Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual

ketidakseimbangan antara moda jalan dan moda kereta api, serta masih sedikitnya jumlah pelabuhan yang memiliki kemampuan handling yang efisien. Jalan raya merupakan tulang punggung dari sekitar 70 persen penumpang dan sekitar 90 persen barang. Kereta api hanya mengangkut kurang lebih empat persen penumpang dan 0.67 persen barang. Jika ketidakseimbangan ini terus berlangsung maka beban jalan menjadi semakin berat dan dapat mengahambat daya saing ekonomi nasional Susanto, 2009: XII.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian Sibarani 2002 mengenai kontribusi infrastruktur pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, menyimpulkan bahwa infrastruktur, dalam hal ini jalan, listrik, telepon, dan pendidikan memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap agregat output yang diwakili oleh variabel pendapatan per kapita masyarakat Indonesia. Penelitian Yanuar 2006 mengenai kaitan pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan output menggunakan analisis panel data 26 provinsi dengan model fixed effects menemukan modal fisik physical capital, infrastruktur jalan, telepon, kesehatan, dan pendidikan memberikan pengaruh positif terhadap output perekonomian. Penelitian Prasetyo 2008 yang berjudul “Ketimpangan dan Pengaruh Infrastruktur terhadap Pembangunan Ekonomi Kawasan Barat Indonesia KBI” menyimpulkan bahwa listrik, panjang jalan, stok modal, dan otoritas daerah berpengaruh positif terhadap pembangunan ekonomi kawasan Barat Indonesia, sementara untuk variabel air bersih tidak signifikan. Penelitian yang juga dilakukan oleh Prasetyo dan Firdaus 2009 yang berjudul “Pengaruh Infrastruktur Pada Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Di Indonesia”menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur yang diantaranya adalah elektrifikasi, jalan beraspal, dan air bersih.

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan – batasan tentang konsep yang digunakan sebagai dasar penelitian yang akan dilakukan. Infrastruktur masih menjadi masalah utama dalam suatu negara dimana jika di dalam suatu wilayah negara tidak dapat menjaga dan melestarikannya, maka akan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja. Infrastruktur merupakan investasi bagi bergeraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi infrastruktur akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya demografi. Infrastruktur yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan. Jalan, air, listrik, dan telepon memberikan peran yang sangat penting terhadap pertumbuhan ekonomi, karena jalan, air, listrik, dan telepon dapat meningkatkan kesejahteraan, produktivitas yang tinggi bagi pertumbuhan ekonomi itu sendiri sehingga akan diperoleh kapasitas produktif dari sumber daya manusia dan didapatlah pertumbuhan ekonomi yang sehat. Tahap awal pada penelitian ini dimulai dengan melakukan proses pengumpulan data yang bersumber dari data sekunder mengenai jalan, air, listrik, dan telepon yang ada di Kota Sibolga. Selanjutnya permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana infrastruktur seperti jalan, air, listrik, dan telepon memiliki pengaruh peningkatan yang signifikan terhadap output yang diwakili oleh variabel pendapatan perkapita PDRB. Dengan mengetahui kontribusi dari setiap jenis infrastruktur tadi terhadap pertumbuhan pendapatan perkapita PDRB, maka dapat diketahui jenis prasarana infrastruktur yang memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Sibolga.

2.7 Hipotesis