Pengaruh Pengungkapan CSR Dan GCG Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Moderating Variabel Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2010

(1)

PENGARUH PENGUNGKAPAN CSR DAN GCG TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS

SEBAGAI MODERATING VARIABEL STUDI

EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LQ45

YANG TERDAFTAR DI BEI

PERIODE 2007-2010

TESIS

Oleh

Roza Thohiri

097017067 / Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

PENGARUH PENGUNGKAPAN CSR DAN GCG TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS

SEBAGAI MODERATING VARIABEL STUDI

EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LQ45

YANG TERDAFTAR DI BEI

PERIODE 2007-2010

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi

Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

Roza Thohiri

097017067 / Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

Judul Penelitian : PENGARUH PENGUNGKAPAN CSR DAN GCG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI MODERATING VARIABEL STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2010

Nama Mahasiswa : Roza Thohiri Nomor Pokok : 097017067 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA)

Ketua Anggota

Dra.Tapi Anda Sari Lubis M.Si, Ak)

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE)


(4)

Telah Diuji pada

Tanggal : 04 November 2011

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

2. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak

3. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak 4. Drs. Rasdianto, MA, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :

“Pengaruh Pengungkapan CSR Dan GCG Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Moderating Variabel Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2010”, adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, November 2011 Yang membuat pernyataan:


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai moderating pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian sebab akibat dengan menggunakan teknik purposive sampling. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk kedalam kelompok LQ45 selama tahun 2007-2010 yang berjumlah 83 dan sampel penelitian sebanyak 17 perusahaan selama 4 tahun, sehingga total observasi dalam penelitian ini menjadi 68 perusahaan yang dianalisis dengan model analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan berkelanjutan. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F.

Hasil penelitian secara simultan dan parsial diperoleh bahwa pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas bukan merupakan moderating antara pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci : Corporate social responsibility, Good corporate governance, Nilai perusahaan dan Profitabilitas.


(7)

ABSTRACT

This research aims to examine the influence of disclosure of corporate social responsibility and good corporate governance on the firm value to profitability as a moderating variable of LQ45 companies listed on the Indonesia Stock Exchange

This type of research is a causal research using purposive sampling technique. The population in this study are the companies listed in Indonesia Stock Exchange that entered into the group LQ45 during the years 2007-2010, as many as 83 companies and the sample as many as 17 companies for 4 years, so the total observations in this study to 68 companies that were analyzed with analysis model multiple linear regression. The data used from financial statements and sustainable report. Hypothesis testing using t test and F test.

the period 2007-2010.

The results obtained simultaneously and that partial disclosure of corporate social responsibility and good corporate governance effect firm value, while profitability is not a moderating variable between the disclosure of corporate social responsibility and good corporate governance on firm value.

Keywords : Corporate social responsibility, Good corporate governance, Firm value and Profitability.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas berkah dan karunia dari Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Shalawat dan salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan kepada penulis dan seluruh umatnya.

Penulisan tesis ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan Program Magister Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala yang dilakukan dalam penyusunan tesis ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H.,M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang juga selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberi


(9)

bimbingan dan arahan di sela-sela kesibukannya dari awal penulisan hingga selesainya penulisan tesis ini.

4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang juga selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberi bimbingan dan mengarahkan penulis di sela-sela kesibukannya dari awal penulisan hingga selesainya penulisan tesis ini.

5. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, Bapak Drs. Rasdianto, MA, Ak, dan Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan tesis ini.

6. Seluruh staf pengajar Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan dan Staf akademik yang telah memberikan bantuan selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Kedua orang tuaku Babah (alm) H.Anwar Gani dan Umi Hj.Elisyah, yang selalu mendoakan dan memberikan dorongan moril serta bantuan yang tak ternilai dalam bentuk apapun juga, sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan tesis ini.

8. Istri dan anakku tercinta Sari Sando, SE dan Tsaqif Abercio Zandro yang telah menjadi inspirasi bagi penulis dan selalu memberikan kasih sayang, semangat dan doa kepada penulis sehingga penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik.


(10)

9. Seluruh keluarga besarku, yang telah memberi dukungan dan motivasi yang tak pernah henti.

10.Bapak Ignasius Sago dan Ibu Eveline selaku pimpinan PT.Sago Nauli yang telah memberikan dana dan kesempatan kepada penulis untuk bisa melanjutkan pendidikan ini.

11.Teman-teman di Program Magister Ilmu Akuntansi, yang penuh dengan rasa kekeluargaan dan persahabatan dalam memberi sumbangan pikiran selama perkuliahan.

Akhirnya, semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan hidayah-Nya, dan apa yang penulis lakukan ini mendapatkan ridho-Nya serta berguna bagi penulis khususnya dan pembaca umum. Amin.

Medan, Nov 2011 Penulis,

(Roza Thohiri)


(11)

RIWAYAT HIDUP

1. NAMA : ROZA THOHIRI

2. TEMPAT/TGL LAHIR : MEDAN/ 15 NOVEMBER 1982

3. AGAMA : ISLAM

4. PEKERJAAN : STAF PAJAK DI PT.SAGO NAULI

STAF PENGAJAR DI STIE IBBI

5. ALAMAT : JL.GARU II A NO.77 MEDAN 20147

6. NO TELEPON : 081361138958

7. PENDIDIKAN

a. SD : NEGERI NOMOR 060947

b. SMP : SWASTA PERTIWI MEDAN

c. SMU : NEGERI 3 MEDAN

d. S1 : UNIVERSITAS DHARMAWANGSA


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 10

1.3.Tujuan Penelitian ... 10

1.4.Manfaat Penelitian ... 11

1.5.Originalitas ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 14

2.1.1. Corporate Social Responsibility ... 14

2.1.2. Good Corporate Governance ... 19

2.1.3. Profitabilitas ... 24


(13)

2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoritical Mapping) ... 29

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konsep ... 33

3.2. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ... 37

4.2. Lokasi Penelitian ... 37

4.3. Populasi dan Sampel ... 38

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 40

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 40

4.5.1. Corporate Social Responsibility (X1) ... 40

4.5.2. Good Corporate Governance (X2) ... 42

4.5.3. Profitabilitas (X3) ... 44

4.5.4. Nilai Perusahaan (Y) ... 44

4.6. Metode Analisis Data ... 47

4.7. Uji Asumsi Klasik ... 48

4.7.1. Uji Normalitas ... 48

4.7.2. Uji Multikolinieritas ... 49

4.7.3. Uji Autokorelasi ... 49

4.7.4. Uji Heteroskedastisitas ... 50


(14)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Statistik Deskripsi ... 53

5.2. Analisis Faktor ... 56

5.3. Uji Asumsi Klasik ... 58

5.3.1. Uji Normalitas ... 58

5.3.2. Uji Multikolinieritas ... 61

5.3.3. Uji Autokorelasi ... 62

5.3.4. Uji Heteroskedastisitas ... 63

5.4. Pengujian Hipotesis ... 64

5.4.1. Analisis Regresi Variabel Moderating ... 62

5.4.2. Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 65

5.4.3. Uji F ... 66

5.4.4. Uji t ... 67

5.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

5.5.1. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan ... 73

5.5.1. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dimoderasi Profitabilitas ... 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 77


(15)

6.2.1. Keterbatasan Penelitian ... 78 6.2.2. Saran untuk Penelitian Selanjutnya ... .. 79


(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Rumus Rasio-Rasio Profitabilitas ... 26

2.2 Review Peneliti Terdahulu ... 32

4.1 Sampel Perusahaan LQ45 Tahun 2007-2010 ... 39

4.2 Defenisi Operasional ... 46

5.1 Statistik Deskripsi ... 54

5.2 Analisis Faktor Anti-image Matrices ... 57

5.3 Analisis Faktor KMO and Bartlett’s Test ... 58

5.4 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 1 ... 59

5.5 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 2 ... 61

5.6 Uji Multikolinieritas Collinearity Statistic ... 62

5.7 Uji Autokorelasi Model Summary ... 63

5.8 Koefisien Korelasi dan Determinasi Model Summary ... 66

5.9 Uji F ANOVA ... 67


(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 Nilai Perusahaan ... 7

3.1 Kerangka Konseptual ... 33

5.1 Histogram X1 dan X3 ... 60


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Daftar Populasi Perusahaan LQ45 Tahun 2007-2010 ... 86

2. Daftar Sampel Perusahaan LQ45 Tahun 2007-2010 ... 88

3. Indeks Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI Indikator ... 89

4. Hasil Perhitungan Variabel Penelitian ... 94

5. Hasil Pengolahan Statistik ... 96

6. Seleksi Sampel Kriteria 1 ... 101


(19)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai moderating pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian sebab akibat dengan menggunakan teknik purposive sampling. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk kedalam kelompok LQ45 selama tahun 2007-2010 yang berjumlah 83 dan sampel penelitian sebanyak 17 perusahaan selama 4 tahun, sehingga total observasi dalam penelitian ini menjadi 68 perusahaan yang dianalisis dengan model analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan berkelanjutan. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F.

Hasil penelitian secara simultan dan parsial diperoleh bahwa pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas bukan merupakan moderating antara pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci : Corporate social responsibility, Good corporate governance, Nilai perusahaan dan Profitabilitas.


(20)

ABSTRACT

This research aims to examine the influence of disclosure of corporate social responsibility and good corporate governance on the firm value to profitability as a moderating variable of LQ45 companies listed on the Indonesia Stock Exchange

This type of research is a causal research using purposive sampling technique. The population in this study are the companies listed in Indonesia Stock Exchange that entered into the group LQ45 during the years 2007-2010, as many as 83 companies and the sample as many as 17 companies for 4 years, so the total observations in this study to 68 companies that were analyzed with analysis model multiple linear regression. The data used from financial statements and sustainable report. Hypothesis testing using t test and F test.

the period 2007-2010.

The results obtained simultaneously and that partial disclosure of corporate social responsibility and good corporate governance effect firm value, while profitability is not a moderating variable between the disclosure of corporate social responsibility and good corporate governance on firm value.

Keywords : Corporate social responsibility, Good corporate governance, Firm value and Profitability.


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders). Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Martono dan Harjito, 2005).

Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai asset yang dimiliki perusahaan seperti surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan, tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten.

Pada umumnya, faktor keuangan merupakan kunci utama yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. Faktor keuangan berbicara tentang bagaimana perusahaan mencari dana, mendapatkan dana dan mengalokasikan dana tersebut agar efisien dalam penggunaannya.


(22)

Namun dewasa ini, didalam menilai kinerja sebuah perusahaan tidak hanya menilai dari faktor keuangannya saja, namun dari faktor non keuangan juga sangat berpengaruh besar terhadap kinerja perusahaan yang berdampak terhadap nilai perusahaan di mata investor.

Corporate social responsibility dan good corporate governance merupakan faktor non keuangan yang sekarang ini perlu dipertimbangan oleh perusahaan.

Daniri (2008b) menyatakan bahwa pelaksanaan corporate social responsibility di Indonesia sangat tergantung pada pimpinan puncak korporasi, artinya kebijkan corporate social responsibility tidak selalu dijamin selaras dengan visi dan misi korporasi. Jika pimpinan perusahaan memiliki kesadaran moral yang tinggi, besar kemungkinan korporasi tersebut menerapkan kebijakan corporate social responsibility yang benar. Sebaliknya, jika orientasi pimpinannya hanya berpusat kepada kepentingan kepuasan pemegang saham (produktifitas tinggi, profit besar, nilai saham tinggi) serta pencapaian prestasi pribadi, boleh jadi kebijakan corporate social responsibility hanya sekedar kosmetik. Daniri (2008c) menyebutkan bahwa pemahaman perusahaan tentang konsep corporate social responsibility masih beragam yang salah satunya disebabkan minimnya literatur yang ada. Sampai saat ini, pemahaman mengenai corporate social responsibility masih belum merata. Banyak perusahaan yang menjadikan caritas (charity) sebagai bentuk corporate social responsibility mereka. Padahal


(23)

corporate social responsibility seyogyanya merupakan kebijakan strategis dengan tujuan jangka panjang dan dilaksanakan secara berkesinambungan.

Simon dan Fredrik (2009) mengemukakan bahwa corporate social responsibility menghasilkan sesuatu yang positif bagi semua orang yang terlibat, jika dijalankan dengan pertimbangan. Corporate social responsibility telah menciptakan kesadaran yang lebih besar di Indonesia pada isu-isu lingkungan dan isu sosial. Bisnis dapat terhubung dengan lingkungan setempat dan memperoleh reputasi yang baik dan legitimasi untuk menjalankan bisnis mereka. Melalui corporate social responsibility perusahaan memperoleh keamanan dan lebih menarik sebagai perusahaan, dan di pasar dunia. Apa yang mungkin dianggap sebagai efek negatif, adalah hukum yang mengharuskan perusahaan untuk melakukan corporate social responsibility. Akibatnya, beberapa perusahaan melakukan corporate social responsibility dengan memberikan amal dan kegiatan sembrono yang menciptakan lingkungan bisnis yang tidak sehat dan masyarakat lokal menjadi tergantung pada perusahaan. Seperti biasa tidak ada definisi yang jelas tentang konsep corporate social responsibility, keliru dan kesalahpahaman dengan mudah bisa timbul. Karena itu beberapa komunitas lokal mengharapkan perusahaan untuk meningkatkan standar hidup mereka, karena dianggap sebagai kewajiban pemerintah.

Corporate social responsibility di Indonesia sudah menjadi suatu kewajiban karena dinyatakan dengan tegas dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Disebutkan bahwa


(24)

perseroan yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1). Peraturan lain yang menyebutkan corporate social responsibility adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”.

Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang kurang menyukai pendekatan karitatif seperti pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat miskin di negara-negara berkembang, karena tidak mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal. Pendekatan community development kemudian semakin banyak diterapkan karena lebih mendekati konsep empowerment dan sustainable development. Prinsip-prinsip good corporate governance, seperti fairness, transparency, accountability, dan responsibility kemudian menjadi pijakan untuk mengukur keberhasilan program corporate social responsibility.

Praktik dan pengungkapan corporate social responsibility merupakan konsekuensi logis dari implementasi konsep good corporate governance, yang prinsipnya antara lain menyatakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan kepentingan stakeholders-nya, sesuai dengan aturan yang ada dan menjalin kerja sama yang aktif dengan stakeholders demi kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan dan mekanisme good corporate governance di perusahaan dapat


(25)

dijadikan sebagai infrastruktur pendukung terhadap praktik dan pengungkapan corporate social responsibility di Indonesia. Dengan adanya mekanisme good corporate governance akan dapat mengurangi asimetri informasi.

Konsep dari good corporate governance dilatar belakangi oleh masalah pemisahan antara kepemilikan dengan pengelolaan didalam perusahaan, yang selanjutnya dimodelkan dengan agency theory. Dalam mekanisme good corporate governance, pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan merupakan upaya yang sangat penting untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.

Riyanto dan Toolsema (2007) yang meneliti corporate social responsibility didalam framework good corporate governance menggambarkan bagaimana tanggung jawab sosial dari pemegang saham dan ancaman tekanan oleh aktivis mempengaruhi tingkat stres direktur dan pemegang saham, mengingat bahwa corporate social responsibility dapat memungkinkan pemegang saham berkomitmen untuk mengurangi upaya pengawasan dan dapat menyebabkan manajer untuk bekerja dan berusaha meningkatkan profit setinggi-tingginya sehingga dapat membantu memecahkan masalah keagenan.

Corporate social responsibility mempunyai keterkaitan erat dengan good corporate governance. Seperti dua sisi mata uang, keduanya memiliki kedudukan yang kuat dalam dunia bisnis namun berhubungan satu sama lain. Corporate social responsibility berorientasi kepada para stakeholders hal ini sejalan dengan salah satu prinsip dari empat prinsip utama good corporate governance yaitu


(26)

responsibility. Masalah etika bisnis dan akuntabilitas bisnis makin mendapat perhatian masyarakat di beberapa negara maju, yang biasanya sangat liberal dalam menghadapi perusahaan mulai terdengar suara bahwa karena “self-regulation” terlihat gagal, maka diperlukan peraturan baru yang akan memberikan “higher standards for corporate pratice” dan “tougher penalties for executive misconduct”. Pengungkapan (disclosure) terhadap aspek social, ethical, environmental dan sustainability sekarang ini menjadi suatu cara bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada para stakeholder. Sustainability reporting sebagaimana yang direkomendasikan oleh Global Reporting Initiative terfokus pada tiga aspek kinerja yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Ketiga aspek ini dikenal dengan TripleBottom Line. Bentuk pelaporan ini diharapkan mempunyai hubungan yang positif antara corporate social responsibility, good corporate governance dan nilai dari perusahaan.

Perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan informasi corporate social responsibility sebagai keunggulan kompetitif perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham. Apabila perusahaan memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang buruk maka akan muncul keraguan dari investor sehingga direspon negatif melalui penurunan harga saham (Almilia dan Wijayanto, 2007).


(27)

Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa depan. Rasio Tobin’s Q dinilai bisa memberikan informasi paling baik dalam mengetahui nilai perusahaan, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan.

Gambar 1.1 dibawah ini merupakan grafik perhitungan nilai perusahaan dengan menggunakan Tobin’s Q terhadap beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.


(28)

Dari gambar diatas nilai perusahaan dihitung dengan Tobin’s Q. Perhitungan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 menunjukkan perubahan yang bervariasi dan perubahan tiap tahun menunjukkan gejala yang sama di semua perusahaan.

Hasil penelitian Harjoto dan Jo (2007) menemukan bahwa pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dahlia dan Siregar (2008) menemukan bahwa aktivitas corporate social responsibility terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan tapi tidak berpengaruh pada kinerja pasar perusahaan. Namun demikian, hasil penelitian diatas bertentangan dengan penelitian Alexander dan Buchloz (1978) yang tidak menemukan adanya pengaruh antara pengungkapan sosial dengan harga saham. Selain itu, hasil penelitian Nurlela dan Islahuddin (2008) juga tidak menemukan adanya pengaruh corporate social responsibility dengan nilai perusahaan. Rustiarini (2010) mengungkapkan bahwa corporate social responsibility dan good corporate governance mempunyai pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan.

Menurut Nurkhin (2009) perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang diproksikan dengan ROE yang tinggi akan mengungkapkan informasi corporate social responsibility yang telah dilakukan. Hal ini mungkin dikarenakan persepsi atau anggapan bahwa aktivitas corporate social responsibility bukanlah aktivitas yang merugikan dan tidak bermanfaat bagi keberlangsungan perusahaan. Aktivitas corporate social responsibility merupakan


(29)

langkah strategis jangka panjang yang akan memberikan efek positif bagi perusahaan.

Seperti yang dinyatakan oleh Alexander dan Bucholdz (1978) dalam Belkaoui dan Karpik (1989) bahwa manajemen yang sadar dan memperhatikan masalah sosial juga akan mengajukan kemampuan yang diperlukan untuk menggerakkan kinerja keuangan perusahaan (Sembiring, 2003).

Pengungkapan corporate social responsibility dan pengungkapan good corporate governance di Indonesia bukan lagi pengungkapan yang bersifat sukarela, tetapi sudah menjadi kewajiban karena sudah ada dasar hukumnya. Namun hukum yang ada belum disertai dengan standar yang baku untuk semua perusahaan yang ada di Indonesia karena itu masih sering terjadinya salah tafsir terhadap pelaksanaan corporate social responsibility. Good corporate governance didalam pengungkapan oleh perusahaan juga masih belum ada standar yang baik, karena itu tingkat pengungkapan good corporate governance perusahaan di Indonesia masih rendah serta banyaknya perbedaan-perbedaan penelitian terdahulu, maka saya tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Moderating Variabel Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010”.


(30)

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010?.

2. Apakah Profitabilitas mampu memoderasi hubungan antara Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010 ?.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang: Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010 dan Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010.


(31)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Bagi pihak manajemen keuangan perusahaan, hasil penelitian ini sebagai bahan acuan perusahaan untuk melaksanakan pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance serta melihat pengaruhnya terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating.

2. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk kajian akademik tentang pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai moderating variabel.

3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian tentang pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai moderating variabel.

1.5. Originalitas

Penelitian tentang pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan tetapi belum menghasilkan bukti empiris yang konsisten. Penelitian ini juga masih


(32)

baik untuk diteliti karena masih beragamnya interpretasi terhadap pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance. Rustiarini (2010) yang meneliti tentang pengaruh corporate governance pada hubungan corporate social responsibility dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008.

Penelitian ini mereplikasi penelitian Rustiarini (2010). Adapun perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah pada penelitian ini tahun penelitian adalah dari tahun 2007 sampai dengan 2010 pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk kedalam kelompok LQ45 (liquid 45). Pada penelitian Rustiarini (2010) menggunakan corporate social responsibility sebagai variabel independen dan corporate governance sebagai variabel moderatingnya, sedangkan penelitian ini menggunakan corporate social responsibility dan good corporate governance sebagai variabel independen dan profitabiliatas sebagai variabel moderating.

Profitabilitas adalah faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk melakukan praktek good corporate governance dan mengungkapkan kepada pemegang saham program corporate social responsibility secara lebih luas. Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility telah menjadi postulat (anggapan dasar) untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi yang diberikan perusahaan termasuk


(33)

informasi corporate social responsibility dan good corporate governance. Profitabilitas digunakan sebagai variabel moderating dalam penelitian ini karena secara teoritis semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan maka semakin tinggi pula pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance yang dilakukan.

Keterbatasan pada penelitian sebelumnya adalah data corporate social responsibility yang digunakan dalam penelitian sebagian besar berasal dari laporan tahunan perusahaan sehingga tidak semua item diungkapkan secara jelas. Item pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang digunakan penelitian terdahulu juga masih mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring pada tahun 2005. Berdasarkan keterbatasan di atas, maka penelitian ini menganalisis aktivitas corporate social responsibility perusahaan berdasarkan indikator global reporting initiatives (GRI) yang merupakan aturan internasional yang telah diakui perusahaan di dunia dan diambil dari laporan tambahan (sustainability report).


(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Corporate Social Responsibility

Dalam konteks global, istilah corporate social responsibility pertama sekali dikemukakan tahun 1953 oleh Howard Botton dalam bukunya yang berjudul ”The Social Responsibilities of A Businessman” yang menjelaskan tentang tanggung jawab apa yang dapat diharapkan dalam sebuah perusahaan (Garriga & Mele, 2004 dalam Simon & Fredrik, 2009) dan mulai digunakan sejak tahun 1970an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John Elkington. Mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas The World Commission on Environment and Development (WCED) dalam Brundtland Report (1987), Elkington mengemas corporate social responsibility ke dalam tiga fokus: 3P, singkatan dari profit, planet dan people. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people) (Edi, 2008).

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting


(35)

(Mathews,1995) atau corporate social responsibility (Hackston dan Milne, 1996) merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham (Gray dkk, 1987 dalam Sembiring 2005).

Definisi mengenai corporate social responsibility sekarang ini sangatlah beragam. Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), corporate social responsibility adalah sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.

Anggraini (2006) menyatakan bahwa tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang baik memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai


(36)

sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi.

Faktor yang mempengaruhi implementasi dan pengungkapan corporate social responsibility adalah diantaranya political economy theory, legitimacy theory, dan stakeholder theory (Deegan 2002). Sedangkan menurut Roberts (1992), bahwa political theory dan social contexts merupakan faktor penting yang mempengaruhi keputusan untuk mengungkapkan informasi corporate social responsibility. Haigh dan Jones (2006) mengungkapkan bahwa terdapat 6 faktor yang mempengaruhi praktik corporate social responsibility oleh perusahaan. Keenam faktor tersebut adalah internal pressures on business managers, pressures from business competitors, investors and consumers, and regulatory pressures coming from governments and non-governmental organizations. Gray dkk (1995) dalam Henny dan Murtanto (2001) menyebutkan bahwa terdapat tiga studi terkait dengan praktik dan pengungkapan corporate social responsibility, diantaranya adalah decision usefullness studies, economic theory studies, dan social and political theorystudies. Economic theory studies menggunakan agency theory dan positive accounting theory, dimana teori tersebut menganalogikan manajemen sebagai agen dari suatu prinsipal. Dalam penggunaan agency theory, prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain. Namun pengertian prinsipal tersebut meluas menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen manajemen akan berupaya mengoperasikan


(37)

perusahaan sesuai dengan keinginan publik (stakeholder). Guthrie dan Parker (1990) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan bahwa dalam pengungkapan informasi corporate social responsibility dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis.

Sen dan Bhattacharya (2001) dalam Dewi (2007) menjelaskan bahwa terdapat enam hal pokok yang termasuk dalam corporate social responsibility yaitu ;

1. Community support, yaitu dukungan pada program pendidikan, kesehatan, kesenian, dan sebagainya.

2. Diversity, merupakan kebijakan perusahaan untuk tidak membedakan konsumen dan calon pekerja dalam hal gender, fisik, atau ras tertentu. 3. Employee support, berupa perlindungan kepada tenaga kerja, insentif dan

penghargaan serta jaminan keselamatan kerja.

4. Environment, menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, mengelola limbah dengan baik, menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan. 5. Non-US operations, perusahaan bertanggung jawab untuk memberikan

hak yang sama bagi masyarakat dunia untuk mendapat kesempatan bekerja, antara lain dengan membuka pabrik di luar negeri (abroad operations).


(38)

6. Product. Perusahaan berkewajiban untuk membuat produk yang aman bagi kesehatan, tidak menipu, melakukan riset dan pengembangan produk, dan menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang (recycled).

Areal tanggung jawab sosial perusahaan dalam Januarti (2005) terdiri dalam tiga level, yaitu:

1. Basic responsibility merupakan tanggung jawab yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut, misalnya kewajiban membayar pajak, mematuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham.

2. Organizational responsibility, menunjukkan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan stakeholder seperti: pekerja, konsumen, pemegang saham, dan masyarakat di sekitarnya.

3. Societal responsibility, menjelaskan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan. Hasil penelitian Anggraini (2006) menunjukkan bahwa perusahaan yang mengungkapkan informasi sosial (1) menunjukkan keikutsertaaanya dalam kegiatan sosial, (2) memiliki risiko sistematis dan tingkat leverage yang rendah, dan (3) cenderung merupakan perusahaan yang berskala besar. Jadi pengungkapan informasi sosial berhubungan positif dengan kinerja sosial dan visibilitas politis serta berhubungan negatif dengan biaya kontrak dan pengawasan.


(39)

2.1.2. Good Corporate Governance

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan good corporate governance sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Good corporate governance dalam penelitian ini merupakan mekanisme corporate governance seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, dan ukuran komite audit.

Pada tanggal 16 Agustus 2007, pemerintah telah mengesahkan peraturan yang mengatur tentang Perseroan Terbatas yaitu Undang-undang No. 40 Tahun 2007. Keberadaan Undang-Undang Perseroan Terbatas tersebut diharapkan mampu menjamin terselenggaranya iklim usaha yang kondusif, dimana Perseroan Terbatas sebagai suatu pilar pembangunan perekonomian perlu diberikan landasan hukum untuk lebih memacu pembangunan nasional. Pembaharuan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 ini salah satunya adalah untuk mendukung implementasi dari good corporate governance.

Tujuan good corporate governance pada intinya adalah menciptakaan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (Arifin, 2005). Pihak-pihak tersebut adalah pihak internal yang meliputi dewan komisaris, direksi, karyawan, dan pihak eksternal yang meliputi investor, kreditur, pemerintah, masyarakat dan pihak pihak lain yang berkepentingan (stakeholders). Dalam praktiknya good corporate governance ini berbeda di setiap negara dan perusahaan karena berkaitan dengan sistem ekonomi, hukum, struktur kepemilikan, sosial dan budaya. Perbedaan praktik ini menimbulkan beberapa versi yang menyangkut


(40)

prinsip-prinsip good corporate governance, namun demikian pada dasarnya adalah mempunyai banyak kesamaan.

Menurut Organization for Economic Corporation and Development (OECD), prinsip dasar good corporate governance adalah: kewajaran (fairness), akuntabilitas (accountability), transparansi (transparency), dan responsibilitas (responsibility). Prinsip-prinsip tersebut digunakan untuk mengukur seberapa jauh good corporate governance telah diterapkan dalam perusahaan. Adapun, penjelasan untuk ke empat prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kewajaran (fairness). Prinsip kewajaran menekankan pada adanya perlakuan dan jaminan hak-hak yang sama kepada pemegang saham minoritas maupun mayoritas, termasuk hak-hak pemegang saham asing serta investor lainnya. Praktik kewajaran juga mencakup adanya sistem hukum dan peraturan serta penegakannya yang jelas dan berlaku bagi semua pihak. Prinsip kewajaran ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah yang timbul dari adanya hubungan kontrak antara pemilik dan manajer karena diantara kedua pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda (conflict of interest) salah satu cara mengatasinya adalah dengan memberikan saham kepada manager.

2. Akuntabilitas (accountability). Prinsip akuntabilitas berhubungan dengan adanya sistem yang mengendalikan hubungan antara unit-unit pengawasan yang ada di perusahaan. Akuntabilitas dilaksanakan dengan adanya dewan komisaris dan direksi independen, dan komite audit. Akuntabilitas


(41)

diperlukan sebagai salah satu solusi mengatasi agency problem yang timbul antara pemegang saham dan direksi serta pengendaliannya oleh komisaris.

3. Transparansi (transparency). Prinsip dasar transparansi berhubungan dengan kualitas informasi yang disajikan oleh perusahaan. Kepercayaan investor akan sangat tergantung dengan kualitas informasi yang disampaikan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang jelas, akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan dengan indikator-indikator yang sama. Dengan kata lain prinsip transparansi ini menghendaki adanya keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam penyajian (disclosure) informasi yang dimiliki perusahaan. Transparansi dilaksanakan dengan adanya kepemilikan institusi.

4. Responsibilitas (responsibility). Responsibilitas diartikan sebagai tanggung jawab perusahaan untuk mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku serta pemenuhan terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial. Responsibilitas menekankan pada adanya sistem yang jelas untuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Hal tersebut untuk merealisasikan tujuan yang hendak dicapai yaitu mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti masyarakat, pemerintah, asosiasi bisnis dan pihak-pihak lainnya. Prinsip


(42)

responsibility ini penekanannya diberikan kepada kepentingan stakeholders perusahaan.

Sebagian penelitian yang bersifat akademis telah membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara struktur dan mekanisme corporate governance dan kinerja keuangan perusahaan atau nilai perusahaan (Black dkk 2002, Garay dan Gonzales 2008, Dharmapala dan Khana 2008, Silveira dan Barros 2007).

Menurut Downes dan Goodman (1999) dalam Murwaningsari, (2009) kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham mungkin bertentangan. Hal tersebut disebabkan manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran tersebut akan menambah biaya perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan deviden yang akan diterima. Dengan peningkatan kepemilikan managerial yang lebih baik dapat menyelaraskan kepentingan manajer dan pemegang saham, sehingga dapat meningkatkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial berpengaruh pada nilai perusahaan (Nurlela dan Islahuddin, 2008).

Kepemilikan institusional dalam proporsi yang besar juga mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat meningkat jika lembaga institusi mampu


(43)

menjadi alat pemonitoran yang efektif. Hasil penelitian Bjuggren et al. (2007) menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan. Komisaris independen mempunyai akuntabilitas yang tinggi didalam melakukan pengawasan, semakin baik pengawasan sebuah perusahaan semakin baik kualitas pengungkapan informasi yang disampaikan. Penelitian Rustiarini (2010) menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh positif pada nilai perusahaan.

Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal. Komite audit meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan melalui: (1) pengawasan atas proses pelaporan termasuk sistem pengendalian internal dan penggunaan prinsip akuntansi berterima umum, dan (2) mengawasi proses audit secara keseluruhan. Hasilnya mengindikasikan bahwa adanya komite audit memiliki konsekuensi pada laporan keuangan yaitu: (1) berkurangnya pengukuran akuntansi yang tidak tepat, (2) berkurangnya pengungkapan akuntansi yang tidak tepat dan (3) berkurangnya tindakan kecurangan manajemen dan tindakan ilegal.


(44)

Komite audit juga berpengaruh pada nilai perusahaan (Black et al. 2002; Siallagan dan Machfoedz, 2006).

2.1.3. Profitabilitas

Hubungan antara kinerja keuangan suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial menurut Belkaoui dan Karpik (1989) paling baik diekspresikan dengan pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba. Seperti yang dinyatakan oleh Alexander dan Bucholdz (1978) dalam Belkaoui dan Karpik (1989) bahwa manajemen yang sadar dan memperhatikan masalah sosial juga akan mengajukan kemampuan yang diperlukan untuk menggerakkan kinerja keuangan perusahaan. Konsekuensinya, perusahaan yang mempunyai respon sosial dalam hubungannya dengan pengungkapan tanggung jawab sosial seharusnya menyingkirkan seseorang yang tidak merespon hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan variabel akuntansi seperti tingkat pengembalian investasi dan variabel pasar seperti differensial return harga saham (Sembiring, 2003).

Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Heinze, 1976 dalam Hackston dan Milne, 1996). Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial (Bowman dan Haire, 1976 dan Preston, 1978 dalam Hackston dan Milne


(45)

1996). Hackston dan Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Belkaoui dan Karpik (1989) mengatakan bahwa dengan kepeduliannya terhadap masyarakat (sosial) menghendaki manajemen untuk membuat perusahaan menjadi profitable. (Anggraini, 2006).

Rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan pengaruh dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi (Brigham & Houston, 2010). Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas adalah gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, return on equity dan return on assets (Syamsudin, 1985:55, dalam Ahmar dan Kurniawan, 2007).

Gross profit margin merupakan rasio profitabilitas yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Gross profit margin merupakan presentase dari laba kotor dibandingkan dengan sales. Operating profit margin adalah rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum adanya pajak dan bunga dari penjualan yang dilakukan. Rasio ini menggambarkan apa yang biasanya disebut "pure profit" yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebut yang benar-benar diperoleh dari hasil operasional perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Net profit margin adalah rasio


(46)

profitabilitas yang menghitung sejauh mana perusahaan dalam menghasilkan laba setelah dipotong pajak dan bunga dari penjualan yang dilakukan. Semakin tinggi net profit margin, maka makin baik profitabilitas suatu perusahaan. Return on equity (ROE) menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income yang tersedia bagi pemegang saham. Semakin tinggi return adalah semakin baik karena berarti dividen yang dibagikan atau ditanamkan kembali sebagai retained earning juga akan makin besar. Return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukkan seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan asetnya. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin efektif penggunaan aktiva tersebut. Kelima rumus rasio untuk menghitung profitabilitas ini dicantumkan pada tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

Rumus Rasio - Rasio Profitabilitas Profitabilitas

Rasio Rumus

Gross Profit Margin (GPM)

Sales

Sales – Cost Of Good Sales Operating Profit Margin (OPM)

Sales Operating Profit Net Profit Margin (NPM)

Sales

Net Profit After Tax Return On Equity (ROE)

Stockholder Equity Net Profit After Tax Return On Asset (ROA)

Total Assets Net Income


(47)

2.1.4. Nilai Perusahaan

Dalam penilaian perusahaan terkandung unsur proyeksi, asuransi, perkiraan, dan judgment. Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu : nilai ditentukan untuk suatu waktu atau periode tertentu; nilai harus ditentukan pada harga yang wajar; penilaian tidak dipengaruhi oleh kelompok pembeli tertentu. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan, di antaranya adalah : a) pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba; b) pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas; c) pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen; d) pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva; e) pendekatan harga saham; f) pendekatan economic value added (Suharli, 2006).

Samuel (2000) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut di jual.

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya juga baik. Karena tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan


(48)

kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Gapensi, 1996 dalam Wahidahwati, 2002).

Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004).

Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004).

Menurut Klepper dan Love (2002) dalam Murwaningsari (2009) nilai perusahaan (Tobin’s Q) adalah adalah perbandingan antara market value of equity ditambah debt dibagi dengan total asset.


(49)

2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoritical Mapping)

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk melihat hubungan antara pengaruh good corporate governance terhadap nilai perusahaan, begitu juga penelitian antara pengungkapan corporate social responsibility dan nilai perusahaan, salah satunya adalah penelitian oleh Rustiarini (2010) yang meneliti: Pengaruh corporate governance pada hubungan corporate social responsibility dan nilai perusahaan, dimana nilai perusahaan merupakan variabel dependen diproksikan dengan Tobin’s Q dan corporate social responsibility sebagai variabel independen yang dihitung berdasarkan item pengungkapan sesuai dengan Sembiring (2005) dan corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen dan jumlah anggota komite audit sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sampai tahun 2008. Dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan hasil bahwa corporate social responsibility dan corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan penerapan corporate governance telah menuntun perusahaan untuk melakukan corporate social responsibility sehingga meningkatkan nilai perusahaan.

Nurlela dan Islahudin (2008) meneliti tentang pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan manajemen sebagai variabel moderatingnya pada perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 2005,


(50)

hasilnya adalah corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan kepemilikan manajemen dan interaksinya dengan corporate social responsibility juga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Murwaningsari (2009) tentang hubungan corporate governance, corporate social responsibility dan corporate financial performance pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2006, dengan analisis jalur, menujukkan corporate governance yaitu kepemilikan managerial dan institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan yang dinilai dengan Tobin’s Q. Selanjutnya juga ditemukan hubungan antara corporate governance dan corporate social responsibility dengan nilai perusahaan.

Penelitian dari Andayani dkk (2008) yang meneliti tentang corporate social responsibility, corporate governance and the intellectual property:An External Strategy Of The Management to Increase The Company’s Value pada persuahaan yang terdaftar di BEJ tahun 2004-2005. Hasil dari penelitiannya adalah bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility sedangkan kepemilikan institusional, market value, komite audit, dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility. Kepemilikan institusi dan corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROE dan Tobin’s Q.


(51)

Harjoto dan Jo (2007) meneliti tentang Corporate Governance and Firm Value The Impact of Corporate Social Responsibility dari perusahaan yang terdaftar di Kinder, Lydenberg, and Domini’s (KLD) Socrates database, the Investor Responsibility Research Center’s (IRRC) governance and director database, dan the I/B/E/S database selama periode 1993 – 2004. Mereka meneliti efek dari internal dan eksternal corporate governance dan memantau mekanisme terhadap pilihan corporate social responsibility dan keterlibatan nilai perusahaan dalam aktifitas corporate social responsibility. Menemukan bahwa pilihan corporate social responsibility terkait dengan karakteristik perusahaan seperti, ukuran perusahaan, leverage, R&D, Profitabilitas serta karakteristik corporate governance termasuk kepemimpinan komisaris, komisaris independen, kepemilikan institusional. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa corporate social responsibility, kepemilikan institusi dan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q.


(52)

Tabel 2.2

Review Peneliti Terdahulu Nama

Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Ni Wayan Rustiarini (2010) Pengaruh Corporate Governance pada hubungan Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan

1.Nilai perusahaan: Tobin’s Q 2.CSR: pendekatan dikotomi, setiap item CSRI yang diungkapkan diberi nilai 1, 0 untuk yang tidak.

3.CGC: Dengan proksi: a.Kepemilikan Manajerial, b.Kepemilikan Institusioanl c.Proporsi Komisaris Independen d.Jumlah anggota

komite audit

1.CSR berpengaruh pada nilai perusahaan

2.CG berpengaruh terhadap nilai perusahaan

3.CG berpengaruh pada hubungan CSR dengan nilai perusahaan Etty Murwaningsari (2009) Hubungan Corporate Governance,Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance dalam satu Continuum

1.Kinerja perusahaan: Tobin’s Q

2.Kepemilikan Manajerial 3.Kepemilikan Institusional 4.CSR: pendekatan dikotomi, setiap item CSRI yang diungkapkan diberi nilai 1, 0 untuk yang tidak.

1.Kepemilikan manajerial dan institusional sebagai GCG mempunyai pengaruh terhadap kinerja

perusahaan dan CSR.

2.CSR berpengaruh terhadap Kinerja perusahaan Rika Nurlela dan Islahuddin (2008) Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating

1.Nilai perusahaan: Tobin’s Q 2.CSR: pendekatan dikotomi, setiap item CSRI yang diungkapkan diberi nilai 1, 0 untuk yang tidak.

3.Kepemilikan Manajemen: diukur dengan natural logaritma dari % saham yang dimiliki manajer,direksi dan komisaris dibagi total saham

1.CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2.Kepemilikan Manajemen berpengaruh terhadap CSR 3.Interaksi antara CSR dengan Kepemilikan Manajemen tidak berpengaruh terhadap CSR

Wuryan Andayani, Sari Atmini, Dede Sadewo dan James kamau Mwangi (2008) Corporate Social Responsibility, Good Corporate Goverance and The Intellectual property: AN External Strategy Of The Management To Increase The Company’s Value

1.Nilai perusahaan : Tobin’s Q dan ROE

2.Kepemilikan Institusional 3.Komisaris Independen 4.Komite Audit 5.Kualitas Audit 6.Intellectual Property

CSR dan Kepemilikan Institusional memiliki hubungan dengan nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q dan ROE

Harjoto dan Jo (2007)

Corporate

Governance and Firm Value The Impact of Corporate Social Responsibility

1. Nilai perusahaan : Tobin’s Q dan ROE

2. CSR: menggunakan variabel dummy

3.ROA

4. Kepemilikan Institusional 5.Komisaris Independen

CSR, kepemilikan institusional dan komisaris

independen memiliki hubungan positif dengan nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q


(53)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Untuk menggambarkan konsep pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance dikaitkan dengan nilai perusahaan dan profitabilitas sebagai variabel yang menguatkan atau melemahkan hubungan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan dapat dibuat dalam kerangka konseptual. Bentuk kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Kepemilikan Manajerial

(X2.1) Kepemilikan

Institusional (X2.2) Komisaris Independen

(X2.3) Komite Audit

(X2.4)

Corporate Social Responsibilities

(X1)

Good Corporate Governanc

e

Nilai Perusahaan (Y)

Profitabilitas (X3)


(54)

Perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan informasi pengungkapan corporate social responsibility sebagai keunggulan kompetitif perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham. Apabila perusahaan memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang buruk maka akan muncul keraguan dari investor sehingga direspon negative melalui penurunan harga saham (Almilia dan wijayanto, 2007). Hasil penelitian dari Harjoto dan Jo (2007), Andayani dkk (2008), Murwaningsari (2009) dan Rustiarini (2010) menemukan bahwa pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan Tobin’s Q sebagai proksi dari nilai perusahaan. Sedangkan hasil penelitian menurut Nurlela dan Islahuddin (2008) serta Dahlia dan Siregar (2008) tidak ada pengaruh antara corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2001) merumuskan good corporate governance sebagai suatu sistem tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan berbagai partisipan dalam menentukan arah dan kinerja perusahaan. Good corporate governance yang efektif dapat meningkatkan nilai perusahaan. Ada banyak proksi dalam menerangkan good corporate governance, Dari banyaknya proksi yang menerangkan good corporate governance, penelitian ini menggunakan proksi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit.


(55)

Menurut Andayani dkk (2008) dan Rustiarini (2010) bahwa corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan, begitu juga menurut Murwaningsari (2009) melalui pendekatan analisis jalur (path analysis) menunjukkan good corporate governance dengan proksi kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Sedangkan menurut penelitian Gupta dkk (2009) menyatakan tidak ada hubungan yang kuat antara good corporate governance dengan nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di pasar modal Kanada.

Penelitian dampak komisaris independen terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Rustiarini (2010) menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Menurut Carningsih (2009) bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Keberadaan komite audit juga berpengaruh pada nilai perusahaan (Siallagan dan Machfoedz, 2006), sedangkan menurut Andayani dkk (2009) komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Menurut Bowman & Haire (1976) dan Preston (1978) dalam Hackston & Milne (1996) dalam Anggraini (2006) semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, corporate social responsibility akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan meningkat. Hasil penelitian Dahlia dan Siregar (2008) juga mengindikasikan


(56)

bahwa perilaku etis perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak positif, yang dalam jangka panjang akan tercermin pada keuntungan perusahaan (profit) dan peningkatan kinerja keuangan.

Semakin tinggi penerapan good corporate governance semakin tinggi pula tingkat ketaatan perusahaan dan akan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik. Dengan kinerja yang baik biasanya juga akan diikuti dengan meningkatnya profitabilitas dan naiknya nilai perusahaan di mata para investor.

3.2. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1

H

: Ada pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan.

2: Ada pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai moderating variabel.


(57)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan dalam tahapan penelitian yang terstruktur dengan melalui tahapan penelitian yang baik. Tahap awal dimulai dari populasi, identifikasi variabel, definisi operasional, sumber dan teknik pengumpulan data serta selanjutnya penentuan model analisis. Model analisis ini akan digunakan sebagai alat dalam pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian untuk menarik kesimpulan penelitian.

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai moderating variabel,maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitiansebab akibat (causal research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel dan mengidentifikasi sebab akibat antara berbagai variabel (Erlina, 2008).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap seluruh perusahaan yang masuk dalam LQ45 selama tahun 2007 sampai dengan tahun


(58)

2010. Data diambil dari beberapa website seperti www.idx.co.id, www2.idx.co.id dan website-website perusahaan yang menjadi sampel. Penelitian direncanakan akan dilakukan terhitung sejak bulan May 2011 sampai dengan September 2011.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok atau keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu yang ingin diselidiki oleh peneliti. Sedangkan sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi, hasil penelitian yang menggunakan sampel maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi (Erlina, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masuk ke dalam kelompok LQ45 selama tahun 2007 hingga tahun 2010 sebanyak 83 perusahaan (Lampiran 1). Pemilihan dan pengumpulan data sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan sampling bertujuan (purposive sampling), yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dan kriteria yang digunakan dapat berdasarkan perimbangan (judgment) atau berdasarkan kuota tertentu (Erlina, 2008).

Adapun kriteria-kriteria pengambilan sampel adalah:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan termasuk kedalam kelompok LQ45 selama 4 tahun berturut-turut dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.


(59)

2. Perusahaan yang pengungkapan corporate social responsibility ada dalam laporan tahunan atau laporan berkelanjutan.

3. Laporan tahunan dapat diperoleh/diakses dari internet.

Proses seleksi data pengamatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1

Sampel Perusahaan LQ45 Tahun 2007-2010

Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan

Perusahaan yang masuk kelompok LQ45 Tahun 2007 - 2010 83 Perusahaan yang tidak berturut-turut masuk kedalam kelompok

LQ45 tahun 2007 – 2010 66

Perusahaan yang pengungkapan corporate social responsibility

tidak ada dalam laporan tahunan atau laporan berkelanjutan 0 Laporan tahunan yang tidak dapat diperoleh/diakses dari internet 0

Total Sampel 17

Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah perusahaan yang dapat memenuhi persyaratan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 17 perusahaan (Lampiran 2). Angka tahun pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 tahun berturut-turut sehingga jumlah observasi dalam penelitian ini adalah 4 tahun observasi x 17 sampel adalah sebanyak 68 sampel observasi.


(60)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu usaha dasar untuk mengumpulkan data dengan prosedur standar. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi.

Dalam penelitian ini dikumpulkan data sekunder yaitu laporan tahunan perusahaan pada seluruh perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Sumber data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id dan website setiap perusahaan yang menjadi sampel. Data penelitian adalah data pooling dimana penyajian data dilakukan secara time series (antar waktu) dan cross section (antar perusahaan).

4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu corporate social responsibility dan good corporate governance. Variabel dependen yaitu nilai perusahaan dan variabel moderating yaitu profitabilitas.

4.5.1. Corporate Social Responsibility (X1)

Pengungkapan informasi corporate social responsibility adalah data kualitatif yang diungkapkan perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Pengungkapan corporate social responsibility merupakan pengungkapan informasi terkait dengan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan corporate social responsibility diukur dengan proksi CSRI (corporate social responsibility index) berdasarkan indikator GRI


(61)

(global reporting initiatives) yang diperoleh dari website www.globalreporting.org. Indikator GRI terdiri dari 6 fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak azasi manusia, sosial dan tanggung jawab produk sebagai dasar sustainability reporting (laporan berkelanjutan). Indikator GRI ini dipilih karena merupakan aturan internasional yang telah diakui oleh perusahaan di dunia (lampiran 3).

Content analysis digunakan untuk mengukur pengungkapan informasi corporate social responsibility. Analisis Isi (Content Analysis) secara sederhana diartikan sebagai metode untuk mengumpulkan dan menganalisis muatan dari sebuah “teks”. Teks dapat berupa katakata, makna gambar, simbol, gagasan, tema dan bermacam bentuk pesan yang dapat dikomunikasikan. Analisis Isi berusaha memahami data bukan sebagai kumpulan peristiwa fisik, tetapi sebagai gejala simbolik untuk mengungkap makna yang terkadang dalam sebuah teks, dan memperoleh pemahaman terhadap pesan yang direpresentasikan (Bell 2001 dalam Ekomadyo 2006). Berdasarkan kode tersebut, skala kuantitatif dibuat untuk dapat dianalisa lebih lanjut.

Pendekatan untuk menghitung pengungkapan corporate social responsibility pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item pengungkapan corporate social responsibility dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan Haniffa et al, 2005 (dalam Sayekti dan Wondabio, 2007). Selanjutnya skor dari setiap item


(62)

dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan pengungkapan corporate social responsibility adalah sebagai berikut:

Keterangan: CSRIij N

: Corporate social resonsibility index perusahaan j tahun i j

∑X

: Jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 79 ij

4.5.2 Good Corporate Governance (X2)

: Jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan j untuk tahun i

Variabel good corporate governance adalah sebuah sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang dalam penelitian ini menggunakan proksi sebagai berikut:

a) Kepemilikan manajerial (X2.1) adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola yang diukur dengan persentase kepemilikan saham yang dimiliki dewan direksi dan dewan komisaris dibagi dengan jumlah saham yang beredar. b) Kepemilikan institusional (X2.2) adalah jumlah kepemilikan saham oleh

pihak institusi seperti perbankan, perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana, dan institusi lain yang diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh perbankan, perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana, dan institusi lain dibagi dengan total jumlah saham beredar.


(1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 2

LNCSR

(X1)

LNGCG

(X2)

LNROE

(X3)

LNTOBINSQ

(Y)

N

68

68

68

68

Normal Parameters

a,b

Mean

-1,1675

-,3490

3,0921

,0870

Std. Deviation

,56392

,70466

,72983

1,08122

Most Extreme

Differences

Absolute

,136

,120

,144

,110

Positive

,136

,104

,101

,057

Negative

-,094

-,120

-,144

-,110

Kolmogorov-Smirnov Z

1,122

,992

1,187

,910

Asymp. Sig. (2-tailed)

,161

,278

,119

,379

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Collinearity Statistics

Model

Collinearity Statistics

Keterangan

Tolerance

VIF

1

(Constant)

Zscore(X1)

,891

1,122

Tidak ada multikolinieritas

Zscore(X2)

,876

1,142

Tidak ada multikolinieritas

Zscore(X3)

,847

1,181

Tidak ada multikolinieritas

ABS_X1_X3

,644

1,552

Tidak ada multikolinieritas

ABS_X2_X3

,955

1,047

Tidak ada multikolinieritas

ABS_X1_X2_X3

,652

1,533

Tidak ada multikolinieritas


(2)

Model Summary

b

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1

,670

a

,449

,395

1.328702

1,952

a. Predictors: (Constant), ABS_X1_X2_X3, ABS_X2_X3, Zscore(X1), Zscore(X2), Zscore(X3),

ABS_X1_X3


(3)

ANOVA

b

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

87,890

6

14,648

8,297

,000

a

Residual

107,692

61

1,765

Total

195,582

67

a. Predictors: (Constant ABS_X1_X2_X3, ABS_X2_X3, Zscore(X1), Zscore(X2), Zscore(X3),

ABS_X1_X3

b. Dependent Variable: TOBINSQ

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

hitung

t tabel

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

1,556

,420

3,706 1,67022

,000

Zscore(X1)

,442

,172

,259

2,572 1,67022

,013

Zscore(X2)

,559

,173

,327

3,223 1,67022

,002

Zscore(X3)

,595

,176

,348

3,375 1,67022

,001

ABS_X1_X3

,386

,275

,166

1,402 1,67022

,166

ABS_X2_X3

,277

,225

,120

1,232 1,67022

,223

ABS_X1_X2_X3

-,369

,197

-,220 -1,873 1,67022

,066

a. Dependent Variable: TOBINSQ


(4)

Lampiran 6

Seleksi Sampel Kriteria 1

NO KODE NAMA EMITEN A B C D E F G H I

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk

2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk

3 ADMG Polychem Indonesia Tbk

4 ADRO Adaro Energy Tbk.

5 AKRA AKR Corporindo Tbk.

6 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

7 APEX Apexindo Pratama Duta

8 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk Baru

9 ASII Astra International Tbk

10 ASRI Alam Sutera Realty Tbk.

11 BBCA Bank Central Asia Tbk

12 BBKP Bank Bukopin Tbk

13 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 14 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

15 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

16 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

17 BHIT Bhakti Investama Tbk

18 BIPI Benakat Petroleum Energy Tbk.

19 BISI BISI International Tbk

20 BKSL Sentul City Tbk

21 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk

22 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

23 BMTR Global Mediacom Tbk.

24 BNBR Bakrie & Brothers Tbk

25 BNGA Bank Niaga Tbk

26 BNII Bank International Indonesia Tbk

27 BRPT Barito Pacific Timber Tbk Baru

28 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk

29 BTEL Bakrie Telecom Tbk Baru

30 BUMI Bumi Resources Tbk

31 BYAN Bayan Resources Tbk

32 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk

33 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

34 CPRO Central Proteinaprima Tbk

35 CTRA Ciputra Development

36 CTRS Ciputra Surya Tbk

37 DEWA Darma Henwa Tbk

38 DOID Delta Dunia Makmur Tbk

39 ELSA Elnusa Tbk

40 ELTY Bakrieland Development Tbk


(5)

44 GGRM Gudang Garam Tbk

45 GJTL Gajah Tunggal Tbk

46 HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk

47 INCO International Nickel Indnesia Tbk

48 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

49 INDY Indika Energy Tbk

50 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

51 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

52 ISAT Indosat Tbk

53 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.

54 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk

55 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk

56 KLBF Kalbe Farma Tbk

57 LPKR Lippo Karawaci Tbk Baru

58 LSIP PP London Sumatera Tbk

59 MEDC Medco Energi International Tbk

60 MIRA Mitra International Resources Tbk.

61 MNCN Media Nusantara Citra Tbk

62 MPPA Matahari Putra Prima Tbk Baru

63 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

64 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk

65 PNLF Panin Life Tbk

66 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

67 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk Baru

68 SGRO Sampoerna Agro Tbk

69 SMCB Holcim Indonesia Tbk

70 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk

71 SMRA Summarecon Agung Tbk

72 SULI Sumalindo Lestari Jaya

73 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk.

74 TINS Timah (Persero) Tbk.

75 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

76 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk

77 TOTL Total Bangun Persada

78 TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk.

79 TSPC Tempo Scan Pacifik

80 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk

81 UNTR United Tractors Tbk

82 UNVR Unilever Indonesia Tbk

83 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk

Ket: A = Ags 2006 - Jan 2007 B = Feb 2007 - Jul 2007 C = Ags 2007 - Jan 2008 D = Feb 2008 - Jul 2008 E = Ags 2008 - Jan 2009 F = Feb 2009 - Jul 2009 G = Ags 2009 - Jan 2010 H = Feb 2010 - Jul 2010 I = Ags 2010 - Jan 2011


(6)

Lampiran 7

Seleksi Sampel Kriteria 2 dan 3

N

O

KOD

E

NAMA EMITEN

KRITERIA

2

KRITERIA

3

1 AALI

Astra Agro Lestari Tbk

V

V

2

ANT

M

Aneka Tambang (Persero) Tbk

V

V

3 ASII

Astra International Tbk

V

V

4 BBCA Bank Central Asia Tbk

V

V

5 BBRI

Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk

V

V

6

BDM

N

Bank Danamon Indonesia Tbk

V

V

7 BMRI

Bank Mandiri (Persero) Tbk

V

V

8 INCO

International Nickel Indnesia Tbk

V

V

9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

V

V

10 ISAT

Indosat Tbk

V

V

11

MED

C

Medco Energi International Tbk

V

V

12 PGAS

Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk

V

V

13 PTBA

Tambang Batubara Bukit Asam

Tbk

V

V

14 SMCB Holcim Indonesia Tbk

V

V

15

TLK

M

Telekomunikasi Indonesia Tbk

V

V

16 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk

V

V


Dokumen yang terkait

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

1 47 22

PENGARUH CSR TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating (Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI Peri

0 2 13

PENGARUH PENGUNGKAPAN CSR TERHADAP NILAI PERUSAHAANDENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating (Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode Tah

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating (Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode Tahun 2011-2013).

0 2 8

Pengaruh Pengungkapan Csr, Gcg, Beban Dan Pendapatan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 15

Pengaruh Pengungkapan Csr, Gcg, Beban Dan Pendapatan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

Pengaruh Pengungkapan Csr, Gcg, Beban Dan Pendapatan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 11

Pengaruh Pengungkapan Csr, Gcg, Beban Dan Pendapatan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 32

Pengaruh Pengungkapan Csr, Gcg, Beban Dan Pendapatan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

Pengaruh Pengungkapan Csr, Gcg, Beban Dan Pendapatan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 11