Tujuan Penelitian Sosial Membuat Rancangan Metode Penelitian Sosial

93 Merancang dan Melakukan Penelitian Sosial kulit pembungkusnya, jadi kenyataan yang sepintas tampak, harus diamati dalam suatu kerangka acuan yang spesifik, harus diukur dengan tepat, dan harus diamati pula pada suatu fakta yang dapat dikaitkan dengan fakta-fakta lainnya yang relevan. Pada awalnya, metode peneli- tian yang berkembang pada ilmu- ilmu sosial dipengaruhi oleh pendekatan positivistik, yang berpangkal pada keyakinan bahwa kebenaran-kebenaran itu selalu termanifestasikan dalam wujud gejala-gejala yang dapat diamati secara inderawi. Artinya, pendekatan positivistik lazim pula disebut pendekatan empiris, berasumsi bahwa sebuah gejala itu hanyalah boleh dinilai betul true, dan bukan benar right, manakala gejala itu kasat mata, dapat diamati, dan dapat diukur. Namun dalam perkembangannya kemudian, metode yang dipergunakan dalam pendekatan positivistik di atas mulai dimodifikasi, dan bahkan ditinggalkan oleh para peneliti sosial itu sendiri. Oleh karena dalam kenyataannya, bahwa para peneliti sosial telah menemukan bukti bahwa ternyata tidak semua gejala sosial itu dapat diukur dan dikuantifisir seperti halnya realitas fisik-anorganik. Beberapa tokoh dari pende-katan interaksionisme simbolik Herbert Mead misalnya, menilai bahwa sesungguhnya mustahil untuk mengkonsepkan objek-objek kajian ilmu sosial sepenuhnya sebagai sesuatu yang memiliki raga dan selalu dapat diobservasi. Apa yang disebut social fact dan social truth dalam penelitian ilmu sosial, adalah gejala yang hanya dapat dipahami secara baik bila peneliti mempertajam apa yang disebut intuitive insight guna memahami dari dalam verstehen ihwal objek kajiannya. Seorang peneliti yang tidak hendak dikungkung fakta-fakta semu dan gejala yang dangkal, sebagaimana dikatakan sosiolog Peter L. Berger, maka ia harus memiliki mental subversif, dalam arti senantiasa berkeinginan untuk membongkar hal-hal yang sudah mapan dan mencari apa sebenarnya yang ada dan terjadi di balik realita yang manifes itu. Dinamika Sosial Dalam ilmu-ilmu sosial budaya terdapat sekurang-kurangnya dua jenis penelitian, yakni deskriptif dan eksplanatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan ihwal masalah atau objek tertentu secara rinci, sedangkan penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang menghasilkan atau mencari jawab tentang hubungan antar objek atau variabel. Pada garis besarnya ada dua macam metode penelitian, yakni yang bertipe kuantitatif dan kualitatif. Pemilihan metode dalam suatu penelitian sangat tergantung dari objek serta jenis penelitian yang akan dilakukan.