Alih Kode dari Bahasa Jawa Krama Lugu ke dalam Bahasa Jawa Ngoko lugu

31

4.1.2 Alih Kode

Variasi pemakaian bahasa Jawa di Pakembaran Slawi-Tegal selain menggunakan variasi bahasa yang berupa tunggal bahasa, juga menggunakan alih kode bahasa dalam berkomunikasi dengan mitra tuturnya. Alih kode adalah peristiwa peralihan dari kode yang satu ke kode yang lainnya atau dari ragam satu ke ragam lainnya. Alih kode yang terjadi pada masyarakat di desa Pakembaran Slawi-Tegal, meliputi 1 alih kode dari bahasa Jawa krama lugu ke bahasa Jawa ngoko lugu, dan 2 alih kode dari bahasa Jawa ngoko lugu ke bahasa Jawa krama lugu. Variasi bahasa yang berwujud alih kode bahasa tersebut dapat dilihat pada paparan berikut ini.

4.1.2.1 Alih Kode dari Bahasa Jawa Krama Lugu ke dalam Bahasa Jawa Ngoko lugu

Wujud variasi bahasa yang berupa alih kode bahasa yang terjadi pada peristiwa tutur masyarakat di desa Pakembaran Slawi-Tegal dapat pula berupa alih kode bahasa Jawa krama lugu ke bahasa Jawa ngoko lugu. Alih kode ini terjadi dalam interaksi percakapan antara penjual dengan pembeli yang sedang tawar menawar mengenai telur. Interaksi percakapan tersebut dapat dilihat pada kutipan tuturan berikut ini. 7 KONTEKS : SEORANG PEMBELI SEDANG MENANYAKAN TELOR KEPADA PENJUAL TELOR SEKALIGUS MELAKUKAN TAWAR MENAWAR. P : Endog esih bu? ‘Telor masih bu?’ MT : Inggih, niku taksih. ‘Iya, itu masih.’ P : Sekilo Pira? ‘Satu kilo berapa?’ MT :Selawe, bu. ‘Dua puluh lima, bu. P : Ora kurang mak, mbokan gangsal welas? ‘Tidak boleh kurang bu, barangkali boleh lima belas’ 32 Data, 15 Berdasarkan kutipan tuturan wacana di atas merupakan contoh alih kode dari bahasa Jawa krama lugu kedalam bahasa Jawa ngoko lugu antara pembeli dengan penjual sembako yang sedang tawar menawar telor. Hal ini dibuktikan pada awal percakapan yang di utarakan dengan kalimat berbahasa Jawa ngoko lugu oleh P dan dijawab dengan menggunakan bahasa Jawa krama lugu oleh MT, yaitu ‘inggih taksih ya’, itu masih ada’. Tujuannya yaitu karena MT ingin menghormati P. yang baru dikenalnya pada saat itu. Namun, selang beberapa detik MT kemudian beralih kode dalam bahasa Jawa ngoko lugu yang terdapat dalam kalimat selawe, bu ‘dua puluh lima, bu’. Dengan demikian jelaslah bahwa terjadi adanya peralihan kode dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Sehingga wacana tuturan tersebut merupakan alih kode dari bahasa Jawa krama lugu ke dalam bahasa Jawa ngoko lugu. 8 KONTEKS : DUA ORANG IBU RUMAH TANGGA MEMBICARAKAN PEMBAYARAN MASUK SEKOLAH SMP P : Bu, saiki mlebu SMP bayare pira? ‘Bu, sekarang masuk SMP bayarnya berapa?’ MT :Saniki kalih juta bu. ‘Sekarang dua juta.’ P : Saiki ganing larang nemen ya bu? ‘Sekarang mahal sekali ya bu?’ MT : Iya, kudune siap duit sing akeh. ‘Iya, harus siap uang yang banyak.’ Data, 28 Berdasarkan kutipan tuturan wacana di atas merupakan contoh alih kode dari bahasa Jawa krama lugu kedalam bahasa Jawa ngoko lugu antara dua orang ibu rumah tangga yang sedang membicarakan pembayaran masuk sekolah SMP. Hal ini dibuktikan pada awal percakapan yang di utarakan dengan kalimat berbahasa Jawa ngoko lugu oleh P dan dijawab dengan menggunakan bahasa Jawa krama lugu oleh MT, yaitu ‘Saniki kalih juta bu.’ ‘sekarang 33 dua juta bu’. Tujuannya yaitu karena MT ingin menghormati P. Namun, selang beberapa detik MT kemudian beralih kode dalam bahasa Jawa ngoko lugu yang terdapat dalam kalimat ‘Iya, kudune siap duit sing akeh.’‘Iya, harus siap uang yang banyak.’ Dengan demikian jelaslah bahwa terjadi adanya peralihan kode dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Sehingga wacana tuturan tersebut merupakan alih kode dari bahasa Jawa krama lugu ke dalam bahasa Jawa ngoko lugu.

4.1.2.2 Alih Kode Bahasa Jawa Ngoko Lugu ke dalam Bahasa Jawa Krama Lugu