Perjanjian Internasional yang Dilakukan Indonesia
PPKN 157
Menurut Pasal 38 Ayat 1 Statuta Mahkamah Internasional, perjanjian internasional merupakan sumber utama dari sumbersumber hukum inter
nasional lainnya. Hal tersebut dapat dibuktikan terutama dalam kegiatan- kegiatan internasional dewasa ini yang sering berpedoman pada perjanjian
antara para subjek hukum internasional yang mempunyai kepentingan yang sama� Misalnya, Deklarasi Bangkok 1968 yang melahirkan ASEAN dengan
tujuan melakukan kerja sama di bidang ekonomi, sosial dan budaya�
Kedudukan perjanjian internasional dianggap sangat penting, karena alasan berikut�
a� Perjanjian internasional lebih menjamin kepastian hukum sebab perjanjian internasional dilakukan secara
tertulis� b� Perjanjian internasional me ng-
atur masalah-masalah ke pen-
ting an bersama di antara para subjek hukum internasional�
Berdasarkan dua alasan tersebut, suatu perjanjian inter nasional yang
dibuat secara sepihak karena ada unsur paksaan dianggap tidak
sah dan batal demi hukum� Oleh karena itu, dalam membuat suatu
perjanjian internasional harus di- per hatikan asas-asas berikut�
a� Pacta Sunt Servada, yaitu asas yang menyatakan bahwa setiap
perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak
yang mengadakannya�
b� Egality Rights, yaitu asas yang
menyatakan bahwa pihak yang saling mengadakan hubungan
atau perjanjian internasional mempunyai kedudukan yang
sama�
c� Reciprositas, yaitu asas yang menyatakan bahwa tindakan
suatu negara terhadap negara
Penanaman Kesadaran Berkonstitusi
Hubungan internasional yang dibangun oleh Bangsa Indonesia
merupakan pengamalan Pancasila terutama sila kedua yaitu
Kemanusian yang adil dan beradab dan merupakan perwujudan sikap
saling menghormati dengan bangsa lain yang dilaksanakan
dalam bentuk:
1� menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara lain;
2� tidak melakukan campur tangan dalam urusan dalam negeri
bangsa dan negara lain; 3�
tidak menyinggung perasaan bangsa dan negara lain;
4� menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan diri;
5� tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau penggunaan
kekerasan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik
suatu negara�