mengerti atau tidakkah siswa. g.
fase penampilan Adalah fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu penampilan seperti
memberi beberapa contoh atau presentasi. h.
fase umpan balik Fase ini dilakukan setelah fase penampilan dilakukan, dengan memberikan
umpan balik penampilan sebelumnya. Terdapat beberapa kesesuaian antara teori belajar fase Gagne dengan penerapan
pembelajaran IPS melalui model mind mapping berbantuan media gambar, antara lain yaitu:
a pada fase recall, Gagne menyarankan agar informasi yang ada dalam memori
kita harus terorganisasi dengan baik, diatur dengan rapi dan dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu agar informasi tersebut tidak mudah hilang. Hal
tersebut dapat dipermudah dengan penggunaan mind mapping yang ditulis dengan terstruktur dan berdasarkan keyword.
b pada fase penampilan, siswa harus memperlihatkan kemampuannya. Hal ini
sangat cocok dengan presentasi siswa tentang mapping yang mereka buat. c
pada fase storage penyimpanan ada segudang informasi yang perlu disimpan siswa, informasi tersebut dapat berasal dari medi gambar yang disajikan guru
hingga isi dari mind mapping.
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Beberapa hasil penelitian memperkuat peneliti melakukan penelitian melalui
model mind mapping berbantuan media gambar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Adapun penelitian tersebut antara lain sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Nurfaidah dkk pada tahun 2014 dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif
Berbantuan Media Gambar di Kelas IV SD Inpres 15 Wara Pantoloan” menunjukkan bahwa
pada tindakan siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 73,91 dan daya serap klasikal 67,39. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan
klasikal 86,95 dan daya serap klasikal 82,60. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai daya serap
klasikal minimal 65 dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80. Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada kegiatan
pembelajaran siklus II. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dengan berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV
SD Inpres 15 Wara Pantoloan. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol.5, No.5, Universitas Tadulako
Penelitian yang dilakukan oleh Kasmawati tahun 2013 dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pad Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan
Media Gambar di Kelas IV SD Inpres Banpres Posona” penelitian menunjukkan melalui penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan siswa yang tuntas baik sebanyak 11 55
dari 20 siswa, tuntas cukup sebanyak 4 20 dari 20 siswa, tuntas klasikal 75, pada siklus II siswa yang tuntas secara baik 16 80 dari 20 siswa, tuntas secara
cukup 2 20 dari 20 siswa, tuntas klasikal 100. Berdasarkan hasil penelitian
ini disimpulkan bahwa dengan penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SD Inpres Banpres Posona. Jurnal Kreatif Tadulako
Online Vol. 1, No. 2, Universitas Tadulako Penelitian yang dilakukan oleh Arsawati pada tahun 2014 dengan judul
“Peningkatan Aktivitas Pembelajaran IPS Menggunakan Media Gambar pada Peserta Didik Kelas V SDN 12 Pontianak Timur” penelitian menunjukkan melalui
penggunaan media gambar aktivitas siswa dapat meningkat. Terlihat dari data hasil penelitian diperoleh penilaian kemampuan guru dalam merencanakan
pembelajaran pada siklus I rata-rata 3,80 dan pada siklus II rata-rata 4. Penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I rata-rata 3,89
dan pada siklus II rata-rata 3,98. Persentase aktivitas pembelajaran peserta didik pada siklus I untuk aktivitas fisik 86, aktivitas mental 64, aktivitas emosional
78,67 dan pada siklus II untuk aktivitas fisik 94, aktivitas mental 77, dan aktivitas emosional 88. Penilaian hasil belajar peserta didik diperoleh pada
siklus I rata-rata 72,24 dan pada siklus II rata-rata 81,2. Simpulan dari penelitian ini adalah penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial pada peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Timur. Jurnal Vol.3, No. 2
Penelitian Giyarni pada tahun 2014 dengan judul “Penerapan Metode Mind
Map untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pelajaran PKN ” membuktikan
bahwa penerapan metode mind map dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Trombol II Mondokan, Sragen.
Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran
PKn, yaitu: pada kondisi awal pra-siklus masih rendah, jumlah siswa yang aktif sejumlah 1 siswa dari 14 siswa dengan persentase 7,14. Kondisi tersebut dapat
ditingkatkan pada siklus I dengan ketuntasan klasikalnya 64,29 atau 9 siswa telah aktif dalam pembelajaran. Pada siklus II, keaktifan siswa dalam pembejaran
PKn dapat ditingkatkan lagi hingga nilai ketuntasan klasikalnya sebesar 89,29 atau 12 siswa dari sejumlah 14 siswa. Jurnal Mahasiswa PGSD Vol.3, No. 4
2015 Universitas Sebelas Maret Penelitian yang dilakukan oleh Hananta Wisnu Hermawan pada tahun 2014
dengan judul “Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Alternatif
” penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan pemahaman konsep energi
alternatif. Hal ini dibuktikan dengan data-data sebagai berikut: pada tindakan prasiklus nilai rata-rata pemahaman konsep energi alternatif siswa 64,44, siklus I
nilai rata-rata pemahaman konsep energi alternatif siswa 74,15, dan siklus II nilai pemahaman konsep energi alternatif siswa 81,76. Jumlah siswa yang nilai
pemahaman konsep energi alternatif memenuhi KKM ≥ 70 pada prasiklus hanya 14 siswa atau 52,94. Pada siklus I jumlah siswa yang nilai pemahaman konsep
energi alternatif memenuhi KKM ≥ 70 meningkat menjadi 25 siswa atau 73,53. Pada siklus II jumlah siswa yang nilai pemahaman konsep energi
alternatif memenuhi KKM ≥ 70 kembali meningkat menjadi 32 siswa atau 94,12. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui adanya peningkatan nilai
pemahaman konsep energi alternative dari prasiklus ke siklus II sebesar 17,32. Sedangkan peningkatan ketuntasan siswa dari prasiklus sampai siklus II sebesar
41,18. Dengan demikian, secara klasikal telah mencapai ketuntasan yang ditargetkan yaitu indikator kinerja 80. Jurnal Mahasiswa PGSD Vol. 2, No. 3
2015 Universitas Sebelas Maret Penelitian yang dilakukan oleh Aysegul Seyihoglu dkk pada tahun 2010
dengan judul The Views of the Teachers about the Mind Mapping Technique in the Elemntary Life Science and Social Studies Lessons Bassed on the
Constructivist Method. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mind mapping mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Educational Sciences: Theory and
Practice, Vol.10, No.3 Penelitian yang dilakukan oleh
Özgül Keleş pada tahun 2012 dengan judul “Elementary Teachers’ Views on Mind Mapping” menujukkan bahwa melalui
penerapan mind mapping dapat meningkatkan keterampilan guru, perencanaan, dan hasil evaluasi siswa, serta membuat pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan. International Journal of Education Vol. 4, No. 1. Macrothink Institute
Jurnal internasional oleh Omid Akbari pada tahun 2008 dengan judul “Teaching Vocabulary Items through Contextualization and Picture to
Elementary Iranian EFL Students ” menunjukkan penggunaan media gambar
dapat meningkatkan kosakata siswa. The Asian EFL Journal Quartely Vol. 10, No. 3 hal 53. University Putra
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping dan media gambar menunjukkan adanya peningkatan
kualitas pembelajaran. Selanjutnya kajian empiris tersebut menjadi landasan
peneliti untuk memperkuat peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Mind Mapping Berbantuan Media Gambar Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas IVA SDN Wonosari 02 Ko
ta Semarang”
2.3. KERANGKA BERPIKIR