4.2. PEMBAHASAN
4.2.1. Pemaknaan Temuan Penelitian
Pembahasan pada penelitian didasarkan pada hasil temuan pada kegiatan tiap siklusnya. Hasil temuan tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan
kualitas pembelajaran PKn dengan menggunakan strategi pembelajaran concept mapping dengan media CD pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran
meliputi meningkatnya keterampilan guru, aktivitas siswa dan ketuntasan belajar siswa pada siklus I sampai siklus II. Untuk pembahasan hasil temuan tersebut
akan dirinci sebagai berikut: 4.2.1.1.
Hasil Observasi Keterampilan Guru Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus
dipunyai bagi seorang guru, dengan pemilikan keterampilan dasar mengajar ini diaharapkan guru dapat mengoptimalkan peranannya di kelas Djamarah, 2010 :
99. Guru harus memahami dan dapat menerapkan keterampilan mengajar tersebut dalam seriap pembeajaran karena dengan pemahaman dan kemampuan
menerapkan menerapkan keterampilan mengajar, guru diaharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil observasi keterampilan guru yang
terdiri dari 9 Indikator akan dijabarkan sebagai berikut: 4.2.1.1.1.
Melakukan Kegiatan Awal Pembelajaran Sesuai dengan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru, terlihat
bahwa keterampilan guru dalam melakukan kegiatan awal pembelajaran semakin baik. Rata-rata skor pada siklus I adalah 2,5 dan rata-rata skor pada siklus II
adalah 3.
Berdasarkan perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dalam melakukan kegiatan awal pembelajaran semakin
meningkat pada siklus I sampai siklus II. Hal ini dikarenakan pada siklus II guru melakukan perbaikan dalam melaksanakan indikator ini dengan mengawali
kegiatan pembelajaran memberikan motivasi kepada siswa Lampiran 6, gambar 1. Motivasi bagi siswa sangat penting peranannya untuk menumbuhan semangat
dan minat siswa dalam pembelajaran. hal ini sejalan dengan pendapat Anitah 2009: 8.6, salah satu tujuan membuka pelajaran adalah membangkitkan motivasi
siswa untuk mempelajari atau memasuki topikkegiatan yang akan dibahas atau dikerjakan. Oleh karena itu, guru hendaknya berusaha membangkitkan motivasi
siswa pada setiap awal pelajaran atau awal penggal kegiatan. 4.2.1.1.2.
Menyampaikan Topik yang Akan Dibahas Sesuai dengan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru , terlihat
bahwa keterampilan guru dalam menyampaikan topk yang akan dibahas semakin baik. Rata-rata perolehan skor pada siklus I adalah 3, dan rata-rata perolehan skor
pada siklus II adalah 3,5. Berdasarkan perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa
keterampilan guru mulai dari siklus siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan dalam menyampaikan topik yang akan dibahas pada
siswa. Hal ini dikarenakan guru semakin baik dalam menggunakan teknik keterampilan bertanya. Teknik keterampilan bertanya ini sangat penting kaitannya
dalam mengaktifkan siswa untuk berpendapat. Hal ini sejalan dengna pendapat Anitah 2009 : 7.5, dengan dikuasainya keterampilan bertanya oleh guru, siswa
dapat menjadi lebih aktif, kegiatan belajar lebih bervariasi, dan siswa dapat berfungsi sebagai sumber informasi. Dengan begitu diharapkan guru akan mampu
mengembangkan kemampuan berpikir siswa serta meningkatkan keterlibatan mental intelektual siswa melalui pertanyaan yang diajukan.
4.2.1.1.3. Menyampaikan Materi
Berdasakan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru , terlihat bahwa keterampilan guru dalam menyampaikan materi semakin baik. Rata-rata perolehan
skor pada siklus I adalah 3, dan rata-rata perolehan skor pada siklus II adalah 4. Sesuai dengan perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa
keterampilan guru mulai dari siklus siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan dalam menyampaikan topik yang akan dibahas pada
siswa. Hal ini dikarenakan guru memberikan contoh konkret dalam menjalaskan materi Lampiran 6, gambar 2. Pada siklus I keterampilan menyampaikan materi
mendapatkan skor 3. Guru sudah menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran, menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan CD
pembelajaran dan memberikan materi berfokus pada inti pembelajaran. Pada siklus II guru memberikan contoh konkret dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Menjelaskan merupakan suatu aspek yang penting yang harus dimilki oleh guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk
memberikan penjelasan Mulyasa, 2011 : 80. Pemakaian contoh konkret dalam menyampaikan materi sangatlah penting karena dapat memberikan gambaran
nyata bagi siswa untuk memudahkan dalam memahami materi. Hal ini sejalan dengan pendapat Anitah 2009 : 7.57, suatu penjelasan akan menjadi lebih
menarik dan muadah dipahami jika disertai dengan contoh dan ilustrasi yang tepat. Konsep yang sulit dapat dipermudah dengan pemberian contoh dan ilustrasi
yang diambil dari kehidupan nayata para siswa. 4.2.1.1.4.
Membimbing Siswa dalam Berdiskusi dengan Kelompoknya dalam Menemukan Konsep-Konsep dan Merangkai Konsep
Berdasakan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru , terlihat bahwa keterampilan guru dalam membimbing siswa dalam berdiskusi dengan
kelompoknya dalam menemukan konsep-konsep dan merangkai konsep. Rata-rata perolehan skor pada siklus I adalah 2, dan rata-rata perolehan skor pada siklus II
adalah 3. Sesuai dengan perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa
keterampilan guru mulai dari siklus siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan dalam membimbing siswa dalam berdiskusi dengan
kelompoknya dalam menemukan konsep-konsep dan merangkai konsep. Hal ini dikarenakan guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam proses diskusi
untuk meningkatkan urun pendapat ketika diskusi kelompok berlangsung Lampiran 6, gambar 6. Pendapat dari siswa sangatlah penting dalam pemecahan
masalah disetiap diskusi. Siswa akan lebih berpikir kritis guna mencari ide atau gagasan yang akan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini
sejalan dengan pendapat Anitah 2009 : 8.23, salah satu manfaat yang dapat dipetik dari diskusi adalah melatih siswa untuk berpikir kritis dan berpartisipasi
secara aktif.
4.2.1.1.5. Melakukan Variasi dalam Proses Pembelajaran
Berdasakan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru , terlihat bahwa keterampilan guru dalam melakukan variasi dalam proses pembelajaran. Rata-rata
perolehan skor pada siklus I adalah 3, dan rata-rata perolehan skor pada siklus II adalah 4.
Sesuai dengan perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru mulai dari siklus siklus I sampai siklus II mengalami
peningkatan yang signifikan dalam melakukan variasi dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru melakukan perbaikan dari siklus I sampai siklus II. Pada
siklus II guru menampakan deskriptor membentuk kelompok hetrogen, menggunakan variasi media pembelajaran, menggunakan variasi posisi mengajar
dan menggunakan variasi suara dalam pembelajaran Lampiran 6, gambar 4. Penggunaan variasi suara dapat menciptakan perhatian baru bagi siswa. Kondisi
yang dirasa sudah jenuh dan membosankan bagi siswa akan terasa lebih kondusif lagi. Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyasa 2011 : 78, mengadakan variasi
merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan, agar selalu antusisas, tekun, dan penuh pertisipasi. Variasi
dalam pembelajaran adalah perubahan proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
4.2.1.1.6. Pengkondisian Kelas selama Pembelajaran
Berdasakan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru , terlihat bahwa keterampilan guru dalam pengkondisian kelas selama pembelajaran. Rata-rata
perolehan skor pada siklus I adalah 2, dan rata-rata perolehan skor pada siklus II adalah 3.
Sesuai dengan perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru mulai dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan
yang signifikan dalam pengkondisian kelas selama pembelajaran. Peningkatan ini ditandai dengan guru sudah menampilkan diskriptor mengelola kegiatan
pembelajaran sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan. Pengelolaan waktu dapat menciptakan suasana yang kondusif di dalam kelas, karena dengan dapat
mengelola waktu dengan baik, guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan tidak terburu-buru sehingga materi dapat disampaikan dengan
baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyasa 2011 : 91, pengelolaam kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. 4.2.1.1.7.
Membimbing Siswa dalam Kelompok Kecil dan Perorangan Berdasakan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru , terlihat bahwa
keterampilan guru dalam membimbing siswa dalam kelompok kecil dan perorangan. Rata-rata perolehan skor pada siklus I adalah 2,5, dan rata-rata
perolehan skor pada siklus II adalah 3,5. Sesuai dengan perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa
keterampilan guru mulai dari siklus siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan dalam membimbing siswa dalam kelompok kecil dan
perorangan. Peningkatan perolehan skor antara siklus I dengan siklus II dikarenakan guru mampu memberikan tugas sesuai dengan kemampuan siswa.
Guru memberikan tugas sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, baik itu siswa yang pandai maupun siswa yang kurang. Hal ini bertujuan untuk memberikan
perhatian kepada siswa tersebut agar mereka merasa diperhatikan oleh guru walaupun kurang bisa dalam memahami materi pembelajaran. Sejalan dengan hal
itu, menurut Anitah 2009 : 8.51, kegiatan kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap kebutuhan siswa yang
berbeda-beda. Pendapat tersebut didukung dengan pendapat Mulyasa 2011 : 92 bahwa pengajaran kelompok kecil dan perseorangan merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta
didik maupun peserta didik dengan peserta didik. 4.2.1.1.8.
Memberikan Penguatan kepada Hasil Pekerjaan Siswa Berdasakan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru , terlihat bahwa
keterampilan guru dalam memberikan penguatan kepada hasil pekerjaan siswa. Rata-rata perolehan skor pada siklus I adalah 2, dan rata-rata perolehan skor pada
siklus II adalah 3. Sesuai dengan perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa
keterampilan guru mulai dari siklus siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan dalam memberikan penguatan kepada hasil pekerjaan
siswa. Peningkatan perolehan skor antara siklus I dengan siklus II dikarenakan guru mampu memberikan penguatan kepada siswa dengan segera. Pemberian
penguatan dalam pembelajaran merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Penguatan adalah respons yang diberikan terhadap perilaku atau perbuatan yang
dianggap baik, yang dapat membuat terulangnya atau meningkatnya perilakuperbuatan yang dianggap baik Anita; 2009 : 7.25. Sejalan dengan hal
itu pemberian penguatan dengan segera sangatlah penting. Siswa lebih termitovasi dalam pembelajaran, selain itu siswa meras lebih diperhatikan oleh guru karena
keaktifannya dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa 2011 : 78, bahwa hal yang harus diperhatikan guru dalam memberi penguatan salah
satunya adalah penguatan harus dilakukan segera setelah suatu kompetensi ditampilkan.
4.2.1.1.9. Menutup pelajaran
Berdasakan hasil pengamatan terhadap keterampilan guru , terlihat bahwa keterampilan guru dalam menutup pelajaran. Rata-rata perolehan skor pada siklus
I adalah 3, dan rata-rata perolehan skor pada siklus II adalah 3,5. Sesuai dengan perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa
keterampilan guru mulai dari siklus siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan dalam menutup pelajaran. Peningkatan perolehan
skor antara siklus I dengan siklus II dikarenakan guru mampu memberikan tindak lanjut atau PR kepada siswa Lampiran 6, gambar 10. Tindak lanjut merupakan
kegiatan yang harus dilakukan peserta didik setelah pembelajaran dilakukan. Kegiatan tindak lanjut perlu diberikan oleh guru agar terjadi pemantapan pada diri
peserta didik terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan Mulyasa, 2011 : 89. Hal ini sejalan dengan pendapat Anitah 2009 : 8.10 bahwa
agar siswa dapat memantapkan mengembangkan kemampuan yang baru dipelajari, guru perlu memberikan tindak lanjut.
Berdasarkan pemaparan data di atas dapat dilihat bahwa keterampilan guru dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan strategi pembelajaran concept
mspping dengan media CD pembelajaran semakin meningkat. Hal ini terlihat dari data perolehan skor rata-rata keterampilan guru pada siklus I adalah 23 dengan
kategori baik meningkat pada siklus II menjadi 30 dengan kategori baik. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran
concept mapping dengan media CD pembelajaran pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan keterampilan guru.
4.2.1.2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II pembelajaran PKn dengan menggunakan strategi pembelajaran concept mapping dengan media
CD pembelajaran akan dijabarkan sebagai berikut: 4.2.1.2.1.
Mempersiapkan Diri Sebelum Menerima Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa, skor rata-rata yang
pada siklus I adalah 2,5. Skor rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 3,5. Indikator ini menggambarkan aktivitas siswa dalam mempersiapkan diri sebelum
menerima pembelajaran. Pada indikator ini rata-rata skor aktivitas siswa meningkat karena guru sudah melakukan pengelolaan kelas dengan baik sebelum
melakukan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk lebih siap dalam menerima materi pembelajaran, dan pengelolaan kelas yang baik
dapat menciptakan lingkungan kelas yang kondusif. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran Mulyasa, 2011 :
91. Sejalan dengan hal itu menurut pendapat Anitah 2009 : 8.34, bahwa iklim belajar yang kondusif atau optimal berkaitan dengan pengaturan orang dan benda.
Jadi keberhasilan dalam perolehan skor ini banyak dipengaruhi oleh keterampilan guru dalam mengelola kelas, sehingga dapat menciptakan lingkungan kelas yang
kondusif. 4.2.1.2.2.
Memperhatikan Tayangan CD Pembelajaran dan Mendengarkan Penjelasan yang Diberikan Guru
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa, skor rata-rata yang pada siklus I adalah 2,5. Skor rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 3,5.
Indikator ini menggambarkan aktivitas siswa dalam menerima materi yang diberikan oleh guru. Pada indikator ini rata-rata skor aktivitas siswa meningkat
karena guru berusaha meningkatkan keterampilan guru dalam menjelaskan materi Lampiran 6, gambar 3. Aktivitas siswa ini sangat berkaitan dengan keterampilan
guru dalam menjelaskan materi kepada siswa sehingga siswa dapat memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru sampai dengan siswa
memahami materi yang diberikan oleh guru. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran
menuntut memberikan penjelasan Mulyasa, 2011 : 80. Sejalan dengan hal itu sesuai dengan pendapat Usman dalam Depdiknas, 2008: 31 menyatakan bahwa
seorang guru haruslah mampu menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada siswa dengan baik dan jelas.
4.2.1.2.3. Keterlibatan Siswa dalam Pembentukan Kelompok
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa, skor rata-rata yang pada siklus I adalah 3. Skor rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 3,3.
Indikator ini menggambarkan aktivitas siswa dalam keterlibatan dalam pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok ini sesuai dengan instruksi yang
diberikan oleh guru. Pada indikator ini rata-rata skor aktivitas siswa meningkat karena sudah melakukan pengelolaan kelas dengan baik Lampiran 6, gambar 4.
Dengan pengelolaan kelas ini dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif baik dalam pembelajaran maupun dalam pembentukan kelompok. Hal ini sesuai
dengan pendapat Mulyasa 2011 : 91, bahwa pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. 4.2.1.2.4.
Berdiskusi dengan Teman Secara Berkelompok untuk Membuat Peta Konsep
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa, skor rata-rata yang pada siklus I adalah 2,2. Skor rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 2,8.
Indikator ini menggambarkan aktivitas siswa dalam berdiskusi dalam kelompok. Pada indikator ini rata-rata skor aktivitas siswa meningkat karena guru berusaha
untuk membimbing siswa dalam diskusi kelompok. Guru selalu keliling kelompok untuk membimbing jalannya diskusi dengan guru memberikan arahan-arahan
kepada siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan kepada setiap kelompok Lampiran 6, gambar 5. Dengan begitu siswa akan lebih aktif dalam
kelompok baik itu menyampaikan pendapat atau menjawab pertanyaan dari siswa
lain sehingga terjadi interakti antar siswa yang bertujuan untuk menyelesaikan menyelesaikan permasalahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa 2011 :
89, bahwa diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatp muka untuk mengambil keputusan dan
memecahkan masalah. 4.2.1.2.5.
Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok yang Berupa Peta Konsep Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa, skor rata-rata yang
pada siklus I adalah 1,2. Skor rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 1,7. Indikator ini menggambarkan aktivitas siswa dalam keberanian siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas Lampiran 6, gambar 7. Pada indikator ini rata-rata skor aktivitas siswa meningkat karena guru selalu
memotivasi siswa untuk berani lebih aktif dalam diskusi kelas dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di
depan kelas. Menurut Sanjaya 2011: 29 proses pembelajaran akan berhasil apabila siswa mempunyai motivasi, sehingga guru harus menumbuhkan motivasi
termasuk motivasi bertanya. 4.2.1.2.6.
Aktif dalam Kegiatan Diskusi Kelas. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa, skor rata-rata yang
pada siklus I adalah 1,4. Skor rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 2,3. Indikator ini menggambarkan aktivitas siswa dalam keaktifan siswa dalam diskusi
kelompok. Pada indikator ini rata-rata skor aktivitas siswa meningkat karena siswa semakin aktif dan berani dalam menyampaikan pendapatnya saat diskusi
kelas berlangsung sehingga pemahaman siswa tentang materi yang dibuat peta
konsep semakin kuat. Hal ini sesuai dengan pendapat Anitah 2009 : 8.23, bahwa salah satu manfaat yang dapat dipetik adalah melatih siswa untuk berpikir kritis
dan berpartisipasi secara aktif. Sejalan dengan hel tersebut manurut Munthe 2009 : 23, menyatakan bahwa salah satu kelebihan concept mapping adalah berbagi
pemahaman, dimana dalam pembelajaran baik siswa maupun guru dapat membuat dan berbagi concept mapping sehingga tercipta suatu pemahaman tentang suatu
topik. 4.2.1.2.7.
Menyimpulkan Hasil Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa, skor rata-rata yang
pada siklus I adalah 1,5. Skor rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 2,3. Indikator ini menggambarkan aktivitas siswa dalam keaktifan siswa dalam
menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran. Pada indikator ini rata-rata skor aktivitas siswa meningkat karena guru semakin memotivasi siswa untuk membuat
sebuah kesimpulan pembelajaran Lampiran 6, gambar 8. Guru memberikan gambaran secara menyeluruh tentang jalannya pembelajaran yang telah dilakukan
sehingga guru dengan siswa dapat membuat kesimpulan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik 2010: 92 yaitu kegiatan akhir pelajaran dimaksud untuk
memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan pemaparan data di atas dapat dilihat bahwa aktivitas dalam
menerima pembelajaran PKn dengan menggunakan strategi pembelajaran concept mspping dengan media CD pembelajaran semakin meningkat. Hal ini terlihat dari
data perolehan skor rata-rata keterampilan guru pada siklus I adalah 14 dengan kategori cukup meningkat pada siklus II menjadi 19 dengan kategori baik.
Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran concept mapping dengan media CD pembelajaran pada pembelajaran PKn dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam menerima pembelajaran. 4.2.1.3.
Hasil Belajar Siswa Suprijono 2010:5 menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Pada penelitian ini, hasil belajar siswa ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa yang dilakukan setiap akhir pembelajaran.
Poerwanti 2008: 6-16 menjelaskan bahwa nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran. Ketuntasan nilai siswa dalam pembelajaran PKn didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal SDN
Gunungpati 03 yaitu 65 dan kriteria ketuntasan nilai klasikal siswa sebesar 80. Data hasil belajar siswa pada siklus I pada pembelajaran PKn dengan
menggunakan strategi pembelajaran concept mapping dengan media CD pembelajaran yaitu dengan rata-rata kelas sebesar 59,5. Ketuntasan hasil belajar
siswa disesuaikan dengan Kriteria Ketuntasa Minimal SDN Gunungpati pada mata pelajaran PKn yang sudah ditentukan yaitu 65. Berdasarkan KKM tersebut
siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 50 dari 27 siswa. Data tersebut belum
mencapai indokator keberhasilan yang dietntukan sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus 2.
Data rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II yang diperoleh dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan strategi concept mapping dengan media
CD pembelajaran adalah 71 dengan ketuntasan klasikal 82. Persentase ketuntasan klasikal tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan yaitu 80, sehingga penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Peningkatan hasil belajar ini terjadi karena adanya upaya dari guru untuk membelajarkan pembelajaran semenarik mungkin dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang menarik dan penggunaan media yang tepat dalam penyampaian pembelajaran. Pembelajaran sebisa mungkin harus bermakna bagi
siswa sehingga siswa tidak mudah untuk melupakan materi yang telah diajarkan. Pembelajaran bermakna tersebut bisa dilakukan oleh guru dengan melibatkan
siswa dalam pembelajaran dan memberikan visualisasi materi kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Martin dalam Trianto, 2007:159, mengemukakan
bahwa strategi pembelajaran concept mapping dapat menghindarkan siswa dari miskonsepsi materi yang diajarkan oleh guru karena dalam pembelajaran ini
memberikan ilustrasi grafis yang konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan dengan konsep-konsep lain pada kategori
yang sama. Dalam penerapannya, guru membuat sebuah peta konsep terhadap materi. Peta konsep tersebut memberikan gambaran secara menyeluruh tentang
materi yang telah diajarkan, sehingga memudahkan siswa untuk mempelajari
kembali. Keberhasilan dalam pembelajaran ini juga didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dan menarik dalam menjelaskan
materi. Materi akan lebih mudah dipahami siswa karena media tersebut dapat memberikan gambaran nayat tentang materi yang dipelajari siswa. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hamdani 2011 : 186, pemakaian media penting untuk meminimalisir munculnya penafsiran isi yang dituangkan dalam simbol-simbol
komunikasi. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi concept
mapping dengan media CD pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Dengan demikian heipotesis tindakan pada penelitian
ini bahwa strategi pembelajaran concept mapping dengan media CD Pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn yang ditandai dengan
meningkatkanya aktivitas siswa, keterampilan guru, dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Gunungpati 03 dapat tercapai dengan baik.
4.2.2. Implikasi Hasil Penelitian