PENGARUH INSTRUMEN DERIVATIF TERHADAP HEDGING POLICY MELALUI VARIABEL INTERVENING FOREIGN EXCHANGE EXPOSURE ( Studi pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014 )

(1)

INFLUENCE DERIVATIF INSTRUMEN FOR HEDGING POLICY

THROUGH INTERVENING VARIABLES

FOREIGN EXCHANGE EXPOSURE

(Studies in LQ45 Companies Listed on the Stock Exchange Period 2010 to 2014 )

BY

SUPRIYANTO

ABSTRACT

This study aims to determine the presence or absence of the influence of Derivative Instruments, Foreign Exchange Exposure and Hedging Policy at the company. Independent variable (X) is the research Derivatives Instruments and Foreign Exchange Exposure, while the dependent variable (Y) is the Hedging Policy.

Population of the study is LQ45 firms listed on the Indonesia Stock Exchange with the observation period 2010-2014. This study uses PLS technique. Variables used in this study were Derivatives Instruments and Foreign Exchange Exposure.

The test results using Structural Equation Modeling, showed results that significantly influence the Derivative Instruments Foreign Exchange Exposure, Foreign Exchange Exposure significant effect on Derivative Instruments and Hedging Policy significant effect on Hedging Policy.

Keywords: Financial Risk Management, Derivative Instruments, Foreign Exchange Exposure, Hedging Policy


(2)

PENGARUH INSTRUMEN DERIVATIF TERHADAP HEDGING

POLICY MELALUI VARIABEL INTERVENING

FOREIGN EXCHANGE EXPOSURE

( Studi pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014 )

Oleh

SUPRIYANTO

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara Instrumen Derivatif terhadap Foreign Exchange Exposure dan Hedging Policy pada perusahaan. Variabel independen (X) penelitian ini adalah Instrumen Derivatif dan Foreign Exchange Exposure sedangkan variabel dependen (Y) adalah Hedging Policy.

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode amatan 2010-2014. Penelitian ini menggunakan teknik PLS. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instrumen Derivatif dan Foreign Exchange Exposure.

Hasil pengujian menggunakan metode Struktural Equation Modeling, menunjukkan hasil bahwa Instrument Derivatif berpengaruh signifikan terhadap Foreign Exchange Exposure, Foreign Exchange Exposure berpengaruh signifikan terhadap Hedging Policy dan Instrument Derivatif berpengaruh signifikan terhadap Hedging Policy.

Kata Kunci: Manajemen Risiko Finansial, Instrumen Derivatif, Foreign Exchange Exposure, Hedging Policy


(3)

FOREIGN EXCHANGE EXPOSURE

( Studi pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014 )

Oleh

SUPRIYANTO

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

Pada

Jurusan Magister Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(4)

PENGARUH INSTRUMEN DERIVATIF TERHADAP HEDGING

POLICY MELALUI VARIABEL INTERVENING

FOREIGN EXCHANGE EXPOSURE

( Studi pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014 )

(Tesis)

Oleh

SUPRIYANTO

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(5)

Gambar 1.2 Fluktuasi Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia ... 6

Gambar 1.3 Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar... 7

Gambar 3.3 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 55


(6)

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN TESIS ... v

PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 12

1.3 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Manfaat Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1 Pengertian Manajemen Risiko ... 14

2.2 Konsep Risiko ... 15

2.3 Eksposur Valuta Asing ... 16

2.3.1 Eksposur Transaksi ... 17

2.3.2 Eksposur Akuntansi... 18

2.3.3 Eksposur Operasi ... 18

2.4 Pengertian Hedgers ... 20

2.5 Pengertian Hedging ... 20

2.6 Instrumen Derivatif Untuk Melakukan Hedging ………...…...…… 21

2.6.1 Forward Contract Hedging ... 21

2.6.2 Money Market Hedging ... 23

2.6.3Currency Option Hedging ...... 27

2.6.4 Future Contract Hedging..... 30

2.7 Manfaat Melakukan Hedging ... 31

2.8 Hambatan Melakukan Hedging ... 32

2.9 Valuta Asing ... 32

2.9.1 Definisi Valuta Asing ... 32

2.9.2 Pengertian Pasar Valuta Asing ... 33

2.9.3 Pelaku Pasar Valas ... 33

2.9.4 Jenis-Jenis Pasar Valas ... 35

2.9.5 Jenis-Jenis Transaksi Valas ... 37


(7)

2.10.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs ... 41

2.10.4 Sistem Kurs Valuta Asing ... 43

2.11 Foreign Exchange ... 45

2.11.1 Eksposur Transaksi ... 45

2.11.2 Eksposur Ekonomi ... 46

2.11.3 Eksposur Akutansi ... 48

2.11.4 Teknik Peramalan Foreign Exchange Exposure... 49

2.12 Penelitian Terdahulu ... 50

2.13 Batasan Penelitian... 54

2.14 Kerangka Pemikiran ... 55

2.15 Hipotesis Penelitian ... 56

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

3.1 Jenis Penelitian ... 58

3.2 Populasi dan Sampel ... 58

3.2.1 Populasi ... 58

3.2.2 Sampel ... 58

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 60

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 61

3.5 Definisi Konseptual ... 61

3.5.1 Hedging Policy atau Lindung nilai ... 62

3.5.2 Forward Contract Hedging ... 62

3.5.3 Money Market Hedging ...... 62

3.5.4 Currency Option... 62

3.5.5 Future Contract Hedging ... 63

3.5.6 Foreign Exchange Exposure... 63

3.6 Definisi Operasional ... 64

3.7 Teknik Analisis Data ... 64

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 64

3.7.2 Partial Least Square ...... 65

3.8 Pengujian Hipotesis ... 71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 73

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 74

4.1.1 PT Adaro Energy Tbk... 74

4.1.2 PT AKR Corporindo Tbk... 74

4.1.3 PT Aneka Tambang Tbk... 75

4.1.4 PT Astra Internasional Tbk... 76

4.1.5 PT Alam Sutera Realty Tbk... 77

4.1.6 PT Bank Negara Indonesia Tbk ... 78

4.1.7 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk... 79

4.1.8 PT Bank Tabungan Negara Tbk... 80


(8)

4.1.13 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ... 85

4.1.14 PT Indofood Sukses Makmur Tbk ... 86

4.1.15 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ... 88

4.1.16 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ... 89

4.1.17 PT Jasa Marga Tbk ... 90

4.1.18 PT Kalbe Farma Tbk ... 91

4.1.19 PT London Sumatra Indonesia Tbk ... 92

4.1.20 PT Matahari Putra Prima Tbk ... 93

4.1.21 PT Perusahaan Gas Negara Tbk ... 94

4.1.22 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk ... 95

4.1.23 PT Pembangunan Perumahan Tbk ... 96

4.1.24 PT Surya Citra Media Tbk ... 97

4.1.25 PT Semen Indonesia Tbk ... 98

4.1.26 PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk ... 99

4.1.27 PT Tower Bersama Infrastructure Tbk ... 100

4.1.28 PT United Tractors Tbk ... 111

4.1.29 PT Unilever Indonesia Tbk ... 102

4.1.30 PT Wijaya Karya Tbk ... 103

4.2 Deskripsi Variabel Penelitian ... 104

4.2.1 Hedging Policy atau Lindung nilai... 105

4.2.2 Forward Contract Hedging ... 105

4.2.3 Money Market Hedging ... 105

4.2.4 Currency Option ... 105

4.2.5 Future Contract Hedging ...... 106

4.2.6 Foreign ExchangeExposure... 106

4.3 Hasil Analisis Data ... 107

4.3.1 Hasil Pengujian Outher Model (Measurement Model)..... 107

4.3.2 Hasil Pengujian Inner Model (Model Struktural)... 114

4.3.3 Pengujian Goodness Of Fit Model ... 115

4.3.4 Pengujian Struktural Equation Model (SEM)... 116

4.3.5 Pengujian Hipotesis ... 117

4.3.5.1 Pengujian Hipotesis Pertama (H1) ... 118

4.3.5.2 Pengujian Hipotesis Kedua (H2)... 119

4.3.5.3 Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) ... 120

4.5 Pembahasan ... 120

4.4.1 Pengaruh Instrument Derivatif terhadap Foreign Exchange... 120

4.4.2 Pengaruh Foreign Exchange Exposure terhadap Hedging Policy ... 122

4.4.3 Pengaruh Instrument Derivatif terhadap Hedging Policy... 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 125

5.1 Kesimpulan ... 125

5.2 Saran ... 125


(9)

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

Lampiran 1 Data Spot Rate, Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Lampiran 2 Nilai Forward Contract Tahun 2010

Lampiran 3 Nilai Forward Contract Tahun 2011 Lampiran 4 Nilai Forward Contract Tahun 2012 Lampiran 5 Nilai Forward Contract Tahun 2013 Lampiran 6 Nilai Forward Contract Tahun 2014 Lampiran 7 Nilai Money Market Tahun 2010 Lampiran 8 Nilai Money Market Tahun 2011 Lampiran 9 Nilai Money Market Tahun 2012 Lampiran 10 Nilai Money Market Tahun 2013 Lampiran 11 Nilai Money Market Tahun 2014 Lampiran 12 Nilai Currency Option Tahun 2010 Lampiran 13 Nilai Currency Option Tahun 2011 Lampiran 14 Nilai Currency Option Tahun 2012 Lampiran 15 Nilai Currency Option Tahun 2013 Lampiran 16 Nilai Currency Option Tahun 2014 Lampiran 17 Nilai Future Contract Tahun 2010 Lampiran 18 Nilai Future Contract Tahun 2011 Lampiran 19 Nilai Future Contract Tahun 2012 Lampiran 20 Nilai Future Contract Tahun 2013


(11)

Lampiran 23 Nilai Rata-Rata Money Market Tahun 2010-2014 Lampiran 24 Nilai Rata-Rata Currency Option Tahun 2010-2014 Lampiran 25 Nilai Rata-Rata Future Contract Tahun 2010-2014

Lampiran 26 Nilai Rata-Rata Foreign Exchange Exposure Tahun 2010-2014 Lampiran 27 Nilai Rata-Rata Instrument Derivatif Tahun 2010-2014

Lampiran 28 Nilai Olah Data CVR Instrument Derivatif dan Foreign Exchange Lampiran 29 Nilai Olah Data PLS Instrument Derivatif dan Foreign Exchange Lampiran 30 Tabel t

Lampiran 31 Tabel F


(12)

Tabel 1.1 Data Rasio Keuangan BI Rate, Nilai TukarPer 3 Bulan Tahun

Amatan 2010-2014 ... 5

Tabel 2.2 Realisasi Currency Spot Rate... 28

Tabel 2.3 Realisasi Future Spot Rate... 30

Tabel 2.5 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 50

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Sampel ... 59

Tabel 3.6 Definisi Operasional Variabel... 61

Tabel 6.1 Nilai Outher Loading Instrumen Derivatif... 106

Tabel 7.1 Nilai Outher Loading Foreign ExchangeExposure... 108

Tabel 8.1 Nilai Outher Loading Hedging Policy... 109

Tabel 9.1 Nilai Cross Loadings... 110

Tabel 10.1 Nilai AVE... 111

Tabel 11.1 Nilai Latent Variable Correlation... 111

Tabel 12.1 Nilai Composite Reliability... 112

Tabel 13.1 Result For Inner Weight... 113

Tabel 14.1 Nilai R-Square... 114


(13)

(14)

(15)

MOTO

Pahlawan bukanlah orang yang berani meletakkan pedangnya ke pundak lawan,

tetapi pahlawan sebenarya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia

marah”.

( Nabi Muhammad SAW)

Semua impian kita bisa menjadi kenyataan jika kita punya keberanian untuk

mengejarnya dan ikhlas untuk mendapatkanya

(Penulis)

”Keberanian terbesar adalah kesabaran dan guru terbaik adalah pengalaman”.

( Ali bin Abi Thalib)

‘Ujian bagi seseorang yang sukses bukanlah pada kemampuannya untuk mencegah

munculnya masalah, tetapi pada waktu menghadapi dan menyelesaikan setiap

kesulitan saat masalah itu terjadi”.


(16)

(17)

PERSEMBAHAN

Semua yang kuraih hanya karena ridho Allah SWT dengan kerendahan

hati, ku persembahkan karya kecilku ini kepada :

Keluarga Besarku yang selalu mendoakan, selalu memberikan dukungan

dan motivasi.

Serta sahabat-sahabatku Magister Ilmu Administrasi angkatan 2014

terima kasih atas dukungan dan kebersamaanya selama ini.


(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Teluk Betung Utara pada tanggal

19 September 1990, putra bungsu dari 5 (lima) bersaudara

dari pasangan Bapak Tukirman dan Ibu Jaharah.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar

Negeri 1 Gulak

Galik pada tahun 2001, Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 16 Bandar

Lampung pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 1

Bandar Lampung pada tahun 2007. D3 Administrasi Perkantoran dan Sekretari

Universitas Lampung pada tahun 2010. S1 Administrasi Bisnis Universitas

Lampung pada tahun 2012 . S2 Magister Ilmu Administrasi Universitas Lampung

pada tahun 2014. Penulis telah melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Lampung Timur, Kecamatan Way Bungur, Desa Toto Projo. Penulis juga aktif

dalam Organisasi Internal kampus, penulis aktif sebagai Anggota Himpunan

Mahasiswa Jurusan Magister Ilmu Administrasi.


(19)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya Tesis ini dapat diselesaikan. Tesis dengan judul “Pengaruh Instrument Derivatif Terhadap Hedging Policy Melalui Variabel Intevening Foreign Exchange Exposure Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2014 “ disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Administrasi (M.Si) di Universitas Lampung

Penulis menyadari bahwa Tesis ini tidak dapat diselesaikan tanpa kehendak Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis haturkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

2. Bapak Dr. Bambang Utoyo,M.Si selaku Ketua Jurusan Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan Tesis ini.

4. Bapak Ahmad Rifai,S.Sos.,M.Si selaku Dosen Pembimbing Pembantu atas bimbingan bantuan dan arahan dalam penyusunan Tesis ini.

5. Bapak Prof.Dr.Mahatma Kufepaksi.S.E.,M.S.B.A selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak masukan untuk perbaikan penyusunan Tesis ini.


(20)

7. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Magister Ilmu Administrasi (Mas Reza) yang tidak dapat disebutkan satu persatu, “ Terima kasih Bapak dan Ibu“.

8. Kedua Orang Tuaku yang kubanggakan (terima kasih atas semua pengorbanan, perhatian, bantuan , dukungan dan kasih sayang selama ini yang telah yang telah kalian berikan, tanpa kalian karya ini tidak pernah ada), keempat kakakku dan saudara yang ku sayangi (Wiji Astuti, Heri Dwi Pujiyanto, Sri Uni Yati, Eni Astuti, Cici Malia, Supriyadi, Fahri Bagus Prayogo, Riski, Angga Aditya Saputra, Alysa Putra Artati, Yoga, Marcelina), terima kasih atas doa , semangat dan makasih sayang yang tiada henti dicurahkan kepada penulis dalam menyelesaikan Tesis Ini.

9. Rekan-rekan seperjuangan Magister Ilmu Administrasi Angkatan 2014 : Devi Melisa Putri, Nadia, Iin Taria, Mas Lukman, Hani, Erni Rahmawati, Reza, Yusnili, Titi Jayanti, Hani, Lilik, Herunisa, Suwondo, Susanto, Ngadiman, Marsudi, Tria Melysa, Pandu, Thio, Devi Manik, Resa, Dora, Eka, Diang, Jajang serta teman-teman yang tidak dapat kusebutkan satu persatu “Tetap semangat teman-teman”.

10. Rekan-rekan ku yang best of the best (Ade, Anggun, Cahya, Septi, Maria, Andrey, Eka Juniar, Eko , Iqbal) Teluk Betung “ I’m come back after this 11. Rekan-rekan seperjuangan Kuliah Kerja Nyata (Lampung Timur) : Helmi Aziz,


(21)

12. Sahabat-sahabatku D3 & S1 tercinta: Prasetya Nugeraha, Jufri Yandes, Nuhada Malwa, Andri Agasi, Saraswati Dwi Febriani, Iin, Bu Iis, Febriani, Mas Hasbi, Astiwi, Kak Nizar, Kak Tio, Mas Fahmi, Romario, Ardian, Deris, Patricia, Meti Aprianti, Riski Asti Oktarini, Iin Sabrina, Mba Febriani, Mba Yeri, Mba Lidia, Mba Iis, Mas Andika ,Marina Desmalia, Fadri, Ade, Aris Styadi, Esdiana, Stephani Oktin, terima kasih atas persahabatan kita yang telah terjalin selama ini. Kalian semua adalah terbaik yang pernah aku miliki.

13. Sahabat yang selalu memotivasiku saat ini 3ACS “Thx ya,buat semuanya...U are the special gift from God ”.

14. Semua Pihak yang telah membantu terselesaikannya Tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

15. Untuk Almamaterku tercinta.

Semoga Allah SWT dapat membalas semua jasa-jasa yang telah kalian berikan kepada penulis selama ini.

Pada akhirnya penulis mengharapkan agar Tesis ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya dan dapat memberikan sumbangan untuk ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Administrasi.

Bandar Lampung, 3 Februari 2016 Penulis


(22)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya kerumitan aturan yang mengatur perdagangan bebas itu di dalam suatu negara. Menurut Madura (2000:13) Perdagangan bebas adalah pendekatan konservatif yang digunakan oleh perusahaan untuk mempenetrasi pasar luar negeri (dengan mengekspor) atau mendapatkan bahan baku berharga murah (dengan mengimpor). Perdagangan bebas yang dihadapi suatu negara, karena adanya persaingan serta gejolak harga pasar yang membuat ketidakpastian atau risiko usaha semakin meningkat dalam mempertahankan usahanya.

Perekonomian telah meningkatkan interaksi antar negara dalam berbagai bidang termasuk perdagangan bebas didalamnya. Banyak perusahaan yang mengimpor barang dan jasa dan banyak juga yang berinvestasi diluar negeri atau meminjam dana dari luar negeri. Perusahaan-perusahaan yang aktif beroperasi di luar negeri, merupakan salah satu pelaku terpenting dalam valuta asing. Persaingan antar perusahaan, baik usaha kecil, menengah, dan besar berlomba-lomba untuk mempertahankan usahanya tersebut dengan berbagai cara untuk menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi. Perusahaan yang memiliki arus kas dalam bentuk


(23)

valuta asing akan mempunyai risiko terhadap fluktuasi valuta asing. Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Djojosoedarso, 2005).

Keputusan investasi dan pembiayaan internasional menjadi penting bagi perusahaan jika terjadi naik turun nilai tukar mata uang. Seperti rupiah yang terdepresiasi terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat. Berbagai negara diseluruh dunia mata uang pergerak adalah Dollar Amerika Serikat sehingga perusahaan yang melakukan perdagangan internasional menerima pembayaran dalam bentuk mata uang Dollar Amerika Serikat. Hal ini mempunyai dampak yang besar terhadap kondisi keuangan perusahaan yang melakukan perdagangan internasional, terutama perusahaan yang memiliki hutang dalam valuta asing, karena jumlah yang harus dibayar bertambah besar. Krisis ini menyebabkan perusahaan menanggung risiko yang cukup besar.

Menurut Soemarno (2010) risiko adalah suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi. Menurut Djojosoedarso (2005) risiko tersebut memiliki dua karakteristik, pertama merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa, dan kedua merupakan ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian. Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan Risiko adalah perubahan atau penyimpangan dari hasil yang sudah diperkirakan atau diharapkan menjadi sesuatu yang tidak pasti dan bahkan dapat membuat perkiraan tersebut hilang atau mengalami kerugian.


(24)

Salah satu contoh kerugian adalah keuangan perusahaan dalam laporan keuangan suatu Perusahaan LQ45 yang menunjukkan perusahaan tersebut mendapatkan beban lebih besar akibat Exposure valuta asing. Dalam laporan keuangan di Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014 tercantum bahwa terdapat kerugian akibat nilai tukar mata uang asing yang mempengaruhi besaran laba yang seharusnya lebih besar apabila tidak terkena dampak nilai tukar mata uang asing tersebut. Dampak dari kerugian nilai tukar mata uang asing tersebut bisa dirasakan secara luas, mulai dari penurunan laba perusahaan, penurunan laba per saham, dan diikuti dengan penurunan harga saham di pasar modal, apabila penurunan harga saham tersebut terjadi, kemungkinan dapat mempengaruhi jumlah investor menjadi menurun, dan perusahaan akan kehilangan saluran pendanaan.

Perusahaan dalam melaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi). Jenis risiko dapat diketahui oleh perusahaan dengan mengukur terlebih dahulu Exposure yang dapat dialami perusahaan. Exposure adalah objek yang rentan terhadap risiko dan berdampak pada kinerja perusahaan apabila risiko yang diprediksikan benar-benar terjadi.

Exposure yang paling umum berkaitan dengan ukuran keuangan. Misalnya laba, harga saham, pertumbuhan penjualan dan sebagainya. Salah satu cara untuk meminimalisir risiko finansial adalah dengan hedging policy atau lindung nilai seperti yang sudah disebutkan Djojosoedarso (2005) sebagai salah satu cara untuk menanggulangi risiko. Lindung nilai atau dalam bahasa Inggris disebut hedge


(25)

dalam dunia keuangan dapat diartikan sebagai suatu investasi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi risiko pada suatu investasi lain.

Lindung nilai adalah suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari invetasi tersebut. Prinsip hedging adalah menutupi kerugian posisi aset awal dengan keuntungan dari posisi Instrumen Hedging dan Foreign Exchange. Sebelum melakukan hedging policy, hedger hanya memegang sejumlah aset awal. Setelah melakukan hedging policy, hedger memegang sejumlah aset awal dan instrumen hedging-nya disebut portofolio hedging (Sunaryo, 2009).

Hedging Policy dilakukan dengan menggunakan instrumen derivatif. Derivatif merupakan kontrak perjanjian antara dua pihak untuk menjual dan membeli sejumlah barang (baik komoditas, maupun sekuritas) pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang telah disepakati pada saat ini. Derivatif untuk tujuan perlindungan (hedging) sebaiknya diterapkan oleh perusahaan sebagai strategi manajemen risiko dalam situasi ekonomi yang diliputi ketidakpastian sehingga dapat terhindar dari kerugian keuangan akibat fluktuasi ekonomi yang terjadi.

Meskipun ada beberapa biaya yang harus dibayarkan oleh perusahaan untuk melakukan hedging, namun adanya kepastian yang ditimbulkan oleh hedging akan membuat perusahaan bisa beroperasi dengan lebih efektif. Perlu diketahui bahwa underlying instruments dalam derivatif tidak terbatas pada aktiva finansial saja, seperti saham, warrants, dan obligasi, tetapi bisa terdapat pada komoditas, logam


(26)

berharga, indeks saham, tingkat suku bunga, dan kurs nilai tukar (Utomo, 2000). Produk turunan derivatif juga termasuk jenis risiko yang dapat dialihkan oleh Hedging Policy. Berikut tabel 1.1 menunjukan data keuangan yang terdiri dari BI Rate dan Nilai Tukar.

Tabel 1.1

Data rasio keuangan BI Rate, Nilai Tukar per 3 bulan tahun amatan 2010-2014

No Tahun BI Rate Nilai Tukar

(Rp Terhadap Dollar )

1 Jan 2010 6,50 9353

2 Apr 2010 6,50 9010

3 Jul 2010 6,50 8949

4 Okt 2010 6,50 8938

5 Des 2010 6,50 8996

6 Jan 2011 6,50 8931

7 Apr 2011 6,75 8656

8 Jul 2011 6,75 8520

9 Okt 2011 6,50 8880

10 Des 2011 6,00 9040

11 Jan 2012 6,00 9079

12 Apr 2012 5,75 9117

13 Jul 2012 5,75 9354

14 Okt 2012 5,75 9545

15 Des 2012 5,75 9550

16 Jan 2013 5,75 9746

17 Apr 2013 5,75 9767

18 Jul 2013 6,50 10270

19 Okt 2013 7,25 11274

20 Des 2013 7,50 12250

21 Jan 2014 7,50 12287

22 Apr 2014 7,50 11562

23 Jul 2014 7,50 11611

24 Okt 2014 7.50 12109

25 Des 2014 7,75 12529

Sumber: BI, (2010 – 2014)

Tabel 1.1 menunjukkan data acuan pokok untuk melakukan hedging policy atau produk underlying agar dapat menjadikan instrumen di atas sebagai bahan


(27)

pertimbangan perusahaan untuk melakukan hedging policy atau tidak melakukan hedging policy. Untuk mempermudah analisis, berikut disediakan gambar grafik.

Gambar 1.2 BI Rate Sumber: BI, (2010-2014)

Gambar 1.2 merupakan grafik fluktuasi nilai Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia periode 2010-2014 dengan amatan per 3 bulan. Suku bunga bank sentral atau BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (bi.go.id). BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Pada akhir bulan Desember tahun 2014 BI rate dalam posisi tertinggi pada angka 7,75% seperti yang terlihat dalam grafik, kemudian menunjukkan tingkat yang menurun sampai angka 5,75% pada bulan Januari 2013. Jika dilihat


(28)

dari tingkat penurunan tingkat suku bunga yang terus menurun, dan tiba-tiba mengalami peningkatan yang cukup tajam meskipun tidak mencapai titik tertinggi dalam grafik, dari titik terendah membuat beberapa perusahaan disulitkan akan kondisi tersebut yang berhubungan dengan suku bunga pinjaman yang berhubungan dengan suku bunga acuan dari Bank Indonesia. Apabila terdapat perusahaan yang akan melakukan pinjaman pada periode Januari sampai Desember 2013, jumlah pinjaman yang akan dikembalikan pun membesar sejumlah peningkatan tingkat suku bunga Bank Indonesia.

Gambar 1.3 Nilai Tukar IDR Terhadap USD Sumber:BI, (2010-2014)

Gambar 1.3 menunjukkan grafik fluktuasi Nilai Tukar terhadap Dolar periode 2010-2014, dengan amatan per 3 bulan. Dalam gambar merupakan harga mata uang Rupiah terhadap satu Dolar Amerika. Menurut Salvatore (1997) nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya. Fluktuasi kurs juga memengaruhi


(29)

inflasi maupun output, dan menjadi pertimbangan penting pengambil kebijakan moneter. Menurut Mishkin (2008) ketika mata uang rupiah jatuh nilainya atau mata uang dolar mengalami apresiasi, harga barang-barang yang diimpor menjadi lebih mahal yang secara langsung akan menaikkan tingkat harga dan inflasi.

Menurut Yuliati (2002) jenis risiko fluktuasi kurs nilai tukar termasuk dalam Exposure valuta asing, Exposure valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan pembayaran dan/atau menerima pendapatan dalam valuta asing. Dari periode Januari 2013 sampai dengan April 2013 tidak mengalami fluktuasi yang signifikan, walaupun tetap terjadi fluktuasi nilai tukar. Pada periode bulan Januari 2014, mata uang rupiah mengalami depresiasi terhadap Dolar atau Dolar apresiasi terhadap mata uang rupiah, dengan nilai sebelumnya pada bulan Januari 2014 senilai Rp 12.287/$ menjadi Rp 12.529/$ yaitu terdapat kenaikan Rp 242/$.

Apabila terdapat perusahaan dengan mengadakan perjanjian pada bulan April

selagi periode jatuh tempo, perusahaan tersebut akan membayar lebih mahal sebesar Rp 242/$ dari jumlah transaksi yang seharusnya. Namun tidak demikian bila perusahaan tersebut menggunakan salah satu instrumen derivatif sebagai hedging policy untuk menutupi kerugian yang akan timbul dari risiko depresiasinya nilai mata uang rupiah. Perubahan nilai tukar memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap berbagai faktor, seperti arus kas, terutama bagi negara-negara yang memiliki mata uang yang lemah (soft currency) seperti rupiah Indonesia. Perubahan nilai tukar tersebut menyebabkan ketidakpastian bagi perusahaan yang terlibat dalam transaksi perdagangan Internasional. Nilai tukar ditentukan oleh exchange rate negara yang bersangkutan. Perubahan nilai tukar


(30)

valuta asing yang digunakan berpengaruh terhadap arus kas perusahaan dan juga berpengaruh pada pencatatan pelaporan keuangan perusahaan.

Perusahaan dapat terkena pengaruh risiko valuta asing atau disebut Foreign Exchange Exposure (Exposure valas) yaitu translation exposure, transaction exposure dan operating exposure. Translation exposure merupakanrisiko laporan keuangan konsolidasi perusahaan multinasional terhadap fluktuasi nilai tukar. Transaction exposure adalah risiko nilai dari transaksi-transaksi masa depan yang dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Operating exposure atau economic exposure merupakan risiko sejauh mana present value dari arus kas masa depan perusahaan dapat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.

Risiko fluktuasi kurs valuta asing ini akan dialami oleh perusahaan-perusahaan LQ45 khususnya yang memiliki hutang usaha dalam valuta asing. Perusahaan harus membayar sejumlah uang dalam nominal yang lebih besar saat terjadi depresiasi rupiah terhadap USD dan menanggung kerugian yang sangat banyak jika hal itu terjadi seperti saat terjadinya krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998, tak sedikit perusahaan bangkrut akibat risiko fluktuasi kurs valuta asing tersebut. Adanya risiko valas akibat fluktuasi nilai tukar dalam transaksi Internasional mengharuskan perusahaan untuk dapat menghindari maupun mengurangi kerugian dari fluktuasi nilai tukar tersebut.

Meskipun perusahaan tidak dapat mengendalikan kurs nilai tukar, namun perusahaan dapat mengendalikan tingkat risiko terkait dengan kondisi tersebut melalui manajemen keuangannya. Salah satu cara untuk meminimalisir risiko valas dalam hutang impor adalah dengan melakukan hedging atau lindung nilai


(31)

sebagai salah satu cara untuk menanggulangi risiko. Lindung nilai atau dalam bahasa Inggris disebut hedge dalam dunia keuangan dapat diartikan sebagai suatu investasi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau meniadakan risiko pada suatu investasi lain. Lindung nilai adalah suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari invetasi tersebut. Prinsip hedging adalah menutupi kerugian posisi aset awal dengan keuntungan dari posisi instrumen hedging.

Teknik hedging tersebut diantaranya adalah forward contract, future contract, currency option, dan money market hedging (Madura, 2000). Forward contract bercirikan tidak perlu transfer tunai di awal transaksi dimana transfer tunai hanya dilakukan saat jatuh tempo, mengandung risiko kredit, kontrak dibuat sesuai dengan kebutuhan dua pihak, digunakan khusus untuk lindung nilai dan pada umumnya untuk kontrak jangka pendek. Karakteristik future contract berbanding terbalik dengan forward contract dimana future contract tidak menyesuaikan dengan kebutuhan kedua belah pihak, namun memiliki risiko kredit yang kecil dan memiliki pasar yang lebih aktif dari forward contract, terutama untuk jangka waktu pendek. Currency option bercirikan kerugian maksimum dapat dibatasi, namun selalu ada kesempatan menguntungkan dari pergerakan harga dan untuk kebutuhan lindung nilai dapat dibuat tailor made.

Pembeli kontrak harus membayar premi option dimuka dan menghadapi risiko kredit dari penjualan dan tersedia terutama untuk kontrak jangka pendek. Money market hedging memakai instrumen pasar uang untuk melindungi nilai hutang atau piutang di masa yang akan datang dengan melakukan pengambilan posisi di


(32)

pasar uang. Perusahaan yang memiliki hutang usaha bisa saja memutuskan untuk tidak menggunakannya teknik hedging), yaitu dengan membiarkan terjadinya fluktuasi terhadap nilai tukar mata uang asing yang bersangkutan sampai dengan jatuh tempo pembayaran hutang usaha (Angelina 2008), jika mata uang domestik mengalami depresiasi terhadap mata uang asing yang bersangkutan pada saat jatuh tempo, jumlah mata uang domestik yang dibutuhkan untuk melunasi hutang dalam mata uang asing tertentu akan menjadi lebih banyak. Hal ini tentu saja akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, untuk itu diperlukannya melakukan hedging pada nilai hutang.

Perusahaan yang memiliki kesempatan pertumbuhan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai probabilitas untuk tumbuh dan digemari oleh para calon investor, untuk menjawab kesempatan yang sudah ditunjukkan, perusahaan membutuhkan tambahan dana, agar perusahaan tersebut tumbuh. Salah satu cara mendapatkan sumber dana dengan cepat untuk membiayai tumbuhnya perusahaan adalah memasukkan sumber hutang ke dalam struktur modal perusahaan. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang pesat cenderung menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang lambat (Baskin, 1989; Weston dan Brigham, 1984).

Adanya Exposure transaksi memperburuk penurunan profitabilitas tersebut, dikarenakan Exposure transaksi mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan, apabila pembayaran transaksi dilakukan dengan menggunakan denominasi kurs valuta asing, nilainya akan lebih besar apabila valuta asing


(33)

mengalami apresiasi terhadap mata uang domestik, sehingga risiko meningkat. Dengan demikian semakin tinggi nilai likuiditas maka semakin rendah hedging policy yang dilakukan karena risiko kesulitan keuangan yang muncul cenderung rendah dan sebaliknya (Spano, 2004).

Dalam penelitian ini, unit analisisnya adalah perusahaan LQ45 yang melakukan transaksi Internasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam rentang waktu penelitian dua tahun yakni dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Instrumen Derivatif Terhadap Hedging Policy Melalui Variabel Intervening Foreign Exchange Exposure Pada Perusahaan LQ45 Di BEI Periode 2010-2014”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Instrumen Derivatif berpengaruh terhadap Foreign Exchange Exposure pada perusahaan LQ45 di BEI?

2. Apakah Foreign Exchange Exposure berpengaruh terhadap Hedging Policy pada perusahaan LQ45 di BEI?

3. Apakah Instrumen Derivatif melalui Foreign Exchange Exposure berpengaruh terhadap Hedging Policy pada perusahaan LQ45 di BEI?


(34)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Instrumen Derivatif terhadap Foreign Exchange Exposure pada perusahaan LQ45 di BEI

2. Untuk mengetahui pengaruh Foreign Exchange Exposure terhadap Hedging Policy pada perusahaan LQ45 di BEI

3. Untuk mengetahui pengaruh Instrumen Derivatif melalui Foreign Exchange Exposure Terhadap Hedging Policy pada perusahaan LQ45 di BEI

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pemilihan perusahaan yang akan ditanamkannya dana yang Investor miliki, karena dapat mengetahui perusahaan mana yang memang tanggap dalam melindungi investasinya serta dapat menjadi acuan para perusahaan untuk mengambil langkah yang strategis dalam pengambilan kebijakan untuk melindungi nilai investasi yang sudah dikeluarkan.

2. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan referensi bagi pengembangan ilmu penelitian di bidang Administrasi Keuangan dan Manajemen Keuangan, khususnya tentang analisis penggunaan Instrumen Derivatif dan Foreign Exchange Exposure sebagai pengambilan Hedging Policy.


(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen Risiko

Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisa serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Risiko karena mitra transaksi gagal bayar (default) disebut risiko kredit (default). Sementara itu, risiko karena kesalahan atau kegagalan orang atau sistem, proses atau faktor eksternal disebut risiko operasional (Sunaryo, 2009). Manajemen risiko mempunyai tiga tahapan: mengidentifikasi. mengukur. dan memanajemeni risiko. Lembaga finansial atau investor dapat memanajemeni risiko dengan cara: mengurangi risiko. Misalnya dengan melakukan lindung nilai (hedging), menyediakan cadangan untuk menopang risiko (self insurance) dan mentransfer risiko kepada pihak ketiga dengan instrumen derivatif. Bank dapat mentransfer risiko kreditnya kepada pihak lain dengan menggunakan credit derivatives (Sunaryo, 2009).

Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua perusahaan. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen resiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi resiko. Sasarannya untuk


(36)

menambah nilai maksimum berkesinambungan (sustainable) perusahaan. Tujuan utama untuk memahami potensiupside dan downside dari semua faktor yang dapat memberikan dampak bagi perusahaan. Manajemen resiko meningkatkan kemungkinan sukses, mengurangi kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian dalam memimpin keseluruhan sasaran perusahaan (Sunaryo, 2009).

2.2 Konsep Resiko

Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Istilah resiko memiliki beberapa definisi. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian, atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Menurut Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi resiko sebagai berikut:

a) Risk is the chance of loss (resiko adalah kans kerugian)

Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga resiko tidak ada.

b) Risk is the possibility of loss (resiko adalah kemungkinan kerugian).

Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada di antara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.


(37)

c) Risk is uncertainty (resiko adalah ketidakpastian).

Uncertainty bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupak an penilaian individu terhadap situasi resiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi resiko berikut.

d) Risk is the dispersion of actual from expected results (resiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan). Ahli statistik mendefinisikan resiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai di sekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.

e) Risk is the probability of any outcome different from the one expected (resiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Menurut definisi di atas, resiko bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilitas dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan. Dari berbagai definisi di atas, resiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.

2.3 Eksposur Valuta Asing

Menurut Yuliati (2002) eksposur valuta asing adalah kepekaan perubahan dalam nilai riil asset, kewajiban atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestik terhadap perubahan kurs yang tidak terantisipasi. Eksposur valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan dan/atau menerima pendapatan dalam valuta asing.


(38)

2.3.1 Eksposur Transaksi

Menurut Yuliati (2002) eksposur tansaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat perbedaan antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan saat transaksi diselesaikan/dipenuhi. Jadi eksposur ini berhubungan dengan transaksi-transaksi yang sudah ada, tetapi belum jatuh tempo. Nilai aliran kas masuk perusahaan yang diterima dalam berbagai denominasi mata uang asing akan ditentukan oleh kurs valuta asing, pada saat penerimaan dikonversikan ke mata uang yang dikehendaki. Demikian juga dengan aliran kas keluar yang dibayarkan dalam denominasi mata uang asing, nilainya akan tergantung pada kurs valuta asing saat pembayaran akan dilakukan. Eksposur transaksi dapat terjadi disebabkan oleh penggunaan transaksi kredit atau meminjam dana yang pelunasannya dinyatakan dalam mata uang asing. Pengukuran eksposur transaksi dapat dilakukan melalui dua tahapan yakni:

1. Memproyeksikan penerimaan dan pengeluaran dalam setiap mata uang asing, selama kurun waktu tertentu (misal per bulan, per tahun, dsb).

2. Menghitung keseluruhan eksposur dari semua penerimaan dan pengeluaran bersih.

Bagi sebuah perusahaan besar yang memiliki banyak anak perusahaan, penghitungan eksposur transaksi harus didasarkan pada proyeksi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah konsolidasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari perusahaan dari redudansi usaha pemagaran risiko (hedging). Menurut Madura (2006) Eksposur transaksi dapat dilakukan dengan melakukan kontrak hedging valuta asing atau menempuh strategi operasi tertentu. Kontrak


(39)

hedging valuta asing bisa dilakukan di pasar forward, pasar futures, pasar uang, opsi, dan kesepakatan swap.

2.3.2 Eksposur Akuntansi

Menurut Yuliati (2002) eksposur akuntansi tidak menimbulkan perubahan pada aliran kas riil perusahaan. Eksposur ini timbul saat sebuah perusahaan membuat laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak perusahaannya yang tersebar di berbagai negara. Pembuatan laporan keuangan konsolidasi memiliki dua tujuan utama. Pertama untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan, kedua untuk mengevaluasi kinerja keuangan anak perusahaan. Dengan membandingkan laporan keuangan setiap anak perusahaan, manajemen dapat mengetahui kinerja keuangan masing-masing anak perusahaan.

Informasi ini sangat berguna untuk merumuskan strategi bersaing dan alokasi sumber daya ke setiap anak perusahaan. Cara yang ditempuh untuk mengelola eksposur akuntansi adalah balance sheet hedge. Cara ini berupaya menetralisir eksposur dengan menyeimbangkan sisi kekayaan dan kewajiban perusahaan, pada arah yang berlawanan. Selain balance sheet hedge, juga terdapat teknik lain yakni contractual hedge tetapi hasil yang diperoleh seringkali melibatkan unsur spekulatif.

2.3.3 Eksposur Operasi

Menurut Yuliati (2002) eksposur operasi mengukur setiap perubahan pada nilai sekarang perusahaan yang disebabkan oleh perubahan aliran kas operasi, karena perubahan yang tidak terduga pada kurs valuta asing. Analisis eksposur operasi


(40)

bertujuan untuk mengetahui dampak dari perubahan kurs valuta asing (yang tak terduga) terhadap kegiatan operasi dan posisi bersaing perusahaan. Eksposur operasi memiliki kesamaan dengan eksposur transaksi, yaitu berhubungan dengan perubahan aliran kas karena fluktuasi kurs valuta asing. Akan tetapi, eksposur operasi mempunyai cakupan yang lebih luas dari eksposur transaksi dan dampaknya terhadap eksistensi perusahaan yang lebih fundamental dari eksposur transaksi dan eksposur akuntansi. Perubahan kurs dapat mempengaruhi seluruh kegiatan operasi perusahaan, seperti aktivitas pemasaran, keuangan, produksi, dan pembelian.

Hal ini pada akhirnya akan menentukan kemampuan bersaing dan nilai perusahaan. Di sini yang diperhitungkan adalah perubahan kurs valuta asing yang tidak terduga, bukan yang sudah diperkirakan sebelumnya. Perubahan kurs valuta asing yang sudah diduga telah dimasukkan dalam perencanaan perusahaan (Levi, 2001). Kunci sukses agar dapat mengelola eksposur operasi dengan baik adalah kepekaan manajemen dalam mengetahui adanya ketidakseimbangan pada kondisi paritas dan kesiapannya dalam menyiapkan langkah-langkah strategis yang tepat untuk bereaksi terhadap kondisi tersebut.

Langkah terbaik yang bisa diambil manajemen adalah mendiversifikasikan basis kegiatan operasi dan pembelanjaan perusahaan secara internasional. Diversifikasi operasional mendiversifikasikan penjualan, lokasi fasilitas produksi dan sumber pengadaan bahan baku ke beberapa negara. Sementara itu, diversifikasi pembelanjaan berarti mencari dana di lebih dari satu pasar modal dan dalam lebih dari satu jenis mata uang.


(41)

2.4 Pengertian Hedgers

Menurut Madura (2000) Hedgers adalah Orang-orang yang melindungi dirinya dari risiko kerugian karena perubahan harga aktiva induk. Mereka memiliki posisi atau potensi memiliki posisi beli komoditi actual, biasanya pembelian komoditi terebut berkaitan dengan kegiatan bisnisnya yang regular, mereka biasanya berusaha meminimalkan risiko pergerakan harga dengan mengimbangi pemilikannya atas komoditi secara fisik dengan menjual kontrak berjangka (short hedge) atau berusaha mengkunci harga sekarang sama dengan harga yang akan datang, yakni dengan cara membeli kontrak berjangka beli di masa yang akan datang sekarang juga (long hedge).

2.5 Pengertian Hedging

Setiap perusahaan yang terlibat dalam perdagangan internasional tentu memiliki arus kas valas yang relatif besar dan memiliki risiko yang juga relative tinggi terhadap fluktuasi kurs valas. Dengan adanya risiko fluktuasi tersebut, pihak manajemen perusahaan akan berusaha untuk menghindari atau mengurangi kerugian dari risiko fluktuasi tersebut dengan menggunakan teknik hedging terhadap setiap transaksi valasnya. Menurut Madura (2006) yang dimaksud dengan hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi sebuah perusahaan dari eksposur terhadap nilai tukar. Eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar adalah sejauh mana sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Sedangkan menurut Hady (2010) hedging adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari atau mengurangi risiko kerugian sebagai akibat fluktuasi kurs valas.


(42)

Menurut Eiteman (2004) “hedge is the purchase of contract (including foward foreign exchange) or tangible good that will rise in value and offset a drop in value of another contract or tangible good. Hedgers are undertaken to reduce risk by protecting an owner from loss”. Hedge merupakan pembelian suatu kontrak (termasuk foward exchange) atau barang nyata yang nilainya akan meningkat dan kerugian dari jatuhnya nilai tersebut dari kontrak lain atau barang nyata. Hedging dilakukan untuk mengurangi risiko dengan melindungi pengguna dari kerugian. Dari berbagai definisi para ahli diatas dapat dimaknai bahwa teknik hedging digunakan untuk melindungi nilai hutang atau piutang dalam mata uang asing dari risiko fluktuasi kurs yang mungkin dapat merugikan perusahaan.

2.6 Instrumen Hedging

Menurut Madura (2000) terdapat empat instrument hedging yakni; forward market hedging, money market hedging, currency option hedging dan future contract hedging.

2.6.1 Forward Contract Hedging

Teknik hedging forward contract banyak dilakukan oleh perusahaan Multinasional untuk melindungi piutang dan hutang yang relative banyak dari risiko fluktuasi kurs valas dengan cara mengunci suatu nilai tukar pada transaksi di masa mendatang. Dalam melakukan teknik forward contract hedging, perusahaan harus mengadakan kesepakatan terlebih dahulu dengan pihak lain misalnya bank untuk menentukan besaran nilai kurs mata uang asing yang dibutuhkan oleh bank perusahaan dan pihak bank akan meminta sejumlah premium atas kegiatan suatu kontrak untuk menutupi besarnya perbedaan bunga. Menurut Eitman (2004) “forward hedge melibatkan suatu kontrak forward dan


(43)

suatu sumber dana untuk memenuhi kontrak itu. Forward contract dimasuki pada saat terciptanya transaction exposure yang bersangkutan”. Menurut Levi (2001) forward contract yaitu “kurs forward merupakan kurs yang disepakati saat ini untuk pertukaran mata uang pada tanggal tertentu di masa yang akan datang”. Sedangkan Brigham dan Houston (2006) berpendapat “forward contract yakni perjanjian dimana salah satu pihak setuju untuk membeli suatu komoditas pada suatu harga tertentu di tanggal tertentu di masa datang dan pihak lain setuju untuk melakukan penjualan tersebut”.

Dari definisi-definisi diatas dapat dimaknai bahwa teknik forward contract hedging merupakan suatu kontrak antara nasabah dan bank untuk melakukan sejumlah penjualan atau pembelian valuta terhadap valuta lainnya dimasa yang Forward rate adalah kurs yang diberlakukan di masa mendatang tetapi ditetapkan sekarang atau pada masa kini biasanya berlaku antara 2 x 24 jam atau sampai dengan 1 tahun atau 12 bulan dari waktu kesepakatan rate (Hady, 2006). Berikut rumus perhitungan forward rate:

FR= Spot rate + (Interest rate differential) x ( n/360) x Spot rate ... (1.1)

Keterangan:

Forward rate : Kurs yang digunakan dalam forward hedging Spot rate : Kurs yang berlaku pada saat transaksi

Intersst rate diferential : Selisih bunga deposito antara dua Negara n/360 : Jangka waktu transaksi forward

Forward rate digunakan untuk menetapkan nilai hutang maupun piutang perusahaan yang menerapkan teknik forward contract hedging dengan rumus:


(44)

Forward contract hedging = Nilai hutang x Forward rate

...(1.2)

Jika setelah perhitungan, kita harus membayar lebih banyak untuk penyampaian forward rate dari pada spot rate bagi suatu mata uang maka kita menyebut bahwa kurs mata uang tersebut adalah premi forward (forward premium), sedangkan jika penyampaian forward rate lebih sedikit dari pada spot rate maka kita sebut diskon forward (forward discount) (Levi 2001).

Contoh perhitungan nilai hutang impor menggunakan forward contract hedging: pada tanggal 1 Januari 2014 perusahaan melakukan transaksi impor sebesar USD 1.815.138,00 yang akan jatuh tempo selama 90 hari kedepan. Untuk melindungi nilai hutang impor tersebut perusahaan melakukan hedging dengan suku bunga deposito USD per tahun sebesar 1,10%, suku bunga deposito Rp/tahun sebesar 6,71% pada saat transaksi kesepakatan forward contract hedging spot rate rupiah/Dollar sebesar Rp12.529. pertama-tama kita harus mencari besarnya forward rate yang akan dikalikan dengan nilai transaksi impor kemudian forward ratenya diperoleh sebesar:

FR = Rp 12.529 + (5,61%) x (90/360) x Rp 12.529 = Rp 12.704,71

Sehingga nilai hutang yang harus dibayar saat jatuh tempo adalah Rp 22.742.934.933,00 yang diperoleh dari hasil perkalian nilai transaksi impor dengan forward rate yakni USD 1.815.138,00 x Rp 12.704,71

2.6.2 Money Market Hedging

Menurut Eun dan Resnick (2001) money market hedging adalah teknik yang memakai instrumen pasar uang dengan melibatkan pengambilan suatu posisi


(45)

dalam pasar uang untuk melindungi posisi hutang atau piutang di masa depan. Surat-surat berharga jangka pendek yang jangka waktunya kurang dari setahun merupakan instrument-instrumen yang diperjual belikan dalam pasar uang. Cara yang dilakukan untuk melindungi risiko transaksi eksposur memakai teknik money market hedging yakni dengan mencari pinjaman atas suatu mata uang domestik di pasar uang lalu mengkonversi pinjaman tersebut dalam mata uang lain. Nilai pinjaman dalam kontrak tersebut kemudian digunakan terlebih dahulu untuk menjalankan investasi jangka pendek seperti membeli sekuritas, mendepositkan pada bank dan sebagainya. Perusahaan harus membayar kembali pinjamannya ditambah dengan cicilan bunga saat masuk jatuh tempo. Misalkan suatu perusahaan memerlukan dana USD 2.000.000 dalam 60 hari untuk membiayai impornya tetapi tidak memiliki dana tunai. Dengan suku bunga USD 12% per tahun atau 1,0% perbulan. Sehingga untuk mendapatkan dana USD 2.000.000 dalam 60 hari diperlukan dana tunai dalam rupiah sebesar Rp13.861.386.140 yang diperoleh dengan mencari nilai sekarang (Present Value) dari hutang impor tersebut:

PV = USD 2.000.000 = USD 1.980.198,02 1+ 0,01

Kemudian mentranslasi present value hutang tersebut kedalam rupiah untuk diinvestasikan kedalam USD dimana spot rate rupiah per USD sebesar Rp 7.000 sehingga besarnya pinjaman dana dalam rupiah yang diperlukan adalah: USD 1.980.198,02 X Rp 7.000 = Rp 13.861.386.140


(46)

pinjaman 20% per tahun atau 2,0% per bulan. Kemudian pinjaman ini dikonversikan ke dalam USD dengan kurs jual spot rate Rp 7.000/USD sehingga akan diperoleh dana USD senilai: Rp13.861.386.140/ Rp 7.000/USD = USD 1.980.198,02.

Kemudian perusahaan menginvestasikan USD 1.980.198,02 dengan tingkat bunga 1,0% per bulan sehingga di akhir bulan atau setelah 60 hari akan diperoleh dana USD yang diperlukan senilai: Rp1.980.198,02x (1 + 1,0%) = USD 2.000.000.000 setelah 60 hari perusahaan akan membayar pinjaman + bunga sebesar: Rp13.861.386.140 x (1 + 2,0%) = Rp 14.138.613.860. Penggunaan Money Market Hedging atas Hutang dan Piutang dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Money Market Hedging atas Payable

Melindungi nilai hutang dengan money market hedging dilakukan dengan membuat deposito jangka pendek dalam mata uang asing yang akan dibutuhkannya di masa mendatang. Banyak MNC memilih melakukan lindung nilai utang tanpa harus menggunakan saldo kasnya. Menurut Madura (2006) lindung nilai pasar uang tetap dapat digunakan dalam situasi ini, tetapi dibutuhkan dua posisi mata uang: (1) meminjam dana dalam mata uang asal dan (2) membuat deposito jangka pendek dalam mata uang asing. Langkah-langkah teknik money market hedging untuk melindungi hutang yakni:

a. Menentukan besarnya hutang pada saat jatuh tempo.

b. Mencari nilai sekarang dari hutang tersebut dengan tingkat suku bunga deposito mata uang asing, lalu mengkonversikan ke mata uang domestik. c. Meminjam uang dari mata uang domestic sebesar nilai sekarang dari


(47)

dapat menginvestasikan uang tersebut ke dalam mata uang asing, dan pada saat utang jatuh tempo investasi tersebut akan dapat menutupi hutang dalam mata uang asing tersebut.

d. Membayar utang dalam mata uang domestic setelah jatuh tempo ditambah dengan bunga.

2. Money Market Hedging atas Receivable

Perusahaan juga dapat melindungi nilai piutang dalam mata uang asing menggunakan teknik ini dengan meminjam dalam mata uang domestik sekarang dan mengkonversinya menjadi USD. Piutang yang diterima nantinya akan dipakai untuk melunasi pinjaman tersebut. Pada beberaa kasus, MNC mungkin tidak perlu meminjam dana selama 90 hari. Menurut Madura (2006) “pada situasi ini, lindung nilai money market atas piutang dapat tetap dilakukan jika perusahaan menggunakan dua posisi pada pasar uang: (1) meminjam mata uang yang digunakan dalam piutang dan (2) berinvestasi dalam mata uang asal.”

Langkah-langkah teknik money market hedging untuk melindungi piutang yakni:

a. Menentukan besarnya piutang pada saat jatuh tempo.

b. Menentukan besarnya pinjaman dalam mata uang asing dengan mencari nilai sekarang dari pinjaman tersebut ke dalam mata uang domestik dan menginvestasikannya.

c. Mengkonversikan pinjaman tersebut ke dalam mata uang domestik dan menginvestasikannya.


(48)

penerimaan piutang sebesar jumlah investasi dalam mata uang domestic ditambah dengan bunga. Pada saat itu juga perusahaan akan menerima piutangnya sebesar investasi dalam mata uang domestic ditambah dengan bunga dan akan dipergunakan untuk membayar pinjaman tersebut.

2.6.3 Currency Option Hedging

Opsi menyediakan hak untuk membeli atau menjual suatu valuta tertentu dengan harga tertentu selama periode waktu tertentu. Menurut Hady (2010) currency option hedging merupakan suatu sistem kontrak yang ideal karena dapat dibatalkan atau tidak direalisasi apabila fluktuasi kurs valas akan menimbulakan efek yang lebih merugikan bagi perusahaan. Banyak perusahaan menyadari bahwa instrument-instrumen hedging seperti forward hedging dan future hedging kadang dapat merugikan jika terjadi depresiasi dalam hutang valas. Oleh karenanya tipe hedging ideal yang mampu mengisolasi perusahaan dari perubahan kurs yang merugikan dan memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan dari perubahan kurs adalah dengan currency option hedging karena teknik ini mengandung dua atribut tersebut.

Terdapat dua jenis currency option hedging yakni currency call option dan currency put option. Suatu call adalah option untuk membeli valas dan put adalah option untuk menjual valas. Strike price adalah kesepakatan spot rate saat option jatuh tempo yang besarnya diperoleh berapa persen dari spot rate kurs valas bagi mata uang yang mendasari penggunaan option saat transaksi hutang impor terjadi, suatu option dimana harga eksekusinya sama dengan harga spot dikatakan at the money, suatu option yang menguntungkan bila digunakan segera disebut in the money yang dibedakan menjadi in the money calls dimana harga eksekusinya


(49)

dibawah kurs spot untuk mata uang yang dipergunakan dan in the money puts dimana harga eksekusi diatas kurs spot untuk mata uang. Suatu option dikatakan tidak menguntungkan bila dipergunakan disebut out the money dimana out the money call bila harga eksekusi diatas kurs spot saat ini dan out the money put bilaharga eksekusi di bawah kurs spot saat ini. Biaya option yang dikenakan oleh pembeli kepada penjual disebut harga premi (premium/option price). Besarnya premi disepakati berapa persen dari jumlah strike price. Berikut ini ilustrasi penggunaan currency option hedging:

a. Hedging Payable dengan Currency Call Option

Currency contract call option memberikan hak (tetapi tidak wajib) untuk membeli sejumlah valas, dengan strike/exercise price (SP) dan jangka waktu tertentu. Misalnya suatu perusahaan USA mempunyai payable sebesar GBP 200,000 yang harus dilunasi dalam waktu 60 hari dengan strike price USD 1,70 per GBP dan premium call option USD 0,50 per unit sehingga: BEP = Strike Price + Premi = USD 1,70 + USD 0,05 = 1,75. Total premium call option yang harus dibayar = GBP 200.000 x USD 1,75 = USD 350.000. Pada tabel dibawah ini terdapat tiga kemungkinan realisasi spot rate.

Tabel 2.2 Realisasi Spot Rate

Premium Amount Total

Realisasi Amount

Call paid

Spot Rate Paid for

Option Per Unit

GBP 200.000

(1) (2) (3) (4)

USD 1,60 USD 0,05 USD 1,65 USD 330.000 USD 1,62 USD 0,05 USD 1,67 USD 334.000 USD 1,66 USD 0,05 USD 1,71 USD 342.000 Sumber : Hady, 2013


(50)

Jika pada saat utang jatuh tempo realisasi spot rate USD 1,60/GBP, perusahaan tentu akan membatalkan hedging call option contract-nya karena dengan pembatalan ini berarti perusahaan hanya melunasi utang sebesar 200.000 x (USD 1,60 + USD 0,05) = USD 330.000. Jika pada saat jatuh tempo utang realisasi spot rate nya USD 1,62 atau 1,66, tentunya perusahaan akan lebih baik menggunakan hedging call option contractnya karena jauh lebih menguntungkan dengan membayar jumlah yang lebih kecil sesuai BEP = SP + Premi yakni 200.000 x (USD 1,60 + USD 0,05) = USD 330,000. Jika kontrak dibatalkan atau tidak direalisasikan, maka perusahaan akan membayar 200.000 x (USD 1,62 + USD 0,05) = USD 334.000 dan untuk spot rate USD 1,66 perusahaan akan membayar 200.000 x (USD 1,66 + USD0,05) = USD 342.000.

b. Hedging Receivable dengan Currency Put Option

Perusahaan yang mempunyai piutang juga dapat menggunakan option dengan currency put option, yaitu hak untuk menjual (tetapi tidak wajib) suatu valas dengan strike/exercise dan jangka waktu tertentu. Jika kurs spot mata uang tetapi lebih rendah dibandingkan exercise price selama masa berlaku opsi, maka perusahaan dapat merealisasi contract put nya karena lebih menguntungkan. Misalnya piutang suatu perusahaan USA sebesar GBP 100.000 dalam waktu 90 hari yang akan datang. Namun perusahaan memperkirakan GBP akan mengalami depresiasi terhadap USD sehingga dikhawatirkan penerimaan dalam USD akan menurun. Untuk melindunginya, perusahaan memutuskan untuk melakukan hedging receivable put option dengan strike price USD 1,50 per GBP dan premium put option USD 0,30 per unit sehingga BEP = SP–Premi = USD 1,50 – USD 0,03 = USD 1,47 per GBP. Perhatikan tabel berikut:


(51)

Tabel 2.3 Realisasi Future Spot Rate

Premium Amount Total

Realisasi Amount

Call paid

Spot Rate Paid for

Option Per Unit

GBP 100,000

(1) (2) (3) (4)

USD 1,44 USD 0,03 USD 1,41 USD 141,000 USD 1,46 USD 0,03 USD 1,43 USD 143,000 USD 1,50 USD 0,03 USD 1,48 USD 147,000 Sumber : Hady, 2013

Dari ketiga kemungkinan realisasi future spot rate di atas dapat dikemukakan bahwa apabila future spot rate depresiasi mencapai USD 1,44 dan USD 1,46 maka perusahaan akan merealisasikan kontrak put option-nya. Alasannya adalah karena lebih menguntungkan mendapat piutang sebesar GBP 100.000 x (USD 1,50 – USD 0,03) = GBP 147.000 dari pada tidak merealisasi yang hanya akan memperoleh piutang GBP 100.000 x (USD 1,44 – USD 0,03) = USD 141.000 dan sebaliknya, bila future spot rate terapresiasi menjadi USD 1,51 perusahaan akan membatalkan kontrak put optionnya karena dengan pembatalan ini perusahaan justru akan memperoleh piutang yang lebih tinggi yaitu GBP 100.000 x (USD 1,50 – USD 0,03) = 147.000.

2.6.4 Future Contract Hedging

Future Contract Hedging adalah sebuah kontrak yang mengikat kedua belah pihak untuk menjual (short) atau membeli (long) suatu underlying asset yang penyerahannya akan dilakukan pada waktu yang akan datang (expiration date) dengan harga (Initial futures price) yang akan ditetapkan sekarang. Misalnya, seorang investor membeli future contract atas suatu komoditi pada 10 Januari 2014 selama enam bulan dengan Initial future price sebesar $ 200. Saat jatuh


(52)

tempo, nilai Kontrak Futures tersebut bernilai sudah bernilai $ 600. Pembeli (penjual) kontrak akan mendapatkan keuntungan (kerugian) sebesar $ 500. Disini terjadi hubungan simetris dimana keuntungan (kerugian) satu pihak menjadi kerugian (keuntungan) bagi yang lain dalam jumlah yang sama.

2.7 Manfaat Melakukan Hedging

Hedging memberikan beberapa manfaat ekonomis baik untuk pihak produsen, pabrikan, prosessor, eksportir, maupun konsumen (BAPPEBTI. 2008) sebagai berikut:

a. Hedging merupakan sarana untuk mengurangi atau meminimalkan risiko harga apabila terjadi perubahan harga yang tidak sesuai dengan yang diperkirakan. disebut “risk insurance”.

b. Bagi produsen atau pemilik komoditi. Hedging merupakan alat marketing (a marketing tool). Dengan melakukan hedging, para petani dapat menentukan harga penjualan produknya, sebelum, selama, dan sesudah panen melalui pasar berjangka. Mereka dapat menentukan suatu jumlah penerimaan yang akan diperoleh dikemudian hari dengan menyimpan produk tersebut untuk dijual kemudian.

c. Bagi pengolah komoditi seperti prosseco atau miller. Hedging tersebut merupakan suatu alat pembelian (a purchasing tools). Melalui pasar berjangka mereka menentukan harga pembelian bahan baku yang akan diolah dikemudian hari, sehingga dapat menetapkan biaya produksi dan akhirnya dapat dengan pasti menetapkan harga jualnya untuk masa yang akan datang.


(53)

d. Dengan adanya hedging pihak kreditor (bank) lebih berani memberikan kredit kepada produsen atau pemilik komoditi yang telah menghedge komoditinya. e. Melalui Hedging, konsumen akhir akan dibebankan harga jual yang lebih

rendah dan stabil hal ini dikarenakan baik produsen maupun processeor mampu memperkecil biaya akibat fluktuasi harga yang merugikan. serta adanya kesempatan untuk memperbesar operting capital.

2.8 Hambatan Melakukan Hedging

Selain manfaat yang diperoleh, hedging juga mempunyai beberapa hambatan yang harus dihadapi hedger (BAPPEBTI. 2008) yaitu:

a. Risiko basis, perkembangan harga di pasar fisik kadang-kadang tidak berkorelasi secara wajar (tidak searah) dengan pasar berjangka, sehingga risiko yang ada tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya.

b. Biaya, dengan melakukan hedging terdapat beban biaya bagi hedger, antara lain: biaya angkut, biaya bunga bank, biaya gedung, biaya asuransi, pembayaran margin dan biaya transaksi. Oleh karena itu, hedger harus mempertimbangkan biaya-biaya tersebut sebelum melakukan hedging.

c. Ketidaksesuaian (incompatible) antara kondisi fisik dan futures, hal ini terjadi mengingat mutu dan jumlah produk yang dihedge tidak selalu sama dengan mutu dan jumlah standar kontrak yang diperdagangkan. Oleh karena itu hedger dituntut agar mampu menyesuaikan perbedaan-perbedaan tersebut dengan cara melakukan hedging yang sesuai dengan volume produksinya.


(54)

2.9 Valuta Asing

2.9.1 Definisi Valuta Asing

Pasar uang dan pasar modal di Indonesia kini telah didenominasi oleh mata uang lokal (rupiah) dan mata uang asing (valuta asing). Valuta asing (valas) atau foreign exchange (forex) ataupun foreign currency itu sendiri memiliki beberapa definisi yang disajikan oleh beberapa ahli, yaitu:

1. Menurut Hady (2010), “valuta asing adalah mata uang asing yang difungsikan sebagai alat pembayaran untuk membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan juga mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral”. 2. Menurut Eiteman (2004) “foreign exchange eksposur berarti uang dari suatu

negara asing; yakni, saldo mata uang asing di bank, bank notes (uang kertas), cek dan draft mata uang asing”.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa valuta asing merupakan pertukaran mata uang suatu negara terhadap negara lainnya. Dengan adanya perbandingan nilai antara mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain yang menimbulkan suatu nilai, dapat disebut foreign exchange rate (kurs valuta asing).

2.9.2 Pengertian Pasar Valuta Asing

Definisi pasar valuta asing menurut Manurung (2004), adalah pasar di mana mata uang asing diperjualbelikan. Sedangkan menurut Puspopranoto (2004), pasar valuta asing adalah tempat di mana bermacam-macam uang dari berbagai negara dijualbelikan. Dari pendapat-pendapat diatas kita bisa menyimpulkan bahwa pasar valas adalah pasar di mana transaksi valuta asing dilakukan, baik antar negara maupun dalam suatu negara. Pasar valuta asing terdapat di tiap negara dan dalam


(55)

prakteknya dapat dijangkau oleh setiap negara dengan sarana telekomunikasi yang telah ada, dan karena telah menyangkut banyak negara diseluruh dunia maka transaksi yang dilakukan hampir tidak pernah berhenti.

2.9.3 Pelaku Pasar Valas

Pelaku-pelaku utama dalam pasar valas menurut Handaru (2002), adalah:

a. Bank dan Nonbank yang bertindak sebagai dealer. Bank dan sedikit lembaga nonbank yang bertindak sebagai dealer, beroperasi baik di pasar antar bank maupun di pasar klien. Mereka memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing. Adanya persaingan antar dealer membuat selisih harga menjadi semakin kecil sehingga bisa meningkatkan efesiensi pasar valuta asing.

b. Individu dan perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan dan investasi individu dan perusahaan memanfaatkan pasar valuta asing untuk memperlancar pelaksanaan transaksi perdagangan dan investasi. Partisipan yang termasuk dalam kategori ini antara lain adalah importir dan eksportir, investor yang memiliki portofolio internasional, perusahaan multinasional dan para wisatawan asing. Beberapa partisipan juga menggunakan pasar valuta asing untuk membatasi risiko valuta asing.

c. Spekulan dan Arbitrator. Berbeda dengan dealer, spekulan dan arbitrator bertindak atas kehendak sendiri dan tidak memiliki kewajiban untuk melayani klien atau menjamin kelangsungan pasar. Apabila dealer memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing, serta secara insidentil dari perubahan harga umum, maka spekulan mengharapkan keuntungan semata-mata dari perubahan tingkat harga umum. Sementara itu,


(56)

arbitrator meraih keuntungan dengan memanfaatkan adanya perbedaan harga di berbagai pasar.

d. Bank Sentral. Bank sentral memanfaatkan pasar valuta asing untuk mendapatkan atau membelanjakan cadangan valuta asingnya agar dapat mempengaruhi stabilitas nilai tukar mata uang domestik. Dengan demikian, motivasi bank sentral untuk bermain di pasar valuta asing bukan untuk meraih keuntungan, tetapi menjaga stabilitas nilai tukar mata uang domestik sehingga memberi dampak positif bagi perekonomian nasional. Perilaku bank sentral dengan demikian akan sangat ditentukan oleh kebijakan perekonomian makro nasional.

e. Pialang Valuta Asing. Pialang valuta asing berfungsi sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan permintaan terhadap mata uang tertentu. Pialang valuta asing bertindak atas nama klien. Atas jasanya, mereka memperoleh komisi sebagai kontra prestasi. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, perusahaan pialang memiliki akses langsung dengan dealer dan bank di seluruh dunia.

2.9.4 Jenis-jenis Pasar Valas

Menurut Madura (2000) terdapat empat jenis pasar valas, yakni: a. Pasar Spot (Pasar Tunai)

Menurut Madura (2000) kurs spot yaitu nilai ganti jalan satu valuta. Jadi yang disebut pasar spot yaitu pasar yang memfasilitasi transaksi-transaksi nilai ganti jalan satu valuta. Dimana komoditi atau valas dijual dengan tunai dengan penyerahan segera. Dimaksud juga actual market atau physical


(57)

market. dalam pasar spot, dibedakan atas tiga tipe transaksi:

1) Cash Transaksi di mana pembayaran satu mata uang serta pengiriman mata uang lain dikerjakan dalam hari yang sama.

2) Tunggak ( forward transaction). Transaksi di mana pengiriman dikerjakan pada hari selanjutnya., baik dengan mingguan atau bulanan.

3) Spot Transaksi. Di mana pengiriman dikerjakan dalam tempo 48 jam sesudah perjanjian. Dalam transaksi spot umumnya penyerahan valas ditetapkan dua hari kerja.

b. Pasar Forward

Menurut Madura (2000) kurs forward yaitu nilai ganti satu valuta dengan valuta lain pada satu waktu di hari esok yang dikuotasikan oleh bank-bank. Jadi yang disebut pasar forward yaitu pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak forward mata uang.

c. Pasar Currency Futures

Menurut Madura (2000) pasar currency futures merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak currency futures. Satu kontrak currency futures mengambil keputusan satu volume standar dari satu valuta spesifik yang dapat dipertukarkan pada tanggal penyelesaian (settlement date) spesifik di hari esok.

d. Pasar Currency Option

Menurut Madura (2000) menjelaskan pasar currency options merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak currency options. Kontrak currency options bisa diklasifikasikan sebagai call atau put. Satu currency call options sediakan hak untuk beli satu valuta spesifik dengan hargaspesifik (yang diberi nama dengan strike price atau exercise price) dalam satu periode waktu


(1)

Ghozali, Imam.2006. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang. Badan Penerbit Undip.

Hady, Hamdy. 2010. Manajemen Keuangan Internasional, edisi 3. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Hagelin, N. and Pramborg, B., „Hedging foreign exchange exposure: risk reduction from transactionand translation hedging‟,Journal of International Financial Management and Accounting, Vol. 15,2004, pp. 1–20.

Hanafi, Mahmud. 2011. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Handaru, Sri Yulianti dan Handoyo, Prasetyo. 2002. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Hartmann, F.G.H. & Slapnicar, S. (2009). Management Accounting Resarch: Anything goes! MAB, 86 (10), 388-392.

Henseler, J., and Chin, W. W. 2009. “A Comparison of Approaches for the

Analysis of Interaction Effects Between Latent Variables Using Partial Least Squares Path Modeling,” Structural Equation Modeling (17:1), pp. 82-109

Hulland, J. (1999). Use of Partial Least Squares (PLS) in Strategic Management Research: A review of four recent studies. Strategic Management Journal 20: 195-204

Indriantoro. N dan Supomo. B. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi 1.

Jaya. I Gede Nyoman Mindra dan Sumertajaya, I Made. 2008. “Pemodelan Persamaan Struktural dengan Partial Least Square”. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

Jogiyanto, dan Abdillah, Willy, 2009. Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta : Penerbit BPFE-Yogyakarta..


(2)

Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional: PengantarEkonomi dan Bisnis Global. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Levi, Maurice D. 2001. International Finance. Third Edition. Singapore.

Madani, Letvia .2008. Analisis Perbandingan Penggunaan Forward Contract Hedging dengan Money Market Hedging dalam Pembayaran Hutang Impor PT. Semen Padang (PERSERO). Thesis, Padang. Fakultas Ekonomi. Universitas Andalas.

Madura, Jeff. 2000. Manajemen Keuanagn Internasional, Edisi 4. Jilid 1. Jakarta :

Madura, Jeff. 2000. Manajemen Keuangan Internasional. Jilid 1, Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Madura, Jeff. 2006. Keuangan Perusahaan Internasional, Edisi 8. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Madura, Jeff. 2006. Manajemen Keuangan Internasional. Jilid 2, Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Manurung, Mandala dan Rahardja, Pratama. 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia). Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

McCarthy. 2003. Hedging dengan Tanpa Hedging : Strategi Untuk Mengelola Eksosur Transaksi Valuta Asing. Skripsi, Australia: Queensland. University of Technology Brisbane, Queensland.

Mishkin, F.S., 2008, Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, Terjemahan Soelistyaningsih, edisi 8, Salemba Empat, Jakarta.

Moosa,Imad.A.2004.Hedging Exposure Foreign Exchange RiskIn The Presence Of Rudimentary Forward Market, Scientific Journal Of Administrative Development, Vol 2I.A.D, 2004.

Niclas Hagelin & Bengt Pramborg, 2004. " Hedging Foreign Exchange Exposure: Risk Reduction from Transaction and Translation Hedging" Journal of International Financial Management & Accounting.


(3)

Nora, Evi. 2012. Analisis Teknik Hedging dalam Meminimalisasikan Risiko Valas (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI). Skripsi: Bandar Lampung, FISIP, Universitas Lampung Persada.

Pramborg, B., „Derivatives hedging, geographical diversification, and firm market value‟,Journal of Multinational Financial Management , Vol. 14, 2004, pp.117–33.

Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 edisi ke satu. Yogyakarta: ANDI.

Purwitayani. 2006. Teknik Analisis Forward Contract Hedging dengan Money Market Hedging Dalam Meminimalisasi Tingkat Risiko Kerugian.

Puspopranoto, Sawaldjo. 2004. Keuangan Perbankan Dan Pasar Keuangan, Cetakan Pertama. Jakarta: Pustaka LP3ES.

Quantitative Approaches to Management, with R. I. Levin, J. P. Stinson, and E. S .Gardner, jr. (8th ed., McGraw-Hill, 1992).

Sadono, Sukirno. 2002. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo.

Salvatore, Dominic (1997). Ekonomi Internasional. Erlangga. Jakarta.

Sartono, R.Agus.2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta. BPFE Singapore: Mc.Graw-Hill.Inc.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 2006. Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia.

Siti Aisyah. 2005. Model Prediksi Kurs Rupiah per Dollar AS untuk Meminimalkan Foreign Exchange. FE Universitas Brawijaya Malang.

Sivakumar. A and Sarkir. R. 2007. Corporate Hedging for Foreign Exchange RiskIndia. Skripsi, India: Industrial and Management Engineering Department. Indian Institute of Technology. Kanpur.


(4)

Financial and Quantitative Analysis , Vol. 20, 2004, pp. 391–405.

Sobel, M. E. (1982). Asymptotic confidence intervals for indirect effects in structural equation models. In S Leinhardt (Ed.), Sociological Methodology 1982 (pp. 290-312). Washington, DC: American Sociological Association.

Sobri. 2000. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ilmu Ekonomi UGM.

Soemarno, (2010), Metode Valuasi Ekonomi Keuangan Ekonomi.FPUB.

Spano (2004). Journal of Corporate Finance, 2004, vol. 10, issue 1, pages 175-197.

Stone, M. 1974. “Cross Validatiry Choice and Assement of Statistical Predictions: Journal of The Royal Statistical Society”. Series B. 36 (2), pp. 111-133.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitaian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit CV. Alfabeta.

Sujana, Saefudin Zuhdi, dan Purwitayani. 2006. Teknik Analisis Forward Contract Hedging dengan Money Market Hedging dalam Meminimalisasi Tingkat Risiko Kerugian (Studi Kasus pada PT. Elang Perdana Tyre Industry). Jurnal Ilmiah Ranggagading, 6(1): h: 36-40.

Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.

Sulaiman, M. (2004), “Environmental Disclosures in Malaysian Annual Reports: A Legitimacy Theory Perspective”. International Journal of Commerce and Management, 14,44.

Sunaryo, T. 2009. Manajemen Risiko Finansial, Edisi 4. Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.

Suriawinata, Iman, 2004, Studi Tentang Perilaku Hedging Perusahaan Dengan Instrumen Derivatif Valuta Asing, Disertai, FEUI, 2004.


(5)

Urbach, N.F.Ahlemann, 2010. Structural Equation Modeling in Information Systems Research Using Partial Least Squares. Journal of Information Technology Theory and Application,11:5-40.

Utomo, L. L. 2000. Instrumen Derivatif : Pengenalan Dalam Strategi Manajemen Risiko Perusahaan, Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/.

Vincenzo. 2010. Handbook of Partial Least Square. Springer Verlag Berlin Heidelberg

Wahyuni, T. 2011. Analisis Perbandingan Penggunaan Teknik Hedging dalam Pembayaran Hutang Impor PT.ANTAM (Persero) Tbk, Skripsi (S-1), jakarta : Ekonomi Manajemen. Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

Winarto, J. Teknik-Teknik Hedging Yang Dapat Digunakan Untuk Menilai Hutang Valuta Asing, Modus Vo.20 (2) : 164-175, 2008. Yogyakarta.

Vaughan, E.J.(1978).Fundamental Of Risk and Insurance. Edisi Kedua.

Yeyen.2007.Pengaruh revisi anggaran, partisipasi anggaran, tingkat Kesulitan, serta evaluasi dan umpan balik terhadap Pencapai ananggaran yang efektif.Skripsi.UNP.

Yuliati, (2002). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Internasional. Andi Offset, Yogyakarta.

Yuliati, Sri Handaru, dan Handoyo Prasetyo. 2002. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta : Andi.

Zuhdi. S dan Purwitayani. 2006. Teknik Analisis Forward Contract Hedging Dengan Money Market Dalam Meminimalisasi Tingkat Risiko Kerugian. Bogor : Jurnal Ilmiah Ranggading.

http://www.britama.com


(6)

http://www.bi.go.id

http://www.idx.co.id


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengungkapan CSR Dan GCG Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Moderating Variabel Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2010

5 107 123

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

5 73 71

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

5 29 71

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS INSTRUMEN DERIVATIF VALUTA ASING SEBAGAI PENGAMBILAN KEPUTUSAN HEDGING (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014).

3 15 34

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

0 0 11

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

0 0 2

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

1 2 8

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

0 0 16

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

0 1 2

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

0 0 12