Macam-Macam Kutipan Teknik Penulisan Laporan Hasil Penelitian

128 Sosiologi Kontekstual XII SMAMA Catatan kaki ditulis dalam satu spasi dan dimulai langsung dari pinggir, atau dapat dimulai setelah beberapa ketukan tik dari pinggir, asalkan dilakukan secara konsisten. Nama pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap, sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang hanya ditulis nama pengarang pertama ditambah kata et al. et alii: dan lain- lain, contoh: 1 Syahrial, Syarbaini, A. Rahman, dan Monang Djihado, Sosiologi dan Politik Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, h. 107. 2 Sukarno, et al., Dasar-dasar Pendidikan Science Jakarta: Bhratara, 1973, h. 3. Sementara kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan halamannya dengan singkatan p pagina atau h halaman. Sekiranya kutipan itu disarikan dari beberapa halaman, umpamanya dari halaman 1 sampai dengan 5 maka ditulis pp. 1-5 atau h. 1-5. Sedangkan jika nama pengarangnya tidak ada maka langsung saja dituliskan nama bukunya atau dituliskan Anom Anonymous di depan nama buku tersebut. Sebuah buku yang diterjemahkan harus ditulis baik pengarang maupun penerjemah buku tersebut, sedangkan sebuah kumpulan karangan cukup disebutkan nama editornya saja, sebagaimana contoh berikut ini: 1 Rencana Strategi Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976, h. 171. 2 E.F. Schumacher, Keluar dari Kemelut, Terjemahan Mochtar Pabotinggi, Jakarta: LP3ES, 1981, h. 12. 3 James R. Newman ed., What is Science? New York: Simon and Schuster, 1955, p. 210. Sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majalah, koran, kumpulan karangan atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip yang disertai dengan informasi mengenai makalah tersebut, misalnya: 1 Karlina, Sebuah Tanggapan: Hipotesis dan Setengah Ilmuwan, Kompas 12 Desember 1981, h. 4. 2 Like Wilardjo,Tanggung jawab Sosial Ilmuwan, Pustaka, Th. III N0. 3, April 1979, h. 11-14. 3 M. Sastrapratedja,Perkembangan Ilmu dan Teknologi dalam Kaitannya dengan Agama dan Kebudayaan, Makalah disampaikan dalam Konggres Ilmu Pengetahuan Nasional KIPNAS III, LIPI, Jakarta, 15- 19 September 1981. 129 Publikasi Hasil Penelitian Sosial 4 B. Suprapto,Aturan Permainan dalam Ilmu-ilmu Alam, Ilmu dalam Perspektif, ed. Jujun S. Suriasumantri Gramedia, 1978, h. 129-133. Namun adakalanya pula, bahwa seorang penulis kadang-kadang mengutip pernyataan yang sama secara berulang-ulang dalam menuliskan laporannya. Dalam hal ini ada teknik notasi ilmiah tertentu untuk menuliskan pernyataan maupun sumber yang diambil secara berulang-ulang tersebut. Dalam teknik notasi ilmiah model catatan kaki, pengulangan kutipan dengan sumber yang sama itu dilakukan dengan memakai notasi antara lain, op. cit. opere citato: dalam karya yang telah dikutip, loc. cit. loco citato: dalam tempat yang telah dikutip, serta ibid. ibidem: dalam tempat yang sama. Untuk pengulangan maka nama pengarang tidak ditulis lengkap melainkan cukup nama familinya saja. Sekiranya pengulangan dilakukan dengan tidak diselang oleh pengarang lain maka dipergunakan notasi ibid, contoh: Ibid, h. 131. Artinya, kita mengulangi kutipan dari karangan B. Suprapto seperti tercantum dalam catatan kaki nomor 4 meskipun dengan nomor halaman yang berbeda. Sekiranya kita mengulang kutipan M. Sastrapratedja dalam halaman yang sama catatan kaki nomor 3 namun telah terhalang diselingi oleh sumber lain yakni karangan B. Suprapto maka kita tidak mempergunakan ibid lagi, melainkan loc. cit., sebagaimana dicontohkan berikut ini: 1

M. Sastrapratedja, loc. cit.

Sedangkan untuk ulangan mengutip halaman yang berbeda dan telah diselang oleh pengarang dan ditulis: 1 Wilardjo, op. cit., h. 12. Sekiranya dalam kutipan kita terdapat seorang pengarang yang menulis beberapa karangan maka untuk tidak membingungkan sebagai pengganti loc. cit atau op. Cit. Dituliskan judul karangannya. Bila judul karangan itu panjang, maka dapat dilakukan penyingkatan selama itu mampu menunjukkan identifikasi judul karangan yang lengkap, seperti: 1 Larrabee, Reliable knowledge, h. 6. Atau kadang-kadang kita juga ingin mengutip sebuah pernyataan yang telah dikutip dalam karangan yang lain. Untuk itu maka kedua sumber itu kita tuliskan sebagai berikut: 1 Robert k. Merton, The Ambivalence of Scientist, h. 77-79, dikutip langsung atau tidak langsung oleh Maurice N. Richter, Jr., Science as a Cultural Process Cambridge: Schenkman, 1972, h. 114.