2.4.3 Bisnis
2.4.3.1 Pengertian Bisnis
Bisnis merupakan kegiatan menjual atau menawarkan barang maupun jasa kepada para konsumen dalam lingkup komunitas maupun individu dengan tujuan
mendapatkan keuntungan. Cara memasarkan bisnis bisa dengan berbagai cara agar bisnis dapat dikenal oleh khalayak ramai yaitu dengan membuat brosur yang
akan disebarluaskan dikalangan masyarakat dengan kata-kata yang menarik dan kreatif, selain itu dapat memanfaatkan media online yang sedang banyak
digunakan pada jaman modern ini. Sebuah bisnis dapat membuat orang tertarik apabila dalam bisnis tersebut menyediakan barang-barang kebutuhan masyarakat
pada umumnya serta dapat mengikuti barang-barang yang sedang ramai dipasaran.
2.4.3.2 Aspek-aspek Bisnis
Menurut Bertens 2000:13 banyak faktor yang dapat mempengaruhi dan menentukan dalam kegiatan berbisnis. Antara lain ada faktor organisatoris-
manajerial, ilmiah-teknologis, dan politik-soail-kultural. Dalam Bertens 2000:17-27 bisnis dikatakan baik bila dapat memenuhi tiga
aspek sebagai berikut : 1. Sudut pandang ekonomis
Bisnis merupakan kegiatan ekonomis. Yang terjadi dalam kegiatan ekonomis
ini adalah
tukar-menukar, jual-beli,
memproduksi- memasarkan, bekerja-mempekerjakan, dan interaksi manusiawi lainnya,
dengan maksud memperoleh untung. Dalam bisnis modern untung itu
diekspresikan dengan bentuk uang namun hal itu tidak hakiki. Yang penting ialah kegiatan antar-manusia ini bertujuan mencari untung dan
karena itu menjadi kegiatan ekonomis. 2. Sudut pandang moral
Dengan tetap mengakui peranan sentral dari sudut pandang ekonomis dalam bisnis, perlu ditambahkan adanya sudut pandang lain lagi yang
tidak boleh diabaikan, yaitu sudut pandang moral. Dalam setiap hal kegiatan ekonomi, kita harus menghormati hak dan kepentingan orang
lain. Pantas diperhatikan lagi bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan. Sebaliknya, menghormati kepentingan dan hak orang lain
harus dilakukan juga demi kepentingan bisnis itu sendiri. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, namun
bisnis yang baik adalah bisnis yang baik secara moral. 3. Sudut pandang hukum
Tidak bisa diragukan, bisnis juga terikat oleh hukum. “Hukum Dagang” atau “Hukum Bisnis” merupakan cabang penting dari ilmu
hukum modern. Dan dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan dengan bisnis, pada taraf nasional maupun internasional.
Seperti etika pula, hukum merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari
segi norma, hukum bahkan lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum ditiliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila
terjadi pelanggaran.
Oleh karena itu hukum sangatlah penting bagi seseorang yang akan memluai bisnis, karena hal ini dilakukan agar bisnis tersebut tidak
menyimpang dari peraturan hukum. Dapat disimpulkan bahwa bisnis itu dapat dikatakan baik jika melihat dari
tiga sudut pandang diatas. Karena bisnis dari segi ekonomis yang berarti bisnis itu dilakukan untuk menghasilkan laba. Biasanya hal ini dapat dilihat dari hasil
laporan akhir tahun yang telah disusun oleh pihak tertentu dengan metode-metode yang berlaku. Bisnis juga dikatakan baik dari segi hukum jika bisnis tersebut
menggunakan sistem hukum yang benar. Penyelundupan misalnya, hal ini tidak boleh dilakukan karena menyimpang dari dari aturan maupun sistem hukum yang
telah berlaku. Jika bisnis tidak dilakukan sesuai dengan sistem hukum yang berlaku maka percuma saja untuk memulai bisnis karena bisa saja ditengah
perjalanan bisnis kita berantakan. Berbeda dengan segi ekonomis dan hukum, bisnis yang baik dilihat dari segi
moral sangatlah sulit untuk membedakannya. Karena hal ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan penilaian diri sendiri. Jika penilaian diri
sendiri saja tidak cukup maka hal paling akhir yang dapat menilai baik buruknya suatu bisnis seseorang maka dengan penilaian masyarakat pada umumnya. Pada
jaman modern ini banyak sekali kecurangan yang dilakukan pada suatu bisnis. Jika tidak ada kesadaran diri untuk tidak melakukan kecurangan sehingga dapat
mencelakakan para konsumen maka dari sini penilaian dari masyarakat dibutuhkan hingga ke jalur hukum.
2.4.3.3 Manajemen Bisnis