Alih Kode Bahasa Jawa Ngoko Lugu ke dalam Bahasa Jawa Krama Lugu

33 dua juta bu’. Tujuannya yaitu karena MT ingin menghormati P. Namun, selang beberapa detik MT kemudian beralih kode dalam bahasa Jawa ngoko lugu yang terdapat dalam kalimat ‘Iya, kudune siap duit sing akeh.’‘Iya, harus siap uang yang banyak.’ Dengan demikian jelaslah bahwa terjadi adanya peralihan kode dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Sehingga wacana tuturan tersebut merupakan alih kode dari bahasa Jawa krama lugu ke dalam bahasa Jawa ngoko lugu.

4.1.2.2 Alih Kode Bahasa Jawa Ngoko Lugu ke dalam Bahasa Jawa Krama Lugu

Variasi bahasa yang berupa alih kode bahasa yang terjadi pada peristiwa tutur masyarakat di desa Pakembaran Slawi-Tegal. Di desa Pakembaran ini ada juga yang berwujud alih kode bahasa Jawa ngoko lugu ke dalam bahasa Jawa krama lugu. Alih kode ini terjadi dalam interaksi percakapan antara pembeli dengan penjual. Hal ini terlihat dalam kutipan percakapan berikut ini. 9 KONTEKS : SEORANG PEMBELI SEDANG MENANYAKAN TENTANG HARGA SAYUR YANG SEMAKIN MAHAL. P : Bu, saniki regi bawang putih pinten bu? Bu, sekarang harga bawang putih berapa bu?. MT : Saiki tah lagi larang kabeh, sing maune limangewu dadi sepuluhewu. ‘Sekarang semua mahal, yang tadinya lima ribu menjadi sepuluh ribu. P : Kok awis inggih bu. ‘Kok mahal ya bu.’ MT : Inggih mbak, sakniki awis sedanten mba. ‘Iya mbak, sekarang mahal semua.’ Data, 7 Wacana percakapan di atas merupakan contoh alih kode dari bahasa Jawa ngoko lugu ke bahasa Jawa krama lugu antara pembeli dengan penjual yang berada di desa Pakembaran Slawi- Tegal. Hal tersebut di tunjukan pada awal percakapan yang diutarakan dengan kalimat berbahasa Jawa krama lugu yang di ucapkan oleh P dan kemudian di jawab dengan menggunakan bahasa Jawa ngoko lugu oleh MT, yaitu saiki tah lagi larang kabeh, sing maune 34 limangewu dadi sepuluhewu ‘sekarang mahal semua, yang tadinya lima ribu menjadi sepuluh ribu’.Namun, beberapa saat kemudian MT beralih kode ke dalam bahasa Jawa Krama Lugu yang terdapat dalam kalimat inggih mba, sakniki awis sedanten mba ‘iya mbak, semuanya mahal mbak’. Dengan demikian jelaslah bahwa terjadi adanya peralihan kode dari satu bahasa kebahasa yang lain. Sehingga wacana tuturan tesebut merupakan alih kode dari bahasa Jawa ngoko lugu ke dalam bahasa Jawa krama lugu. 10 KONTEKS : SEORANG BAPAK YANG SEDANG BERTANYA KEPADA PETUGAS KELURAHAN P : Mbak, badhe tangklet menawi ngurus surat pindah wonten pundhi nggih? ‘Mbak, mau nanya kalau mau bikin surat pindah di mana ya? MT : Nang kene pak, karo aku. ‘Di sini pak, sama saya.’ P :Bayaripun pinten nggih mbak? ‘Bayarnya berapa ya mbak?” MT : Gangsal welasewu ‘Lima belas ribu” Data, 29 Wacana percakapan di atas merupakan contoh alih kode dari bahasa Jawa ngoko lugu ke bahasa Jawa krama lugu antara seorang bapak dengan petugas Kelurahan yang berada di desa Pakembaran Slawi-Tegal. Hal tersebut di tunjukan pada awal percakapan yang diutarakan dengan kalimat berbahasa Jawa krama lugu yang di ucapkan oleh P dan kemudian di jawab dengan menggunakan bahasa Jawa ngoko lugu oleh MT, yaitu ‘Nang kene pak, karo aku,’‘Di sini Pak sama saya’. Namun, beberapa saat kemudian MT beralih kode ke dalam bahasa Jawa Krama Lugu yang terdapat dalam kalimat ‘Gangsal welas ewu’ ‘Lima belas ribu.’ Dengan demikian jelaslah bahwa terjadi adanya peralihan kode dari satu bahasa kebahasa yang lain. 35 Sehingga wacana tuturan tesebut merupakan alih kode dari bahasa Jawa ngoko lugu ke dalam bahasa Jawa krama lugu.

4.1.3 Campur Kode