Uji Asumsi Klasik Teknik dan Metode Analisis

• β 3 : Koefisien Listrik. • Β 4 : Koefisien Telepon. • U : Faktor Penganggu. Untuk menguji hasil output analisa regresi tersebut, maka dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heterokesdastisitas.

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

3.7.1.1 Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tersebut, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Dalam uji normalitas, model regresi yang baik yaitu memiliki distribusi data normal atau setidaknya mendekati normal.Mendeteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik normal P-P Plot. Adapun pengambilan keputusan didasarkan kepada : Uji Normalitas a Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 3.7.1.2 Multikolinearitas adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen di antara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai R-Square R 2 , F-hitung, t-hitung, serta standard error. Uji Multikolinearitas Adanya multikolinearitas ditandai dengan : 1. Standard error tidak terhingga. 2. Tidak ada satupun t- statistik yang signifikan pada α = 5, α = 10, α = 1 dalam model persamaan tersebut. 3. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori. 4. R-Square R 2 sangat tinggi akan tetapi t-statistik berubah tanda dan tidak signifikan. 3.7.1.3 Autokorelasi terjadi bila error term μ dari periode waktu yang berbeda observasi data cross section berkorelasi atau dapat juga dikatakan adanya hubungankorelasi antara residual yang sekarang dengan masa lalu.Dikatakan bahwa error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila variabel εi.εj ≠ 0; untuk i ≠ j, dalam hal ini dikatakan memiliki masalah autokorelasi.Pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation Lagrange Multiplier Test uji LM.Uji ini sangat berguna untuk mengidentifikasi masalah autokorelasi tidak hanya pada derajat pertama tetapi bisa juga digunakan pada tingkat Uji Autokorelasi derajat. Dikatakan terjadi autokorelasi jika nilai X 2 Obs R-squared hitung X 2 tabel atau nilai probability derajat kepercayaan yang ditentukan. 3.7.1.4 Heteroskedastisitas merupakan kondisi dimana jika variabel random memiliki variansi yang berbeda.Sifat heteroskedastisitas dalam OLS adalah mengakibatkan koefisien tidak lagi mempunyai variansi minimum meskipun koefisien masih bias dan linear.Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji Heteroskedastisitas Metode untuk dapat mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam model empiris menggunakan uji White dimana dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu uji White Heteroskedastisitas no cross term dan uji White Heteroskedastisitas cross term.Dikatakan terdapat masalah heteroskedastisitas dari hasil estimasi jika X 2 Obs R- squared untuk uji White baik cross term maupun no cross term X 2 tabel atau nilai probability derajat kepercayaan yang telah ditentukan.

3.7.2 Uji Statistik