2. Metode Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
Observasi yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi dalam
pengumpulan data untuk dijadikan data pendukung penelitian. Jenis observasi yang digunakan peneliti adalah Observasi non-sistematis. Observasi non-
sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan Arikunto 2006: 157. Karena metode
observasi ini digunakan sebagai pendukung data, maka peneliti hanya akan mengamati variabel interaktif dan ketertarikan objek penelitian pada saat
dilakukan penelitian.
D. Metode Analisis Data
1. Langkah-Langkah Analisis Data
Metode analisis data yang peneliti lakukan adalah Metode Analisis Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono, 2011: 147. Dengan metode analisis statistik deskriptif ini, setelah data terkumpul, maka data akan
diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka, dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk menganalisis data setelah data terkumpul adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa angket yang telah diisi oleh sampel responden, yaitu memeriksa kelengkapan isi angket dan menyusun sesuai dengan angket
responden.
b. Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan sesuai indikator dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.
c. Membuat tabulasi data. d. Menghitung persentase dengan cara membagi suatu skor dengan totalnya
dan mengalikan dengan 100 Mohamad Ali, 1993: 184, seperti rumus
berikut : Persentase = x 100
Keterangan : n = skor variabel
N = Skor total
e. Dari persentase yang diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk menentukan katagori tinggi, sedang
dan rendah dalam bentuk tabel statistik distributif maka perlu menentukan nilai maksimum, nilai minimum, dan intervalnya. Dengan mengadaptasi
rumus persentase diatas maka dapat menentukan nilai indeks minimum
dan indeks maksimum. Sedangkan untuk menentukan panjang interval, dapat dicari dengan data terbesar dikurangi data terkecil kemudian dibagi
dengan jumlah kelas interval Sugiyono 2011: 172. Dari rumus-rumus
tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1 Menentukan persentase skor maksimal = x 100
= x 100
= 100
2 Menentukan persentase skor minimal = x 100
= x 100
= 25
3 Menentukan Range = 100
– 25 = 75
4 Menentukan interval yang dikehendaki yaitu Sangat Layak, Layak, Tidak Layak, Sangat Tidak Layak. Jumlah intervalnya ini mengadopsi
pernyataan yang disampaikan oleh Arikunto 2006: 241 bahwa “jika pembaca berpendapat ada kelemahan dengan 5 alternatif karena
responden cenderung memilih alternatif yang ada ditengah dan alasan itu memang ada benarnya, maka memang disarankan alternatif
pilihannya hanya empat saja. 5 Menentukan lebar interval yaitu 754 = 18,75
Berdasarkan perhitungan dan cara yang diadopsi dari Sugiyono 2011: 172 dan Arikunto 2006: 241-242 diatas maka diperoleh Range
persentase atau kelas interval kriteria kualitatif yang disajikan dalam tabel statistik distibusi sebagai berikut:
Tabel 3. Interval pengkategorian skor kriteria kualitatif
2. Mencari Skor Rata-Rata Mean