3Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penatalaksanaan terhadap
pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
September sampai Desember 2009 meliputi penyuluhan (edukasi), perencanaan
makanan, latihan jasmani dan menggunakan obat hipoglikemik.
1.4Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap
pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
September sampai Desember 2009.
1.5Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
kajian bagi pemberi jasa di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik untuk dapat
memberikan penatalaksanaan yang baik kepada pasien Diabetes mellitus Tipe 2
sehingga dapat mendukung keberhasilan pencegahan atau pengobatan penyakit
Diabetes mellitus Tipe 2.
Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Umum
Diabetes mellitus (DM) didefenisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
atau defenisi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau
disebabkan kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Ditjen Bina
Farmasi & ALKES, 2005).
Diabetes adalah suatu penyakit dimana metabolisme glukosa tidak normal,
suatu resiko komplikasi spesifik perkembangan mikrovaskular dan ditandai
dengan adanya peningkatan komplikasi perkembangan makrovaskuler. Secara
umum, ketiga elemen diatas telah digunakan untuk mencoba menemukan
diagnosis atau penyembuhan diabetes (Mogensen, 2007).
Pada beberapa populasi tetapi bukan semuanya, defenisi diabetes oleh
distribusi glukosa adalah pendistribusian glukosa ke seluruh jaringan dimana
berbeda distribusi glukosa pada setiap individual dengan atau tanpa diabetes.
Selain itu distribusi glukosa juga dapat menjadi parameter untuk penyakit diabetes
atau dengan kata lain, nilai defenisi diagnosis untuk diabetes didasarkan pada nilai
distribusi glukosa pada tingkat populasi bukan sering atau tidaknya berolahraga.
Besarnya komplikasi mikrovaskuler pada retina dan ginjal spesifik menuju ke
(22)
kematian pada penderita diabetes. Hal ini ditunjukkan bahwa nilai glukosa yang
tidak normal seharusnya ditemukan sebagai peningkatan cepat dari nilai glukosa,
yang mana diapresiasikan dengan peningkatan resiko penyakit CVD
(kardiovaskuler) (Mogensen, 2007).
2.2 Gejala Diabetes mellitus
Gejala diabetes adalah adanya rasa haus yang berlebihan, sering kencing
terutama malam hari dan berat badan turun dengan cepat. Di samping itu
kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar,
gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah seks menurun, dan luka sukar sembuh.
Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali tidak merasakan adanya
keluhan hingga ada yang bertanya mengapa jadi ribut dengan diabetes? Mereka
mengetahui adanya diabetes hanya karena pada saat check-up ditemukan kadar
glukosa darahnya tinggi. Oleh karena itu dalam rangka penyuluhan kepada pasien
seperti ini, kita sering mendapat hambatan karena sulit memotivasi. Memang saat
ini tidak ada keluhan tetapi mereka harus menyadari bahwa kadar glukosa darah
yang selalu tinggi dalam jangka panjang akan menimbulkan apa yang disebut
komplikasi jangka panjang akibat keracunan glukosa. Pasien dapat terkena
komplikasi pada mata hingga buta atau komplikasi lain seperti kaki busuk
(gangren), komplikasi pada ginjal, jantung, dll (Waspadji, dkk, 2002).
Beberapa faktor yang dapat menunjang timbulnya Diabetes mellitus yaitu
obesitas dan keturunan, sedangkan gejala yang dapat diamati adalah polidipsia,
poliuria, dan polipfagia. Gejala-gejala ini perlu mendapat tanggapan di dalam
(23)
2.3 Patofisiologi
Seperti suara mesin, badan memerlukan bahan untuk mmbentuk sel baru
dan mengganti sel yang rusak. Di samping itu badan juga memerlukan energi
supaya sel badan dapat berfungsi dengan baik. Energi pada mesin berasal dari
bahan bakar yaitu bensin. Pada manusia bahan bakar itu berasal dari bahan
makanan yang kita makan sehari-hari, yang terdiri dari karbohidrat (gula dan
tepung-tepungan), protein (asam amino) dan lemak (asam lemak) (Waspadji, dkk,
2002).
Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan
selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan itu makanan dipecah menjadi
bahan dasar makanan. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino
dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus
kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk
dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat
berfungsi sebagai bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu ke dalam sel
supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui
proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini
disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin meme peran yang
sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel untuk
selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau
(24)
2.4 Penggolongan Diabetes
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui tiga bentuk Diabetes
mellitus yaitu:
1. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes mellitus, IDDM)
adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi
darah akibat rusaknya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Lagerhans
pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicega
tidak bisa menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe 1. Kebanyakan
penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat
penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh
terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada
tahap awal. Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1
adalah kesalahan reaksi
Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin,
dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat
monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap
paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin,
kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan
olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan
(25)
masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga
dimungkinkan pemberian dosis dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan.
Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin melalui "inhaled
powder" (Anonima, 2009). 2. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 (Non-Insulin-Dependent Diabetes mellitus,
NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh
rasio
metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak termasuk yang
mengekspresikan disfungsi
terhadap insulin terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta
yang menekan penyerapan glukosa ole
gula darah oleh hati.Mutasi gen tersebut sering terjadi pada
merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada
Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas
terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam
darah. Hiperglisemia dapat diatasi denga
meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari
terapi dengan insulin kadang dibutuhkan.Ada beberapa teori yang menyebutkan
penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, nam
diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin.
Obesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis
(26)
dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk mempengaruhi anak
remaja dan anak-anak.
Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis.
Diabetes tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik
(olahraga), diet (umumnya pengurangan asupa
lia, 2009).
Berdasarkan uji toleransi glukosa oral, penderita DM tipe 2 dapat dibagi
menjadi 4 kelompok:
a. Kelompok yang hasil uji toleransi glukosanya normal
b. Kelompok yang hasil uji toleransi glukosanya abnormal, disebut juga Diabetes
Kimia (Chemical Diabetes)
c. Kelompok yang menunjukkan hiperglikemia puasa minimal (kadar glukosa
plasma puasa < 140mg/dl)
d. Kelompok yang menunjukkan hiperglikemia puasa tinggi (kadar glukosa
plasma puasa > 140mg/dl) (Ditjen Bina Farmasi dal ALKES, 2005).
3. Diabetes mellitus Gestasional
Diabetes Mellitus yang muncul pada masa kehamilan, umumnya bersifat
sementara, tetapi merupakan faktor risiko untuk Diabetes Mellitus tipe 2. Sekitar
4-5% wanita hamil diketahui menderita GDM, dan umumnya terdeteksi pada atau
(27)
2.5 Diabetes mellitus tipe 2
ADA (American Diabetes Association) menetapkan kriteria diagnostik
diabetes tipe 2 sebagai berikut:
1. Seseorang dengan gejala hiperglikemia dan random plasma glucose(RPG)
atau glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl dari hasil 2 kali pengukuran terpisah dapat dikatakan menderita diabetes tipe 2, atau
2. Seseorang dengan fasting plasma glucose (FPG) atau glukosa plasma dalam
keadaan puasa ≥ 126 mg/dl dari hasil 2 kali pengukuran terpisah dapat dikatakan menderita diabetes tipe 2, atau
3. Seseorang dengan fasting plasma glucose (FPG) atau glukosa plasma dalam
keadaan puasa ≥ 110 mg/dl dari hasil 2 kali pengukuran terpisah dapat dikatakan beresiko menderita diabetes tipe 2 (Muhammad, 2009).
2.6 Diabetes mellitus tipe 2 pada anak-anak
Selama ini, diabetes mellitus (DM) identik dengan penyakit keturunan dan
hanya menyerang mereka yang telah berusia lanjut. Namun kenyataannya, DM
dapat menyerang siapa saja, tak kenal usia maupun status ekonomi. Lansia,
anak-anak, kaya, miskin dapat terserang diabetes.
Perubahan gaya hidup adalah salah satu faktor yang menyebabkan
tingginya risiko DM saat ini. Junkfood makanan kemasan yang tidak jelas
komposisinya serta banyak lainnya.
DM tipe 2, Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus/NIDDM, terjadi jika
pasokan insulin di pankreas tidak mencukupi sehingga mengakibatkan terjadinya
(28)
tergantung sepenuhnya pada pasokan insulin dari luar. Umumnya DM tipe 2 tidak
disertai dengan gejala yang spesifik, sehingga banyak penderita yang tidak
menyadarinya. Selama ini, banyak yang menganggap bahwa DM tipe 2 hanya
diderita oleh mereka yang berusia lanjut, padahal kini terbukti DM tipe 2 dapat
menyerang kalangan remaja, bahkan anak-anak.
Obesitas dan perubahan gaya hidup menjadi faktor penyebab terjadinya
DM. Penelitian menunjukkan bahwa empat dari lima penderita DM tipe 2 ternyata
mengalami obesitas. Perlu diketahui, sekitar 80% remaja yang obesitas cenderung
akan menjadi dewasa yang obesitas pula. Sedangkan pada anak-anak yang
menderita obesitas, sekitar 30-40% nya akan menjadi orang dewasa yang juga
obesitas, akibatnya diabetes pun akan semakin mudah menyerang.
Agar anak-anak terhindar dari obesitas yang bisa menyebabkan diabetes:
Menetapkan menu seimbang dengan variasi sedemikian rupa.
1. Memberikan bekal sekolah yang sehat pada anak
2. Memberi pengetahun nutrisi pada anak (seperti fast food) sehingga mereka
mau menghindari makanan tersebut
3. Mengajarkan olahraga secara rutin
4. Menyediakan camilan yang bergizi
5. Membiasakan pola makan yang teratur, 6 kali sehari yaitu 3x makan besar, dan
3x cemilan bergizi (Anonim, 2006).
2.7 Penatalaksanaan Diabetes mellitus tipe 2
Dalam pengelolaan diabetes dikenal 4 pilar utama pengelolaan yaitu:
(29)
2. Perencanaan makan
3. Latihan jasmani
4. Obat hipoglikemik
2.7.1 Penyuluhan (edukasi)
Edukasi merupakan bagian integral asuhan perawatan diabetes. Edukasi
diabetes adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan dan ketrampilan
dalam pengelolaan diabetes yang diberikan kepada setiap pasien diabetes. Di
samping kepada pasien diabetes, edukasi juga diberikan kepada anggota
keluarganya, kelompok masyarakat berisiko tinggi dan pihak-pihak perencana
kebijakan kesehatan (Waspadji, dkk, 2002).
Edukasi dalam pengertian yang luas yang mendukung rawat kesehatan
diabetes, pada tiap kontak antara diabetisi dan tim rawat kesehatan. Ini
mempersulit pemisahan aspek-aspek edukasi yang terbaik sebagai faktor
penyumbang efektivitas. Pengakuan bahwa 95% dari rawat kesehatan diabetes
disediakan oleh diabetisi sendiri, dan keluarganya, tercermin dalam terminologi
saat ini yaitu program edukasi swa-manajemen diabetes (ESMD). Dengan
pengertian bahwa pengetahuan sendiri tidak cukup untuk memberdayakan orang
untuk mengubah perilaku dan memperbaiki hasil akhir. Dalam laporan teknologi
yang memberitahukan panduannya atas pemakaian model edukasi-pasien, NICE
menyediakan suatu tinjauan, bukan sekedar meta-analisa formal, karena
perbedaan rancangan, durasi, pengukuran hasil akhir dapat mengurangi resiko
(30)
2.7.2 Perencanaan Makanan
Karena penting bagi pasien untuk pemeliharaan pola makan yang teratur,
maka penatalaksanaan dapat dilakukan dengan perencanaan makanan. Tujuan
perencanaan makanan dan dalam pengelolaan diabetes adalah sebagai berikut :
- Mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid dalam batas-batas normal
- Menjamin nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan anak dan remaja, ibu
hamil dan janinnya
- Mencapai dan mempertahankan berat badan idaman (Waspadji, dkk, 2002).
2.7.3 Latihan Jasmani
Dalam pengelolaan diabetes, latihan jasmani yang teratur memegang peran
penting terutama pada DM tipe 2. Manfaat latihan jasmani yang teratur pada
diabetes adalah memperbaiki metabolisme atau menormalkan kadar glukosa darah
dan lipid darah, meningkatkan kerja insulin, membantu menurunkan berat badan,
meningkatkan kesegaran jasmani dan rasa percaya diri, mengurangi risiko
kardiovaskuler (Waspadji, dkk, 2002).
2.7.4 Obat Hipoglikemik
Jika pasien telah melaksanakan program makan dan latihan jasmani
teratur, namun pengendalian kadar glukosa darah belum tercapai, perlu
ditambahkan obat hipoglikemik baik oral maupun insulin. Obat hipoglikemik oral
(OHO) dapat dijumpai dalam bentuk golongan sulfonilurea, golongan biguanida
(31)
2.8 Terapi Obat Hipoglikemik 2.8.1 Terapi Insulin
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta dapat diibaratkan sebagai anak
kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk
kemudian di dalam sel glukosa itu dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin
tidak aktif glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan tetap berada
di dalam pembuluh darah yang artinya kadarnya di dalam darah meningkat.
Dalam keadaan seperti itu badan akan jadi lemah tidak ada sumber energi di
dalam sel. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang-lubang kunci
pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan Diabetes mellitus tipe 2 jumlah lubang
kuncinya yang kurang, meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena
lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit,
sehingga akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh
darah meningkat (Waspadji, dkk, 2002).
(32)
Ada berbagai jenis sediaan insulin eksogen yang tersedia, yang terutama
berbeda dalam hal mula kerja (onset) dan masa kerjanya (duration). Sediaan
insulin untuk terapi dapat digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Insulin masa kerja singkat (Short-acting Insulin), disebut juga insulin reguler.
Yang termasuk disini adalah insulin reguler (Crystal Zinc Insulin/CZI). Saat
ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat
yang ada antara lain: Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini
diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai puncak setelah 1-3 macam dan
efeknya dapat bertahan sampai 8 jam.
2. Insulin masa kerja sedang (Intermediate-acting)
Bentuknya terlihat keruh karena berbentuk hablur-hablur kecil, dibuat dengan
menambahkan bahan yang dapat memperlama kerja obat dengan cara
memperlambat penyerapan insulin kedalam darah.
Yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn (NPH), Monotard,
Insulatard. Jenis ini awal kerjanya adalah 1,5-2,5 jam. Puncaknya tercapai
dalam 4-15 janm dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24 jam.
3. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat
Yaitu insulin yang mengandung insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang.
Insulin ini mempunyai onset cepat dan durasi sedang (24 jam). Preparatnya:
Mixtard 30 / 40
4. Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)
Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari
tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lama, yaitu sekitar 24
(33)
2.8.2 Terapi Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Untuk sediaan Obat Hipoglikemik Oral terbagi menjadi 3 golongan:
1. Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin atau merangsang sekresi insulin
di kelenjar pankreas, meliputi obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea
dan glinida (meglitinida dan turunan fenilalanin). Contoh-contoh senyawa dari
golongan ini adalah Gliburida/Glibenklamid, Glipizida, Glikazida,
Glimepirida, Glikuidon, Repaglinide, Nateglinide.
2. Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas sel terhadap
insulin), meliputi obat-obat hipoglikemik golongan biguanida dan
tiazolidindion, yang dapat membantu tubuh untuk memanfaatkan insulin
secara efektif. Contoh-contoh senyawa dari golongan ini adalah Metformin,
Rosiglitazone, Troglitazone, Pioglitazone.
3. Inhibitor katabolisme karbohidrat, antara lain Inhibitor α-glukosidase yang bekerja menghambat absorpsi glukosa dan umum digunakan untuk
mengendalikan hiperglikemia post-prandial. Contoh-contoh senyawa dari
golongan ini adalah Acarbose dan Miglitol (Ditjen Bina Farmasi dan ALKES,
2005).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Obat Hipoglikemik
Oral:
1. Dosis selalu harus dimulai dengan dosis rendah yang kemudian dinaikkan
secara bertahap.
2. Harus diketahui betul bagaimana cara kerja, lama kerja dan efek samping
obat-obat tersebut.
(34)
4. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik oral, usahakanlah
menggunakan obat oral golongan lain, bila gagal lagi, baru pertimbangkan
untuk beralih pada insulin.
5. Hipoglikemia harus dihindari terutama pada penderita lanjut usia, oleh sebab
itu sebaiknya obat hipoglikemik oral yang bekerja jangka panjang tidak
diberikan pada penderita lanjut usia.
6. Usahakan agar harga obat terjangkau oleh penderita (Ditjen Bina Farmasi dan
ALKES, 2005).
2.8.3 Terapi Kombinasi
Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari beberapa OHO
atau OHO dengan insulin. Kombinasi yang umum adalah antara golongan
sulfonilurea dengan biguanida. Sulfonilurea akan mengawali dengan merangsang
sekresi pankreas yang memberikan kesempatan untuk senyawa biguanida bekerja
efektif. Kedua golongan obat hipoglikemik oral ini memiliki efek terhadap
sensitivitas reseptor insulin, sehingga kombinasi keduanya mempunyai efek saling
menunjang. Pengalaman menunjukkan bahwa kombinasi kedua golongan ini
dapat efektif pada banyak penderita diabetes yang sebelumnya tidak bermanfaat
bila dipakai sendiri-sendiri (Ditjen Bina Farmasi dan ALKES, 2005).
2.9 Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan, dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada
pasien pada sarana pelayanan kesehatan, untuk itu rekam medis ini harus dijaga
(35)
Rekam medis untuk pasien yang rawat inap sekurang-kurangnya harus
membuat data mengenai :
a. Identitas pasien
b. Anamnesis
c. Riwayat penyakit
d. Hasil pemeriksaan laboratorium
e. Diagnosis
f. Persetujuan tindakan medis (informed consent)
g. Tindakan / pengobatan
h. Catatan Perawat
i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan, dan
j. Resume akhir dan evaluasi pengobatan
Rekam medis pasien ini wajib diisi pada semua tindakan medis yang
diinstruksikan oleh dokter dan juga terhadap semua hasil observasi pada pasien
selama dirawat, mengingat arti pentingnya rekam medis ini maka rekam medis ini
harus dibubuhi tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan kesehatan,
selain itu Permenkes ini juga melarang atau tidak memperbolehkan adanya
penghapusan tulisan dengan cara apapun juga, baik dengan menggunakan karet
penghapus, tip-ex serta alat penghapus lainnya. Cukup dengan pencoretan, yaitu
(36)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2010 dari data
rekam medik pasien DM Tipe 2 dari bulan September sampai Desember 2009 di
Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Jalan Bunga Lau No.17 Medan.
Penentuan tempat penelitian dilakukan secara purposif ( Singarimbun, 1989 ).
Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh data rekam medik yang diberikan pada pasien
penderita DM Tipe 2 rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Medan dari bulan September sampai Desember 2009.
Rancangan Penelitian Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan
dalam bentuk observasi (retrospective observation) dengan menggunakan data
rekam medik pasien penderita DM Tipe 2 rawat inap di Rumah Sakit Umum
Pusat H.Adam Malik Medan, dari bulan September sampai Desember 2009.
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data rekam medik pasien penderita DM
(37)
dari bulan September sampai Desember 2009. Adapun data-data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengelompokkan data pasien yang meliputi umur, jenis kelamin,
pembiayaan, kelengkapan rekam medis
2. Mengelompokkan data penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 meliputi
pengobatan, pola penggunaan obat hipoglikemik oral (OHO), terapi insulin,
kombinasi OHO dan insulin, jumlah insulin yang digunakan.
3. Mengelompokkan data penggunaan obat-obat lain yang diberikan bersamaan
dengan OHO dan insulin terhadap pasien Diabetes mellitus Tipe 2.
Pengolahan Data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program Microsoft
Excel, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.
Variabel Penelitian
Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
- keadaan atau kondisi penyakit dari pasien Diabetes mellitus Tipe 2.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah :
(38)
Langkah Penelitian
a. Meminta rekomendasi dekan Fakultas Farmasi USU untuk dapat melakukan
penelitian di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan
b. Menghubungi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Medan untuk mendapatkan izin melakukan penelitian, dengan membawa surat
rekomendasi dari fakultas
c. Mengumpulkan data berupa data rekam medis yang tersedia di Rumah Sakit
Umum Pusat H.Adam Malik Medan
d. Menganalisis data dan informasi yang diperoleh, hingga diperoleh suatu
kesimpulan
Defenisi Operasional
a. Penatalaksanaan pasien Diabetes mellitus tipe 2 adalah suatu pengelolaan
penyakit Diabetes mellitus yang meliputi penyuluhan (edukasi), perencanaan
makanan, latihan jasmani dan obat hipoglikemik.
b. Keadaan pasien Diabetes mellitus tipe 2 adalah suatu kondisi dari pasien yang
dinilai berdasarkan tingkat keparahan dari penyakitnya.
c. Pasien Diabetes mellitus tipe 2 rawat inap adalah pasien penderita Diabetes
Mellitus yang dirawat (menginap) di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam
(39)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendataan Pasien Diabetes mellitus Tipe 2
4.1.1 Distribusi penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan jenis kelamin dan usia
Dari data yang diperoleh di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Medan September sampai Desember 2009 bahwa penanganan pasien Diabetes
mellitus Tipe 2 yang ditujukan pada pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 46
orang dengan persentase 48,94% dan pasien berjenis kelamin perempuan
sebanyak 48 orang dengan persentase 51,07%. Ini menyatakan bahwa penderita
Diabetes mellitus Tipe 2 antara yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki
selisihnya tidak jauh berbeda frekuensinya walaupun lebih besar pasien
perempuan dibandingkan pasien laki-laki.
Dari segi usia jumlah pasien penderita Diabetes mellitus Tipe 2 yang
berusia ≥ 45 tahun sebanyak 80 orang dengan persentase 85,11% lebih besar dibandingkan pasien penderita Diabetes mellitus Tipe 2 yang berusia < 45 tahun
sebesar 14 pasien dengan persentase 14,89%. Hal ini berarti penyakit Diabetes
mellitus Tipe 2 lebih cenderung menyerang atau banyak diderita oleh pasien yang
berusia ≥ 45 tahun karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal. Selain itu faktor obesitas, diet tinggi lemak dan
rendah serat serta kurang gerak badan dapat menyebabkan DM Tipe 2 (Ditjen
Bina Farmasi dan ALKES (2005).
Menurut Ditjen Bina Farmasi dan ALKES (2005), penderita Diabetes
(40)
umumnya berusia di atas 45 tahun, tetapi akhir-akhir ini penderita Diabetes
mellitus Tipe 2 di kalangan remaja dan anak-anak populasinya meningkat.
DM Tipe 2 menyerang anak-anak dan remaja, hal ini disebabkan karena
jenis makanan yang dikonsumsi anak-anak dan remaja seperti junkfood makanan
kemasan yang tidak jelas komposisinya dan jajanan atau camilan yang tidak
bergizi (Anonim, 2006).
Tabel 1 Distribusi penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan jenis kelamin dan usia
No. Bulan
Jenis Kelamin Usia
Laki-laki Perempuan < 45 tahun ≥ 45 tahun
1. September 15 15 7 23
Oktober 9 14 1 22
November 13 8 3 18
Desember 9 11 3 17
2. Jumlah 46 48 14 80
(41)
15 15 7 23 9 14 1 22 13 8 3 18 9 11 3 17 0 5 10 15 20 25
Laki-laki Perempuan < 45 tahun ≥ 45 tahun
Sumber Rekam Medik
J u m la h R e k a m M e d ik September Oktober November Desember
Gambar 2 Distribusi penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan jenis kelamin dan usia
4.1.2 Karakteristik penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan cara pembiayaan di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Dari data yang diperoleh bahwa penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di
Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan periode September sampai
Desember 2009 berdasarkan cara pembiayaan dimana cara pembiayaan terbagi
menjadi 3 yaitu umum, askes (asuransi kesehatan), dan jamkesmas (jaminan
kesehatan masyarakat), terdapat 11 penderita dari pasien umum dengan persentase
11,70%; 45 penderita dari pasien askes (asuransi kesehatan) dengan persentase
47,87%; 38 penderita dari pasien jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat)
(42)
6 9 15 1 12 10 4 9 8 0 15 5 0 2 4 6 8 10 12 14 16
Umum Askes Jamkesmas
Cara Pembiayaan J u m la h R e k a m M e d is September Oktober November Desember Tabel 2 Karakteristik penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2
berdasarkan cara pembiayaan di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
No. Bulan
Cara Pembiayaan
Umum Askes
(Asuransi Kesehatan)
Jamkesmas
1. September 6 9 15
Oktober 1 12 10
November 4 9 8
Desember 0 15 5
2. Jumlah 11 45 38
3. Persentase 11,70% 47,87% 40,43%
Gambar 3 Karakteristik penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan cara pembiayaan di Rumah Sakit Umum Pusat
(43)
4.1.3 Karakteristik penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan kelengkapan rekam medik di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Dari 94 rekam medik yang ada di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam
Malik Medan September sampai Desember 2009 dimana pasien adalah pasien
rawat inap terdapat 4 rekam medik dengan persentase 4,26% dari keseluruhan
rekam medik tanpa disertai identitas pasien yang lengkap, anamnesis dan hasil
pemeriksaan laboratorium.
Menurut Iskandar (1998) rekam medik untuk pasien yang rawat inap
sekurang-kurangnya harus membuat data mengenai :
k. Identitas pasien
l. Anamnesis
m. Riwayat penyakit
n. Hasil pemeriksaan laboratorium
o. Diagnosis
p. Persetujuan tindakan medis (informed consent)
q. Tindakan / pengobatan
r. Catatan Perawat
s. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan, dan
t. Resume akhir dan evaluasi pengobatan
Rekam medik pasien ini wajib diisi pada semua tindakan medis yang
diinstruksikan oleh dokter dan juga terhadap semua hasil observasi pada pasien
selama dirawat, mengingat arti pentingnya rekam medik ini maka rekam medik ini
harus dibubuhi tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan kesehatan,
(44)
28
23
20 19
2
0 1 1
0 5 10 15 20 25 30
September Oktober November Desember
Sumber Rekam Medik
J u m la h R e k a m M e d ik Lengkap Tidak Lengkap
penghapusan tulisan dengan cara apapun juga, baik dengan menggunakan karet
penghapus, tip-ex serta alat penghapus lainnya. Cukup dengan pencoretan, yaitu
dengan sebuah garis, baru kemudian diparaf (Iskandar, 1998).
Tabel 3 Karakteristik penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan kelengkapan rekam medik di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
No. Bulan
Kelengkapan Rekam Medik
Lengkap Tidak Lengkap
1. September 28 2
Oktober 23 0
November 20 1
Desember 19 1
2. Jumlah 90 4
3. Persentase 95,76% 4,26%
Gambar 4 Karakteristik penanganan pasien Diabetes mellitus Tipe 2 berdasarkan kelengkapan rekam medik di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
(45)
Penanganan Pasien Diabetes mellitus Tipe 2
4.2.1 Distribusi pengobatan pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Data di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan periode
September sampai Desember 2009 menunjukkan bahwa pengobatan pasien
penderita DM Tipe 2 hanya menggunakan OHO sebanyak 9 rekam medik dengan
persentase 9,58%, hanya menggunakan insulin sebanyak 56 rekam medik dengan
persentase 59,58%, dengan kombinasi OHO dan insulin sebanyak 7 rekam medik
dengan persentase 7,45%, sedangkan yang pengobatannya tidak menggunakan
OHO atau Insulin sebanyak 22 rekam medik dengan persentase 23,40%.
Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita Diabetes mellitus
Tipe 1 namun hampir 30% penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 memerlukan terapi
insulin. DM Tipe 2 membutuhkan terapi insulin selain terapi OHO karena
ketidakberhasilan menangani penyakit DM Tipe 2 dengan OHO saja atau diet dan
olahraga. Selain itu OHO terutama ditujukan untuk membantu penanganan pasien
Diabetes mellitus Tipe 2 dan pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi
dari beberapa Obat Hipoglikemik Oral (OHO) atau OHO dengan insulin (Ditjen
Bina Farmasi & ALKES, 2005).
Pasien DM Tipe 2 yang memiliki kontrol glukosa darah yang tidak baik
dengan penggunaan obat hipoglikemik oral perlu dipertimbangkan untuk
penambahan insulin sebagai terapi kombinasi dengan obat oral atau insulin
tunggal (Anonim, 2010).
Dalam penelitian ini terdapat juga pasien yang tidak menggunakan OHO,
insulin atau kombinasinya. Hal ini dikarenakan pasien Diabetes mellitus Tipe 2
(46)
1 16 4 9 2 16 2 3 2 15 1 3 4 9 0 7 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Dengan OHO Dengan
Insulin OHO dan Insulin Tidak Keduanya Pengobatan J u m la h R e k a m M e d ik September Oktober November Desember
pengobatan penyakit Diabetes mellitus dilakukan melalui perencanaan atau pola
makan yang baik dan latihan jasmani (Waspadji, dkk, 2002).
Tabel 4 Distribusi pengobatan pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
No. Bulan
Pengobatan Dengan OHO Dengan Insulin OHO dan Insulin Tidak Keduanya
1. September 1 16 4 9
Oktober 2 16 2 3
November 2 15 1 3
Desember 4 9 0 7
2. Jumlah 9 56 7 22
3. Persentase 9,57% 59,58% 7,45% 23,40%
Gambar 5 Distribusi pengobatan pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
(47)
4.2.2 Frekuensi golongan insulin yang dikombinasikan dengan OHO pada Penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Dari data yang diperoleh pada pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah
Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan periode September sampai Desember
2009 bahwa jenis insulin yang digunakan pada terapi kombinasi dengan OHO dari
bulan September sampai Desember 2009 adalah Pre-mixed insulin atau insulin
campuran dengan persentase 4,26%, kemudian Insulin Reguler dengan persentase
3,19%, sedangkan Insulin masa kerja sedang dan Insulin masa kerja panjang tidak
digunakan.
Pengobatan Diabetes mellitus Tipe 2 yang direkomendasikan oleh NICE
(National Institute of Clinical Excellence) adalah :
(1) Teruskan penggunaan metformin apabila menggunakan pre-mixed insulin
(2) Teruskan penggunaan Sulfonilurea apabila menggunakan pre-mixed insulin
dan hentikan penggunaan Sulfonilurea apabila terjadi hipoglikemia. Risiko
kejadian hipoglikemia akibat pemakaian kombinasi Sulfonilurea dan insulin
berkurang apabila menggunakan insulin kerja panjang (International
Diabetes Federation, 2005).
Tabel 5 Frekuensi golongan insulin yang dikombinasikan dengan OHO pada Penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
No. Golongan Insulin Frekuensi Persentase
1. Insulin Reguler 3 3,19%
2. Insulin Masa Kerja Sedang 0 0%
3. Insulin Masa Kerja Sedang dengan mula cepat (Insulin Campuran/Pre-mixed)
4 4,26%
(48)
3 0 4 0 0 0.51 1.52 2.53 3.5 4 4.5
Insulin Reguler Insulin Masa Kerja Sedang Insulin Masa Kerja Sedang dengan Mula Cepat (pre-mixed) Insulin Masa Kerja Panjang Golongan Insulin J u m la h R e k a m M e d is
Gambar 6 Frekuensi golongan insulin yang dikombinasikan dengan OHO pada Penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
4.2.3 Distribusi pola penggunaan OHO pada pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Dari data yang diperoleh di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Medan September sampai Desember 2009 menunjukkan bahwa penggunaan obat
hipoglikemik oral (OHO) terbanyak dari golongan biguanida dan tiazolidindion
sebanyak 16 pasien dengan persentase 17,02% karena obat hipoglikemik oral
yang masih banyak dipakai adalah metformin dari golongan biguanida. Pasien
askes wajib dan jamkesmas adalah pasien yang menggunakan metformin di
Rumah Sakit H.Adam Malik Medan. Hal ini dikarenakan metformin terdaftar
pada DPHO (Daftar plafon harga obat) dan Manlak (Pedoman Pelaksanaan).
Metformin digunakan karena dapat menginduksi penurunan bobot badan
dibandingkan dengan golongan obat hipoglikemik oral lainnya seperti golongan
(49)
obat hipoglikemik oral yang telah disetujui sebagai terapi lini utama Diabetes
Mellitus tipe 2 menurut ADA (American Diabetes Association) (Anonimb, 2009). Tinjauan studi NICE menemukan bahwa untuk orang dengan terapi
insulin, kendali glukosa membaik, dan berat badan serta risiko hipoglikemia
berkurang bilamana metformin dipakai dalam kombinasi (International Diabetes
Federation, 2005).
Satu-satunya senyawa biguanida yang masih dipakai sebagai obat
hipoglikemik oral saat ini adalah metformin. Metformin masih banyak dipakai di
beberapa negara termasuk Indonesia, karena frekuensi terjadinya asidosis laktat
cukup sedikit asal dosis tidak melebihi 1700 mg/hari dan tidak ada gangguan
fungsi ginjal dan hati (Ditjen Bina Farmasi dan ALKES, 2005).
Tabel 6 Distribusi pola penggunaan OHO pada pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
No. Golongan Obat Hipoglikemik Oral
Frekuensi Persentase
1. Sulfonilurea dan glinida 0 0%
2. Biguanida dan Tiazolidindion 16 17,02%
(50)
0 16 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Sulfonilurea dan Glinida Biguanida dan Tiazolidindion Inhibitor a-glukosidase
Golongan Obat Hipoglikemik Oral
J u m la h R e k a m M e d ik
Gambar 7 Distribusi pola penggunaan OHO pada pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik 4.2.4 Distribusi pola penggunaan Insulin pada penderita Diabetes mellitus
Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Dari data yang diperoleh di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Medan September sampai Desember 2009 menunjukkan bahwa penggunaan
insulin dari golongan insulin reguler (masa kerja pendek) sebanyak 20 pasien
dengan persentase 21,28%, insulin masa kerja sedang sebanyak 13 pasien dengan
persentase 13,83%, insulin masa kerja sedang dengan mula cepat (Insulin
campuran/Pre-mixed) sebanyak 30 pasien dengan persentase 31,92%, dan yang
terbanyak menggunakan pre-mixed insulin, sedangkan insulin masa kerja panjang
tidak digunakan.
Respon individual terhadap terapi insulin cukup beragam, oleh sebab itu
jenis sediaan insulin mana yang diberikan kepada seorang penderita dan berapa
frekuensi penyuntikannya ditentukan secara individual. Penyesuaian dosis perlu
(51)
20
13
30
0
0
5
10
15
20
25
30
35
Insulin Reguler
Insulin Masa Kerja
Sedang
Insulin Masa Kerja
Sedang dengan Mula
Cepat (Pre-mixed)
Insulin Masa Kerja
Panjang
Golongan Insulin
J u m l a h R e k a m M e d i kmencampurnya sendiri, maka tersedia sediaan campuran tetap (Ditjen Bina
Farmasi dan ALKES, 2005).
Tabel 7 Distribusi pola penggunaan Insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum PusatH.Adam Malik
No. Golongan Insulin Frekuensi Persentase
1. Insulin Reguler 20 21,28%
2. Insulin masa kerja sedang 13 13,83%
3. Insulin masa kerja sedang dengan mula cepat (Insulin Campuran/Pre-mixed)
30 31,92%
4. Insulin Masa Kerja Panjang 0 0%
Gambar 8 Distribusi pola penggunaan Insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
(52)
4.2.5 Frekuensi penggunaan jumlah insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Dari hasil penelitian pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah
Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan periode September sampai Desember
2009, frekuensi penggunaan jumlah insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe
2 dimana untuk 1 jenis insulin sebanyak 41 rekam medik dengan persentase
43,62%, 2 jenis insulin sebanyak 18 rekam medik dengan persentase 19,15% dan
untuk 3 jenis insulin sebanyak 3 rekam medik dengan persentase 3,19%.
Digunakan lebih dari 1 jenis insulin pada setiap pasien untuk mencegah terjadinya
hiperglikemia.
Menurut Ditjen Bina Farmasi dan ALKES (2005), pada tahap awal
diberikan sediaan insulin dengan kerja sedang, kemudian ditambahkan insulin
dengan kerja singkat untuk mengatasi hiperglikemia setelah makan. Insulin kerja
singkat diberikan sebelum makan, sedangkan insulin kerja sedang umumnya
diberikan satu atau dua kali sehari dalam bentuk suntikan subkutan.
Tabel 8 Frekuensi penggunaan jumlah insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
No. Bulan
Jumlah Pasien
1 jenis insulin 2 jenis insulin 3 jenis insulin
1. September 12 5 1
Oktober 12 5 1
November 8 6 0
Desember 9 2 1
2. Jumlah 41 18 3
(53)
12 5 1 12 5 1 8 6 0 9 2 1 0 2 4 6 8 10 12 14
1 jenis insulin 2 jenis insulin 3 jenis insulin
Jumlah Insulin pada setiap pasien
J u m la h r e k a m m e d ik September Oktober November Desember
Gambar 9 Frekuensi penggunaan jumlah insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Penggunaan obat-obat lain
4.3.1 Frekuensi Obat-obat lain yang diberikan bersamaan dengan OHO dan insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Berdasarkan hasil penelitian, obat-obat lain yang diberikan bersamaan
dengan OHO dan insulin adalah :
a. Ranitidin digunakan untuk pengobatan tukak lambung dan duodenum akut
b. Cefotaksim diindikasikan untuk mengobati pasien dengan infeksi berat yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif seperti infeksi saluran napas,
infeksi saluran kemih
c. Ciprofloxacin digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan kuman
(54)
d. Klindamisin diindikasikan untuk mengobati infeksi anaerob yang serius,
terutama yang disebabkan oleh Bakteriodes fragilis dan beberapa infeksi
staphylococcus dan streptococcus
e. Ceftriaxon diindikasikan untuk pengobatan pada infeksi-infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme seperti infeksi saluran napas, infeksi kulit
dan jaringan lunak
f. Parasetamol sebagai antipiretik dan diberikan jika pasien demam
g. Kaptopril untuk hipertensi dan efektif dalam penanganan gagal jantung
h. Omeprazol untuk pengobatan jangka pendek ulkus duodenum
i. Furosemid sebagai antihipertensi atau antidiuresis
j. Metoklopramid digunakan untuk pengobatan gastroparesis, mual, muntah
k. Ambroxol meningkatkan pembersihan sekresi yang tertahan pada saluran
pernapasan dan menghilangkan mukus statis, memudahkan mengencerkan
dahak
l. Alprazolam untuk pengobatan gangguan kecemasan, kombinasi kecemasan
depresi, panik
m. Aspilet untuk menghilangkan demam, sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot dan
sendi
n. Neurodex sebagai vitamin dimana komposisinya adalah vitamin B1, Vitamin
(55)
Tabel 9 Frekuensi Obat-obat lain yang diberikan bersamaan dengan OHO dan insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
No. Nama Obat Frekuensi Persentase Khasiat
1. Ranitidin 29 30,85% Antihistamin
2. Cefotaxim 13 13,83% Antibakteri/antiinfeksi
3. Ciprofloxacin 32 34,04% Antiinfeksi
4. Klindamisin 17 18,09% Antibiotika
5. Ceftriaxon 26 27,66% Antibakteri/Antiinfeksi
6. Parasetamol 13 13,83% Antipiretik
7. Kaptopril 26 27,66% Antihipertensi
8. Omeprazol 8 8,51% Obat Ulkus Duodenum
9. Furosemid 11 11,70% Antihipertensi
10. Metoklopramid 19 20,21% Obat Gastroparesis, mual, muntah
11. Ambroxol 11 11,70% Obat batuk
12. Alprazolam 7 7,45% Obat penenang
13. Aspillet 16 17,02% Antipiretik
(56)
30.85 13.83 34.04 18.09 27.66 13.83 27.66 8.51 11.7 20.21 11.7 7.45 17.02 7.45 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Ra nitid in Ce fota ksim Cip roflo xacin Klin dam isin Ce ftriax on Par aset am ol Kapt opr il Om epr azol Fur ose mid Met oklo pram id Am brox ol Alpr azol am Asp illet Ne urod ex
Jenis Obat-obat lain
P e rs e n ta s e ( % )
Gambar 10 Frekuensi Obat-obat lain yang diberikan bersamaan dengan OHO dan insulin pada penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Obat-obat lain yang diberikan bersamaan dengan OHO dan insulin pada
penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit H.Adam Malik Medan yang
paling sering digunakan adalah ranitidin 30,85%, cefotaksim 13,83%,
ciprofloxacin 34,04%, klindamisin 18,09%, cerftriaxon 27,66%, parasetamol
13,83%, kaptopril 27,66%, omeprazol 8,51%, furosemid 11,70%, metoklopramid
(57)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari 94 rekam medik yang diteliti di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam
Malik Medan periode September sampai Desember 2009 terhadap pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 didapat bahwa penatalaksanaan terhadap pasien Diabetes
mellitus Tipe 2 terbanyak adalah dengan menggunakan obat hipoglikemik. Yang
menggunakan hanya OHO sebanyak 9,58%, hanya menggunakan insulin
sebanyak 59,58%, kombinasi OHO dan insulin sebanyak 7,45% sedangkan tidak
menggunakan obat hipoglikemik sebanyak 22 rekam medik dengan persentase
23,40%. Hal ini dikarenakan penatalaksanaan yang digunakan pada pasien yang
tidak menggunakan obat hipoglikemik adalah penyuluhan, perencanaan makanan,
latihan jasmani.
Dari hasil penelitian juga didapat frekuensi golongan insulin yang paling
banyak digunakan pada kombinasi antara OHO dan insulin pada penderita
Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan
adalah Pre-mixed insulin dengan persentase 4,26% sedangkan insulin reguler
dengan persentase 3,19%.
Distribusi penggunaan insulin yang paling banyak digunakan pada
penderita Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit H.Adam Malik Medan periode
September sampai Desember 2009 adalah pre-mixed insulin sebesar 30,85%
kemudian insulin reguler sebesar 20,21% dan distribusi penggunaan OHO adalah
(58)
Dari segi pasien, pasien yang terserang penyakit Diabetes mellitus Tipe 2
di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan periode September sampai
Desember 2009 berdasarkan jenis kelamin dan usia adalah pasien yang berjenis
kelamin perempuan dengan persentase 51,07% sedangkan laki-laki 48,94% dan
untuk usia ≥ 45 tahun lebih banyak terserang penyakit Diabetes mellitus Tipe 2 dengan persentase 85,11% dibandingkan dengan usia < 45 tahun dimana
persentasenya adalah 14,89%.
5.2 Saran
Diharapkan kepada dokter agar dapat memberikan penjelasan mengenai
penatalaksanaan yang baik bagi pasien Diabetes mellitus Tipe 2 agar penyakit
Diabetes Mellitus Tipe 2 mudah dicegah dan diobati.
Diharapkan kepada apoteker dan asisten apoteker agar dapat memberikan
(59)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2006). Diabetes pada anak-anak. http://diabetespadaanak-1.htm. Diakses 20 Januari 2010.
Anonim. (2008). Sekilas mengenai Insulin.
Diakses 11 Oktober 2009
Anonim. Terapi Insulin untuk Pasien Diabetes Rawat Inap.
Anonima. (2009). Diabetes mellitus. http://diabetesmellitus@wikipedia.org. Diakses 5 Mei 2010.
Anonimb. (2009). Metformin Menghambat terjadinya Diabetes Mellitus tipe 2
pada pasien Prediabetes
2010
Ditjen Bina Farmasi dan Alkes. (2005). Pharmaceutical Care untuk penyakit
Diabetes Mellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 9, 29, 30,
32, 39, 43
Hardjosaputra, S.L., dkk. (2008). Data Obat di Indonesia. Cetakan: PT. Nusantara Lestari Ceriapratama. Jakarta: PT. Muliapurna Jayaterbit. Halaman 299, 444
International Diabetes Federation. (2005). Panduan Global untuk Diabetes Tipe 2. Penterjemah: Dr.Benny Kurniawan, PT Roche Indonesia.
Iskandar, H.D. (1998). Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan, dan Pasien. Cetakan pertama. Jakarta: Sinar Grafika. Halaman 20-21
Mogensen, C. (2007). Pharmacotherapy of Diabetes: New Developments. New York: Springer Science, Business Media LLC. Pages 9-10
Muhammad, K. (2009). Antidiabetika Oral dalam Pengobatan Diabetes mellitus
Tipe 2
Sam, A.D.P. (2007). Epidemiologi DM dan Isu Mutakhirnya.
Singarimbun, M. (1989). Tipe, Metode dan Proses Penelitian. Editor:Singarimbun, M dan Effendi, S dalam Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Halaman 155
(60)
Tjokroprawiro, H.A., dkk. (1986). Diabetes Mellitus Aspek Klinik dan
Epidemiologi. Surabaya: Airlangga University Press. Halaman 27, 51
Waspadji, S., dkk. (2002). Pedoman Diet Diabetes Mellitus. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 7-8
Yudy, dkk. (2006).
Gambaran Pola Penyakit
Diabetes Melitus di Bagian Rawat
Inap. Cermin Dunia Kedokteran
No.150.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13_150_Polapenyakitdiabetesmellitu srawatinap.pdf/13_150_polapenyakitdiabetesmellitusrawatinap.html. Diakses 5 Maret 2010
(61)
Lampiran 1 Contoh Rekam Medik yang pengobatannya menggunakan insulin dan contoh Rekam Medik yang menggunakan insulin reguler
(62)
Lampiran 2 Contoh Rekam Medik yang pengobatannya menggunakan OHO dan contoh Rekam Medik yang menggunakan OHO golongan biguanida
(63)
Lampiran 3 Contoh Rekam Medik yang menggunakan kombinasi insulin dan OHO
(64)
Lampiran 4 Contoh Rekam Medik yang menggunakan insulin campuran dan contoh Rekam Medik yang merupakan pasien askes (asuransi kesehatan)
(65)
Lampiran 5 Contoh Rekam Medik yang menggunakan lebih dari 1 jenis insulin
(66)
(67)
Lampiran 7 Contoh Rekam Medik pasien Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
Lampiran 12 Contoh Kelengkapan Persetujuan Tindakan Medis atau Catatan dan Instruksi Dokter
(73)
Lampiran 13 Contoh Kelengkapan Tindakan/Pengobatan dan Evaluasi Pengobatan
(74)
(75)
(76)
(77)
(1)
Lampiran 12 Contoh Kelengkapan Persetujuan Tindakan Medis atau Catatan dan Instruksi Dokter
(2)
Lampiran 13 Contoh Kelengkapan Tindakan/Pengobatan dan Evaluasi Pengobatan
(3)
Lampiran 14 Contoh Kelengkapan Catatan Perawat
(4)
Lampiran 15 Contoh Kelengkapan Resume Akhir dan Hasil Pengobatan
(5)
(6)
Lampiran 16 Contoh Lembaran Konsultasi dan Pendapat Konsulen