STRUKTUR ORGANISASI KEDUDUKAN, WEWENANG, DAN TUGAS PENGURUS

d. Memupuk persatuan dan solidaritas diantara sesama anggota organisasi. e. Tunduk kepada pimpinan dan struktur organisasi yang lebih tinggi dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga. 3. Setiap anggota organisasi dilarang : a. Merangkap sebagai anggota wadah organisasi suporter lain b. Menjadi anggota organisasi yang dilarang oleh negara Pasal 5 1. Seseorang dianggap gugur keanggotaannya dikarenakan : a Permintaan sendiri untuk berhenti menjadi anggota organisasi yang disampaikan secara tertulis b Meninggal dunia 2. Tata cara pemberhentian anggota : a Seorang anggota dapat diberhentikan dari organisasi karena melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. b Sebelum diberhentikan, anggota yang b ersangkutan diberi peringatan tertulis sebanyak 3tiga kali oleh pengurus pusat. Tenggang waktu pengeluaran peringatan tertulis pertama dan selanjutnya sekurang- kurangnya 2dua hari c Surat pemberhentian sebagai anggota diterbitkan oleh dan atas keputusan rapat pleno pengurus pusat d Anggota yang diberhentikan dapat membela diri dengan mengajukan permintaan peninjauan kembali atas keputusan tersebut kepada rapat pleno pengurus pusat.

BAB III STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 6 Pengurus Pusat 1. Pengurus Pusat adalah pimpinan tertinggi organisasi yang bersifat kolektif. 2. Pengurus Pusat memiliki wewenang : a. Menentukan kebijaksanaan organisasi di tingkat pusat sesuai dengan Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga, hasil permusyawaratan tingkat pusat serta peraturan organisasi lainnya. b. Mengesahkan keanggotaan laskar. c. Melakukan upaya-upayausaha-usaha demi pengembangankebesaran organisasi. 3. Pengurus Pusat memiliki kewajiban : a. Menjalankan roda organisasi ke dalam maupun ke luar sesuai Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga, hasil permusyawaratan anggota. b. Menyampaikan laporan keuangan organisasi kepada anggota setiap 3 bulan sekali. c. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan kepada anggota setelah 1satu musim kompetisi yang telah selesai. d. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban pada musyawarah anggota. Pasal 7 Dewan Koordinasi 1. Dewan koordinasi wilayah disingkat korwil adalah pimpinan organisasi yang bersifat kolektif ditingkat dan dalam lingkup wilayah Kecamatan dalam kabupaten Purbalingga serta wilayah lain di luar kabupaten Purbalingga. 2. Laskar adalah organisasi yang bersifat kelompok dan berada di lingkup korwil.

BAB IV KEDUDUKAN, WEWENANG, DAN TUGAS PENGURUS

Pasal 8 Pengurus Harian 1. Pengurus harian adalah pimpinan yang bersifat kolektif yang terdiri dari sejumlah orang yang sedapat mungkin mencerminkan representasi dari anggotatokoh yang direkomendasikan oleh anggota. 2. Pengurus harian di tingkatan pusat mempunyai anggota sesuai kebutuhan, dipilih, dan bertanggung jawab kepada musyawrah anggota untuk masa jabatan 3 tiga tahun. 3. Pengurus harian di tingkatan Korwil dipilih dan bertanggung jawab pada musyawarah wilayah untuk masa jabatan 3tiga tahun. 4. Pengurus harian memiliki wewenang : a. Menentukan kebijaksanaan dan mengelola organisasi sesuai Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga. b. Membentuk dan menetapkan personalia divisi-divisi di tingkatan masing-masing. 5. Pengurus harian memiliki tugas : a. Memelihara kemurnian dan melaksanakan kebijaksanaan organisasi. b. Menjalankan pengelolaan organisasi di tingkatan masing-masing secara efektif dan efesien. c. Menjalankan laporan pertanggungjawaban kepada forum permusyawaratan tertinggi organisasi di tingkatan masing-masing. 6. Ketentuan tentang wewenang, tugas dan tata kerja masing-masing pengurus harian sebagaimana dimaksud dalam pasal ini di atur lebih lanjut dalam suatu keputusan organisasi. Pasal 9 Divisi-divisi 1. Divisi adalah kelengkapan organisasi di semua tingkatan kepengurusan yang berfungsi sebagai unit-unit pelaksana program-program kerja organisasi 2. Divisi-divisi dibentuk oleh pengurus harian untuk masa jabatan 3tiga tahun 3. Divisi-divisi bertanggungjawab kepada rapat pleno pengurus harian

BAB V PEMBEKUAN PENGURUS