Perendaman -1 Pengeringan-1 Pemanasan Benih

diafkir. Menurut Lubis 1992, biji putih memiliki cangkang yang putih, lembut, porous, tipis, mudah mengisap air tetapi juga mudah kering dan dimasuki mikroorganisme sehingga biji putih ini tidak baik dijadikan sebagai benih. Setelah seleksi benih dilakukan, benih dikemas dengan menggunakan plastik yang berlubang. Jumlah lubang pada masing-masing plastik adalah 50-55 lubang, dengan diameter lubang 3 mm.

B. Perendaman -1

Benih yang telah dikeringanginkan selama dua hari dikirim ke Seed Processing Unit SPU untuk proses lebih lanjut. Pengiriman ini dilakukan dalam satu hari. Penyimpanan benih setelah sampai di SPU dilakukan pada ruang penyimpanan dengan suhu 18 o C. Perendaman dalam bak perendaman dilakukan sehari setelah sampai di SPU dan air perendaman diganti setiap hari. Gambar 1. Perendaman benih Perendaman-1 ini dilakukan selama 2, 3, 4, 5 dan 7 hari, tergantung pada perlakuan. Kantong plastik yang berlubang kecil-kecil digunakan untuk membungkus benih selama perendaman agar sirkulasi air tetap baik. Tujuan perendaman-1 ini untuk meningkatkan kadar air benih hingga 18-20 serta diharapkan benih yang mengalami kondisi basah kering dapat merusak operculum benih sawit sehingga embrio dapat segera tumbuh melalui germ porm dan mendorong fibre plug keluar.

C. Pengeringan-1

Benih yang telah direndam pada perendaman-1 diambil kemudian direndam dalam larutan fungisida Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 gl selama 3 menit. Setelah itu, benih dikeringkan dengan menggunakan rak pengering selama kurang lebih 6 jam. Pengeringan ini hanya untuk mengeringkan bagian luar benih, sehingga serangan dari cendawan dapat diminimalkan sedangkan kadar air setelah pengeringan tidak mengalami penurunan. Pengeringan ini dilakukan dengan menggunakan kipas angin yang dipasang sekitar rak pengering.

D. Pemanasan Benih

Benih yang telah kering dimasukkan ke dalam kantong plastik ganda berukuran 60 cm x 40 cm dengan ketebalan 0.15 mm. Satu kantong plastik berisi satu satuan percobaan yang terdiri dari 200 butir benih. Gambar 2. Benih yang berada di ruang pemanas Kantong plastik yang berisi benih digembungkan untuk pengisia n oksigen ke dalamnya, kemudian diikat dengan karet gelang. Lama pemanasan benih ini adalah 40, 50 dan 60 hari. Temperatur yang digunakan adalah 39-40 o C dengan menggunakan heater Gambar Lampiran 5 yang terkontrol. Alat ini dipasang dalam ruang pemanas. Beberapa kipas angin dipasang terus menerus untuk menyebarkan panas ke seluruh ruang secara merata. Fungsi pemanasan ini diharapkan dapat mematahkan dormansi benih sawit. Setiap minggu kantong plastik dibuka untuk aerasi. Penganginan ini dilakukan selama 10-15 menit.

E. Perendaman -2

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4) di Pre Nursery

6 79 69

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis Guineensis Jacq.) Dengan Menggunakan Media Sekam Padi dan Frekuensi Penyiraman di Main Nursery

10 98 74

Kajian Pengaruh Periode Simpan Pasca Pematahan Dormansi Dan Efek Pemanasan Ulang Terhadap Viabilitas Benih Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq, L.)

2 75 94

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) Terhadap Pupuk Cair Super Bionik Pada Berbagai Jenis Media Tanam di Pembibitan Utama

0 30 78

Ketahanan Papan Komposit Dari Limbah Batang Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan Plastik Polipropilena Terhadap Serangan Rayap Tanah dan Rayap Kayu Kering

0 38 90

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Konsentrasi dan Interval Pemberian Pupuk Daun Gandasil D Pada Tanah Salin Yang Diameliorasi Dengan Pupuk Kandang

1 28 184

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Main Nursery Terhadap Komposisi Media Tanam dan Pemberian Pupuk Posfat

6 92 114

Perubahan Pola Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis, Jacq) Dengan Pemberian ZPT Atonik Pada Media Campuran Pasir Dengan Blotong Tebu Di Pre Nursery

4 33 67

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN HCl DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PEMECAHAN DORMANSI BENIH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.).

0 0 9