Currency Option Hedging Instrumen Hedging

Tabel 2.3 Realisasi Future Spot Rate Premium Amount Total Realisasi Amount Call paid Spot Rate Paid for Option Per Unit GBP 100,000 1 2 3 4 USD 1,44 USD 0,03 USD 1,41 USD 141,000 USD 1,46 USD 0,03 USD 1,43 USD 143,000 USD 1,50 USD 0,03 USD 1,48 USD 147,000 Sumber : Hady, 2013 Dari ketiga kemungkinan realisasi future spot rate di atas dapat dikemukakan bahwa apabila future spot rate depresiasi mencapai USD 1,44 dan USD 1,46 maka perusahaan akan merealisasikan kontrak put option-nya. Alasannya adalah karena lebih menguntungkan mendapat piutang sebesar GBP 100.000 x USD 1,50 – USD 0,03 = GBP 147.000 dari pada tidak merealisasi yang hanya akan memperoleh piutang GBP 100.000 x USD 1,44 – USD 0,03 = USD 141.000 dan sebaliknya, bila future spot rate terapresiasi menjadi USD 1,51 perusahaan akan membatalkan kontrak put optionnya karena dengan pembatalan ini perusahaan justru akan memperoleh piutang yang lebih tinggi yaitu GBP 100.000 x USD 1,50 – USD 0,03 = 147.000. 2.6.4 Future Contract Hedging Future Contract Hedging adalah sebuah kontrak yang mengikat kedua belah pihak untuk menjual short atau membeli long suatu underlying asset yang penyerahannya akan dilakukan pada waktu yang akan datang expiration date dengan harga Initial futures price yang akan ditetapkan sekarang. Misalnya, seorang investor membeli future contract atas suatu komoditi pada 10 Januari 2014 selama enam bulan dengan Initial future price sebesar 200. Saat jatuh tempo, nilai Kontrak Futures tersebut bernilai sudah bernilai 600. Pembeli penjual kontrak akan mendapatkan keuntungan kerugian sebesar 500. Disini terjadi hubungan simetris dimana keuntungan kerugian satu pihak menjadi kerugian keuntungan bagi yang lain dalam jumlah yang sama.

2.7 Manfaat Melakukan Hedging

Hedging memberikan beberapa manfaat ekonomis baik untuk pihak produsen, pabrikan, prosessor, eksportir, maupun konsumen BAPPEBTI. 2008 sebagai berikut: a. Hedging merupakan sarana untuk mengurangi atau meminimalkan risiko harga apabila terjadi perubahan harga yang tidak sesuai dengan yang diperkirakan. disebut “risk insurance”. b. Bagi produsen atau pemilik komoditi. Hedging merupakan alat marketing a marketing tool . Dengan melakukan hedging, para petani dapat menentukan harga penjualan produknya, sebelum, selama, dan sesudah panen melalui pasar berjangka. Mereka dapat menentukan suatu jumlah penerimaan yang akan diperoleh dikemudian hari dengan menyimpan produk tersebut untuk dijual kemudian. c. Bagi pengolah komoditi seperti prosseco atau miller. Hedging tersebut merupakan suatu alat pembelian a purchasing tools. Melalui pasar berjangka mereka menentukan harga pembelian bahan baku yang akan diolah dikemudian hari, sehingga dapat menetapkan biaya produksi dan akhirnya dapat dengan pasti menetapkan harga jualnya untuk masa yang akan datang. d. Dengan adanya hedging pihak kreditor bank lebih berani memberikan kredit kepada produsen atau pemilik komoditi yang telah menghedge komoditinya. e. Melalui Hedging, konsumen akhir akan dibebankan harga jual yang lebih rendah dan stabil hal ini dikarenakan baik produsen maupun processeor mampu memperkecil biaya akibat fluktuasi harga yang merugikan. serta adanya kesempatan untuk memperbesar operting capital.

2.8 Hambatan Melakukan Hedging

Selain manfaat yang diperoleh, hedging juga mempunyai beberapa hambatan yang harus dihadapi hedger BAPPEBTI. 2008 yaitu: a. Risiko basis, perkembangan harga di pasar fisik kadang-kadang tidak berkorelasi secara wajar tidak searah dengan pasar berjangka, sehingga risiko yang ada tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya. b. Biaya, dengan melakukan hedging terdapat beban biaya bagi hedger, antara lain: biaya angkut, biaya bunga bank, biaya gedung, biaya asuransi, pembayaran margin dan biaya transaksi. Oleh karena itu, hedger harus mempertimbangkan biaya-biaya tersebut sebelum melakukan hedging. c. Ketidaksesuaian incompatible antara kondisi fisik dan futures, hal ini terjadi mengingat mutu dan jumlah produk yang dihedge tidak selalu sama dengan mutu dan jumlah standar kontrak yang diperdagangkan. Oleh karena itu hedger dituntut agar mampu menyesuaikan perbedaan-perbedaan tersebut dengan cara melakukan hedging yang sesuai dengan volume produksinya. 2.9 Valuta Asing 2.9.1 Definisi Valuta Asing Pasar uang dan pasar modal di Indonesia kini telah didenominasi oleh mata uang lokal rupiah dan mata uang asing valuta asing. Valuta asing valas atau foreign exchange forex ataupun foreign currency itu sendiri memiliki beberapa definisi yang disajikan oleh beberapa ahli, yaitu: 1. Menurut Hady 2010, “valuta asing adalah mata uang asing yang difungsikan sebagai alat pembayaran untuk membiayai transaksi ekonomi keuangan int ernasional dan juga mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral”. 2. Menurut Eiteman 2004 “foreign exchange eksposur berarti uang dari suatu negara asing; yakni, saldo mata uang asing di bank, bank notes uang kertas, cek dan draft mata uang asing”. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa valuta asing merupakan pertukaran mata uang suatu negara terhadap negara lainnya. Dengan adanya perbandingan nilai antara mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain yang menimbulkan suatu nilai, dapat disebut foreign exchange rate kurs valuta asing.

2.9.2 Pengertian Pasar Valuta Asing

Definisi pasar valuta asing menurut Manurung 2004, adalah pasar di mana mata uang asing diperjualbelikan. Sedangkan menurut Puspopranoto 2004, pasar valuta asing adalah tempat di mana bermacam-macam uang dari berbagai negara dijualbelikan. Dari pendapat-pendapat diatas kita bisa menyimpulkan bahwa pasar valas adalah pasar di mana transaksi valuta asing dilakukan, baik antar negara maupun dalam suatu negara. Pasar valuta asing terdapat di tiap negara dan dalam prakteknya dapat dijangkau oleh setiap negara dengan sarana telekomunikasi yang telah ada, dan karena telah menyangkut banyak negara diseluruh dunia maka transaksi yang dilakukan hampir tidak pernah berhenti.

2.9.3 Pelaku Pasar Valas

Pelaku-pelaku utama dalam pasar valas menurut Handaru 2002, adalah: a. Bank dan Nonbank yang bertindak sebagai dealer. Bank dan sedikit lembaga nonbank yang bertindak sebagai dealer, beroperasi baik di pasar antar bank maupun di pasar klien. Mereka memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing. Adanya persaingan antar dealer membuat selisih harga menjadi semakin kecil sehingga bisa meningkatkan efesiensi pasar valuta asing. b. Individu dan perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan dan investasi individu dan perusahaan memanfaatkan pasar valuta asing untuk memperlancar pelaksanaan transaksi perdagangan dan investasi. Partisipan yang termasuk dalam kategori ini antara lain adalah importir dan eksportir, investor yang memiliki portofolio internasional, perusahaan multinasional dan para wisatawan asing. Beberapa partisipan juga menggunakan pasar valuta asing untuk membatasi risiko valuta asing. c. Spekulan dan Arbitrator. Berbeda dengan dealer, spekulan dan arbitrator bertindak atas kehendak sendiri dan tidak memiliki kewajiban untuk melayani klien atau menjamin kelangsungan pasar. Apabila dealer memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing, serta secara insidentil dari perubahan harga umum, maka spekulan mengharapkan keuntungan semata-mata dari perubahan tingkat harga umum. Sementara itu,

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengungkapan CSR Dan GCG Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Moderating Variabel Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2010

5 107 123

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

5 73 71

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

5 29 71

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS INSTRUMEN DERIVATIF VALUTA ASING SEBAGAI PENGAMBILAN KEPUTUSAN HEDGING (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014).

3 15 34

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

0 0 11

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

0 0 2

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

1 2 8

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

0 0 16

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

0 1 2

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

0 0 12