32
Sosiologi Kontekstual XII SMAMA
Pernahkah kalian berpikir bahwa perubahan sosial selalu membawa dampak yang positif. Bagaimana perubahan sosial ini malah justru
menggilas kehidupan manusia itu sendiri. Pertanyaan inilah yang harus dijawab oleh masyarakat selaku institusi yang mengalaminya.
Perubahan sosial tidak selamanya kearah yang baik. Hal ini tergantung dari tujuan dari agen-agen perubahan. Memang diawal
perubahan selalu memberikan janji-janji yang luar biasa, sehingga masyarakat mengikuti begitu saja tanpa memperdulikan maksud yang
terselubung dibalik perubahan tersebut. Akibatnya masyarakatlah yang menanggung dampak dari perubahan sosial tersebut dan hanya sebagian
golongan yang mendapat keuntungan. Sebagai contoh pembangunan mall di kota-kota, orang melihat itu sebuah modernisasi, tapi dalam
perjalanannya malah justru sifat konsumerisme terbentuk dalam individu di masyarakat. Untuk lebih jelasnya coba pelajari pembahasan berikut
ini
Sumber: Tempo 5 Maret 2006
Gambar 2.1 Pesatnya pembangunan mall-mall di kota mengakibatkan terbentuknya
sifat konsumerisme pada masyarakat
33
Dampak Perubahan Sosial
A. Saluran Perubahan Sosial Dalam Masyarakat
Saluran-saluran perubahan sosial atau avenue or channel of change, merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan dalam
masyarakat yang pada umumnya adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan,
agama, rekreasi, dan seterusnya. Lalu apakah yang dinamakan dengan lembaga kemasyarakatan itu? Menurut Soerjono Soekanto 1982,
lembaga kemasyarakatan merupakan terjemahan langsung dari istilah asing “social institution” yang berarti himpunan daripada norma-norma
dari segala tingkatan yang pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan dalam praktiknya, apabila norma-
norma tersebut diwujudkan dalam kegiatan hubungan antar manusia, maka himpunan norma-norma tersebut akan berujud sebagai “social
organization” organisasi sosial.
Lalu timbul pertanyaan lagi, lembaga kemasyarakatan manakah yang biasanya menjadi titik tolak bagi suatu perubahan-perubahan sosial dalam
masyarakat itu? Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang biasanya menjadi titik tolak bagi perubahan sosial biasanya tergantung dari “cultural
focus” masyarakat pada suatu masa tertentu. Atau lebih tepatnya sangat tergantung dari lembaga kemasyarakatan manakah yang pada saat itu
menjadi pusat perhatian dari masyarakat. Sedangkan dalam praktiknya, maka hanya lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mendapatkan
penilaian tertinggi dari masyarakatlah yang biasanya akan cenderung menjadi sumber atau saluran-saluran utama bagi perubahan-perubahan
sosial. Sedangkan di sisi lainnya, perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan tersebut juga akan membawa akibat pula pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan lainnya, oleh karena lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut merupakan suatu sistem yang saling terintegrasi.
Adapun apabila lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai suatu sistem sosial itu digambarkan, maka coraknya adalah sebagai berikut:
Pemerintah Organisasi-Organisasi
Organisasi-organisasi Keagamaan
Ekonomi Organisasi-Organisasi
Keluarga Pendidikan
Bagan Lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai suatu sistem sosial
34
Sosiologi Kontekstual XII SMAMA
Lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut di atas merupakan suatu struktur apabila mencakup hubungan antar lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang memiliki pola-pola tertentu dan keseimbangan tertentu. Misalnya saja, apabila ditelaah hubungan antara keluarga dengan
organisasi-organisasi agama, maka jalan pikiran kita akan mengarah pada suatu kelompok sosial yang terdiri dari ayah, ibu, serta anak-anaknya yang
setiap saat waktu sholat pergi ke masjid atau surau untuk mengerjakan sholat lima waktu misalnya. Kita ketahui bahwa masjid adalah suatu
tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan bagi umat Islam. Dengan demikian apabila hubungan tersebut ditinjau dari sudut aktivitas
yang dilakukan kedua lembaga kemasyarakatan tersebut, maka seseorang berurusan dengan fungsinya. Sebenarnya fungsi tersebut lebih penting,
karena hubungan antara unsur-unsur kebudayaan maupun masyarakat merupakan suatu hubungan fungsionil yang sangat erat.
Contoh lain, pada tanggal 17 Agustus 1945, terjadilah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, di mana pertama-tama terjadi perubahan pada
struktur pemerintahan, dari jajahan menjadi negara yang merdeka dan berdaulat. Hal ini menjalar ke lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya,
misalnya dalam bidang pendidikan, tidak ada diskriminasi lagi antara golongan-golongan dalam masyarakat, sebagaimana halnya pada jaman
penjajahan. Setiap orang boleh memiliki pendidikan macam apa yang disukainya. Perubahan-perubahan tersebut dengan demikian dapat
berpengaruh terhadap sikap-sikap, pola-pola perikelakuan, dan nilai-nilai pada masyarakat Indonesia. Jadi, berdasarkan uraian di atas, dengan singkat
dapat dikatakan bahwa saluran-saluran perubahan tersebut berfungsi agar sesuatu perubahan dikenal, diterima, diakui, serta dipergunakan oleh
khalayak ramai, atau, mengalami proses institutionalization proses pelembagaan.
Analisis Sosial “Tunjukan rasa keingintahuan kalian”
1. Apa jadinya jika lembaga pendidikan menjadi sistem modern?
Jelaskan dampaknya bagi masyarakat kecil dan besar serta bagi proses belajarnya?
2. Coba kalian kritisi mengapa kemajuan pendidikan di Indonesia
selalu menimbulkan kesenjangan
35
Dampak Perubahan Sosial
B. Respon Individu dan Masyarakat terhadap
perubahan Sosial
Sebagaimana pernah disinggung pada bab sebelumnya, terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat akan mendapat reaksi yang beragam
dari masyarakat yang sedang mengalami perubahan. Berbagai ragam respon masyarakat terhadap perubahan itu ada yang bersifat menolak
dan ada pula yang menerima perubahan, ada yang menanggapinya secara positif dan adapula yang sebaliknya negatif, ada yang proaktif dan
adapula yang apatis, dan ada yang progresif serta adapula yang moderat ataupun adaptif. Berikut ini secara garis besarnya akan dijelaskan sejumlah
respon individu dan masyarakat terhadap munculnya perubahan- perubahan sosial.
1. Terjadinya Penolakan Penentangan-Penentangan
Masuknya unsur-unsur luar ke dalam masyarakat seringkali dapat mengalami adanya penolakan-penolakan dari masyarakat yang
bersangkutan. Meskipun telah terjadi penentangan, atau penolakan- penolakan terhadap unsur-unsur baru luar oleh unsur-unsur lama, namun
adakalanya unsur-unsur baru itu tetap masuk, oleh karena masyarakat tersebut tidak kuasa untuk menolaknya. Dampak dari masuknya unsur-
unsur luar itu ada yang besar dan ada pula yang kecil. Apabila dampak pengaruh masuknya unsur-unsur dari luar itu bersifat kecildangkal, maka
tidak akan sampai menimbulkan kegoncangan-kegoncangan. Sebab sifatnya yang dangkal dan jikalaupun ada pengaruh maka pengaruhnya
sangat kecil, dan hanya terbatas pada bentuk luarnya saja. Dalam proses pengaruh perubahan semacam ini maka norma-norma dan nilai-nilai sosial
budaya dari masyarakat yang bersangkutan tidak sampai terpengaruh olehnya nilai-nilai masyarakat luar, dan tetap dapat berfungsi secara wajar.
Namun sebaliknya, apabila dampak atau pengaruh yang ditimbulkan dari masuknya nilai atau unsur-unsur budaya luar itu besar dalam maka
dapat menimbulkan adanya ketegangan-ketegangan atau kegoncangan- kegoncangan. Biasanya, munculnya kegoncangan-kegoncangan tersebut
oleh karena unsur-unsur baruluar dan lamadalam yang saling bertentangan itu, secara bersama-sama berhasil mempengaruhi norma-
norma serta nilai-nilai sosial yang kemudian berpengaruh pula pada warga- warga masyarakat. Adanya hal yang semacam ini berarti telah muncul
adanya suatu gangguan yang bersifat kontinyu di dalam suatu masyarakat. Jika hal tersebut tetap berlangsung secara terus-menerus,