Pembahasan Peran kader Kesehatan Masyarakat Terhadap Optimalisasi Kegiatan
menulisEffendi, 2003, dengan demikian pendidikan SMA dan SMP yang di miliki kader sudah mendukung kader untuk dapat membaca dan menulis.
Zulkifli, 2003. Menurut hasi penelitian Susanti, 2012 terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pelaksanaan tugas kader. Analisa hasil
penelitian motivasi dan pelaksanaan tugas kader dengan sperman rho, diperoleh hasil p value 0,001 0,01 berarti terdapat hubungan yang sangat bermakana
antara motivasi kader dengan pelaksanaan tugas kader. Saran tenaga kesehatan harus sering memberikan pelatihaan kader serta memberi pemahaman pada kader
tentang pentingnya peran kader.
2.2 Peran kader Kesehatan Masyarakat terhadap optimalisasi kegiatan pelayanan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Bukit
Kapur Dumai
Posyandu sebagai sarana pelayanan terdepan yang ada di desa, perlu diaktifkan dan di tingkatkan kembali keadaannya, sehingga masyarakat lebih
mudah untuk mendapatkan pelayanan, sebagai kader posyandu haruslah memiliki pengetahuan dan tanggung jawab agar posya ndu bisa berjalan dengan baik sesuai
dengan program pemerintah. GAPURA, 2006. Kader kesehatan masyarakat mempunyai peran yang besar dalam upaya
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya serta mencapai derajat kesehatan dalam bidang kesehatan melalui kegiatan posyandu, hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kader kesehatan masyarakat telah memiliki peran kader yang terlaksana dengan baik 100, terhadap optimalisasi
kegiatan pelayanan di posyandu, hal ini menggambarkan bahwa peran kader terhadap optimalisasi kegitan pelayanan di posyandu sudah terlaksana dengan
optimal, optimalnya peran kader kesehatan masyarakat karena mereka selalu di bimbing oleh petugas kesehatan baik itu di posyandu maupun dalam program yg
lainnya, para kader juga punya bapak angkat untuk setiap posyandu dan mereka juga di kasi intensif oleh bapak angkat di posyandu masing- masing, dan juga
petugas kesehatan terutama dinas kesehatan dan puskesmas selalu membuat pertandingan dan perlombaan yg sifatnya memberi motivasi kepada para kader
supaya lebih bisa berperan aktif dalam masyarakat di wilayahnya masing- masing. Peran kader juga sebagai menggerakkan masyarakat seperti memotivasi
untuk bergotong royang melakukan kegiatan kebersihan lingkungan, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan yang akan dilaksanakan, dalam
penelitian ini sudah telaksana dengan baik , ini sangat sering dilakukan kader, dalam mengajakkan ibu ke posyandu 97, dan menggerakkan masyarakat sudah
terlaksana dengan baik 100 ini sudah optimal karena di dukung oleh pihak kelurahan dengan mengadakan jum’at bersih, pihak kelurahan juga datang ke
posyandu. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sari, 2009 yang menunjukkan adanya hubungan positif antara performance kader, kegiatan kader
dan hasil dari kegiatan kader dalam memotivasi ibu membawa balita ke Posyandu terhadap status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.
Dalam hal menggerakkan masyarakat para kader dapat langsung di tengah masyarakat ataupun melalui tokoh masyarakat, pemuka agama ataupun ketua
Rukun Tetangga RT. Kegiatan pemberdayaan masyarakat merupakan segala upaya fasilitasi yang bersifat noninstruktif guna meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi ma salah, merencanakan
dan mencari pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM Lembaga Swadaya
Masyarakat dan tokoh masyarakat UNICEF, 1999. Semua upaya pengembangan Posyandu harus melibatkan lintas sektoral karena pembangunan
kesehatan masyarakat terutama kesehatan masyarakat desa merupakan tanggung jawab semua pihak. Perawat yang dalam paradigmanya menempatkan masyarakat
sebagai salah satu unsurnya, merupakan profesi yang kompetensinya dibutuhkan dalam upaya pengembangan Posyandu. Hal ini disebabkan karena Posyandu
membutuhkan pelayanan professional dan non professional. Perpaduan keduanya akan meningkatkan efektifitas Posyandu dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang menjadi tujuannya Studi tentang Pelaksanaan Posyandu, 2006.
Pada peran dalam melakukan kunjungan ke keluarga dengan menggunakan alat peraga terlaksana sebagian 60, kunjungan rumah
dilaksanakan jika ibu tidak memungkinkan membawa bayinya ke posyandu, kunjungan rumah di lakukan apabila dalam catatan kader masih ada bayi yang
belum di imunisasi sesuai dengan jadwal yang seharusnya untuk di berikan imunisasi. Berdasarkan hasil penelitian latif, 2011, dapat disimpulkan sebanyak
67,1 kader atau sejumlah 47 kader masih kurang baik pada praktik kader dalam pelaksanaan posyandu, hanya 32,9 kader 23 kader sudah baik pada
praktik kader dalam pelaksanaan posyandu, praktik kader yang kurang optimal dalam hal penyusunan RTL Rencana Tindak Lanjut ketrampilan dalam
memberikan penyuluhan, dan kunjungan ke rumah wawan muka untuk sasaran
posyandu dikarenakan kurangnya pendampingan petugas kesehatan utamanya dalam pembekalan ketrampilan administratif dan penyuluhan, minimnya media
suluh yang ada, keterbatasan waktu, dana dan alat transportasi bagi kader untuk melaksanakan kunjungan rumah.
Peran kader dalam melakukan komunikasi umumnya terlaksana dengan baik, selama penelitian terlihat para keder sering melakukan komunikasi dan
memeberi usulan perencanaan penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat 83.
Berupa informasi penyuluhan berdasarkan hasil timbangan dan memberikan informasi tentang gizi balita dan ibu hamil pada sasaran, peran ini
sudah optimal karena kader telah berkomunikasi dengan memberikan penyuluhan dengan memakai alat peraga, sesuai dengan anjuran Depkes R.I 2011
menerangkan dalam memberikan informasi kunjungan dan komunikasi di butuhkan alat peraga dan percontohan, ini merupakan pendukung sehingga para
ibu mengerti dan lebih mema hami penjelasan yang di sampaikan oleh kader, adapun pengertian penyuluhan itu sendiri adalah kegiatan atau penyampaian atau
menerangkan pesan yang berisi informasi , gagasan dan emosi serta keterampilan dari satu lembaga ke kelompok dan individu komunokator, kepada lembaga,
kelompok dan individu lain komunikan dengan tujuan mengubah pengetahuan dan kesadaran dengan kata lain penyuluhan merupakan proses komunikasi. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian, Silvia, AR. 2011 didapatkan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa fungsi peran kader posyandu dalam
melaksanakan kegiataannya, peran kader sebagai motivator meliputi tugas-tugas
yang dilakukan oleh kader posyandu antara lain: a. Mengerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga
UPGK, b. Memberikan materi tentang informasi tentang pemanfaatkan pakarangan untuk meningkatkan gizi keluarga pada saat kegiatan posyandu
berlangsung, c. Memberikan informasi seputar kesehatan dan menanamkan perilaku-perilaku yang mendukung perbaikan gizi keluarga, d. Memberikan
materi tentang perawatan dini bagi ibu baru melahirkan dan bayi baru lahir, e. Memberikan kritik, teguran, dan pujian pada anggota posyandu yang dapat
memenuhi target maupun yang tidak, f. Menberikan informasi kepada anggota psyandu tentang hari buka posyandu, g. Menyediakan sarana dan prasarana
dalam kegiatan posyandu. Selanjutnya peran kader posyandu sebagai petugas penyuluhan, meliputi tugas-tugas yang dilakuakn oleh kader posya ndu antara lain:
a. Menjelaskan materi tentang konsep perawatan dini bagi ibu hamil dan bayi baru lahir, b. Memberikan atau menyampaikan informasi tentang pemanfaatan
pakarangan rumah, c. Memberikan pengarahan kepada balita yang mengalami permasalahan, d. Memeriksa dan memberikan pengarahan kepada rumah-rumah
yang tidak layak huni, e. Memberikan materi dan mempraktekkan prilaku-prilaku yang mendukung dalam perbaikan gizi keluarga, f. Melakukan kunjungan rumah
terhadap bayi-bayi yang belum mendapatkan imunisasi, g. Memberikan pelatihan Juru Pemantau Jentik JUMANTIK, h. Melakukan kunjungan rumah dalam
kegiatan jumantik. Dan yang terakhir adalah peran kader posyandu sebagai pelayanan kesehatan, meliputi tugas-tugas yang dilakuakn oleh kader posyandu
antara lain: a. Memberikan informasi- informasi tentang imunisasi dan pemberian
vitamin bagi anak, b. Melakukan pendaftaran kepada para anggota posyandu, c. Melakukan pencatatan tentang perkembangan balita, d. Melakukan pengisian
kepada buku kesehatan ib u dan anak tentang perkembangan balita, e. Melakukan penimbangan pada BALITA, f. Melakukan pendataan ulang anggota posyandu,
g. Pemberian kapsul vitamin kepada para anggota posyandu, h. Penyuntikan imunisasi kepada anggota pada saat hari buka posyandu, i. Menilai tentang
kualitas kader sebagai pemberi materi pada anggota posyandu. Berdasarkan hasil penelitian dapat pula disimpulkan bahwa Usaha Perbaikan Gizi Keluarga UPGK
di Desa Tambakasri Kec. Sumbermanjing Kab. Malang kegiatan yang dilakukan oleh para anggota antara lain: a. Pemenuhan kebutuhan kalori sehari- hari, b.
Pemenuhan kebutuhan protein sehari-hari, c. Pemenuhan kebutuhan vitamin sehari- hari, d. Pemenuhan kebutuhan mineral sehari- hari
Saat pertemuan kelompok peran kader terlaksana denga n baik, hal ini terlihat pada point pertemuan pembahasan tentang kesehatan di lingkungan anda
dan mencari selusi bersama ditemani oleh petugas kesehatan sudah terlaksana dengan baik 100.
Walaupun peran kader kesehatan masyarakat terhadap optimalisasi kegiatan posyandu terlaksana dengan baik, ada beberapa aspek dari kader tersebut
yang terlaksana dengan baik, seperti pencatatan, ini terlihat dari pencatatan hasil penimbangan balita sudah terlaksana dengan baik 100, pada pencatatan jumlah
bayi yang di imunisasi 100 dan pencatatan jumlah peserta KB yang aktif masih terlaksana sebagian 69, sudah terlaksana dengan baik 97 para kader
mencatat jumlah ibu hamil, inipun jika ada ibu hamil yang ada di daerah
posyandu mereka, penyelenggaraan dilakukan dengan sistem “Pola lima Meja” sebagaimana di uraikan antara lain Meja pertama pendaftaran, kader melakukan
identitas peserta posyandu, pendaftaran balita bila anak sudah pernah di timbang maka kader meminta KMS balita tersebut, jika belum pernah ditimbang maka
menggunakan KMS baru dengan diselipkan secara kertas untuk dilanjutkan ke penimbangan, ibu hamil setelah di daftarkan maka langsung menuju meja 4 dan
dilanjutkan kemeja 5, ibu yang belum menjadi peserta KB setelah namanya di catat pada secarik kertas ibu tersebut langsung menuju meja 5 dan pola lima meja
inilah para pencatatan terjadi Zulkifli, 2003. Para kader dalam melakukan pembinaan telah terlaksana sebagian 100,
ini terlihat seringnya mereka melakukan pembinaan terhadap ibu hamil agar menjaga pola makan dan istirahat mereka dan menyarankan kepada ibu muda agar
mengatur jarak kehamilan 97, mereka menyarankan agar para KK membersihkan perkarangan rumah agar tidak ada tempat berkembangnya jentik
nyamuk dan ada juga yang tidak pernah, ini terlihat bahwa perkarangan rumah di wilayah para kader tergolong bersih dan tidak ada barang yang bertumpuk, bila di
beri pendidikan kesehatan akan berdampak terhadap prilaku masyarakat dalam hal ini adalah merapikan halaman rumah dan tidak membiarkan semak-semak di
halaman tidak terurus dan cukup sinar matahari Effendi, kristian, 1995. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bintanah, S. 2010 Hasil penelitian menunjukkan
bahwa diwilayah kerja puskesmas halmahera terdapat 30 posyandu terletak di 14 RW dengan program 5 kegiatan yang dilakukan dengan jumlah kader aktif
sebanyak 115 orang. Profil Posyandu: Klafifikasi posyandu di wilayah kerja
puskesmas Halmahera adalah Purnama dan mandiri, 63.3 melaksanakan kegiatan di sore hari, jumlah kader 86.6 hadir pada kegiatan posyandu 5 -12 kali
setahun, jumlah balita 1508 anak. Profil Kader : Kisaran umur kader antara 30-70 tahun dengan prosentase terbesar antara umur 51-71 tahun sebanyak 49.56,
42.6 kader tidak bekerja,39.1 berpendidikan tamat SMU, 91.3 sikap kader baik, 100 kader terampil dalam penimbangn dan administrasi. Proses
pembinaan kader : 70.40 kader menyatakan menarik tentang materi pembinaan, 90.43 sikap pembimbing baik, 93.04 bahasa yang digunakan baik dan
mudah dimengerti. Peran serta pemerintah : 47.82 menyatakan peranserta pemerintah baik, 18.26 menyatakan peran serta pemerintah kurang. Cakupan
kegiatan posyandu 2006 -2007 DS sebesar 66.54 - 62.59 target 80 NS 53.60 -53.79 trget 60.
Pada memberikan pelayanan kesehatan peran kader sudah terlaksana dengan baik, terlihat dari seringnya kader melakukan imunisasi polio 100,
serta memberi dan membantu pelayanan saat posyandu 100, Menurut Zulkifli 2003 membagi obat, dan membantu pelayanan saat posyandu dan membatu
mengumpulkan pemeriksaan, mengawasi pendatang di desa dan melapor, memberi pertolongan pemantauan penyakit serta memberi informasi kepada
petugas kesehatan serta pertolongan pada saat terjadi kecelakaan ini adalah peran kader dan Depkes 2000 juga menuturkan hal ini adalah upaya untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dan upaya memecahkan masalah yang ada dalam masyarakat.
Menurut Ani. Y, 2006 posyandu sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar yang terdepan yang selama ini telah dirasakan manfaat oleh masyarakat,
akhir-akhir ini kinerjanya menurun, dikarenakan selama ini para kader kurang mendapatkan pembinaan, karena tidak aktifnya petugas puskesmas, dan
menurunnya partisipasi masyarakat merupakan sebagian dari penyebab masalah kesehatan yang terjadi dalam masyarakat.
Selama ini kegiatan posyandu sudah terlaksana dengan baik 100, lihat sistem lima meja di posyandu sekarang sudah dilaksanakan dengan baik, termasuk
kinerja kader posyandu masih belum optimal, mengingant pentingnya manfaat posyandu, hendaknya keberadaan di tingkatkan lagi dengan mengembalikan
konsep bahwa posyandu dari masyarakat dan untuk masyarakat di samping pelatihan, penyegaran para kader, perlu juga pemberian intensif bagi mereka serta
meningkatkan kinerja lintas sektoral Alfitri ini terlihat bahwa pemerintah kota dumai membarikan intensif kader melalui bapak angkat sebagai yang bertanggung
jawab terhadap posyandu, baik pun itu pihak swasta. Sedangkan menurut Surjadi Soedirdja 2001, kurang berfungsinya
posyandu sehingga kinerja menjadi rendah, antara lain di sebabkan karena rendahnya kemampuan kader dan pembinaan dari unsur desa maupun petugas
kesehatan dan lintas sektoral seperti dinasinstansilembaga terkait, yang kemudian mengakibatkan rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan
posyandu, oleh karena itu, perlu di upayakan langkah dalam memberdayakan kader agar lebih profesional, upaya tersebut telah di awali melalui berbagai
kegiatan seperti sosialisasi dan pelatihan serta Lokakarya Revitalisasi Posyandu.
56