36
3. METODE
PENELITIAN
3.1. Kerangka Pendekatan Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian seperti tercantum dalam Bab 1, maka dibuatlah suatu alur fikir road map penelitian seperti terlihat pada Gambar 1.
Alur ini mencoba melihat permasalahan pesisir dan lautan di daerah studi secara menyeluruh comprehensive dan interaksi antar sumber daya yang ada di
kawasan pesisir dan lautan. Sumber daya yang dimaksud adalah sumber daya ikan perikanan tangkap, perikanan budidaya tambak, dan ekosistem hutan
mangrove. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan assessment terhadap
sumber daya-sumber daya tersebut. Untuk perikanan tangkap, penilaian dilakukan dengan model bio-ekonomi. Dengan analisis model bio-ekonomi akan
diketahui produksi aktual dan lestari sustainable, stok biomas, effort dan tangkapan catch optimal serta rente ekonomi dari sumber daya ikan. Besaran
nilai-nilai di atas dipengaruhi oleh tiga parameter biofisik, yaitu pertumbuhan intrinsic r, carrying capacity K, dan catch-ability coefficient q. Ketiga
parameter ini akan sangat menentukan besaran stok dan jumlah ikan yang ditangkap serta manfaat ekonomi yang diperoleh. Selain itu, juga dilakukan
analisis surplus produsen, dan analisis efisiensi relatif dan kapasitas perikanan tangkap. Semua analisis di atas dikaitkan dengan proses rehabilitasi dan
rekonstruksi perikanan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD. Secara fisik, ada keterkaitan yang jelas antara ekosistem mangrove dan
produksi ikan dari perikanan tangkap. Hal ini disebabkan karena ekosistem mangrove merupakan tempat pemijahan spawning ground, tempat mencari
makan feeding ground, dan tempat pembesaran beberapa spesies biota laut termasuk ikan, udang, dan kepiting. Untuk melihat interaksi antara ekosistem
mangrove dan produksi perikanan tangkap dilakukan dengan menggunakan model interaksi hutan mangrove dengan stok dan tangkapan ikan, yaitu dengan
memasukkan variabel keberadaan ha dalam model carrying capacity. Dengan model tersebut dapat dihitung tingkat kontribusi hutan mangrove terhadap
37 produksi ikan di suatu wilayah pesisir. Disamping itu, juga dapat dihitung
biomas, tangkapan lestari, dan effort dengan masukkan variabel hutan bakau dalam model.
Selanjutnya, dilakukan penilaian assessment terhadap perikanan budidaya tambak yang meliputi, luasan, produksi dan produktivitas, rente
ekonomi, dan return to labor pada kondisi tambak sebelum terjadi tsunami. Pada kondisi setelah tsunami, dihitung jumlah ha tambak dengan berbagai tingkat
kerusakan dikelompokkan dalam rusak berat, sedang, dan ringan serta tambak yang tidak mengalami kerusakan. Kemudian dihitung jumlah biaya yang
dibutuhkan untuk rehabilitasi memperbaiki tambak-tambak tersebut dengan berbagai tingkat kerusakan. Pada akhir analisis, dihitung biaya dan manfaat dari
usaha tambak di Aceh dengan berbagai opsi teknologi tradisional, tradisional plus, semi intensif, dan intensif. Disamping itu, juga dianalisis permasalahan,
konsep dan strategi pengembangan tambak ke depan.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian