1.3.4  Keperawatan .
Hasil Penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi peneliti berikutnya terutama  keperawatan komunitas  yang berhubungan dengan peran  kader
kesehatan masyarakat terhadap optimalisasi pelaksanaan  kegiatan posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kapur Kota Dumai.
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Posyandu
2.1.1 Defenisi Posyandu
Pelayanan kesehatan terpadu yandu adalah suatu bentuk  keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu  wilayah kerja puskesmas,
Tempat pelaksanaan pelayanan  program terpadu di balai dusun, balai
kelurahan, RW dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu
Posyandu. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di posyandu adalah KIA Kesehatan Ibu dan Anak, KB Keluarga Berencana,  P2M Pemberantasan
Penyakit Menular dengan Imunisasi dan  penanggulangan diare,  Gizi penimbangan balita.
Sasaran penduduk yandu adalah ibu hamil, ibu  menyusui, pasangan usia subur PUS, dan balita Muninjaya, 2004.  Program yandu  merupakan
strategi jangka panjang untuk menurunkan angka  kematian bayi Infant Mortality Rate-IMR, angka kelahiran bayi Birth Rate-BR,  dan angka
kematian ibu Maternal Mortality Rate-MMR. Turunnya IMR, BR, dan
MMR di suatu wilayah merupakan standar keberhasilan pelaksanaan program terpadu di wilayah tersebut. Untuk mempercepat penurunan  IMR, BR,  dan
MMR tersebut, secara nasional diperlukan tumbuhnya peran serta masyarakat
dalam mengelola dan memanfaatkan posyandu karena posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan ditujukan untuk  kepentingan
masyarakat. Untuk mengembangkan peran serta masyarakat di posyandu dapat dilakukan dengan penerapan asas-asas manajemen kesehatan.
Peningkatan peran serta masyarakat diukur dengan menggunakan analisis cakupan program yandu dibandingkan dengan target kegiatan masing- masing
program tersebut Muninjaya, 2004. Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari  petugas kesehatan dan keluarga  berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini.  Penjelasan yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa
yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3  aspek  intervensi yaitu : Sembiring, 2004.  Pertama adalah
pembinaan kelangsungan hidup anak Child Survival yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam  kandungan ibu sampai
usia balita  Sedangkan, kedua merupakan  Pembinaan perkembangan anak Child Development yang ditujukan untuk membina tumbuhkembang anak
secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja
tangguh. Selanjutnya
ketiga Pembinaan kemampuan kerja
Employment yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi revitalisasi Posyandu yaitu Pelatihan dan dukungan. Pelatihan adalah suatu upaya kegiatan yang
dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan teknis dan dedikasi kader posyandu. Memperluas sistem posyandu dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari buka dan kunjungan rumah. Serta menciptakan iklim kondusif untuk memberikan pelayanan
kesehatan dengan pemenuhan sarana,  prasarana, pelaporan dan pendataan kerja posyandu Nilawati, 2008.
Pelatihan kader bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sekaligus dedikasi kader agar timbul kepercayaan diri untuk
dapat melaksanakan tugas sebagai kader dalam melayani masyarakat, baik di Posyandu maupun pada saat melakukan kunjungan rumah.
Materi dalam pelatihan kader dititik beratkan pada keterampilan teknis menyusun rencana kerja kegiatan di Posyandu, cara menghitung kelompok
sasaran yang menjadi tanggung jawab Posyandu, cara menimbang, menilai pertumbuhan anak, cara menyiapkan kegiatan pelayanan sesuai kebutuhan
anak dan ibu, menyiapkan peragaan cara pemberian makanan pendamping ASI  dan PMT untuk anak yang pertumbuhannya tidak cukup sebagaimana
pertambahan umurnya dan anak yang berat badannya tidak naik, memantau perkembangan ibu hamil dan ibu menyusui, dan sebagainya Depdagri RI,
2001. Agar pelatihan kader dapat berjalan  efektif,  maka diperlukan unsur pelatih kader yang mampu dan berdedikasi dalam memberikan materi
pelatihan secara efektif dan berkesinambungan, yakni melalui
pendampingan dan bimbingan. Pelatihan kader diberikan secara berkelanjutan berupa pelatihan dasar dan berjenjang yang berpedoman pada
modul pelatihan kader Depdagri RI, 2001. Dukungan dalam Pemanfaatan pelayanan kesehatan di posyandu oleh
masyarakat sangat ditentukan oleh peran kader sebagai motor penggerak yang mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat  TOMA dan petugas
kesehatan. Hal tersebut dikarenakan salah satu tugas utama kader adalah menggerakkan masyarakat untuk datang ke posyandu. Dukungan tokoh
masyarakat kepala desa kepada kader posyandu sangat penting, hal ini disebabkan karena tokoh masya rakat tersebut merupakan tokoh yang paling
disegani dan yang paling berpengaruh di wilayah tersebut. Dukungan dan anjuran dari tokoh masyarakat merupakan salah satu bentuk motivasi dan
semangat bagi kader posyandu dalam menjalankan tugasnya dalam kegiatan posyandu Sucipto, 2009.
Peran puskesmas atau petugas kesehatan dalam kegiatan posyandu adalah sebagai fasilitator dan lebih memberdayakan masyarakat dalam
kegiatan posyandu. Kegiatan posyandu dikatakan meningkat jika peran serta masyarakat semakin tinggi  yang terwujud dalam cakupan program
kesehatan seperti penimbangan, pemantauan tumbuh kembang balita, imunisasi, pemeriksaan ibu hamil  dan KB yang meningkat.  Menurut
Sucipto,  2009  Bentuk dukungan yang diberikan oleh petugas kesehatan terhadap kegiatan posyandu adalah 1  Dukungan petugas kesehatan
terhadap pelaksanaan posyandu  yaitu  a. Memberikan pelayanan kesehatan
dasar kepada masyarakat,  b. Memberikan  imunisasi pada bayi dan  Wanita Usia Subur,  c. Menyediakan mobil ambulan untuk merujuk pasien,
d. Menyediakan leafled atau buku untuk materi penyuluhan kesehatan, e. Membantu membuat rencana tindak lanjut kegiatan posyandu.  2
Dukungan petugas kesehatan terhadap individu kader posyandu  yaitu  a. Selalu datang tepat waktu,  b. Pemberian pelatihan kepada kader  posyandu,
c. Pemberian pengobatan rawat jalan gratis di posyandu kepada kader posyandu dan keluarganya, d. Pemberian seragam.
Sebagai unit pelayanan yang berbasis masyarakat, Posyandu perlu mendapat  dukungan luas dari masyarakat melalui peran sertanya agar
kegiatan Posyandu  dapat berkelanjutan dan jangkauannya meluas sesuai kebutuhan kelompok sasaran  yang dilayaninya  Depdagri RI, 2001.
Peningkatan peran serta masyarakat untuk mendukung kegiatan Posyandu dapat  dilakukan melalui  1. Pembentukan suatu lembaga atau unit pengelola
Posyandu didesa yang  anggotanya dipilih dari masyarakat, dengan tugas untuk mengelola secara  professional penyelenggaraan Posyandu, termasuk
memperhatikan masalah  ketenagaan, sarana dan pembiayaan bagi kelangsungan Posyandu yang  bersumber dari masyarakat.  2. Pemberian
penghargaan kepada kader berupa dana hibah atau pinjaman modal  usaha bagi kader yang kinerjanya baik sebagai suatu perangsang agar terus  tekun
dalam menjalankan tugasnya.  Hal ini dimasukan pula sebagai upaya pemberdayaan ekonomi kader.  3. Pemberian bantuan pembiayaan untuk
penyelenggaraan Posyandu yang  bersumber dari dana masyarakat, seperti
zakat dan sumbangan keagamaan  yang sejenis, maupun pemberian bantuan sarana dasar untuk pelaksanaan  fungsi pokok Posyandu.   4.   Pemberian
bimbingan dalam rangka pengelolaan Posyandu maupun kegiatan  langsung berupa pelayanan seperti konseling dan rujukan yang dapat  meningkatkan
mutu Posyandu secara menyeluruh.  5. Kemitraan yang dapat diwujudkan dengan cara membentuk dan memperkua t  jejaring antar dan atau beberapa
Posyandu yang diselenggarakan oleh  berbagai organisasi kemasyarakatan, baik yang berada dalam satu desa atau  sebutan lain, ataupun pada wilayah
yang lebih luas. Dalam kemitraan, inti  kegiatannya dapat berupa pelayanan langsung
maupun bentuk lainnya yang berkaitan dengan peningkatan fungsi Posyandu, seperti pelatihan, orientasi,  temu kerja, temu konsultasi, sarasehan, supervisi,
dan evaluasi serta  penggerakan peran serta masyarakat agar memperhatikan Posyandu sebagai  unit  pelayanan yang membantu keluarga dalam
pengembangan kualitas generasi masa depan.
2.1.2 Pengorganisasian Posyandu
Sebagai unit yang memberi pelayanan langsung kepada masyarakat dan
bersifat sebagai unit pelayanan kesehatan dasar masyarakat terutama ibu dan anak, maka organisasi Posyandu sesungguhnya bersifat organisasi
fungsional  yang dipimpin oleh seorang PimpinanPenanggungjawab dan dibantu oleh  para pelaksana pelayanan yang terdiri dari kader Posyandu
sebanyak 4-5  orang. Agar Posyandu dapat dikelola secara baik, perlu dukungan tenaga  administrasi yang bertugas mengadministrasikan kegiatan
Posyandu.   kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah KelurahanDesa atau dengan sebutan lain selayaknya dikelola oleh suatu
unitkelompok nama lain Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit Pengelola Posyandu ini
dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dari para anggota Depdagri RI, 2001.
Bentuk susunan organisasi Unit Pengelola Posyandu di Desa,
ditetapkan  melalui kesepakatan dari para anggota Pengelola Posyandu. Tugas dan tanggung jawab masing- masing unsur pada setiap kepengurusan
juga  disepakati dalam unitkelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat  setempat. Namun pada hakekatnya susunan kepengurusan  itu
sifatnya fleksibel, tergantung pada kondisi setempat.
Dalam tatanan kehidupan bermasyarakat di desa, unit Pengelola
Posyandu mempunyai kewajiban melaporkan keberadaannya kepada Kepala DesaLurah. Oleh karena itu  Kepala DesaLurah berkewajiban pula untuk
membina keberadaan unit Pengelola Posyandu, karena kegiatan Posyandu yang dikelola oleh masyarakat itu pada dasarnya adalah untuk kepentingan
kemajuan pengembangan kualitas sumber daya manusia SDM dini di
daerahnya, yang berarti sebagai suatu aset di desa Depdagri RI, 2001.
2.1.3 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
Penyelenggaraa Posyandu bertujuan untuk :  Menurunkan Angka Kematian Bayi AKB dan Angka Kematian Ibu yaitu ibu Hamil, ibu
melahirkan dan ibu nifas. Selain itu  adalah untuk membudayakan NKKBS
yang dikenal dengan  Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB, serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk. Selanjutnya  Berfungsi sebagai Wahana Gerakan
Reproduksi Keluarga Sejahtera,  dan  Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera Sembiring, 2004.
2.1.4  Pelaksanaan Kegiatan Posyandu
Pelaksanaan kegiatan Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK DesaKelurahan serta
petugas kesehatan dari KB. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 lima meja yaitu :   Meja I : Pendaftaran, Meja
II : Penimbangan, Meja III : Pengisian KMS,  Meja IV : Penyuluhan
perorangan berdasarkan KMS, dan Meja V : Pelayanan KB Kesehatan
Imunisasi,  Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat, tetes ke mulut
tiap Februari dan Agustus, Pembagian pil atau kondom, Pengobatan ringan dan Kosultasi KB-Kesehatan. Petugas pada Meja I sd IV dilaksanakan
oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja  pelayanan paramedis Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB.
Sasaran Posyandu adalah Ibu dengan BayiBalita, Ibu hamilibu menyusui, dan WUS dan PUS. Peserta Posyandu mendapat pelayanan
meliputi : 1    Kesehatan ibu dan anak : Pemberian pil tambah darah ibu hamil, Pemberian vitamin A dosis tinggi  bulan vitamin A pada bulan
Februari dan Agustus, PMT, Imunisasi, dan Penimbangan balita rutin
perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan  berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu
KMS setiap bulan. 2  Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom 3 Pemberian Oralit dan pengobatan. 4  Penyuluhan kesehatan lingkungan
dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS balita dan ibu hamil.
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN yaitu S adalah Semua balita diwilayah kerja Posyandu. Sedangkan  K adalah Semua
balita yang memiliki KMS selanjutnya D adalah Balita yang ditimbang dan N adalah Balita yang naik berat badannya. Keberhasilan Posyandu
berdasarkan dari Baikkurangnya peran serta masyarakat,  Berhasil tidaknya Program posyandu.
Petugas pada Meja I sd IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan para  medis Jurim, Bindes, Perawat dan
Petugas KB Pendanaan kegiatan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil
potensi desa lainnya serta  sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat Sembiring, 2004.
2.1.5  Jenis posyandu
Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan intervensi terhadap Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu
Purnama dan Posyandu Biru.
Posyandu Pratama merupakan Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap
bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu
ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.  Posyandu madya warna kuning merupakan  Posyandu pada tingkat madya sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya
KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi masih rendah yaitu kurang dari 50. Ini berarti, kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya.
Intervensi untuk posyandu madya terdiri dari Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah dilengkapi dengan metoda simulasi
dan Penggarapan dengan pendekatan PKMD SMD dan MMD untuk menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan
program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Posyandu purnama warna hijau merupakan  Posyandu pada tingkat
purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program
utamanya KB, KIA, Gizi dan Imunisasi lebih dari 50. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih
sederhana. Intervensi pada posyandu di tingkat ini adalah Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat menetukan
sendiri pengembangan program di posyandu dan Pelatihan Dana Sehat, agar
di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50 KK atau lebih.
Selanjutnya  Posyandu mandiri warna biru merupakan  Posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur dengan cakupan 5
program utama yang sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat telah menjangkau lebih dari 50 kepala keluarga. Intervensinya adalah
pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar  Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM
2.1.6   Struktur
Struktur adalah merupakan suatu titik organisasi posyandu untuk mengendalikan atau membedakan bagian  yang satu dengan bagian yang
lain, kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain yang akan memudahkan organisasi dalam mengendalikan perilaku para
karyawanpetani. Artinya para pegawai tidak mampu membuat  pilihan yang mutlak dan bebas dalam melakukan sesuatu pekerjaan dan cara
mengerjakannya. Struktur juga sangat mempengaruhi perilaku dan fungsi kegiatan di dalam organisasi. Untuk dapat menciptakan efektivitas dan
efisiensi organisasi diperlukan keputusan yang sarat dengan mendesain struktur organisasi, isi  dari keputusan sangat penting dipusatkan kepada
pekerjaan individu bagaimana membagi tugas secara menyeluruh menjadi tugas yang lebih kecil secara berurutan, dan bagaimana membagi
wewenang kepada pekerjaan Nilawati, 2008.
Untuk mendukung kegiatan Posyand u sebagai wahana yang
memberi  pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pengembangan kualitas manusia  dini, perlu dibentuk institusi Pembina Posyandu yang
berfungsi  memfasilitasi, membina, memantau dan mengevaluasi kegiatan Posyandu  sesuai kebutuhan.  Institusi tersebut mempunyai struktur seperti
Pokjanal  Posyandu yang berada di Kecamatan, KabupatenKota, Propinsi dan Pusat.  Bila Pokjanal Posyandu di daerah masih berfungsi, maka
diharapkan dapat  memanfaatkan keberadaan organisasi tersebut sebagai institusi Pembina Posyandu yang keanggotaannya terdiri dari wakil-wakil
dinasinstansilembaga terkait dan organisasi kemasyarakatan yang
memiliki kepedulian terhadap kegiatan pelayanan masyarakat di Posyandu
Depdagri RI, 2001. Dalam melaksanakan tugasnya, institus i Pembina Posyandu
tersebut dipimpin oleh seorang Ketua, yang dibantu oleh beberapa anggota yang mewakili  instansi- instansi dan unsur yang terlibat dalam Posyandu.
Susunan organisasi institusi Pembina Posyandu ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi  daerah masing- masing. Namun dengan tidak
bermaksud untuk menyeragamkan bentuk susunan organisasi dan tata
kerja  institusi Pembina Posyandu seyogyanya untuk mencegah kerancuan perlu ada  uraian peran masing- masing unsur  dinasinstansilembaga yang
terkait dalam  pembinaan Posyandu, misalnya  DinasBadanKantor PMDBina Pemberdayaan Masyarakat : berperan dalam fungsi koordinasi
penyelenggaraan pembinaan, penggerakan dan pengembangan masyarakat,
pengembangan metode  pendampingan masyarakat,  teknis advokasi, dan
sebagainya, Dinas Kesehatan  berperan dalam membantu pemenuhan
pelayanan sarana   dan prasarana kesehatan seperti  pengadaan alat
timbangan, distribusi KMS, dis tribusi obat-obatan dan vitamin  serta
dukungan bimbingan tenaga teknis  kesehatan,  BKKBNPLKB  :  berperan dalam pelayanan kontrasepsi, penyuluhan,  penggerakan peran serta
masyarakat dan sebagainya,  BAPPEDA : berperan dalam perencanaan umum dan evaluasi,  TP-PKK : berperan dalam pendayagunaan Kader,
motivasi masyarakat,  penyuluhan dan bimbingan teknis, dan sebagainya, Dinas Pendidikan, LSM dan sebagainya : berperan dalam mendukung
teknis operasional Posyandu Depdagri RI, 2001. Tugas dan fungsi institusi Pembina Posyandu secara keseluruhan
ialah mendukung  kelangsungan Posyandu sebagai unit pelayanan kesehatan dasar masyarakat khususnya dari kelmpok paling rentan Ibu dan
Anak.  Secara Nasional, kelembagaan sejenis yang berperan dalam mengkoordinasikan  kegia tan lintas sektoral  dan lintas program yang
mendukung kegiatan Posyandu  tetap diperlukan. Fungsi tersebut pada hakekatnya dapat dilakukan oleh Pokjanal  Posyandu yang selama ini
melaksanakan fasilitasi, pembinaan dan pemantauan  serta evaluasi kegiatan Revitalisasi Posyandu  dan jika masih dianggap relevan
keberadaannya dapat dimanfaatkan atau membuat Kelompok Kerja baru
sesuai dengan kondisi daerah Depdagri RI, 2001.
2.2 Konsep Kader Kesehatan
2.2.1  Pengertian Kader Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa kegiatan di Posyandu, dimana
anggotanya berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat itu sendiri dan
bekerjasama secara sukarela. Secara umum istilah kader kesehatan yaitu
kader yang dipilih oleh masyarakat tadi menjadi penyelenggara Posyandu. Banyak para ahli mengemukakan mengenai pengertian tentang kader
kesehatan antara lain:  L. A. Gunawan  memberikan  batasan tentang kader kesehatan  “kader kesehatan  dinamakan juga promotor kesehtan desa
prokes adalah tenaga sukarela yang  dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat”.  Direktorat bina peran serta
masyarakat Depkes RI me mberikan batasan kader  “Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat  dan dapat
bekerja secara sukarela” Zulkifli, 2003.
2.2.2  Persyaratan Menjadi Kader
Proses pemilihan kader hendaknya melalui musyawarah melalui masyarakat  dan para pamong desa harus juga mendukung,  Persyaratan
Umum yang harus di pertimbangkan untuk pemilihan kader antara lain Dapat baca, tulis dengan bahasa indonesia, Secara fisik dapat melaksanakan
tugas sebagai kader, Mempunyai penghasilan sendiri, Aktif dalam kegiatan sosial maupun pembangunan desanya, Di kenal masyarakat dan dapat
bekerja sama dengan masyarakat, Berwibawa, Sanggup membina paling
sedikit 10 Kepala Keluarga untuk meningkatkan keadaan kesehatan keluarga.
Pendapat lain yang di kemukakan oleh Dr. Ida Bagus, mengenai persyaratan menjadi seorang kader antara lain Berdasar dari keluarga
setempat, Tinggal di desa tersebut, Tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang lama,  diterima oleh masyarakat setempat, Masih cukup waktu
bekerja  untuk masyarakat di samping mencari nafkah, Dari persyaratan diatas dapat disimpulkan bahwa kriteria pemiilihan kader kesehtan antara
lain adalah sanggup bekerja secara  sukarela, mendapat kepercayaan dari masyarakat, mempunya kredibilitas yang baik dimana  prilakunya menjadi
panutan masyarakat, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, mempunyai penghasilan yang tetap, pandai baca tulis, dan sanggup membina
masyarakat.
2.2.3   Peran Kader
Kader kesehatan mempunyai peran besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal, kader juga berperan dalam pembinaan masyarakat di bidang kesehatan melalui kegiatan yang dilakukuan,
Merencanakan kegiatan, antara lain  menyiapkan dan melaksanakan sur vei
mawas diri, membahas hasil survei, menyajikan dalam MMD, menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan
penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat, membahas
pembagian tugas menurut jadwal kerja,  Melakukan komunikasi, informasi
dan motivasi wawan muka kunjungan,  alat peraga dan percontohan,
Menggerakkan masyarakat  dan  mendorong masyarakat untuk gotong
ronyong,  memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan  dilaksanakan dan  lain- lain,  Memberikan pelayanan yaitu
Membagi obat,  membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan,  mengawasi pendatang didesanya dan melapor,  memberikan pertolongan pemantauan
penyakit, memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya, Melakukan pencatatan  yaitu:  Keluarga  Berencana  atau jumlah  Pasangan Usia Subur,
jumlah peserta aktif dsb, KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya, Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah
bayi dan balita  yang diimunisasikan, Gizi: jumlah  bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan  yang naik timbangan, Diare  :
jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan  dirujuk melakukan pembinaan mengenai lima program keterpaduan KB-kesehatan
dan upanya kesehatan lainnya, Keluarga binaan yang  masing- masing untuk
berjumlah 10-20 Kepala  Keluarga  atau diserahkan dengan kader setempat, hal ini dilakukan dengan  memberikan informasi tentang upanya kesehatan
dilaksanakan,  Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan, Melakukan pertemuan kelompok.
23
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran kader kesehatan masyarakat terhadap optimalisasi pelaksanaan kegiatan posyandu
di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kapur  Kota  Dumai. Peran kader kesehatan masyarakat untuk mengoptimalisasi kegiatan posyandu tersebut meliputi kegiatan
meja 1, meja 2, meja 3, meja 4, meja 5, yg dapat di nilai berdasarkan kegiatan posyandu terlaksana penuh, terlaksana sebagian dan tidak terlaksana  Zulkifli,
2003 . Berdasarkan tujuan penelitian serta tinjauan pustaka, kerangka penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut : Skema 1.   Kerangka konseptual peran kader kesehatan masyarakat terhadap
optimalisasi pelaksanaan kegiatan posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kapur Kota Dumai.
Peran Kader di Posyandu
- Merencanakan kegiatan
- Melakukan komunikasi
- Menggerakkan masyarakat
- Memberi pelayanan
- Melakukan pencatatan
- Melakukan pembinaan
- Melakukan kunjungan rumah
- Melakukan pertemuan
kelompok
K
egiat an Posyandu
-
Terlaksana dengan baik
-
Terlaksana sebagian
-
Tidak terlaksana
Kader Kesehat an M asyarakat
3. 2   Defenisi Konseptual
Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu dalam masyarakat sebagai  organisasi, peran juga dapat diartikan sebagai
perikelakuan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat Soejono Sokanto, 2000.
Peran menunjuk pada organisasi tindakan dalam suatu tipe hubungan interaksi khusus. Dua dimensi peran adalah: kewajiban dan hak. Tindakan
yang diharapkan akan dilaksanakan oleh seseorang merupakan kewajiban suatu peran, tindakan atau respon orang lain merupakan hak. Konsep peran
dihubungkan dengan konsep status. Dalam pengunaan ini status hanya menunjuk pada posisi seseorang dalam suatu hubungan interaksi, bukan pada
prestise yang terdapat pada seseorang. Sehingga peran-status adalah satuan struktural yang  paling mendasar sebagai syarat fungsional yang harus
dipenuhi Sofyan Cholid, 2009. Kader Kesehatan  adalah tenaga sukarela yang  dipilih oleh dari
masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat, sedangkan  Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program
lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya
yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat.
3.3  Defenisi Operasional
Kader adalah Suatu tanggung jawab yang dilakukan seseorang tenaga sukarela yang bertugas mengembangkan  pelayanan  kesehatan masyarakat
termasuk Posyandu  di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kapur  Kota  Dumai meliputi  Merencanakan kegiatan  adalah  Menyiapkan data mawas diri membahas
hasil survey menyajikan MMD pada Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kapur  Kota  Dumai,  Melakukan komunikasi  adalah  Informasi, wawasan muka
dengan menggunakan alat peraga dan contohnya pada Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kapur  Kota  Dumai,  Menggerakkan masyarakat  adalah
Mendorong masyarakat untuk bergotong royong, informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan  pada Posyandu  di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kapur
Kota  Dumai,  Memberikan pelayanan  adalah  Membagi obat, membantu mengumpul bahan pemeriksaan, mengawasi pendatang di desa dan melapor,
pemantauan penyakit, pertolongan kecelakaan  pada Posyandu  di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kapur  Kota  Dumai,  Melakukan pencatatan  adalah  Jumlah
akseptor KB dan PUS, KIA, Ibu hamil, membagikan vitamin A, jumlah imunisasi TT pada ibu hamil pada Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kapur Kota
Dumai, Melakukan pembinaan Mengenai lima faktor keterpaduan KB- Kesehatan, keluarga binaan masing kader 10-20 KK  pada Posyandu  di Wilayah Kerja
Puskesmas Bukit Kapur  Kota  Dumai  dan melakukan  Kunjungan    Rumah  adalah Memantau masalah kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat pada
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kapur Kota Dumai.