Kegiatan Produksi Peran dan Fungsi Lembaga Sosial

66 Sosiologi Kontekstual XII SMAMA terlalu berlebihan boros dan semena-mena, juga dapat mengganggu kehidupan manusia, misalnya saja merusak lingkungan. Sebagai contoh , jika ada pengusaha hutan yang tidak memperhatikan lingkungan dalam aktivitas pemanfaatan hutannya maka dapat berakibat fatal bagi lingkungan alam di sekitarnya. Misalnya, dengan menebangi hutan secara sembarangan, sehingga semua tanaman ditebang, maka akibatnya akan mudah terjadi erosi apabila musim hujan tiba. Sebab dengan kondisi yang demikian, air hujan yang sampai ke permukaan bumi tidak dapat lagi di tahan oleh hutan yang sudah gundul, dan air akan langsung jatuh ke tanah sehingga tanahpun lama-kelamaan tidak dapat menahan atau menyerap air hujan yang deras. Dengan demikian akibatnya mudah ditebak, yakni terjadi erosi tanah dan banjir khususnya di wilayah-wilayah yang lebih rendah dari hutan. Itulah sebabnya, sesuai dengan prinsip-prinsip maupun pranata ekonomi maka dalam pemanfaatan sumber-sumber daya alam untuk kebutuhan manusia itu agar lebih efisien dan lebih efektif, serta tidak merusak lingkungan alam. Dalam kaitan ini berlaku semacam hukum ekonomi, yakni pemanfaatan atau penggunaan barang dan termasuk jasa harus lebih efisien, efektif, atau secara ekonomis. Di samping itu, selain pemanfaatan sumber daya secara ekonomis, juga yang ramah lingkungan tidak merusak lingkungan alam. Jika manusia telah dapat memanfaatkan sumber-sumber daya tersebut alam, manusiajasa secara lebih efisien dan efektif, serta tidak merusak lingkungan, maka akan terjadi semacam keseimbangan kehidupan di alam ini. Fakta Sosial “Ayo kembangkan wawasan kebinekaan kalian” Perhatikan gambar di samping Bagaimana pendapat kalian tentang peran dan fungsi pasar tradisional sekarang ini di tengah maraknya mal-mal dan pasar modern? Sumber: www.tempophoto.com 67 Lembaga Sosial

4. Lembaga Pendidikan

Usaha pendidikan sering ditafsirkan sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang lain agar mencapai kedewasaan atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Pada masyarakat primitif hampir tidak memiliki sistem pendidikan dalam artian formal. Anak-anak mempelajari segala sesuatu yang perlu mereka ketahui dengan cara menyaksikan apa saja yang sedang berlangsung dan membantu suatu pekerjaan apabila dianggap praktis. Cara pengajaran semacam itu merupakan bentuk yang paling mirip dengan lembaga pendidikan, yang bisa ditemukan pada masyarakat sederhana. Pengajaran semacam itu, bukanlah sebuah lembaga pendidikan, melainkan hanya merupakan sebagian dari tugas keluarga. Sekolah mulai lahir ketika kebudayaan telah menjadi sangat kompleks, sehingga pengetahuan yang dianggap perlu tidak mungkin lagi ditangani dalam lingkungan keluarga, sehingga lahirlah guru dan kelas dalam artian formal. Pada tahap itulah, yakni ketika telah terdapat orang-orang yang berspesialisasi sebagai guru dan terdapat anak-anak didik dalam kelas-kelas formal yang berlangsung di luar lingkungan keluarga, dan ketika telah ditemukan cara yang pantas untuk mendidik anak-anak tersebut, maka dapatlah dikatakan bahwa lembaga pendidikan pada waktu itu telah lahir. Pendidikan yang berlangsung di sekolah dan kelas-kelas formal tersebut merupakan pendidikan yang bersifat formal. Sedangkan pendidikan yang berlangsung di lingkungan keluarga dinamakan pendidikan informal. Namun ketika sekolah dan kelas-kelas formal serta lingkungan keluarga tersebut masih belum cukup efektif dalam memenuhi kebutuhan sebagian anak didik dalam mengembangkan mental dan ketrampilannya, maka lahirlah bentuk lembaga pendidikan yang ketiga, yakni yang disebut lembaga pendidikan non formal. Pendidikan non formal adalah suatu sistem pendidikan yang berlangsung dalam masyarakat, di luar keluarga dan sekolah. Berbeda dengan pendidikan keluarga maupun sekolah, pendidikan non formal ini memberikan pelayanan berupa pendidikan ketrampilan praktis dan sikap mental yang fungsional serta relevan agar mereka mampu meningkatkan mutu dan taraf hidup serta mampu berpartisipasi aktif dalam proses pembaruan dan pembangunan.